RHEUMATOID ARTHRITIS
OLEH
4. Etiologi
Antibodi yang tidak biasa dg tipe IgM dan atau IgG terbentuk di
sinosium dan jaringan konektif lainnya sehingga berakibat inflamasi
lokal dan sistemik
3. Pengaruh hormonal
4. Perkembangan virus
5. Patofisiologi
B. Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses
granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
4. Terjadi splenomegali.
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah
putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel
darah akan meningkat.
C. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
D. Penatalaksanaan Medis
a. Pencegahan
Etiologi untuk penyakit RA ini belum diketahui secara
pasti, namun berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya,
ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan faktor
risiko:
1) Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi
untuk mengurangi risiko peradangan oleh RA. Oleh
penelitian Nurses Health Study AS yang menggunakan
1.314 wanita penderita RA didapatkan mengalami
perbaikan klinis setelah rutin berjemur di bawah sinar UV-
B.
2) Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot
sendi. Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan antara lain,
jongkok-bangun, menarik kaki ke belakang pantat,
ataupun gerakan untuk melatih otot lainnya. Bila mungkin,
aerobik juga dapat dilakukan atau senam taichi.
3) Menjaga berat badan. Jika orang semakin gemuk, lutut
akan bekerja lebih berat untuk menyangga tubuh.
Mengontrol berat badan dengan diet makanan dan
olahraga dapat mengurang risiko terjadinya radang pada
sendi.
4) Mengonsumsi makanan kaya kalsium seperti almond,
kacang polong, jeruk, bayam, buncis, sarden, yoghurt, dan
susu skim. Selain itu vitamin A,C, D, E juga sebagai
antioksidan yang mampu mencegah inflamasi akibat
radikal bebas.
5) Memenuhi kebutuhan air tubuh. Cairan synovial atau
cairan pelumas pada sendi juga terdiri dari air. Dengan
demikian diharapkan mengkonsumsi air dalam jumlah
yang cukup dapat memaksimalkan sisem bantalan sendi
yang melumasi antar sendi, sehingga gesekan bisa
terhindarkan. Konsumsi air yang disrankan adalah 8 gelas
setiap hari. (Candra, 2013)
6) Berdasarkan sejumlah penelitian sebelumnya, ditemukan
bahwa merokok merupakan faktor risiko terjadinya RA.
Sehingga salah satu upaya pencegahan RA yang bisa
dilakukan masyarakat ialah tidak menjadi perokok akif
maupun pasif. (Febriana, 2015).
b. Penanganan
Penatalaksanaan pada RA mencakup terapi farmakologi,
rehabilitasi dan pembedahan bila diperlukan, serta edukasi
kepada pasien dan keluarga. Tujuan pengobatan adalah
menghilangkan inflamasi, mencegah deformitas,
mengembalikan fungsi sendi, dan mencegah destruksi jaringan
lebih lanjut (Kapita Selekta,2014).
1) NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug)
Diberikan sejak awal untuk menangani nyeri sendi
akibat inflamasi. NSAID yang dapat diberikan atara lain:
aspirin, ibuprofen, naproksen, piroksikam, dikofenak, dan
sebagainya. Namun NSAID tidak melindungi kerusakan
tulang rawan sendi dan tulang dari proses destruksi.
2) DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug)
Digunakan untuk melindungi sendi (tulang dan
kartilago) dari proses destruksi oleh Rheumatoid Arthritis.
Contoh obat DMARD yaitu: hidroksiklorokuin,
metotreksat, sulfasalazine, garam emas, penisilamin, dan
asatioprin. DMARD dapat diberikan tunggal maupun
kombinasi (Putra dkk,2013).
3) Kortikosteroid
Diberikan kortikosteroid dosis rendah setara
prednison 5-7,5mg/hari sebagai “bridge” terapi untuk
mengurangi keluhan pasien sambil menunggu efek
DMARDs yang baru muncul setelah 4-16 minggu.
4) Rehabilitasi
Terapi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien dan untuk mengembalikan tingkat
kemampuan pasien dengan tujuan mengurangi rasa nyeri,
mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak
sendi, mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot.
Rehabilitasi dilaksanakan dengan mengistirahatkan sendi ,
serta dengan modalitas terapi fisis seperti pemanasan,
pendinginan.
