TINJUAN PUSTAKA
1. Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan peninggian
laju endap darah dan faktor reumatoid yang positif sekitar 70%
pada awal penyakit, faktor ini negatif (Sjamsuhidajat, 2016).
Tidak ada tes patognomonik tersedia untuk mengkonfirmasi
diagnosis RA, melainkan diagnosis dibuat menggunakan
klinis, laboratorium dan fitur imaging
a. Tanda peradangan, seperti LED dan CRP, berhubungan
dengan aktivitas penyakit. Selain itu, nilai CRP dari waktu ke
waktu berkorelasi dengan kemajuan radiografi.
17
2.1.6 Penatalaksanaan
AR harus ditangani secara sempurna. Penderita harus
diberi penjelasan bahwa penyakit ini tidak dapat sembuh dan
diberi dukungan psikologis (Sjamsuhidajat, 2016). Menurut
(Noor, 2016) Perawatan yang optimal pasien dengan arthritis
reumatoid membutuhkan pendekatan yang terpadu dalam terapi
farmakologis dan nonfarmakologi
1. Non farmakologis
a. Pendidikan kesehatan penting dalam membantu pasien untuk
memahami penyakit mereka dan belajar bagaimana cara
mengatasi konsekuensinya.
b. Fisiologi dan terapi fisik dimulai untuk membantu
meningkatkan dan mempertahankan berbagai gerakan,
meningkatkan kekuatan otot, serta mengurangi rasa sakit.
c. Terapi okupasi dimulai untuk membantu pasien untuk
mengguanakn sendi dan tendon efisien tanpa menekankan
struktur ini, membantu mengurangi ketegangan pada sendi
dengan splints dirancang khusus, serta menghadapi
kehidupan sehari – sehari melalui adaptasi kepada pasien
dengan lingkungan dan penggunaan alat bantu yang berbeda
2. Farmakologi
2.1.7 Komplikasi
AR sendiri tidak fatal, tetapi komplikasi penyakit dapat
mempersingkat hidup beberapa individu. Secara umum, AR
progresif dan tidak bisa disembuhkan. Dalam beberapa waktu
penyakit ini secara bertahap menjadi kurang agresif. Namu,
jika tulang dan ligamen mengalami kehancuran dan perubahan
bentuk apapun dapat menimbulkan efek yang permanen.
Deformitas dan rasa nyeri pada kegiatan sehari – hari dapat
terjadi atau dialami. Sendi yang terkena bisa menjadi cacat dan
kinerja tugas sehari – hari akan menjadi sangat sulit atau tidak
mungkin dilakukan. Menurut satu survei, 70% dari pasien
dengan penyakit AR
menyatakan bahwa AR menghambat produktivitas. Pada tahun
2000, sebuah penelitian di inggris menemukan bahwa sekitar
sepertiga dari individu berhenti bekerja dalam waktu lima
tahun setelah timbulnya penyakit AR adalah penyakit sistemis
yang dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh selain sendi,
seperti berikut ini.
Neuropati perifer memengaruhi saraf yang paling sering terjadi di
tangan dan kaki.
1. Anemia
2. Skleritis adalah suatu peradangan pada pembuluh darah dimata yang
dapat mengakibatkan kerusakan kornea, skleromalasia dan dalam
kasus yang parah skleritis nodular atau perforasi
3. Infeksi. Pasien dengan AR memiliki resiko lebih tinggi untuk
infeksi. Obat – obat imunosupresif perlu dipertimbangkan
4. Masalah GI. Walaupun pasien dengan AR mungkin mengalami
gangguan usus atau perut atau bahkan kanker lambung dan
kolorektal
5. Osteoporosis, adalah lebih umum terjadi pada wanita
postmenopouse dengan AR, terutama pada area pinggul. Risiko
osteoporosis juga tampaknya lebih tinggi pada laki – laki riwayat
AR yang berusia lebih dari 60 tahun.
6. Penyakit paru. Satu studi krcil menemukan pravelensi yang sangat
tinggi terjadinya penyakit paru – paru (radang paru – paru dan
fibrosis) pada apsien yang baru didiagnosa AR. Namun hubungan
antara riwayat merokok dan risiko AR masih perlu diteliti.
Bagaimanapun merokok dapat memperburuk kondisi penyakit.
7. Penyakit jantung. AR dapat memengaruhi pembuluh darah dan
independen meningkatkan risiko penyakit jantung koronenr
iskemik.
8. Sindrom sjogren. Sicca keratokonjungtivitis adalah komplikasi
umum pada dari AR. Selain itu, pembesaran kelenjar ludah juga
berkurang pada umumnya.
