Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN REUMATOID ARTHRITIS


DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT DAERAH MAYJEMD HM RYACUDU KOTABUMI
LAMPUNGBUTARA

DISUSUN OLEH :
NOPRIYANTO
20212072090102

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU - LAMPUNG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
REUMATOID ARTHRITIS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi

Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi.
Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi.
Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi (Gordon, 2002).

Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan


kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011).

Arthritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat


progresif, yang cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan lunak.
Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana, secara simetris persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan sehingga menyebabkan
terjadinya pembengkakan, nyeri, dan sering kali menyebabkan kerusakan pada bagian
dalam sendi. Karakteristik artritis rheumatoid adalah radang cairan sendi (sinovitis
inflamatoir) yang persisten, biasanya menyerang sendi-sendi perifer dengan
penyebaran yang simetris (Junaidi, 2013)

Klasifikasi Hipertensi
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
a. Reumatoid arthritis klasik, pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
b. Reumatoid arthritis defisit, pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala
sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
c. Probable Reumatoid arthritis, pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
d. Possible Reumatoid arthritis, pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3
bulan.
e. Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
1) Stadium sinovitis, pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial
yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun
istirahat, bengkak dan kekakuan.
2) Stadium destruksi, pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial
terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3) Stadium deformitas, pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan
berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

2. Etiologi
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa
menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGc dan faktor
Reumatoid
b. Gangguan Metabolisme
c. Genetik
d. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan
infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis reumatoid adalah;
a. Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah 2-3:1.
b. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini
juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
c. Riwayat Keluarga.
Jika terdapat anggota keluarga yang terkena RA, maka resiko terjadinya penyakit ini
lebih tinggi.
d. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

3. PATOFISIOLOGI ARTRITIS REUMATOID


Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama
terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi.
Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran
sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan
mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami
perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot
(Smeltzer & Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,
eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini granulasi
membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. 
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa
atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan
ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasi
dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil individu terjadi
progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi
vaskulitis yang difus (Long, 1996).
4. Manifestasi Klinis
Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
a. Nyeri persendian
b. Bengkak (Reumatoid nodule)
c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
d. Terbatasnya pergerakan
e. Sendi-sendi terasa panas
f. Demam (pireksia)
g. Anemia
h. Berat badan menurun
i. Kekuatan berkurang
j. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
k. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
l. Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
a. Gerakan menjadi terbatas
b. Adanya nyeri tekan
c. Deformitas bertambah pembengkakan
d. Kelemahan
e. Depresi
Gejala Extraartikular :
Pada jantung : Reumatoid heard diseasure,  Valvula lesion (gangguan katub), Pericarditis,
Myocarditis
 Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
 Pada lympa : Lhymphadenopathy
 Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
 Pada otot : Mycsitis
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis reumatoid.
Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena
penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan
demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
b. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan,
namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua
sendi diartrodial dapat terserang.
c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi
pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan
selalu kurang dari 1 jam.
d. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat
dilihat pada radiogram.
e. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal,
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang
sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput
metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga
dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam
melakukan gerak ekstensi.
f. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang paling sering dari
deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan
ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada
tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu
petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
g. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ
lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh
darah dapat rusak.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
bengkak dan kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas
dan gangguan fungsi secara menetap.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
b. 2.  Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
c. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
d. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
e. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk
pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen ( C3 dan C4 ).
f. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
g. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi;
cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental
dibanding cairan sendi yang normal.
h. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi
peri-artikuler pada foto rontgen
.
6. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.

b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.

c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.

d. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh
adanya darah yang membeku.

e. Terjadi splenomegali.

f. Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya untuk


menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi
menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.

7. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah:
a. Meringankan rasa nyeri dan peradangan
b. memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
c. Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana
pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1) Istirahat
2) Latihan fisik
3) Panas
4) Pengobatan
 Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
 Natrium meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapikolin dan
asetamenofen obat
 Obat mengatasianti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600
mg/hari keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan
kebutuhan steroid yang diperlukan.
 Garam emas
 Kortikosteroid
d. Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan
indikasinya sebagai berikut:
1) Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan
fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.
2) Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
3) Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
4) Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian
.
B. Pengkajian Keperawatan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
1. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
 Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
 Catat bila ada krepitasi
 Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
2. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
 Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
 Ukur kekuatan otot
3. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
 Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
Riwayat Psiko Sosial
 Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan
adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari
menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien
khususnya aspek body image dan harga diri klien.
1. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan
 Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi?
 Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?
 Riwayat keluarga dengan RA
 Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
 Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
2. Pola Nutrisi Metabolik
 Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak
mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)
 Riwayat gangguan metabolic
 Pola Eliminasi
 Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
3. Pola Aktivitas dan Latihan
 Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
 Jenis aktivitas yang dilakukan
 Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
 Tidak mampu melakukan aktifitas berat
4. Pola Istirahat dan Tidur
 Apakah ada gangguan tidur?
 Kebiasaan tidur sehari
 Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
 Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
5. Pola Persepsi Kognitif
 Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
6. Pola Persepsi dan Konsep Diri
 Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
 Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?
7. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
 Bagaimana hubungan dengan keluarga?
 Apakah ada perubahan peran pada klien?
8. Pola Reproduksi Seksualitas
 Adakah gangguan seksualitas?
9. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
 Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
10. Pola Sistem Kepercayaan
 Agama yang dianut?
 Adakah gangguan beribadah?
 Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan
C. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan,
kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan tindakan  Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan  Membantu dalam menentukan kebutuhan
dengan agen keperawatan selama 3x24 jam intensitas (skala 0-10). Catat faktor- manajemen nyeri dan keefektifan program
pencedera, distensi diharapkan tidak ada Keluhan faktor yang mempercepat dan tanda-  Matras yang lembut/ empuk, bantal yang
jaringan oleh nyeri, dengan kriteria : tanda rasa sakit non verbal besar akan mencegah pemeliharaan
akumulasi cairan/  Menunjukkan nyeri hilang/  Berikan matras/ kasur keras, bantal kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan
proses inflamasi, terkontrol kecil,. Tinggikan linen tempat tidur stress pada sendi yang sakit. Peninggian
destruksi sendi.  Terlihat rileks, dapat sesuai kebutuhan linen tempat tidur menurunkan tekanan pada
tidur/beristirahat dan  Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, sendi yang terinflamasi/nyeri
berpartisipasi dalam aktivitas karung pasir, gulungan trokhanter,  Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan
sesuai kemampuan. bebat, brace. mempertahankan posisi netral. Penggunaan
 Mengikuti program  Dorong untuk sering mengubah posisi,. brace dapat menurunkan nyeri dan dapat
farmakologis yang Bantu untuk bergerak di tempat tidur, mengurangi kerusakan pada sendi
diresepkan sokong sendi yang sakit di atas dan  Mencegah terjadinya kelelahan umum dan
 Menggabungkan bawah, hindari gerakan yang kekakuan sendi. Menstabilkan sendi,
keterampilan relaksasi dan menyentak. mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi
aktivitas hiburan ke dalam  Anjurkan pasien untuk mandi air hangat  Panas meningkatkan relaksasi otot, dan
program kontrol nyeri. atau mandi pancuran pada waktu mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
bangun dan/atau pada waktu tidur. melepaskan kekakuan di pagi hari.
Sediakan waslap hangat untuk Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan
mengompres sendi-sendi yang sakit dan luka dermal dapat disembuhkan
beberapa kali sehari. Pantau suhu air  Meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri
kompres, air mandi, dan sebagainya.  Meningkatkan realaksasi, mengurangi
 Berikan masase yang lembut tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk
 Ajarkan teknik non farmakologi ikut serta dalam terapi
(relaksasi, distraksi, relaksasi progresif)  Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik
 Beri obat sebelum aktivitas/ latihan ringan dalam mengurangi kekakuan dan
yang direncanakan sesuai petunjuk. meningkatkan mobilitas.
 Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai  Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan
petunjuk (mis:asetil salisilat) bengkak selama periode akut
 Berikan kompres dingin jika
dibutuhkan
2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan  Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat  Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari
fisik berhubungan keperawatan selama 3x24 jam inflamasi/ rasa sakit pada sendi perkembangan/ resolusi dari peoses
dengan deformitas diharapkan mobilitas fisik baik  Pertahankan istirahat tirah baring/ inflamasi
skeletal, nyeri, dengan kriteria : duduk jika diperlukan jadwal aktivitas  Istirahat sistemik dianjurkan selama
penurunan, kekuatan  Mempertahankan fungsi untuk memberikan periode istirahat eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit
otot. posisi dengan tidak yang terus menerus dan tidur malam yang penting untuk mencegah kelelahan