5) Pembedahan
Jika segala pengobatan di atas tidak memberikan
hasil yang diharapkan, maka dapat dipertimbangkan
pembedahan yang bersifat ortopedi, contohnya
sinovektomi, arthrodesis, total hip replacement, dan
sebagainya. (Kapita Selekta, 2014)
proteinuria, rash
Tinjauan Teori
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan
keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal),
tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama
bentuk-bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
a. Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan
stres pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral
dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup,
waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
b. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak, atrofi otot, kulit,
kontraktor/ kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
a. Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal).
3. Integritas ego
a. Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis : finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan
ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )Ancaman pada konsep
diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada
orang lain).
4. Makanan/ cairan
a. Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk
mengunyah.
b. Tanda : Penurunan berat badan Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
a. Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi. Ketergantungan.
6. Neurosensori
a. Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jari tangan.
b. Tanda : Pembengkakan sendi simetris.
7. Nyeri/ kenyamanan
a. Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh
pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).
8. Keamanan
a. Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus
kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan
rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan
membran mukosa.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan pelepasan mediator kimia (bradikinin).
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan deformitas sendi.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak.
5. Risiko cedera berhubungan dengan kontraktur sendi.
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
pemajanan/mengingat.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Nyeri Akut a. Tujuan a. Kaji keluhan nyeri, 1. Membantu
Dalam waktu …. kualitas, lokasi, menentukan
setelah diberikan intensitas dan waktu. kebutuhan
tindakan keperawatan Catat faktor yang manajemen nyeri
skala nyeri berkurang mempercepat dan dan keefektifan
b. Kriteria Hasil tanda rasa sakit program.
1) Skala nyeri berkurang nonverbal. 2. Mengetahui kondisi
2) Pasien dapat b. Pantau TTV pasien
beristirahat c. Berikan posisi umum pasien
3) Ekspresi meringis (-) nyaman waktu 3. Penyakit
4) TTV dalam batas tidur/duduk di kursi. berat/eksaserbasi,
normal (TD : 120- Tingkatkan istirahat tirah baring
140/60-80 mmHg, N : di tempat tidur diperlukan untuk
60-100, RR : 16-24 sesuai indikasi. membatasi nyeri atau
x/menit, T : 36,5- d. Anjurkan mandi air cedera sendi
37,5°C) hangat/pancuran 4. Panas meningkatkan
pada waktu bangun. relaksasi otot dan
Sediakan waslap mobilitas,
hangat untuk menurunkan rasa
mengompres sendi sakit dan kekakuan
yang sakit beberapa di pagi hari.
kali sehari. Sensitivitas pada
e. Kalaborasi dalam panas dapat hilang
pemberian obat dan luka dermal
analgetik. dapat sembuh.
5. Obat analgetik
berfungsi untuk
menurunkan rasa
nyeri pasien.
Hambatan 1. Tujuan a. Evaluasi • Tingkat aktivitas
mobilitas Dalam waktu 1 x 24 pemantauan atau latihan
fisik jam setelah diberikan tingkat tergantung dari
tindakan keperawatan inflamasi/rasa perkembangan
kekuatan otot pasien sakit pada sendi. proses inflamasi
meningkat b. Pertahankan tirah • Istirahant sistemik
2. Kriteria Hasil baring/duduk. dianjurkan selama
a. Mempertahankan Jadwal aktivitas eksaserbasi akut
fungsi posisi dengan untuk memberikan dan seluruh fase
pembatasan periode istirahat penyakit untuk
kontraktur. terus-menerus dan mencegah
b. Mempertahankan atau tidur malam hari. kelelahan,
meningkatkan c. Bantu rentang mempertahankan
kekuatan dan fungsi gerak aktif/pasif, kekuatan.
dari dan/atau latihan resistif dan • Meningkatkan
kompensasi bagian isometrik. fungsi sendi,
tubuh. d. Konsul dengan kekuatan otot dan
c. Mendemostrasikan ahli terapi fisik stamina.
teknik/perilaku yang atau okupasi dan • Memformulasi
memungkinkan spesialis program latihan
melakukan aktivitas. vokasional berdasarkan
kebutuhan
individual dan
mengidentifikasi
bantuan mobilitas.
