RHEUMATOID ARTHRITIS
Disusun Oleh :
Ikhlas
NIM. 2022207209409
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
RHEUMATOID ARTHRITIS
5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal terjadi beberapa sendi sehingga disebut poli athritis
rhomatoid. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan,
pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu,
serta sendi panggul dan biasanya bersifat bilateral atau simetris. Tetapi
kadang-kadang hanya terjadi pada satu sendi disebut arthritis rheomatoid
mono-artikular. Gejala rheumatoid arthritis tergantung pada tingkat
peradangan jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif.
Ketika jaringan berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat
terjadi secara spontan atau dengan pengobatan dan pada minggu-minggu
terakhir bisa bulan atau tahun, orang-orang pada umumnya merasa sakit
ketika penyakit ini aktif lagi (kambuh) atau pun gejala kembali (Daud,
2016).
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan,
kehilangan energi, kekurangan nafsu makan, demam, nyeri otot dan sendi
dan kekakuan. Otot dan kekakuan sendi biasanya paling sering di pagi
hari. Disamping itu juga manifestasi klinis RA sangat bervariasi dan
biasanya mencerminkan stadium serta beratnya penyakit. Rasa nyeri,
pembengkakan, panas, eritemia dan gangguan fungsi merupakan klinis
yang klasik untuk Reumatoid Arthritis Adapun tanda dan gejala yang
umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada lanjut usia yaitu: sendi
terasa nyeri dan kaku pada pagi hari, bermula sakit dan kekakuan pada
daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga jari-jari, mulai
terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat,
terjadi kemerahan dan terasa sakit atau nyeri, bila sudah tidak tertahan
dapat menyebabkan demam, dapat terjadi berulang (Perhimpunan
Reumatologi Indonesia, 2014)
Rheomatoid Arthritis muncul secara akut sebagai poliarthritis,
yang berkembang cepat dalam beberapa hari. Pada sepertiga pasien, gejala
mula-mula monoarthritis lalu poliarthritis. Terjadi kekakuan paling parah
pada pagi hari, yang berlangsung sekitar 1 jam dan mengenai sendi secara
bilateral. Episode-episode peradangan diselingi oleh remisi. Rentang gerak
berkurang, terbentuk benjolan rematoid ekstra sinovium (Perhimpunan
Reumatologi Indonesia, 2014)
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rheumatoid Arthritis (RA) akan menjadi sulit untuk di diagnosis pada
tahap awal karena tanda dan gejala awal mirip dengan penyakit lain. Saat
pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa apakah terdapat pembengkakan,
kemerahan dan rasa hangat pada sendi. Dokter juga akan memeriksa refleks
dan kekuatan otot. Serta melakukan pemeriksaan darah sebagai pemeriksaan
penunjang, di antaranya adalah :
1) Pemeriksaan Hematologi lengkap yang termasuk didalamnya adalah jenis
pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) sebagai tanda umum adanya
peradangan di tubuh apabila terjadi peningkatan pada nilai rujukan.
2) Pemeriksaan Asam Urat tetap dilakukan untuk mengetahui penyebab dari
gejala klinis yang sama.
3) Pemeriksaan C-reactive protein (Kuantitatif) sebagai tanda umum adanya
peradangan di tubuh apabila hasil dari pemeriksaan menunjukkan hasil
positif dengan titer diatas nilai normal.
4) Pemeriksaan Rheumatoid Factor dan anti-CCP (cyclic citrullinated
peptide), penanda khusus untuk penyakit Rheumatoid Arthritis
(Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014)
7. KOMPLIKASI
Jika tidak ditangani dengan baik, rheumatoid arthritis dapat menyebabkan
beberapa komplikasi berikut (Syah, dkk. 2014):
1) Cervical myelopathy
Cervical myelopathy terjadi ketika rheumatoid arthritis menyerang sendi
tulang leher dan mengganggu saraf tulang belakang. Kondisi ini dapat
menyebabkan dislokasi sendi di bagian atas sumsum tulang belakang, dan
berisiko memengaruhi mobilitas penderitanya.
