Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KELUHAN ARTRITIS

OLEH:

NAMA : AGUSTINA MAGAI


NIM : P071-204-200-02
SEMESTER : V (5)

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN JAYAPURA

PROGRAM D-III KEPERAWATAN NABIRE

TAHUN AJARAN 2022/2023


A. Pengertian
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi.
Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi.
Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi.
Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan lebih
banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun. Penyakit reumatik adalah penyakit
inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai
sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronik yang paling sering ditemukan
pada sendi. Insiden puncak adalah antara usia 40 hingga 60 tahun, lebih sering pada
wanita daripada pria dengan perbandingan 3:1. Penyakit ini menyerang sendi-sendi kecil
pada tangan, pergelangan kaki dan sendi-sendi besar dilutut, panggul serta pergelangan
tangan.
B. Etiologi
Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui secara pasti walaupun
banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. penyakit ini belum dapat
dipastikan mempunyai hubungan dengan faktor genetik. Namun, berbagai faktor
termasuk kecendrungan genetik bisa memengaruhi reaksi autoimun. Faktor-faktor yang
berperan antara lain adalah jenis kelamin, infeksi, keturunan.
Agen spesifik penyebab arthritis rheumatoid belum dapat dipastikan, tetapi jelas
ada interaksi factor genetik dengan faktor lingkungan. Namun faktor predisposisinya
adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), factor metabolik dan infeksi virus.
C. Pathway
Reaksi Faktor R dengan antibodi, faktor metabolik,infeksi dengan kecenderungan
fisik
Nyeri Reaksi peradangan

Informasi tntg proses penyakit Sinovial Menebal

Panus Nodul Deformitas sendi Gg body image

kurangnya pengetahuan Infiltrasi ke dlm os. subcondria

Hambatan nutrisi pd kartilago artikularis


Kerusakan kartilago & tulang
Kartilago nekrosis
Tendon & ligamen melemah
Erosi kartilago
Mudah luksasi
& subluksasi
Hilangnya kekuatan otot Adhesi pd permukaan sendi