•
Gangguan 1. Tujuan a. Dorong a. Berikan kesempatan
Citra Tubuh Setelah diberikan pengungkapan mengidentifiaksi
asuhan keperawatan mengenai proses rasa takut/kesalahan
selama …. pasien penyakit dan konsep dan
menerima perubahan harapan masa menhadapi secara
tubuh. depan. langsung
2. Kriteria Hasil b. Bantu dengan b. Mempertahankan
a. Mengungkapkan kebutuhan penampilan yang
peningkatan rasa perawatan yang meningkatkan citra
percaya diri dalam diperlukan. diri
kemampuan untuk c. Rujuk pada c. Pasien/keluarga
menghadapi penyakit, konseling psikiatri membutuhkan
perubahan gaya hidup (misal perawat dukungan selama
dan kemungkinan spesialis psikiatri, berhadapan dnegan
keterbatasan. psikologi, pekerja proses jangka
b. Menerima perubahan sosial) panjang.
tubuh dan c.
mengintegrasikan ke
dalam konsep diri.
c. Mengembangkan
keterampilan
perawatan diri agar
dapat berfungsi dalam
masyarakat.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan tahapan ke empat dalam
proses pemberian asuhan keperawatan. Pada tahapan ini dilakukan
implementasi berdasarkan rencana keperawatan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan ke lima dalam proses
pemberian asuhan keperawatan. Pada tahapan ini dilakukan evaluasi
berdasarkan implementasi keperawatan yang telah dilaksanakan sehingga
dapat ditentukan perencanaan lanjut terhadap klien..
Daftar Pustaka
MK : Gangguan Citra
Tubuh Adhesi permukaan sendi Kerusakan kartilago dan tulang
Erosi kartilago
MK: Hambatan
Kekuatan otot
Mobilitas Fisik Kekakuan sendi
MK : Defisit Perawatan
Diri MK : Resiko Cedera
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY S DENGAN REUMATOID ARTHITIS
DI RUANG ………………………………….RSU …………………………
TANGGAL ……………………….S/D……………………….
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal……………pukul…………di Ruang…………
RSU……………….dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi
(rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(hubungan dg penanggung)
Nama : Ny. S ……………………
Umur : ………………………..... ……………………
Jenis Kelamin : Perempuan ……………………
Status Perkawinan: ………………………..... ……………………
Suku /Bangsa : ………………………..... ……………………
Agama : ………………………..... ……………………
Pendidikan : ………………………..... ……………………
Pekerjaan : ………………………..... ……………………
Alamat : ………………………..... ……………………
Alamat Terdekat : ………………………..... ……………………
Nomor Telepon : ………………………..... ……………………
Nomor Register : ………………………..... ……………………
Tanggal MRS : ………………………..... ……………………
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengatakan nyeri pada bagian sendi kakiknya dan jari-jari tangannya
6) Genogram
c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian: Tidak terkaji
Saat Pengkajian : t.a.k (tidak ada keluhan), □ sesak saat menarik nafas,
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian: Tidak terkaji
Saat Pengkajian : Tidak terkaji
Data lain: -
Masalah Keperawatan: -
4) Gerak dan aktivitas
Sebelum Pengkajian: Tidak ada keluhan
Saat Pengkajian :klien mengatakan mengalami keterbatasan dalam
bergerak dan beraktivitas dan kakinya terasa nyeri saat
berpindah- pindah.
Masalah Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian: Tidak terkaji
Saat Pengkajian : Tidak terkaji
Data lain: -
Masalah Keperawatan: -
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan nyeri pada persendian sejak 1 tahun
yang lalu hingga saat ini
Saat Pengkajian : Merasa tidak nyaman nyeri, skala nyeri( 6 ), intensitas
nyeri (kadang-kadang), kualitas nyeri( nyeri seperti
ditusuk-tusuk di kaki dan jari jari tanganya),
Lokasi nyeri (sendi kaki dan jari- jari tangan), waktu
(saat aktivitas pagi hari, atau malam hari saat tidur),
penyebab nyeri( makan- makanan berlemak dan bakso)
Data lain: -
Masalah Keperawatan: Nyeri Kronis
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian: Tidak terkaji
Saat Pengkajian : Tidak terkaji
Data lain: -
Masalah Keperawatan: -
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian: Tidak terkaji
Saat Pengkajian : Tidak terkaji
Data lain: -
Masalah Keperawatan: -
13) Belajar
Sebelum Pengkajian: Pasien belum memahami penyakitnya terlihat dari pasien
sudah mengidap menyakit RA sejak 1 tahun yang lalu
serta pasien yang masih tetap mengkonsumsi makanan
seperti jeroan dan lemak
Saat Pengkajian :Pasien belum memahami penyakitnya terlihat dari pasien
sudah mengidap menyakit RA sejak 1 tahun yang lalu
serta pasien yang masih tetap mengkonsumsi makanan
seperti jeroan dan lemak
Data lain: -
Masalah Keperawatan: Defisiensi Pengetahuan
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian: Tidak terkaji
Saat Pengkajian : Tidak terkaji
Data lain: -
Masalah Keperawatan: -
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya: -
b) Bangun Tubuh : □ kurus, □ sedang, gemuk
Data lainnya:
c) Postur Tubuh : □ tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya: tidak terkaji
d) Cara Berjalan : □ lancar terkoordinir, terganggu,
Data lainnya: -
e) Gerak Motorik : □ normal, tergangu,
Data lainnya: khususnya pada kaki akibat adanya
edema
f) Keadaan Kulit
Warna : □ normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis
Data lainnya: -
□ test webber………………………………………………….