2) Carpal tunnel syndrome
Carpal tunnel syndrome dapat terjadi ketika rheumatoid arthritis
menyerang sendi pergelangan tangan sehingga menekan saraf di
sekitarnya. Akibatnya, akan timbul gejala di tangan berupa nyeri, mati
rasa, atau kesemutan di jari-jari tangan
3) Sindrom Sjögren
Sindrom Sjögren terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang
kelenjar air mata dan ludah sehingga menimbulkan keluhan mata kering
dan mulut kering. Jika terus dibiarkan, kekeringan pada mata dapat
menyebabkan abrasi kornea.
4) Limfoma
Penderita rheumatoid arthritis berisiko terkena limfoma, yakni jenis
kanker darah yang tumbuh pada sistem getah bening. Contoh limfoma
adalah limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin
5) Penyakit jantung
Penyakit jantung dapat terjadi bila sistem imun tubuh menyebabkan
pembengkakan dan peradangan di lapisan luar jantung (perikarditis) dan
otot jantung (miokarditis). Kondisi tersebut dapat menyebabkan gagal
jantung kongestif.
6) Penyakit paru-paru
Meski jarang terjadi, rheumatoid arthritis juga dapat menimbulkan
peradangan dan jaringan parut pada paru-paru. Penyakit paru-paru tersebut
antara lain pleuritis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan penyakit
paru interstisial.
7) Selain komplikasi akibat penyakitnya sendiri, pengobatan rheumatoid
arthritis juga dapat menimbulkan efek samping berupa osteoporosis.
Kondisi ini bisa membuat tulang menjadi rapuh dan rentan patah.
8. PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dari program penatalaksanaan arthritis rheomatoid
adalah memberikan pendidikan kesehatan yang cukup tentang penyakit
kepada klien, keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan dengan klien.
Pendidikan kesehatan yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologi
penyakit, penyebab dan prognosis penyakit, semua komponen program
penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber
bantuan untuk mengatasi penyakit, dan metode-metode yang efektif tentang
penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan
kesehatan ini harus dilakukan secara terus-menerus. Pendidikan dan informasi
kesehatan juga dapat diberikan dari bantuan klub penderita, badan-badan
kemasyarakatan, dan dari orang-orang lain yang juga menderita arthritis
rheomatoid, serta keluarga mereka (Syah, dkk. 2014)
Penyakit ini menyebabkan banyak keluhan yang diderita oleh pasien
diantaranya nyeri yang dapat menyerang lutut, pergelangan tangan, kaki, dan
diberbagai persendian lainnya. Keluhan yang disebabkan penyakit ini sering
menyebabkan kualitas hidup pasien menjadi sangat menurun. Selain
menurunkan kualitas hidup, rematik juga meningkatkan beban sosial ekonomi
bagi para penderitanya (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014)
Teknik nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri
pada penderita rematik diantaranya yaitu dengan massage kutenus atau pijat,
kompres panas atau dingin, teknik relaksasi dan istirahat. Tindakan
nonfarmakologi itu dapat dilakukan sendiri dirumah dan caranya sederhana.
Selain itu tindakan nonfarmakologi ini dapat digunakan sebagai pertolongan
pertama ketika nyeri menyerang (wenni, 2002). Sebelum melakukan kompres
panas kering lansia bisa mengatur posisi senyaman mungkin, penggunaan
panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan
memungkinkan dapat turut menurunkan nyeri. Panas lembab dapat
menghilangkan kekakuan pada pagi hari akibat Reumatoid arthritis
(Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014)
Penderita arthritis rheomatoid tidak memerlukan diet khusus karena variasi
pemberian diet yang ada belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk
memperoleh diet seimbang sangat penting. Penyakit ini dapat juga menyerang
sendi temporomandibular, sehingga membuat gerakan mengunyah menjadi
sulit. Sejumlah obat-obat tertentu dapat menyebabkan rasa tidak enak pada
lambung dan mengurangi nutrisi yang diperlukan. Pengaturan berat badan dan
aktivitas klien haruslah seimbang karena biasanya klien akan mudah menjadi
terlalu gemuk disebabkan aktivitas klien dengan penyakit ini relatif rendah.