Resiko cidera Ankilosis fibrosa ankilosis tulang

Kekuatan sendi Terbatasnya gerakan sendi

Gg mobilitas fisik Defisit self care


D. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial
menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini
granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke
tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan
pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago
menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka
terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu
(ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah
dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub
chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang
mempunyai faktor rhematoid (gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.
E. Manifestasi Klinis
Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli artritis
rheumatoid. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan
tangan, sendi lutut, sendi siku pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi panggul dan
biasanya bersifat bilateral/simetris. Tetapi kadang-kadang hanya terjadi pada satu sendi
disebut artritis reumatoid mono-artikular.
1. Kaku pada pagi hari (morning stiffness). Pasien merasa kaku pada persendian dan di
sekitarnya sejak bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 1 jam sebelum perbaikan
maksimal.
2. Arthritis pada 3 daerah. Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian (soft
tissue swelling) atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hyperostosis). Terjadi
pada sekurang-kurangnya 3 sendisecara bersamaan dalam observasi seorang dokter.
Terdapat 14 persendian yang memenuhi criteria, yaitu interfalang proksimal,
metakarpofalang, pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, dan metatarsofalang
kiri dan kanan.
3. Arthritis pada persendian tangan. Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satu
persendian tangan seperti tertera di atas.
4. Arthritis simetris. Maksudnya keterlibatan sendi yang sama; (tidak mutlak bersifat
simetris) pada kedua sisi secara serentak (symmetrical polyartritis simultaneously).
5. Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan
ektensor atau daerah jukstaartikular dalam observasi seorang dokter.
6. Faktor rheumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal faktor rheumatoid serum
yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5% kelompok
control.
7. Terdapat perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar rontgen
tangan posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus menunjukkkan adanya
erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang
berdekatan dengan sendi.
Diagnosis artritis reumatoid ditegakkan jika sekurang-kurangnya terpenuhi 4
dari 7 kriteria di atas. Kriteria 1 sampai 4 harus terdapat minimal selama 6 minggu.
F. Tanda dan Gejala
1. Tanda dan gejala setempat
a) Sakit persendian disertai kaku dan gerakan terbatas
b) Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
c) Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang
dan bahu.
2. Tanda dan gejala sistemik
a) Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia.
G. Komplikasi
1. Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik
yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirheumatoid drugs, DMRAD) yang menjadi penyebab mordibitas dan mortalitas
utama pada artitis reumatoid.
2. Komplikasi syaraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan verterbra servikal dan neuropati iskemik
akibat vaskulitis. Vaskulitis (inflamasi sistem vaskuler) dapat menyebabkan
trombosis dan infark.
3. Nodulus reumatoid ekstrasinovial dapat terbentuk pada katup jantung atau pada
paru, mata, atau limpa. Fungsi pernapasan dan jantung dapat terganggu. Glaukoma
dapat terjadi apabila nodulus yang menyumbat aliran keluar cairan okular
terbentuk pada mata.
4. Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari , depresi, dan
stres keluarga dapat menyertai eksaserbasi penyakit.
5. Osteoporosis
6. Nekrosis sendi panggul.
7. Deformitaas sendi.
8. Kontraktur jaringan lunak.
9. Sindrom Sjogren.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan laboraturium terdapat:
1. Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis reumatoid
terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra, tuberkulosis
paru, sirosis hepatis, hepatitis infeksiosa, lues, endokarditis bakterialis, penyakit
kolagen, dan sarkoidosis.
2. Protein C-reaktif biasanya positif.
3. LED meningkat.
4. Leukosit normal atau meningkat sedikit.
5. Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik.
6. Trombosit meningkat
Pada pemeriksaan rotgen, semua sendi dapat terkena, tapi yang tersering adalah
sendi metatarsofalang dan biasanya simetris. Sendi sakroiliaka jugasering terkena. Pada
awalnya terjadi pembengkakan jaringan lunak dan demineralisasi juksta artikular.
Kemudian terjadi penyempitan ruang sendi dan erosi.
I. Penatalaksaan
Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri, mengurangi
inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan kemampuan
mobilisasi penderita.
Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain:
1. Pemberian terapi
Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi
nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi, pemberian
corticosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan imunosupressive
terapi untuk menghambat proses autoimun.
2. Pengaturan aktivitas dan istirahat
Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk
mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak
yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi.
Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga
kekuatan otot dan pergerakan sendi.
3. Kompres panas dan dingin
Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan
relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres dingin.
4. Diet
Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang
disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.
Mengkonsumsi makanan seperti tahu untuk pengganti daging, memakan buah beri
untuk menurunkan kadar asam urat dan mengurangi inflamasi. Hindari makanan
yang banyak mengandung purin seperti bir dari minuman beralkohol, ikan anchovy,
sarden, herring, ragi, jerohan, kacang-kacangan, ekstrak daging, jamur, bayam,
asparagus, dan kembangkol karena dapat menyebabkan penimbunan asam urat
dipersendian.
5. Banyak minum air untuk membantu mengencerkan asam urat yang terdapat dalam
darah sehingga tidak tertimbun di sendi.
6. Gizi
Pemenuhan gizi pada atritis reumatoid adalah untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi yang optimal serta mengurangi peradangan pada sendi.Adapun syarat-
syarat diet atritis rheumatoid adalah protein cukup, lemak sedang, cukup vitamin dan
mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan setiap hari. Rata-rata
asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2 ½ L/hari, karbohidrat dapat diberikan lebih
banyak yaitu 65-75% dari kebutuhan energi total.
7. Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir.
Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthoplasty
atau total join replacement untuk mengganti sendi.
KEPUSTAKAAN

Sariyanti. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis.


Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008

Anda mungkin juga menyukai