9. Sindrom felty. Kondisi ini ditandai oleh kombinasi splenomegali,
leukopenia (neutropenia), dan infeksi bakteri berulang. Sindrom
Felty terkadang merespon terhadap terapi DMARD
10. Linfoma dan kanker lainnya. Perubahan dalam sistem kekebalan
tubuh yang terkait dengan AR mungkin memainkan peran dalam
risiko yang lebih tinggi untuk limfoma. Kanker lain mungkin terjadi
pada pasien dengan AR, termasuk kanker prostat dan paru – paru.
11. Sindrom aktifasi makrofag. Ini adalah komplikasi yang mengancam
nyawa RA dan membuuhkan pengobatan dengan steroid dosis
tinggu dan sklosporin A. Pasien dengan AR harus menyadari gejala,
seperti deman terus menerus, kelemahan, mengantuk dan kelesuan
(Noor, 2016)
perubahan warna.
h) Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan,
dan elektrolit, nafsu makan, pola makan, diet,
kesulitan menelan, mual/muntah, dan makanan
kesukaan.
i) Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi ekskresi, kandung
kemih, defekasi, ada tidaknya masalah defekasi,
masalah nutrisi, dan penggunaan kateter.
j) Pola tidur
No Diagnosa Perencanaan
keperawatan
Tujuan dan kriteria Intervensi keperawatan
hasil
1 Nyeri akut/kronis Setelah dilakukan NIC: Manajemen nyeri
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri
Agen injuri (biologi, selama 4x24 jam secara komprehensif yang
kimia, fisik, diharapkan nyeri klien meliputi lokasi,
psikologis) ditandai dapat berkurang. karakteristik, durasi,
dengan klien frekuensi, kualitas,
melaporkan adanya NOC: intensitas, dan faktor
nyeri pada 1. Tingkat nyeri pencetus
persendian, ekspresi 2. Kontrol Nyeri 2. Observasi adanya petunjuk
wajah meringis. non verbal mengenai
Kriteria hasil: ketidaknyamanan
Definisi: Nyeri akut Tingkat nyeri: 3. Gunakan komunikasi
Pengalaman sensori 1. Melaporkan nyeri terapeutik untuk
dan emosional tidak dengan skala mengetahui pengalaman
menyenangkan 2. Panjangnya nyeri
berkaitan dengan episode nyeri 4. Gali pengetahuan dan
kerusakan jaringan 3. Menggosok area kepercayaan pasien
aktual atau potensal, yang terkena mengenai nyeri
atau yang dampak 5. Kaji pengaruh budaya
digambarkan sebaga 4. Mengerang dan terhadap respon nyeri
kerusakan menangis 6. Evaluasi pengalaman nyeri
(International 5. Ekspresi wajah 7. Bantu keluarga dalam
Association for the nyeri mencari dan menyiapkan
Study of Pain), 6. Tidak bisa dukungan
awitan yang tiba – beristirahat 8. Berikan informasi
tiba atau lambat 7. Agitasi mengenai nyeri, seperti
dengan dengan 8. Iritabilitas penyebab nyeri, berapa
intensitas ringan 9. Mengerinyit lama nyeri akan
hingga berat, dengan 10. Mengeluarkan diarasakan, dan antisipasi
berakhirnya dapat keringat ketidaknyamanan dari
diantisipasi atau 11. Berkeringat prosedur
diprediksi, dan berlebih 9. Kendalikan faktor
dengan durasi kurang 12. Mondar – mandir lingkungan yang dapat
dari 3 bulan 13. Fokus menyempit mempengaruhi respon
14. Ketegangan otot pasien terhadap
Batasan 15. Kehilangan nafsu ketidaknyamanan
Karakteristik: makan 10. Kurang faktor – faktor
1. Perubahan selera 16. Mual yang dapat meningkatkan
makan 17. Intoleransi nyeri
2. Perubahan pada makanan 11. Pilih implementasi
parameter 18. Frekuensi nafas tindakan yang beragam
fisiologis 19. Denyut jantung misal farmakologi,
3. Diaforesis apikal nonfarmakologi relaksasi
4. Perilaku distraksi 20. Denyut nadi radial nafas dalam dan kompres
5. Bukti nyeri 21. Tekanan darah hangat dan dingin,
dengan 22. Berkeringat interpersonal untuk
mengguankan 23. Pernafasan memfasilitasi penurunan
standar daftar nyeri
periksa nyeri Kontrol nyeri 12. Ajarkan prinsip –prinsip
untuk pasien 1. Mengenal kapan menejemen nyeri
yang tidak dapat nyeri terjadi 13. Dorong pasien untuk
