DISUSUN OLEH :
NOPRIYANTO
20212072090102
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi.
Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi.
Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi (Gordon, 2002).
Klasifikasi Hipertensi
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
a. Reumatoid arthritis klasik, pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
b. Reumatoid arthritis defisit, pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
c. Probable Reumatoid arthritis, pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
d. Possible Reumatoid arthritis, pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3
bulan.
e. Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
1) Stadium sinovitis, pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial
yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun
istirahat, bengkak dan kekakuan.
2) Stadium destruksi, pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial
terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3) Stadium deformitas, pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan
berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
2. Etiologi
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa
menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGc dan faktor
Reumatoid
b. Gangguan Metabolisme
c. Genetik
d. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan
infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis reumatoid adalah;
a. Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah 2-3:1.
b. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini
juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
c. Riwayat Keluarga.
Jika terdapat anggota keluarga yang terkena RA, maka resiko terjadinya penyakit ini
lebih tinggi.
d. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
b. 2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
c. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
d. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
e. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk
pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen ( C3 dan C4 ).
f. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
g. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi;
cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental
dibanding cairan sendi yang normal.
h. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi
peri-artikuler pada foto rontgen
.
6. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
d. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh
adanya darah yang membeku.
e. Terjadi splenomegali.
7. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah:
a. Meringankan rasa nyeri dan peradangan
b. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
c. Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana
pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1) Istirahat
2) Latihan fisik
3) Panas
4) Pengobatan
Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
Natrium meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapikolin dan
asetamenofen obat
Obat mengatasianti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600
mg/hari keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan
kebutuhan steroid yang diperlukan.
Garam emas
Kortikosteroid
d. Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan
indikasinya sebagai berikut:
1) Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan
fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.
2) Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
3) Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
4) Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian
.
B. Pengkajian Keperawatan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
1. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
Catat bila ada krepitasi
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
2. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
3. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan
adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari
menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien
khususnya aspek body image dan harga diri klien.
1. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan
Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi?
Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?
Riwayat keluarga dengan RA
Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
2. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak
mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)
Riwayat gangguan metabolic
Pola Eliminasi
Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
3. Pola Aktivitas dan Latihan
Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
Jenis aktivitas yang dilakukan
Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
Tidak mampu melakukan aktifitas berat
4. Pola Istirahat dan Tidur
Apakah ada gangguan tidur?
Kebiasaan tidur sehari
Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
5. Pola Persepsi Kognitif
Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
6. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?
7. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
Bagaimana hubungan dengan keluarga?
Apakah ada perubahan peran pada klien?
8. Pola Reproduksi Seksualitas
Adakah gangguan seksualitas?
9. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
10. Pola Sistem Kepercayaan
Agama yang dianut?
Adakah gangguan beribadah?
Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan
C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan,
kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan Membantu dalam menentukan kebutuhan
dengan agen keperawatan selama 3x24 jam intensitas (skala 0-10). Catat faktor- manajemen nyeri dan keefektifan program
pencedera, distensi diharapkan tidak ada Keluhan faktor yang mempercepat dan tanda- Matras yang lembut/ empuk, bantal yang
jaringan oleh nyeri, dengan kriteria : tanda rasa sakit non verbal besar akan mencegah pemeliharaan
akumulasi cairan/ Menunjukkan nyeri hilang/ Berikan matras/ kasur keras, bantal kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan
proses inflamasi, terkontrol kecil,. Tinggikan linen tempat tidur stress pada sendi yang sakit. Peninggian
destruksi sendi. Terlihat rileks, dapat sesuai kebutuhan linen tempat tidur menurunkan tekanan pada
tidur/beristirahat dan Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, sendi yang terinflamasi/nyeri
berpartisipasi dalam aktivitas karung pasir, gulungan trokhanter, Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan
sesuai kemampuan. bebat, brace. mempertahankan posisi netral. Penggunaan
Mengikuti program Dorong untuk sering mengubah posisi,. brace dapat menurunkan nyeri dan dapat
farmakologis yang Bantu untuk bergerak di tempat tidur, mengurangi kerusakan pada sendi
diresepkan sokong sendi yang sakit di atas dan Mencegah terjadinya kelelahan umum dan
Menggabungkan bawah, hindari gerakan yang kekakuan sendi. Menstabilkan sendi,
keterampilan relaksasi dan menyentak. mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi
aktivitas hiburan ke dalam Anjurkan pasien untuk mandi air hangat Panas meningkatkan relaksasi otot, dan
program kontrol nyeri. atau mandi pancuran pada waktu mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
bangun dan/atau pada waktu tidur. melepaskan kekakuan di pagi hari.