□ test swabach…………………………………………………
Data lainnya:
□ Nyeri…………………………………………………………
□ Bengkak………………………………………………………
□ Luka, Lokasi…………………………………………………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus ……………………………………………………
Lain-lain………………………………………………
b) Palpasi
- Pengembangan dada : □ simetris, □ asimetris
Data lainnya………………………………………………………………
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
pergerakan tidak bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada
□ Luka, Lokasi
Luas luka
Warna
Pus
Hiperemi
Jaringan
□ Terpasang infuse,
Data lainnya: nyeri pada persendian jari-jari tangan
b) Ektremitas Bawah
pergerakan tidak bebas, □ deformitas, Oedema, □ Sianosis pada ujung
□ Luka, Lokasi
Luas luka
Warna
Pus
Hiperemi
Jaringan
□ Terpasang infuse,
Data lainnya: nyeri pada persendian kaki serta adanya kemerahan
c) Kekuatan Otot
Data lainnya: -
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk membantu dalam menegakan diagnosa
keperawatan, yaitu:
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital (suhu, TD, RR, N)
Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2. Pemeriksaan kekuatan otot
Untuk mengetahui seberapa kemampuan otot dalam melakukan tahanan.
3. Pemeriksaan laboratorium
- Leukosit : untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit
sebagai tanda adanya infeksi
- LED : untuk mengetahui adanya inflamasi
- RF : untuk memastikan apakah pasien memiliki RF positif
atau negatif (80% pasien memiliki RF positif namun RF negatif
tidak menyingkirkan diagnosa)
4. Radiologis (rontgen)
Untuk melihat luas area pembengkakan yang terjadi pada daerah kaki serta
penyempitan ruang sendi.
DATA FOKUS
- Klien mengatakan
selera untuk makan, Ketidakefektifan
suka makan jerohan, koping
bakso, dan makanan
berlemak. Dan setelah
makan jeroan dan bakso
nyerinya kambuh.
7. Analisa Masalah
P : Nyeri kronis
E : Gangguan muskuloskeletal kronis
S : Pasien mengatakan nyeri, dengan kriteria
P: Nyeri sejak 1 tahun lalu
Q: tertusuk-tusuk
R: persendian kaki dan jari jari tangan
S:6
T : pagi dan malam
Pasien mengatakan nyeri kambuh jika klien makan-makanan berlemak dan bakso,
Pasien seperti menahan rasa sakit/nyeri, Pasien tampak memegangi kakinya
Proses Terjadinya :
Pasien menderita RA sejak 1 tahun yang lalu, pasien masih tetap mengkonsumsi
makanan berlemak dan jeroan walaupun pasien sudah mengidap RA, akibatnya
terjadinya pelepasan mediator kimia bradikidin selanjutnya merangsang stimulus
ujung saraf nyeri dan menyentuh serabut C akibatnya pasien akan mengalami nyeri
kronis, dengan kualitas nyeri yang dirasakan tertusuk-tusuk, skala 6, dan terjadi pada
pagi dan malam hari.