mengungkapkan 2. Menggambarkan memonitor nyeri dan
nya faktor penyebab menangani nyerinya yang
6. Perilaku 3. Menggunakan tepat
ekspresif jurnal harian untuk 14. Ajarkan penggunaan
7. Ekspresi wajah memonitor gejala teknik non farmakologi
nyeri dari waktu ke relaksasi nafas dalam dan
8. Sikap tubuh wakti kompres panas dingin
melindungi 4. Menggunakan 15. Ajarkan metode
9. Putus asa tindakan farmakologi untuk
10. Fokus pencegahan menurunkan nyeri
menyempit 5. Menggunakan 16. Berikn tindakan
11. Sikap tindakan penurunan nyeri yang
melindungi area pengurangan nyeri optimal dengan peresepan
nyeri tanpa analgesik analgesik
12. Perilaku protektif 6. Menggunakan 17. Gunakan tindakan
13. Laporan tentang analgesik yang pengontrolan nyeri
perilaku nyeri/ direkomendasikan sebelum bertambah berat
perubahan 7. Melaporkan 18. Evaluasi keefektifan dari
aktivitas perubahan tindakan pengontrolan
14. Dilatasi pupil terhadap gejala nyeri
15. Fokus pada diri nyeri 19. Dukung istirahat yang
sendiri 8. Melaporkan gejala adekuat untuk membantu
16. Keluhan tentang yang tidak penuruan nyeri
intensitas terkontrol 20. Berikan informasi yang
menggunakan 9. Menggunakan akurat untuk
standar skala sumber daya yang meningkatkan
nyeri tersedia pengetahuan keluarga
17. Keluhan tentang 10. Mengenali apa terhadap pengalam nyeri
karakteristik yang terkait 21. Libatkan keluarga dalam
nyeri dengan dengan gejala modalitas penurunan nyeri
menggunakan nyeri yang 22. Monitor kepuasan pasien
standar terkontrol terhadap menejemen nyeri
instrumen nyeri dalam interval spesifik
2 Hambatan mobilitas Setelah dilakukan NIC:Terapi Latihan
fisik berhubungan tindakan keperawatan Mobilitas sendi
dengan Nyeri dan selama 4x24 jam 1. Tentukan batasan
ketidaknyamanan, diharapkan pasien pergerakan sendi dan efek
kerusakan mampu melakukan terhadap fungsi sendi
neuromuskular, aktivitas fisik dengan 2. Kolaborasi dengan ahli
kehilangan integritas maksimal. fisioterapi dalam
struktur tulang, mengembangkan dan
kekakuan sendi atau menerapkan sebuah
kontraktur. program latihan
NOC: 3. Tentukan level motivasi
1. Pergerakan pasien untuk
Definisi: 2. Pergerakan sendi meningkatkan atau
Keterbatasan dalam memelihara pergerakan
gerak fisik atau salah Kriteria Hasil: sendi
satu atau lebih Pergerakan: 4. Jelaskan pada pasien atau
ekstremitas secara 1. Keseimbangan keluarga manfaat dan
mandiri atau terarah. 2. Koordinasi tujuan latihan sendi
3. Cara berjalan 5. Monitor lokasi dan
Batasan 4. Gerakan otot kecenderungan adanya
Karakteristik: 5. Gerak sendi nyeri dan
1. Gangguan sikap 6. Berjalan ketidaknyamanan selama
berjalan 7. Bergerak dengan pergerakan/ latihan
2. Penurunan mudah 6. Inisiasi pengukuran
ketrampilan kontrol nyeri sebelum
motorik Pergerakan sendi: memulai latihan sendi
3. Penurunan 1. Jari jemari 7. Pakaikan baju yang tidak
ketrampilan 2. Pergelangan menghambat pergerakan
motorik kasar tangan sendi
4. Penurunan 3. Siku 8. Lindungi pasien dari
rentang gerak 4. Pergelangan kaki trauma selama latihan
5. Waktu reaksi lutut 9. Bantu pasien mendapatkan
memanjang posisi tubuh yang optimal
6. Kesulitan untuk pergerakan sendi
membolak – pasif maupun aktif
balik posisi 10. Dukung latihan ROM
7. Ketidaknyaman aktif, sesuai jadwal yang
8. Melakukan teratur dan terencana
aktivitas lain 11. Lakukan latihan ROM
sebagai pasif atau ROM dengan
pengganti bantuan, sesuai indikasi
pergerakan 12. Ajarkan pasien/keluarga
9. Dispnea setelah cara melakukan latihan
beraktifitas ROM pasif, ROM dengan
10. Tremor akibat bantuan ataupun ROM
bergerak aktif
11. Instabilitas 13. Sediakan petunjuk tertulis
postur untuk melakukan latihan
12. Gerakan lambat 14. Bantu pasien untuk