Namun, bagian yang penting dari seluruh program penatalaksanaan adalah
pemberian obat. Obat-obat dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan
pradangan, dan untuk mencoba mengubah perjalanan penyakit. Nyeri hampir
tidak dapat dipisahkan dari rheomatoid arthritis, sehingga ketergantungan
terhadap obat harus diusahakan seminimum mungkin. Obat utama pada
arthritis rheomatoid adalah obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
(Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014)
Obat antiinflamasi nonsteroid bekerja dengan menghalangi proses
produksi mediator peradangan. Tepatnya menghambat sintesis prostaglandin
atau siklo-oksigenase. Enzim-enzim ini mengubah asam lemak sistemik
endogen, yaitu asam arakidonat menjadi prostaglandin, prostasiklin,
tromboksan, radikal-radikal oksigen. Tujuan utama dari program pengobatan
adalah untuk menghilangkan nyeri dari peradangan, mempertahankan fungsi
sendi dan kemampuan maksimal dari klien, serta mencegah dan atau
memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi. Penatalaksanaan yang
sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan itu meliputi pendidikan,
istirahat, latihan fisik, dan termoterapi, gizi, serta obat-obatan (Perhimpunan
Reumatologi Indonesia, 2014)
2) Keluhan utama
Sakit dibagian kaki dan lutut, rasa sakit mengakibatkan klien meringis
dan dinyatakan skala nyeri 6-110
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri akut b.d perubahan patologis oleh arthritis rheumatoid
2) Gangguan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi
3) Ansietas b.d kurangnya informasi tentang penyakit, penurunan
produktifitas (status kesehatan dan fungsi peran)
4) Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok,
deformitas.
5) Defisit perawatan diri b.d gangguan muskuloskeletal (penurunan
kekuatan otot)
3. RENCANA KEPERAWATAN
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
keperawatan 1 x 24 jam Observasi
diharapkan nyeri teratasi. 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui sebesarap besar nyeri yang
Kriteria Hasil : secara komprehensif diraskan klien
1. Mampu mengontrol nyeri termasuk lokasi, 2. Melihat lokasi ketidaknyamanan guna
(tahu penyebab nyeri, mampu karakteristik, durasi, diberikan tindakan
mennggunakan teknik frekuensi,kualitas dan faktor 3. Mengetahui skala nyeri kliern
nonfarmakologi untuk prespitasi.
mengurangi nyeri, mecari 2. Observasi reaksi nonverbal
bantuan) dari ketidaknyamanan 1. Guna menurunkan nyeri klien
2. Melaporkan bahwa nyeri 3. Kaji kultur yang 2. Mengidentifikasi lamanya penyakit
berkurang dengan mempengaruhi respon nyeri diderita
menggunakan manajemen Teraupetik 3. Mengurangi nyeri secara teknis
nyeri 1. Kurangi faktor prespitasi 4. Mengurangi nyeri selain dengan obat
3. Mampu mengenali nyeri nyeri yaitu relaksasi nafas dalam
(skala, intensitas, frekuensi 2. Pilih dan lakukan 5. Penggunaan obat jika nyeri semakin
dan tanda nyeri) penanganan nyeri meningkat
4. Menyatakan rasa nyaman (farmakologi, non-
setelah nyeri berkurang farmakologi dan inter 1. Menurunkan resiko kelelahan
personal) 2. Mengetahui kinerja pemberian terapi
3. Ajarkan teknik non
farmakologi seperti
relaksasi nafas dalam
4. Berikan analgesic waktu
terutama saat nyeri hebat
Edukasi
1. Tingkatlkan istirahat
2. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
2 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 5x24 jam 1. Monitoring vital sign sebelum/ 1. Pantau TTV guna memastikan tidak
diharapkan klien mampu sesudah latihan dan lihat respon ada komplikasi penyerta
melakukan ambulasi dengan pasien saat latihan. 2. Membatu aktivitas klien
kriteria hasil : 2. Bantu klien untuk menggunakan
1. Klien dapat tongkat saat berjalan dan cegah
menggunakan alat bantu terhadap cedera.
jalan (kruk) dengan baik
Teraupetik 1. Membantu aktivitas klien
1. Ajarkan pasien atau tenaga 2. Pantau apakah teknik dapat
kesehatan lain tentang teknik membantu atau tidak
ambulasi.
2. Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T DENGAN RHEUMATOID
ARTHRITIS DI PUSKESMAS KARANG ANYAR SELAGAI
LINGGA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Disusun Oleh :
Ikhlas
NIM. 2022207209409
A. DATA DASAR
1. DATA DEMOGRAFI
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Karang Anyar
Tanggal Masuk : 3 Oktober 2022
Diagnosa : Rheumatoid Arthritis
b. Sumber Informasi
Nama : Ny. M
Umur : 33 Tahun
Jenis kelamin : Permpuan
Hubungan dengan pasien : Anak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Karang Anyar
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Masuk Puskesmas:
Klien datang ke puskesmas Jam 08.00 dengan keluhan klien tidak
mampu melakukan aktivitas, klien tampak meringis dengan
memegang bagian kaki. Keluhan nyeri sendi di lutut kiri dan kanan
sejak 2 hari. Selain itu, nyeri sendi juga dirasakan di pergelangan
tangan dan jari-jari tangan kanan dan kiri terutama pada ibu jari,
jari telunjuk, dan jari tengah. Klien mengatakan rasa kaku di
pangkal jari-jari tangan dan pergelangan tangan kanan kiri yang
muncul bersamaan pada pagi hari
2) Keluhan penyerta
Klien mengatakan persendian nyeri, rasa kelalahan, lemas, tidak
dapat beraktivitas.
3) Spiritual
Klien berdo’a selama proses pelaksanaan tindakan keperawatan
g. Lingkungan
Klien menyatakan kondisi rumah bersih, ada tidaknya polusi dan yang
membahayakan dari lingkungan rumah yang mengancam kondisi
kesehatannya
b. Sirkulasi Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, CRT < 2 detik, tidak ada
perubahan warna kulit, nadi 88 x/i Palpasi : Ictus cordis teraba di
ICS ke V, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Batas jantung kanan atas: ICS II linea para sternalis
dextra. Batas jantung kanan bawah: ICS IV linea para sternalis
sinistra dextra. Batas jantung kiri atas: ICS II linea para sternalis
sinistra. Batas jantung kiri bawah: ICS IV linea medio clavicularis
sinistra.
Auskultasi : BJ 1, BJ 2 irama teratur dan tidak ada suara tambahan.
Palpasi pada struktur tulang (skelet) normal, ada nyeri tekan, bentuk
lordosis, cara berjalan kurang efektif akibat nyeri pada sendi.
Kekuatan otot 4 (dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang
ringan, edema pada kaki di persendian.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama Hasil Nilai Normal Remarks
WBC 13,31 103 µL 4,10-11,00 Tinggi %
NEUT 81,8 % 47,00-80,00 Tinggi %
LYMPH 9,2 % 13,00-40,00 Rendah %
#NEUT 10,89 103 µL 2,50-7,50 Tinggi
#LYMPH 1,23 103 µL 1,00-4,00
RBC 4,69 106 µL 4,00 – 5,20
Hemoglobin 12,1 g/dL 12,00-16,00
Hematokrit 38,0 % 36,00-46,00
Platelet 426 103 µL 140,00-440,00
MCH 23,6 Pg 26,00-34,00
MCHC 29,2 g/dL 31,00-36,00
RDW 11,4 % 11,60-14,80 Rendah
MPV 5,3 fL 6,80-10,00 Tinggi
5. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis (Therapi obat, Operatif dan lain-lain)
Therapy:
1) IVFD NS 20 tpm
2) Na diclofenac 3x50mg io
3) Metotrexat 1x7,5mg io
4) Diet tinggi kalori tinggi protein
5) Kompres hangat
b. Penatalaksanaan Keperawatan (Saat pengkajian)
1) Periksa TTV
2) Memonitor nyeri
3) Memberikan Therapy
B. ANALISA DATA
DO:
1. Klien tampak kurang focus
2. Klien tampak meringis diajak bicara
3. Klien tampak meluruskan kaki
DO:
1. Klien tampak bertanya tentang penyakit
