Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA

Ny. M DENGAN ATRIHITIS RHEMUTOID PUSKESMAS POKA/RUMAHTIGA


AMBON
TAHUN 2021

Oleh :

MEYTA P GOMIES

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
PASAPUA
AMBON
LAPORAN PENDAHULUAN
ARTHRITIS RHEUMATOID

A. PENGERTIAN ARTHRITIS RHEUMATOID


Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti
  

sendi.Kedua, itis yang berarti peradangan.Secara harfiah, arthritis berarti radang


sendi.Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi (Gordon, 2002).Engram (1998) mengatakan bahwa, Reumatoid arthritis adalah
penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi
dari membran sinovial dari sendi diartroidial.
  Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga
melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
  Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang
mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.( Susan Martin
Tucker.2003 )  Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011).

B. KLASIFIKASI ARTHRITIS RHEUMATOID


Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Reumatoid arthritis klasik
pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung
terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis deficit
pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung
terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung
terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung
terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat,
bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada
jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas
dan gangguan fungsi secara menetap.
C. ETIOLOGI ARTHRITIS RHEUMATOID
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa
menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor
Reumatoid
2.  Gangguan Metabolisme
3. Genetik
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik,
dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis reumatoid
adalah;
•     Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah 2-3:1.
•     Umur.
 Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit
ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
•     Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid maka
anda kemungkinan besar akan terkena juga.
•     Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
D. PATOFISIOLOGI ARTHRITIS RHEUMATOID
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama
terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam
sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi
membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan
tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya
permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena
serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas
otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,
eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini
granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke
tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan
pada nutrisi kartilago artikuer.Kartilago menjadi nekrosis. 
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian.  Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis
setempat.
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa
serangan dan tidak adanya serangan.Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.Namun pada sebagian kecil individu terjadi
progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi
vaskulitis yang difus (Long, 1996)

Pathway Arthritis Rheumatoid

E. TANDA DAN GEJALA ARTHRITIS RHEUMATOID


Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
 Nyeri persendian
   Bengkak (Reumatoid nodule)
 Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
 Terbatasnya pergerakan
   Sendi-sendi terasa panas
 Demam (pireksia)
 Anemia
 Berat badan menurun
 Kekuatan berkurang
 Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
 Gerakan menjadi terbatas
 Adanya nyeri tekan
  

 Deformitas bertambah pembengkakan


 Kelemahan
 Depresi
Gejala Extraartikular :
 Pada jantung : Reumatoid heard diseasure,  Valvula lesion (gangguan
katub),Pericarditis, Myocarditis
 Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
 Pada lympa : Lhymphadenopathy
 

 Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis


 

 Pada otot : Mycsitis


Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis
reumatoid.Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh
karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun
dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
2.  Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan,
namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua
sendi diartrodial dapat terserang.
3.  Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu
kurang dari 1 jam.
4.  Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat
dilihat pada radiogram.
5.  Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal,
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang
sering dijumpai pada penderita.Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput
metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.Sendi-sendi besar juga
dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam
melakukan gerak ekstensi.
6.  Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang paling sering dari
deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan
ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada
tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu
petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
7.  Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ
lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh
darah dapat rusak.
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada
lanjut usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari, bermula sakit dan
kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari,
mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi
kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan demam,
dapat terjadi berulang

F. KOMPLIKASI ARTHRITIS RHEUMATOID


1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
4. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh
adanya darah yang membeku.
5. Terjadi splenomegali.
6. Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya untuk
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi
menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik
yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS)
atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs,
DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis
reumatoid.

Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan
antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati
akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

G. KRITERIA DIAGNOSTIK ARTHRITIS RHEUMATOID


Kriteria American Rheumatism Association untuk Artritis Reumatoid, Revisi 1987.