13. Gerakan spastik membuat jadwal latihan
14. Gerakan tidak ROM aktif
terkoordinasi 15. Bantu untuk melakukan
pergerakan sendi yang
Faktor yang ritmis dan teratur sesuai
berhubungan: tingkat nyeri yang bisa
1. Intolerah ditoleransi, ketahanan dan
aktivitas pergerakan sendi
2. Ansietas 16. Dukung ambulasi jika
3. Indeks massa memungkinakan
tubuh diatas 17. Tentukan perkembangan
persentil ke-75 terhadap pencapaian
sesuai usia tujuan
4. Kepercayaan 18. Sediakan dukungan positif
tentang budaya dalam melakukan latihan
aktivitas yang sendi
tepat
5. Penurunan
kekuatan otot
6. Penurunan
kendali otot
7. Penurunan massa
otot
8. Penurunan
ketahanan tubuh
9. Depresi
10. Disuse
11. Kurang
dukungan
lingkungan
12. Kurang
pengetahuan
tentang nilai
aktivitas fisik
13. Kaku sendi
14. Malnutrisi
15. Nyeri
16. Fisik tidak bugar
17. Keengganan
memulai
pergerakan
18. Gaya hidup
kurang gerak
Kondisi terkait:
1. Kerusakan
integritas
struktur tulang
2. Gangguan fungsi
kognitif
3. Gangguan
metabolisme
4. Kontraktur
5. Keterlambatan
perkembangan
6. Gangguan
muskuloskeletal
7. Gangguan
neuromuskular
8. Agens
farmaseutika
9. Program
pembatasan
gerak
10. Gangguan
sensori
perseptual
3 Ansietas Setelah dilakukan NIC: Pengurangan
berhubungan dengan tindakan keperawatan Kecemasan
Krisis situasional, selama 4x24 jam 1. kaji tanda verbal dan non
perubahan status diharapkan pasien verbal kecemasan
peran, perubahan mampu mengontrol 2. Gunakan pendekatn yang
status kesehatan, cemas. tenang dan meyakinkan
stres, ancaman 3. Bantu klien
terhdap konsep diri, NOC: Kontrol mengidentifikasi situasi
ancaman terhadap Kecemasan Diri yang memicu kecemasan
kematian ditandai 4. Dukung penggunaan
dengan produktifitas Kriteria Hasil: mekanisme koping yang
berkurang, kontak 1. Memantau sesuai
mata buruk, klien intensitas 5. Dorong keluarga untuk
tampak gelisah, klien kecemasan mendampingi klien
mudah tersinggung, 2. Mengurangi 6. Berada disisi klien untuk
klien tampak penyebab memberikan rasa aman
khaawatir, klien kecemasan] dan mengurangi ketakutan
tampak cemas, 3. Mengurangi 7. Lakukan usapan pada
respirasi meningkat, rangsang punggung secaara tepat
nadi meningkat, lingkungan ketika 8. Identifikasi saat terjadi
suara gemetar, cemas kecemasan
refleks meningkat, 4. Mencari informasi
wajah tegang, untuk mengurangi
anoreksia, kelelahan, kecemasan
peningkatan tekanan 5. Merencanakan
darah, klien sulit strategi koping
berkonsentrasi untuk situasi untuk
situasi yang
Definisi: perasaan menimbulkan
tidak nyaman atau stress
kekhawatiran yang 6. Menggunakan
samar disertai respon strategi koping
otonom (sumber yang efektif
sering kali tidak
spesifik atau tidk
diketahui oleh
individu) perasaan
takut yang
disebabkan oleh
antisipasi terhadap
bahaya. Hal ini
merupakan isyarat
kewaspadaan yang
memperingatkan
individu akan adanya
bahaya dan
memmpukan
individu untuk
bertindak
menghadapi
ancaman
Batasan
karakteristik:
1. Perilaku
a. Agitasi
b. Gelisah
c. Gerakan
ekstra
d. Insomnia
2. Afektif
a. Distres
b. Ketakutan
c. Menggerutuk
kan gigi
d. Menyesal
e. Peka
f. Ragu
3. Fisiologis
a. Gemetar
b. Peningkatan
keringat
c. Suara
bergetar
d. Tremor
4. Simpatis
a. Anoreksia
b. Diare
c. Lemah
d. Kedutan otot
5. Parasimpatis
a. Mual
b. Nyeri
abdomen
6. Kognitif
a. Bloking
b. Gangguan
konsentrasi
c. Melamun
d. Lupa
Faktor yang
berhubungan:
1. Ancaman
kematian
2. Stressor
4 Defisiensi Setelah dilakukan NIC: Pengajaran: Proses
pengetahuan tindakan keperawatan penyakit
berhubungan dengan selama 5x24jam 1. Kaji tingkat pengetahuan
Kurang paparan, diharapkan pasien terkait dengan
mudah lupa, pengetahuan klien proses penyakit yang
misinterpretasi tentang proses spesifik.