yang dialami
2. Klien tampak cemas
Edukasi
3. Latih pasien dalam 3. Melatih kemampuan
pemenuhan kebutuhan klien
ADLs secara mandiri 4. Menopang dan
sesuai kemampuan. membantu klien
4. Berikan alat bantu jika aktivitas
klien mmerlukan
3 3 Oktober Defisit Setelah dilakukan Observasi
2022 Pengetahuan b.d tindakan 4. Jelaskan patofisiologi 4. Menambah pemahaman
kurangnya keperawatan dari penyakit dan klien tentang penyakit
informasi tentang selama bagaimana hal ini yang diderita
penyakit, 5x24 jam berhubungan dengan 5. Mengetahui tingkat
penurunan diharapkan anatomi dan fisiologi nyeri dan bagaian nyeri
produktifitas Klien dapat dengan cara yang tepat. klien
(status kesehatan memahami 5. Gambarkan tanda dan 6. Menjelaskan penyebab
dan fungsi peran) penatalaksanaan gejala yang biasa klien mengalami nyeri
nyeri yangsering muncul pada penyakit,
timbul dengan dengan cara yang tepat.
kriteria hasil : 6. Gambarkan proses
3. Klien penyakit, dengan cara
menyatakan yang tepat. 3. Mencari sumber
pemahaman Teraupetik masalah penyakit
tentang 3. Identifikasi kemungkinan muncul
penyakit, penyebab, dengan cara 4. Menjelaskan
kondisi dan yang tepat. kembali kondisi
cara 4. Sediakan informasi pada pasien
mengatasi pasien tentang kondisi,
nyerinya. dengan cara yang tepat.
4. Klien
Edukasi
mampu 4. Diskusikan perubahan 4. Mencegah
menjelaskan gaya hidup yang komplikasi yang
kembali apa mungkin diperlukan terjadi
yang untuk mencegah 5. Penanganan lanjutan
dijelaskan komplikasi di masa jika nyeri tidak
perawat tim yang akan datang dan teratasi
kesehatan atau proses 6. Menjelaskan
lainnya. pengontrolan penyakit. kembali
5. Diskusikan pilihan kemungkinan nyeri
terapi atau penanganan. akan berulang
6. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat.
E. IMPLEMENTASI
Senin, 3 Oktober Gangguan mobilitas 1. Melakukan monitoring vital sign Jam. 09.35
2022 fisik b.d kekakuan sendi sebelum/ sesudah latihan dan lihat Subjektif (S) :
Jam. 09.00 respon pasien saat latihan. Klien mengatakan nyeri lutut
2. Membantu klien untuk berkurang
menggunakan tongkat saat berjalan
dan cegah terhadap cedera Klien mengatakan dapat menggerakan
3. Mengajarkan pasien atau tenaga lutut
kesehatan lain tentang teknik
ambulasi. Objektif (O):
4. Mengkaji kemampuan pasien dalam Klien mulai interaktif
mobilisasi. Klien tampak menggunakan alat
bantu untuk berjalan
Klien tampak tenang
Senin, 3 Oktober Defisit Pengetahuan b.d 1. Menjelaskan patofisiologi dari Jam. 010.30
2022 kurangnya informasi penyakit dan bagaimana hal ini
Jam. 10.00 tentang penyakit, berhubungan dengan anatomi dan Subjektif (S) :
penurunan produktifitas fisiologi dengan cara yang tepat. Klien tampak paham dengan
(status kesehatan dan 2. menggambarkan tanda dan gejala penyebab nyeri yang dialami
fungsi peran) yang biasa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat. Klien tampak menerima informasi
3. Mengidentifikasi kemungkinan dan berusaha untuk mengikuti
prosedur perawatan
penyebab, dengan cara yang tepat.
4. Menyediakan informasi pada
Objektif (O):
pasien tentang kondisi, dengan cara Klien tampak tidak bertanya tentang
yang tepat. penyakitnya
Klien tampak paham hasil penjelasan
Klien akan bertanya jika ada hal yang
ingin dia mengerti