No Kriteria Definisi
1 Kaku pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan
disekitarnya, sekurangnya selama 1 jam sebelum
perbaikan maksimal
2 Artritis pada 3  daerah  Pembengkakan jaringan lunak atau persendian atau
lebih efusi (bukan pertumbuhan tulang) pada
sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan yang
diobservasi oleh seorang dokter. Dalam kriteria ini
terdapat 14 persendian yang memenuhi kriteria yaitu
PIP, MCP, pergelangan tangan, siku pergelangan
kaki dan MTP kiri dan kanan.
3 Artritis pada       Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satu
persendian tangan persendian tangan seperti yang tertera diatas.
4 Artritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti yang tertera
pada kriteria 2 pada kedua belah sisi, keterlibatan
PIP, MCP atau MTP bilateral dapat diterima
walaupun tidak mutlak bersifat simetris.
5 Nodul Reumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau
permukaan ekstensor atau daerah juksta-artrikular
yang diobservasi oleh seorang dokter.
6 Faktor Reumatoid serum Terdapatnya titer abnormal faktor reumatoid serum
yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil
positif kurang dari 5% kelompok kontrol yang
diperiksa.
7 Perubahan gambaran Perubahan gambaran radiologis yang radiologis
khas bagi arthritis reumotoid pada periksaan sinar X
tangan posteroanterior atau pergelangan tangan yang
harus menunjukkan adanya erosi atau dekalsifikasi
tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang
berdekatan dengan sendi (perubahan akibat
osteoartritis saja tidak memenuhi persyaratan).
Untuk keperluan klasifikasi, seseorang dikatakan menderita artritis reumatoid jika ia
sekurang-kurangnya memenuhi 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria 1 sampai 4 harus
terdapat minimal selama 6 minggu. Pasien dengan dua diagnosis tidak dieksklusikan.
Pembagian diagnosis sebagai artritis reumatoid klasik, definit, probable atau possible
tidak perlu dibuat.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG ARTHRITIS RHEUMATOID
 Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
 Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
  Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
 Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
 Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
 Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
 Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6
minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada
foto rontgen

Beberapa faktor yang turut dalam memeberikan kontribusi pada penegakan diagnosis
Reumatoid arthritis, yaitu nodul Reumatoid, inflamasi sendi yang ditemukan pada saat palpasi
dan hasil-hasil pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaaan laboratorium menunjukkan peninggian
laju endap darah dan factor Reumatoid yang positif sekitar 70%; pada awal penyakit faktor ini
negatif.Jumlah sel darah merah dan komplemen C4 menurun.Pemeriksaan C- reaktifprotein (CRP)
dan antibody antinukleus (ANA) dapat menunjukan hasil yang positif. Artrosentesis akan
memperlihatkan cairan sinovial yang keruh, berwarna mirip susu atau kuning gelap dan
mengandung banyak sel inflamasi, seperti leukosit dan komplemen (Smeltzer & Bare, 2002).
Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis dan memantau perjalanan
penyakitnya. Foto rongen akan memperlihatkan erosi tulang yang khas dan penyempitan rongga
sendi yang terjadi dalam perjalanan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).

I. PENATALAKSANAAN ARTHRITIS RHEUMATOID


Tujuan utama terapi adalah:
 Meringankan rasa nyeri dan peradangan
 memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
 Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana
pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
 Istirahat
 Latihan fisik
  Panas
 Pengobatan
 Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum
yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
   Natrium kolin dan asetamenofen  meningkatkan toleransi saluran cerna
terhadap terapi obat
 Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari 
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga
menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
 Garam emas
 Kortikosteroid
 Nutrisi  diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan
indikasinya sebagai berikut:
 Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan
fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.
  Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
 Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
 Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.
Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan
yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan keluarganya
dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa hubungan yang baik akan
sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka
waktu yang lama (Mansjoer, dkk. 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi
11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC

Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam: Textbook of
Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co

Hirmawan, Sutisna., 1973. PATOLOGI.Jakarta : Bagian Patologi Anatomik Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia, pp : 437, 1

Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee, Papadakis
MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton & Lange,
International Edition, Connecticut 2005, 729-32.

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta :


EGC. 2002.

Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007.BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7.Jakarta :
EGC

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2011.KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua.Jakarta : Media Aesculapius

Nasution..1996.Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku Ajar Penyakit
Dalam Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit bag
2. Jakarta: EGC
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Ny. M
Tempat/tgl lahir : Saparua , 1 Maret 1942
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Ambon/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SD
Diagnose medis : arthritis rhematoid
2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi :
 Nama : Ny. F
 Alamat : Batu Gajah
 Hubungan dengan klien : Anak Kandung
3. Aktivitas rekreasi :
 Hobi : Membaca Kitab
 Bepergian/wisata : Sering ke rumah anaknya
 Keanggotaan organisasi : Tidak Ada
 Lain – lain : Tidak Ada
4. Riwayat keluarga
a. Saudara kandung
Nama Keadaan saat ini Keterangan
Tn. M Meninggal Meninggal
Tn. R Meninggal Meninggal
Ny. M Sehat Sehat
Ny S Meninggal Meninggal

B. POLA KEBIASAAN SETIAPARI


1. Nutrisi
 Frekuensi makan : 3xSehari
 Nafsu makan : Baik
 Jenis makanan : Bubur,Nasi,Ikan,Tahu,Tempe,Telur
 Keluhan yang berhubungan dengan makan : Tidak Ada
2. Eliminasi
a. BAK
 Frekuensi dan waktu : 4x/Sehari malam,pagi,siang.
 Kebiasaan BAK pada malam hari : Ya
 Keluhan yang berhubungan dengan BAK :Tidak Ada
b. BAB
 Frekuensi dan waktu : 2x/Sehari, tidak Menentu
 Konsistensi : Padat
 Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
3. Personal hygiene
a. Mandi
 Frekuensi dan waktu mandi : 2xSehari Pagi dan Sore Hari
 Pemakaian sabun ( ya/tidak ) : Ya
b. Oral hygiene
 Frekuensi dan gosok gigi : 2xSehari Pagi dan Sore
 Menggunakan pasta gigi : Ya
c. Cuci rambut
 Frekuensi : Setiap mandi
 Penggunaan shampo : ya
4. Istirahat dan tidur
 Lama tidur malam : 1-6 jam
 Tidur siang : 2 jam
 Keluhan yang berhubungan dengan tidur : sering terbangun karena nyeri
5. Kebiasaan mengisi waktu luang : bercerita dengan teman atau membaca kitab
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan ( jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai )
a. Merokok : tidak
b. Minuman keras : Tidak
c. Ketergantungan terhadap obat : Tidak
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
Setiap hari jumat di adakan senam Biasanya kegiatan berlangsung selama
pagi pada semua penghuni panti atau kurang lebih 1.30 menit.
kegiatan Ibadah serta TAK

C. STATUS KESEHATAN
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Klien mengtakan selama 1 tahun
terakhir nyeri yang dirasakan pada lutut dan pinggang semakin sakit
b. Gejala yang dirasakan : nyeri pada bagian persendian terutama
pada bagian lutut dan pinggang
c. Faktor pencetus : Nyeri sendi
d. Timbul keluhan : Menetap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : Saat bekerja atau berjalan jauh
f. Upaya mengatasi : Dengan istrahat
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
b. Riwayat alergi ( obat, debu, makanan, dan lain – lain ) : Tidak ada
c. Riwayat kecelakaan : Tidak ada
d. Riwayat dirawat di RS : Tidak pernah
e. Riwayat pemakaian obat : Tidak ada

3. Pengkajian/pemeriksaan fisik ( observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi, dan


palpasi)
a. Keadaan umum ( TTV )
ND : 80x/Menit
TD : 130/90 MmHg
RR : 20x/Menit
S : 37,20C
b. BB/TB : 69 Kg/154 Cm
c. Mata
Fungsi penglihatan : Mulai menurun
Ukuran pupil : Normal 2-4 mm
Konjungtiva : Normal tidak anemis
Sclera : Putih agak muulai kuning
Oedema palpebra : Tidak ada
Replek cayaha : ++
d. Telinga
Fungsi pendengaran : Baik
Kebersihan : Baik
Daun telinga : Bersih
Secret : Tidak ada
Warna secret : Tidak ada
e. Mulut, gigi, dan bibir
Kebersihan mulut : Bersih
Keadaan gigi : Bersih
Tanda radang ( bibir, gusi, lidah ) : Tidak ada
Kesulitan menelan : Tidak ada
f. Kulit
Warna kulit : Hitam Manis
Kelembapan : Lembab
Tugor kulit : Elastis
Ada atau tidaknya edema : Tidak ada