hadirnya/ pembatasan hari yang tidak terganmggu. mempertahankan kekuatan
kontraktur.  Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif,  Mempertahankan/ meningkatkan fungsi
 Mempertahankan ataupun demikiqan juga latihan resistif dan sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
meningkatkan kekuatan dan isometris jika memungkinkan Catatan : latihan tidak adekuat
fungsi dari dan/ atau  Ubah posisi dengan sering dengan menimbulkan kekakuan sendi, karenanya
kompensasi bagian tubuh jumlah personel cukup. aktivitas yang berlebihan dapat merusak
 Mendemonstrasikan tehnik/ Demonstrasikan/ bantu tehnik sendi
perilaku yang pemindahan dan penggunaan bantuan  Menghilangkan tekanan pada jaringan dan
memungkinkan melakukan mobilitas, mis, trapeze meningkatkan sirkulasi.
aktivitas  Posisikan dengan bantal, kantung pasir,  Mempermudah perawatan diri dan
gulungan trokanter, bebat, brace kemandirian pasien. Tehnik pemindahan
 Gunakan bantal kecil/tipis di bawah yang tepat dapat mencegah robekan abrasi
leher. kulit
 Dorong pasien mempertahankan postur  Meningkatkan stabilitas ( mengurangi
tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan resiko cidera ) dan memerptahankan posisi
berjalan sendi yang diperlukan dan kesejajaran
 Berikan lingkungan yang aman, tubuh, mengurangi kontraktor
misalnya menaikkan kursi,  Mencegah fleksi leher
menggunakan pegangan tangga pada  Memaksimalkan fungsi sendi dan
toilet, penggunaan kursi roda. mempertahankan mobilitas
 Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.  Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh
 Kolaborasi: Berikan matras busa/  Berguna dalam memformulasikan program
pengubah tekanan. latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada
 Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai kebutuhan individual dan dalam
indikasi (steroid). mengidentifikasikan alat
 Menurunkan tekanan pada jaringan yang
mudah pecah untuk mengurangi risiko
imobilitas
 Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem
inflamasi akut
3 Gangguan Citra Setelah dilakukan tindakan  Dorong pengungkapan mengenai  Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi
Tubuh / Perubahan keperawatan selama 3x24 jam masalah tentang proses penyakit, rasa takut/ kesalahan konsep dan
Penampilan Peran diharapkan gangguan citra tubuh harapan masa depan. menghadapinya secara langsung
berhubungan dengan berkurang dengan criteria:  Diskusikan arti dari kehilangan/  Mengidentifikasi bagaimana penyakit
perubahan  Mengungkapkan peningkatan perubahan pada pasien/orang terdekat. mempengaruhi persepsi diri dan interaksi
kemampuan untuk rasa percaya diri dalam Memastikan bagaimana pandangaqn dengan orang lain akan menentukan
melaksanakan tugas- kemampuan untuk pribadi pasien dalam memfungsikan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling
tugas umum, menghadapi penyakit, gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek- lebih lanjut
peningkatan perubahan pada gaya hidup, aspek seksual.  Isyarat verbal/non verbal orang terdekat
penggunaan energi, dan kemungkinan  Diskusikan persepsi pasienmengenai dapat mempunyai pengaruh mayor pada
ketidakseimbangan keterbatasan bagaimana orang terdekat menerima bagaimana pasien memandang dirinya
mobilitas.  Menyusun rencana realistis keterbatasan. sendiri
untuk masa depan.  Akui dan terima perasaan berduka,  Nyeri konstan akan melelahkan, dan
bermusuhan, ketergantungan. perasaan marah dan bermusuhan umum
 Perhatikan perilaku menarik diri, terjadi
penggunaan menyangkal atau terlalu  Dapat menunjukkan emosional ataupun
memperhatikan perubahan metode koping maladaptive, membutuhkan
 Susun batasan pada perilaku mal intervensi lebih lanjut
adaptif. Bantu pasien untuk  Membantu pasien untuk mempertahankan
mengidentifikasi perilaku positif yang kontrol diri, yang dapat meningkatkan
dapat membantu koping perasaan harga diri
 Ikut sertakan pasien dalam  Meningkatkan perasaan harga diri,
merencanakan perawatan dan membuat mendorong kemandirian, dan mendorong
jadwal aktivitas berpartisipasi dalam terapi
 Bantu dalam kebutuhan perawatan yang  Mempertahankan penampilan yang dapat
diperlukan meningkatkan citra diri
 Berikan bantuan positif bila perlu.  Memungkinkan pasien untuk merasa senang
 Kolaborasi: Rujuk pada konseling terhadap dirinya sendiri. Menguatkan
psikiatri, mis: perawat spesialis perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya
psikiatri, psikolog. diri
 Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai  Pasien/orang terdekat mungkin
petunjuk, mis; anti ansietas dan obat- membutuhkan dukungan selama berhadapan
obatan peningkat alam perasaan. dengan proses jangka panjang/
ketidakmampuan
 Mungkin dibutuhkan pada sat munculnya
depresi hebat sampai pasien
mengembangkan kemapuan koping yang
lebih efektif
4 Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan  Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4)  Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum
diri berhubungan keperawatan selama 3x24 jam sebelum timbul awitan/ eksaserbasi dengan melakukan adaptasi yang diperlukan
dengan kerusakan diharapkan klien dapat mengatur penyakit dan potensial perubahan yang pada keterbatasan saat ini
musculoskeletal, kegiatan sehari-hari, dengan sekarang diantisipasi.  Mendukung kemandirian fisik/emosional
penurunan kekuatan, criteria hasil:  Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap  Menyiapkan untuk meningkatkan
daya tahan, nyeri  Melaksanakan aktivitas nyeri dan program latihan. kemandirian, yang akan meningkatkan
pada waktu perawatan diri pada tingkat  Kaji hambatan terhadap partisipasi harga diri
bergerak, depresi. yang konsisten dengan dalam perawatan diri. Identifikasi  Berguna untuk menentukan alat bantu untuk
kemampuan individual /rencana untuk modifikasi lingkungan memenuhi kebutuhan individual. Mis;
 Mendemonstrasikan  Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi memasang kancing, menggunakan alat
perubahan teknik/ gaya hidup okupasi. bantu memakai sepatu, menggantungkan
untuk memenuhi kebutuhan  Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di pegangan untuk mandi pancuran
perawatan diri. rumah sebelum pemulangan dengan  Mengidentifikasi masalah-masalah yang
 Mengidentifikasi sumber- evaluasi setelahnya. mungkin dihadapi karena tingkat
sumber pribadi/ komunitas  Kolaborasi : atur konsul dengan kemampuan actual
yang dapat memenuhi lembaga lainnya, mis: pelayanan  Mungkin membutuhkan berbagai bantuan
kebutuhan perawatan diri. perawatan rumah, ahli nutrisi. tambahan untuk persiapan situasi di rumah
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi 11.
Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee, Papadakis
MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton & Lange,
International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC. 2002.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta :
EGC
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius
Ruang : Penyakit Dalam
No. Medical Record : 01-5472
TglPengkajian : 20 Mei 2022
Pukul : 07 : 30 Wib