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Akibatnya pasien akan mengalami ketidaknyaman pada daerah ekstermitas dan
apabila tidak ditanggulangi akan mengakibatkan hambatan mobilitas fisik yang akan
berujung pada kekakuan persendian
P : Risiko Infeksi
E : Penyakit kronis
S : Adanya edema pada kaki, kemerahan pada kaki
Proses Terjadinya :
Akibat kartilago menjadi erosi dan memunculkan adhesi permukaan sendi yang akan
menghasilkan kekakuan pada sendi. Kekakuan sendi pada ekstermitas bawah pasien
menjadikan pasien sulit untuk bergerak sehingga proses pertukaran air dan nutrisi
menjadi terhambat sehingga pasien mengalami edema pada pergelangan kaki dan
munculnya kemerahan sebagai tanda inflamasi
Akibat jika tidak ditanggulangi
Jika tidak ditanggulangi pasien akan mengalami infeksi
P : Defisiensi pengetahuan
E : kurang terpapar informasi
S : Pasien mengatakan suka mengkonsumsi jeroan dan makanan berlemak walaupun
setelah itu nyeri kambuh kembali, Pasien tampak tidak mengetahui penyakitnya,
Pasien menjalani pengobatan yang tidak tepat dengan membeli obat di warung
Proses Terjadinya :
Akibat kurangnya paparan informasi mengenai RA, pasien menjadi tidak memiliki
informasi yang tepat dan jelas mengenai penyakitnya seperti, definisi, tanda gejala,
pengobatan, makanan pantangan. Terlihat dari pasien sudah mengidap RA selama 1
tahun namun pasien tetap mengkonsumsi makanan berlemak yang seharusnya
dihindari dan pasien menjalani pengobatan yang tidak tepat. Hal inilah yang
memunculkan diagnosa kurang pengetahuan pada pasien.
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Akibatnya pasien tidak mengetahui mengenai penyakitnya, apabila pasien melakukan
pengobatan dengan baik namun pemahaman pasien mengenai penyakitnya tidak tepat
akan mengakibatkan pengobatan yang diberikan tidak maksimal.
P : Ketidakefektifan Koping
E : Ketidakmampuan memperhatikan informasi
S : Klien mengatakan mengatakan selera untuk makan, suka makan jerohan, bakso,
dan makanan berlemak
Proses Terjadinya :
Terjadi karena ketidakmampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stressor,
ketidakadekuatan pilihan respon yang dilakukan, dan/atau ketidakmampuan untuk
menggunakan sumber daya yang tersedia.
8. Diagnosa Keperawatan
Nama Pasien : Ny. S No. RM :
Umur : Ruang Rawat :
Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis: RA
Tanggal
No Diagnosa Keperawatan Paraf/Nama
Ditemukan Teratasi
1 Nyeri Kronis 12 Agustus 2020
No Hari / tgl Diagnosa keperawatan Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional Paraf
/ jam
1 Nyeri kronis Setelah diberikan asuhan Mandiri a. Mengkaji ulang nyeri pasien
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam, Observasi akan mampu memberikan hasil
gangguan nyeri kronis dapat a. Lakukan pengkajian nyeri secara yang lebih akurat dan mampu
muskuloskeletal kronis terkontrol dengan kriteria komprehensif termasuk lokasi, menambah informasi yang
yang ditandai dengan: hasil : karakteristik, durasi, frekuensi, terlewatkan mengenai
DS : 1. Nyeri berkurang kualitas dan faktor presipitasi karakteristik, lokasi, durasi,
- Pasien mengatakan P : nyeri RA frekuensi, kualitas dan faktor
nyeri dengan kriteria: Q : tumpul presipitasi dari nyeri pasien
P: Nyeri sejak 1 tahun R :persendian kaki
lalu dan jari jari b. Observasi reaksi nonverbal dari b. Reaksi nonverbal dapat
Q: tertusuk-tusuk tangan ketidaknyamanan memberikan gambaran kualitas
R: persendian kaki dan S:2 nyeri yang dirasakan pasien
jari jari tangan T: jarang
Nursing Treatment
S:6 2. Pasien tidak meringis
T : pagi dan malam 3. Pasien tidak c. Kontrol aktivitas pasien yang c. Aktivitas berlebih akan mampu
- Pasien mengatakan memegangi kakinya menyebabkan timbulnya nyeri meningkatkan kualitas nyeri
nyeri kambuh jika 4. Nyeri tidak kambuh
klien makan- Edukasi
makanan berlemak d. relaksasi teratur dapat
d. Ajarkan tentang teknik non
dan bakso mengurangi nyeri akibat pikiran
farmakologi: relaksasi
DO : pasien teralihkan dari nyeri
- Pasien seperti yang dirasakan
menahan rasa Kolaborasi
sakit/nyeri e. Analgesik mampu mengurangi
Kolaborasi dengan dokter dalam
- Pasien tampak nyeri
pemberian analgetik
memegangi kakinya
mengetahui 3. Mampu melaksanakan dialami pasien (penyebab, tanda memahami (penyebab, tanda
warung Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi terkait - Memastikan nutrisi yang
Edukasi
- Berikan informasi actual terkait - Agar klien lebih paham dengan
dengan diagnosis, terapi, dan sakit yang diderita dan terapi
prognosis. yang dilakukan