Sediakan waslap hangat untuk Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan
mengompres sendi-sendi yang sakit dan luka dermal dapat disembuhkan
beberapa kali sehari. Pantau suhu air Meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri
kompres, air mandi, dan sebagainya. Meningkatkan realaksasi, mengurangi
Berikan masase yang lembut tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk
Ajarkan teknik non farmakologi ikut serta dalam terapi
(relaksasi, distraksi, relaksasi progresif) Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik
Beri obat sebelum aktivitas/ latihan ringan dalam mengurangi kekakuan dan
yang direncanakan sesuai petunjuk. meningkatkan mobilitas.
Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan
petunjuk (mis:asetil salisilat) bengkak selama periode akut
Berikan kompres dingin jika
dibutuhkan
2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari
fisik berhubungan keperawatan selama 3x24 jam inflamasi/ rasa sakit pada sendi perkembangan/ resolusi dari peoses
dengan deformitas diharapkan mobilitas fisik baik Pertahankan istirahat tirah baring/ inflamasi
skeletal, nyeri, dengan kriteria : duduk jika diperlukan jadwal aktivitas Istirahat sistemik dianjurkan selama
penurunan, kekuatan Mempertahankan fungsi untuk memberikan periode istirahat eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit
otot. posisi dengan tidak yang terus menerus dan tidur malam yang penting untuk mencegah kelelahan
hadirnya/ pembatasan hari yang tidak terganmggu. mempertahankan kekuatan
kontraktur. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, Mempertahankan/ meningkatkan fungsi
Mempertahankan ataupun demikiqan juga latihan resistif dan sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
meningkatkan kekuatan dan isometris jika memungkinkan Catatan : latihan tidak adekuat
fungsi dari dan/ atau Ubah posisi dengan sering dengan menimbulkan kekakuan sendi, karenanya
kompensasi bagian tubuh jumlah personel cukup. aktivitas yang berlebihan dapat merusak
Mendemonstrasikan tehnik/ Demonstrasikan/ bantu tehnik sendi
perilaku yang pemindahan dan penggunaan bantuan Menghilangkan tekanan pada jaringan dan
memungkinkan melakukan mobilitas, mis, trapeze meningkatkan sirkulasi.
aktivitas Posisikan dengan bantal, kantung pasir, Mempermudah perawatan diri dan
gulungan trokanter, bebat, brace kemandirian pasien. Tehnik pemindahan
Gunakan bantal kecil/tipis di bawah yang tepat dapat mencegah robekan abrasi
leher. kulit
Dorong pasien mempertahankan postur Meningkatkan stabilitas ( mengurangi
tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan resiko cidera ) dan memerptahankan posisi
berjalan sendi yang diperlukan dan kesejajaran
Berikan lingkungan yang aman, tubuh, mengurangi kontraktor
misalnya menaikkan kursi, Mencegah fleksi leher
menggunakan pegangan tangga pada Memaksimalkan fungsi sendi dan
toilet, penggunaan kursi roda. mempertahankan mobilitas
Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh
Kolaborasi: Berikan matras busa/ Berguna dalam memformulasikan program
pengubah tekanan. latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada
Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai kebutuhan individual dan dalam
indikasi (steroid). mengidentifikasikan alat
Menurunkan tekanan pada jaringan yang
mudah pecah untuk mengurangi risiko
imobilitas
Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem
inflamasi akut
3 Gangguan Citra Setelah dilakukan tindakan Dorong pengungkapan mengenai Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi
Tubuh / Perubahan keperawatan selama 3x24 jam masalah tentang proses penyakit, rasa takut/ kesalahan konsep dan
Penampilan Peran diharapkan gangguan citra tubuh harapan masa depan. menghadapinya secara langsung
berhubungan dengan berkurang dengan criteria: Diskusikan arti dari kehilangan/ Mengidentifikasi bagaimana penyakit
perubahan Mengungkapkan peningkatan perubahan pada pasien/orang terdekat. mempengaruhi persepsi diri dan interaksi
kemampuan untuk rasa percaya diri dalam Memastikan bagaimana pandangaqn dengan orang lain akan menentukan
melaksanakan tugas- kemampuan untuk pribadi pasien dalam memfungsikan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling
tugas umum, menghadapi penyakit, gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek- lebih lanjut
peningkatan perubahan pada gaya hidup, aspek seksual. Isyarat verbal/non verbal orang terdekat