A. DATA DASAR
1. DATA DEMOGRAFI
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Usia : 65 tahun
Jeniskelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Pendidikan : SD
b. Sumber Informasi
Nama : Ny.S
Umur : 60 Th
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dgn pasien : istri
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kotabumi Lampung Utara
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25 maret 2022 Pukul 10.00 Wib. Klien
mengeluh nyeri pada persendian tangan dan kaki sejak 2 hari.

b. Riwayat kesehatan sekarang


Klin datang ke puskesmas kalirejo pada tangaal 22 maret 2022 pukul 10.00 demgan
keluhan nyeri pada persendian tangan dan kaki, nyeri klien dirasakan seperti
berdenyut dan menjalar ke pinggang, nyeri dirasakan klien meningkat saat digunakan
untuk bergerak,klin mengatakan tidak mampu menuntaskan aktivitasnya sehingga
aktivitasnya di bantu keluarga,klien tampak meringis menahan sakit,mengeluh sulit
tidut,klien merasa takut tentang kondisi penyakitnya,tidak tahu harus bagaimana.
pemeriksaan didapatkan hasil TTV TD : 150/90 mmHg, N : 100 x/ menit, RR : 22 x/
menit, S : 36,5

c. Riwayat kesehatan lalu


Klien dan keluarga mengatakan sebelumnya klien hanya merasakan nyeri biasa dan
masih bisa melakukan aktifitasnya sebagai seorang petani,klien tidak memiliki
riwayat penyakit menular
d. Riwayat kesehatankeluarga
Klien dan keluarga mengatakan didalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit menular seperti TBC namun ayah klien memiliki riwayat darah tinggi

1. PengkajianFisik (PengkajianFokus)
Pemeriksaan head to toe
- Ektremitas Atas
Jari tangan kiri teraba nyeri,persendian terasa kaku, tidak terdapat luka, a
- Ektremitas bawah
Persendian terasa kaku,nyeri jika di gerakkan,tidak ada luka.

2. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


a. Medis
 Piroksikam
 Eperson
 Vit.C
 Vit.B1

I. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
1. Data Subjektif Nyeri kronis Kondisi muskuloskeletal
 Klien mengatakan kronis
nyeri pada persendian
tangan dan kaki
 Klin mengatakan tidak
mampu menuntaskan
aktivitasnya
 Klien mengatakan
Nyeri terasa berdenyut
Data Objektif
 Klien Tampak
meringis menahan
nyeri
 TD : 150/90 mmHg
 N : 100 x/ menit

Data Subjektif Gangguan mobilitas Nyeri


 Klien mengatakan fisik
nyeri pada persendian
tangan dan kaki
 Klin mengatakan tidak
mampu menuntaskan
aktivitasnya
 Klien mengeluh
tangan dan kaki terasa
kakuf
Data Objektif
 Klien Tampak
meringis menahan
nyeri
 Aktivitas di bantu
keluarga
 TD : 150/90 mmHg
 N : 100 x/ menit

Data Subjektif Ansietas Kurang terpapar


 Klien dan keluarga informasi
mengatakan merasa
takut tentang kondisi
penyakitnya
 Klien mengeluh sulit
tidur
Data Objektif
 Klien tampak gelisah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis b.d Kondisi muskuloskeletal kronis
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
3. Ansietas b.d Kurang terpapar informasi
II. RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN
NO DX RENCANA INTERVENSI RASIONAL
(SMART)
1. Nyeri kronis B.D Setelah dilakukan  Monitor tanda-tanda vital  Menilai perkembangan kondisi dan
Kondisi asuhan keperawatan 2 mengantisipasi terjadinya perubahan
muskuloskeletal jam diharapkan masalah haemodinamik
kronis Nyeri kronis  Hindari kegiatan yang dapat  Mengurangi stimulus pencetus nyeri
Dapat teratasi dengan meningkatkan nyeri  Teknik pengalihan/mengontrol stimulasi
Kriteria Hasil :  Ajarkan Teknik relaksasi nafas dalam nyeri
 Nyeri dan distraksi  Mengurangi intensitas nyeri
berkurang/hilang  Ajarkan kompres hangat pada area  Meningkatkan suplai oksigen dan
 Nadi kurang dari nyeri mengelola nyeri secara farmakologi
90x/mnt  Kolaborasi dalam pemberian therapi

 Klien lebih rileks analgetik dan anti inflamasi

2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan  Lakukan pengkajian nyeri secara  Mengetahui respon klien terhadap nyeri
fisik b.d nyeri asuhan keperawatan 2 komprehensif termasuk lokasi, yang timbul
x24 jam diharapkan karakteristik, durasi, frekuensi,
gangguan mobilitas kualitas dan faktor presipitasi  Kondisi penglihatan kabur sering
Dapat teratasi dengan  Bantu klien dalam melakukan aktivitas berhubungan dengan hipertensi untuk
Kriteria Hasil : sesuai kebutuhan meminimalisir terjadinya pasien terjatuh
 Nyeri
berkurang/hilang  Observasi reaksi non  Identifikasi toleransi terhadap rasa nyeri
 Klien tampat lebih verbal dari ketidaknyamanan
rilax  Berikan lingkungan yang nyaman  Meningkatkan rasa nyaman dapat
 Klien dapat mengurangi stimulus dan dampak dari
melakukan aktivitas  Berikan informasi tentang nyeri seperti nyeri yang timbul
sendiri tanpa adanya penyebab nyeri, berala lama nyeri
keluhan nyeri akan berkurang dan antisipasi  Memberikan gambaran dalam mengelola
ketidaknyamanan dari prosedur nyeri yang timbul

3. Ansietas b.d Kurang Setelah dilakukan  Mengkaji perasaan klien dan keluarga  Menilai koping klien dan keluarga dalam
terpapar informasi asuhan keperawatan 2 terhadap kondisi saat ini menghadapi kondisi yang tidak diharapkan
x24 jam diharapkan  Beri kesempatan klien dan keluarga  Menggali tentang kebutuhan akan
masalah Ansietas Dapat untuk mengungkapkan perasaan dan informasi yang klien harapkan dari
teratasi dengan Kriteria harapannya keadaan saat ini
Hasil :  Beri informasi tentang kondisi saat ini  Memberi gambaran tentang pengambilan
 Klien dan keluarga serta prognosis dari penyakit klien keputusan
lebih tenang dan  Beri respon positif terhadap apa yang  Respon positif dari petugas dapat
tidak panik disampaiakan oleh klien dan keluarga meningkatkan kenyamanan dan
 Klien dan keluarga  Berikan informasi sejelas mungkin kepercayaan dalam pengambilan tindakan
mengerti tentang dari setiap prosedur tindakan yang  Informasi yang terputus atau tidak lengkap
penyakit yang di akan dilakukan dapat menyebabkan ketegangan klien
derita.

Anda mungkin juga menyukai