informasi ditnadai penyakitnya 2. Review pengetahuan
dengan klien meningkat. pasien mengenai
mengungkapkan NOC: Pengetahuan kondisinya
adanya masalah, menejemen Arthritis. 3. Kenali pengetahuan pasien
klien mengikuti mengenai kondisinya
instruksi tidak Kriteria hasil: 4. Jelaskan tanda dan gejala
akurat. 1. Mengetahui faktor yang umum dari penyakit,
– faktor penyebab sesuai kebutuhan
Definisi: Ketiadaan dan faktor yang 5. Jelaskan mengenai proses
atau defisien berkontribusi penyakit, sesuai kebutuhan
informasi kognitif 2. Mengetahui faktor 6. Identifikasi kemungkinan
yang berkaitan resiko penyebab, sesuai
dengan topik 3. Mengetahui efek kebutuhan
tertentu, atau fisiologis penyakit 7. Berikan informasi pada
kemahiran 4. Mengetahui tanda pasien mengenai
dan gejala kondisinya, sesuai
Batasan penyakit kebutuhan
Karakteristik: 5. Mengetahui 8. Beri informasi kepada
1. Ketidakakuratan strategi untuk keluarga/orang yang
mengikuti meminimalkan penting bagi pasien
perintah perkembangan 9. Jelaskan komplikasi
2. Ketidakakuratan penyakit kronik yang mungkin ada
melakukan tes 6. Mengetahui 10. Instruksikan pasien
3. Perilaku tidak potensial mengenai tindakan untuk
tepat komplikasi mencegah/meminimalkan
4. Kurang penyakit efek samping penanganan
pengetahuan 7. Mengetahui dari penyakit
potensi komplikasi 11. Edukasi pasien mengenai
Faktor yang penyakit tindakan
berhubungan: 8. Mengetahui
1. Kurang manfaat
informasi menejemen
2. Kurang minat arthritis
untuk belajar 9. Mengetahui
3. Kurang sumber kelompok
pengetahuan pendukung
4. Keterangan yang 10. Mengetahui
salah dari orang informasi yang
lain spesifik
Kondisi terkait:
1. Gangguan fungsi
kognitif
2. Gangguan
memori
Sumber: (Moorhead, Johnson, Maas, & Swanson, 2013). (Bulechek, Butcher,
Dochterman, & Wagner, Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi Bahasa
Indonesia, 2013). NANDA 2018. NANDA 2017
2.2.4 Intervensi
Pelaksanaan adalah tahap pelaksanaan terhadap
rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk
perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanankan sesuai
dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga
dibutuhkan keterampilan interpersonal, intelektual, teknik
yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik,
psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan
dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan
dan bagaimana respons pasien (Bararah & Jauhar, 2013).
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terkahir dari proses
keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan
hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan
denga tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan
sejauh mana tujuan tercapai:
a. Berhasil: perilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam
waktu atau tanggal yang ditetapkan tujuan.
b. Tercapai sebagian: pasien menunjukkan perilaku tetapi
tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.
c. Belum tercapai: pasien tidak mampu sama sekali
menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan
pernyataan tujuan.
2.3 Konsep diagnosa keperawatan : Nyeri
NYER
Ketegangan otot
Kurangnya pengetahuan I
memicu munculnya nyeri yang
lebih hebat
Keletihan sulit
mengatasi nyeri
a. Nyeri akut
Merupakan sensasi yang terjadi secara
mendadak, paling sering terjadi sebagai respons
terhadap beberapa jenis teruma. Penyebab umum
nyeri akut adalah trauma akibat kecelakaan, infeksi
dan pembedahan. Nyeri akut terjadi dalam periode
waktu yang singakat, biasanya 6 bulan atau kurang,
dan biasanya bersifast intermiten (sesekali) tidak
konstan. Nyeri akut berasal dari cara normal system
saraf memproses trauma pada kulit,otot, dan organ
visceral. Istilah lain dari nyeri akut adalah nyeri
nosiseftif. Setelah penyebab mendasar diidentifikasi
dan diterapi secara suses, nyeri akan menghilang.
b. Nyeri alih
Merupakan nyeri yang berasal dari suatu bagian tubuh,