penggunaan energi, dan kemungkinan Diskusikan persepsi pasienmengenai dapat mempunyai pengaruh mayor pada
ketidakseimbangan keterbatasan bagaimana orang terdekat menerima bagaimana pasien memandang dirinya
mobilitas. Menyusun rencana realistis keterbatasan. sendiri
untuk masa depan. Akui dan terima perasaan berduka, Nyeri konstan akan melelahkan, dan
bermusuhan, ketergantungan. perasaan marah dan bermusuhan umum
Perhatikan perilaku menarik diri, terjadi
penggunaan menyangkal atau terlalu Dapat menunjukkan emosional ataupun
memperhatikan perubahan metode koping maladaptive, membutuhkan
Susun batasan pada perilaku mal intervensi lebih lanjut
adaptif. Bantu pasien untuk Membantu pasien untuk mempertahankan
mengidentifikasi perilaku positif yang kontrol diri, yang dapat meningkatkan
dapat membantu koping perasaan harga diri
Ikut sertakan pasien dalam Meningkatkan perasaan harga diri,
merencanakan perawatan dan membuat mendorong kemandirian, dan mendorong
jadwal aktivitas berpartisipasi dalam terapi
Bantu dalam kebutuhan perawatan yang Mempertahankan penampilan yang dapat
diperlukan meningkatkan citra diri
Berikan bantuan positif bila perlu. Memungkinkan pasien untuk merasa senang
Kolaborasi: Rujuk pada konseling terhadap dirinya sendiri. Menguatkan
psikiatri, mis: perawat spesialis perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya
psikiatri, psikolog. diri
Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai Pasien/orang terdekat mungkin
petunjuk, mis; anti ansietas dan obat- membutuhkan dukungan selama berhadapan
obatan peningkat alam perasaan. dengan proses jangka panjang/
ketidakmampuan
Mungkin dibutuhkan pada sat munculnya
depresi hebat sampai pasien
mengembangkan kemapuan koping yang
lebih efektif
4 Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum
diri berhubungan keperawatan selama 3x24 jam sebelum timbul awitan/ eksaserbasi dengan melakukan adaptasi yang diperlukan
dengan kerusakan diharapkan klien dapat mengatur penyakit dan potensial perubahan yang pada keterbatasan saat ini
musculoskeletal, kegiatan sehari-hari, dengan sekarang diantisipasi. Mendukung kemandirian fisik/emosional
penurunan kekuatan, criteria hasil: Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap Menyiapkan untuk meningkatkan
daya tahan, nyeri Melaksanakan aktivitas nyeri dan program latihan. kemandirian, yang akan meningkatkan
pada waktu perawatan diri pada tingkat Kaji hambatan terhadap partisipasi harga diri
bergerak, depresi. yang konsisten dengan dalam perawatan diri. Identifikasi Berguna untuk menentukan alat bantu untuk
kemampuan individual /rencana untuk modifikasi lingkungan memenuhi kebutuhan individual. Mis;
Mendemonstrasikan Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi memasang kancing, menggunakan alat
perubahan teknik/ gaya hidup okupasi. bantu memakai sepatu, menggantungkan
untuk memenuhi kebutuhan Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di pegangan untuk mandi pancuran
perawatan diri. rumah sebelum pemulangan dengan Mengidentifikasi masalah-masalah yang
Mengidentifikasi sumber- evaluasi setelahnya. mungkin dihadapi karena tingkat
sumber pribadi/ komunitas Kolaborasi : atur konsul dengan kemampuan actual
yang dapat memenuhi lembaga lainnya, mis: pelayanan Mungkin membutuhkan berbagai bantuan
kebutuhan perawatan diri. perawatan rumah, ahli nutrisi. tambahan untuk persiapan situasi di rumah
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi 11.
Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee, Papadakis
MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton & Lange,
International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC. 2002.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta :
EGC
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius
Ruang : Penyakit Dalam
No. Medical Record : 01-5472
TglPengkajian : 20 Mei 2022
Pukul : 07 : 30 Wib
A. DATA DASAR
1. DATA DEMOGRAFI
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Usia : 65 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Pendidikan : SD
b. Sumber Informasi
Nama : Ny.S
Umur : 60 Th
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dgn pasien : istri
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kotabumi Lampung Utara
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25 maret 2022 Pukul 10.00 Wib. Klien
mengeluh nyeri pada persendian tangan dan kaki sejak 2 hari.
1. PengkajianFisik (PengkajianFokus)
Pemeriksaan head to toe
- Ektremitas Atas
Jari tangan kiri teraba nyeri,persendian terasa kaku, tidak terdapat luka, a
- Ektremitas bawah
Persendian terasa kaku,nyeri jika di gerakkan,tidak ada luka.
I. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
1. Data Subjektif Nyeri kronis Kondisi muskuloskeletal
Klien mengatakan kronis
nyeri pada persendian
tangan dan kaki
Klin mengatakan tidak
mampu menuntaskan
aktivitasnya
Klien mengatakan
Nyeri terasa berdenyut
Data Objektif
Klien Tampak
meringis menahan
nyeri
TD : 150/90 mmHg
N : 100 x/ menit
TUJUAN
NO DX RENCANA INTERVENSI RASIONAL
(SMART)
1. Nyeri kronis B.D Setelah dilakukan Monitor tanda-tanda vital Menilai perkembangan kondisi dan
Kondisi asuhan keperawatan 2 mengantisipasi terjadinya perubahan
muskuloskeletal jam diharapkan masalah haemodinamik
kronis Nyeri kronis Hindari kegiatan yang dapat Mengurangi stimulus pencetus nyeri
Dapat teratasi dengan meningkatkan nyeri Teknik pengalihan/mengontrol stimulasi
Kriteria Hasil : Ajarkan Teknik relaksasi nafas dalam nyeri
Nyeri dan distraksi Mengurangi intensitas nyeri
berkurang/hilang Ajarkan kompres hangat pada area Meningkatkan suplai oksigen dan
Nadi kurang dari nyeri mengelola nyeri secara farmakologi
90x/mnt Kolaborasi dalam pemberian therapi
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Lakukan pengkajian nyeri secara Mengetahui respon klien terhadap nyeri
fisik b.d nyeri asuhan keperawatan 2 komprehensif termasuk lokasi, yang timbul
x24 jam diharapkan karakteristik, durasi, frekuensi,
gangguan mobilitas kualitas dan faktor presipitasi Kondisi penglihatan kabur sering
Dapat teratasi dengan Bantu klien dalam melakukan aktivitas berhubungan dengan hipertensi untuk
Kriteria Hasil : sesuai kebutuhan meminimalisir terjadinya pasien terjatuh
Nyeri
berkurang/hilang Observasi reaksi non Identifikasi toleransi terhadap rasa nyeri
Klien tampat lebih verbal dari ketidaknyamanan
rilax Berikan lingkungan yang nyaman Meningkatkan rasa nyaman dapat
Klien dapat mengurangi stimulus dan dampak dari
melakukan aktivitas Berikan informasi tentang nyeri seperti nyeri yang timbul
sendiri tanpa adanya penyebab nyeri, berala lama nyeri
keluhan nyeri akan berkurang dan antisipasi Memberikan gambaran dalam mengelola
ketidaknyamanan dari prosedur nyeri yang timbul
3. Ansietas b.d Kurang Setelah dilakukan Mengkaji perasaan klien dan keluarga Menilai koping klien dan keluarga dalam
terpapar informasi asuhan keperawatan 2 terhadap kondisi saat ini menghadapi kondisi yang tidak diharapkan
x24 jam diharapkan Beri kesempatan klien dan keluarga Menggali tentang kebutuhan akan
masalah Ansietas Dapat untuk mengungkapkan perasaan dan informasi yang klien harapkan dari
teratasi dengan Kriteria harapannya keadaan saat ini
Hasil : Beri informasi tentang kondisi saat ini Memberi gambaran tentang pengambilan
Klien dan keluarga serta prognosis dari penyakit klien keputusan
lebih tenang dan Beri respon positif terhadap apa yang Respon positif dari petugas dapat
tidak panik disampaiakan oleh klien dan keluarga meningkatkan kenyamanan dan
Klien dan keluarga Berikan informasi sejelas mungkin kepercayaan dalam pengambilan tindakan
mengerti tentang dari setiap prosedur tindakan yang Informasi yang terputus atau tidak lengkap
penyakit yang di akan dilakukan dapat menyebabkan ketegangan klien
derita.