D. HASIL PENGKAJIAN KHUSUS ( FORMAT TERLAMPIR )


1. Masalah kesehatan kronis : Tidak ada
2. Fungsi kognitif : Baik
3. Status fungsional : Baik
4. Status psikologis ( skala depresi ): Tidak ada
5. Dukungan keluarga : Baik
E. LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
1. Kebersihan dan kerapian ruangan : Bersih dan rapi
2. Penerangan : Terang
3. Sirkulasi Udara : Baik
4. Keadaan kamar mandi : Bersih
5. Pembuangan air kotor : Septik Tank
6. Sumber air minum : PAM
7. Pembuangan sampah : Di bakar
8. Sumber pencemaran : Tidak ada
9. Panataan halaman ( kalau ada ) : ada di tanam bunga
F. DIAGNOSA MEDIS
Artrithis Rhematoid

G. ANALISA DATA
Nama : Ny. M Umur : 78 Tahun
Dx Medis : Arthritis R
Data Etiologi Masalah

DS :
 Klien mengatakan nyeri
pada persendian Destruksi sendi Nyeri akut
terutama pada lutut dan
pinggang.
DO :
 Klien tampak menahan
nyeri saat beraktivitas.

DS :
 klien mengatakan kaku
pada area lutut dan Ketidaknyamanan Hambatan mobilitas fisik
pinggang saat Nyeri
beraktivitas.
DO :
 klien tampak berjalan
perlahan karena kaku
pada persendian.

H. DIAGNOSIS YANG MUNCUL


1. Nyeri akut b/d Destruksi sendi

2. Hambatan Mobilitas Fisik B/D Ketidaknyamanan Nyeri

3. NCP ( NURSING CARE PLANNING )

Nama : Ny. M Umur : 78 Tahun


Dx Medis : Arthritis Rhematoid

No Diagnosa Kep Intervensi Rasional

1. Nyeri akut 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi 1. Membantu dalam menentukan
berhubungan dan intensitas (skala 0-10) kebutuhan manajemen nyeri dan
dengan destruksi keefektifan program.
sendi 2. Anjurkan pasien untuk mandi air 2. Panas meningkatkan relaksasi otot,
hangat atau mandi pancuran pada dan mobilitas, menurunkan rasa sakit
waktu bangun dan/atau pada waktu dan melepaskan kekakuan di pagi
tidur. Sediakan waslap hangat untuk hari. Sensitivitas pada panas dapat
mengompres sendi-sendi yang sakit dihilangkan dan luka dermal dapat
beberapa kali sehari. Pantau suhu air disembuhkan
kompres, air mandi, dan sebagainya.
3. Meningkatkan relaksasi/ mengurangi
3. Berikan masase yang lembut
nyeri
4. Kolaborasi: Berikan obat-obatan
4. Sebagai anti inflamasi dan efek
sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat).
analgesik ringan dalam mengurangi
kekakuan dan meningkatkan
mobilitas.
1. Tingkat aktivitas/ latihan tergantung
dari perkembangan/ resolusi dari
1. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan
tingkat inflamasi/ rasa sakit pada proses inflamasi.
sendi
2. Istirahat sistemik dianjurkan selama
2. Pertahankan istirahat tirah baring/ eksaserbasi akut dan seluruh fase
duduk jika diperlukan jadwal
penyakit yang penting untuk
aktivitas untuk memberikan periode
istirahat yang terus menerus dan tidur mencegah kelelahan mempertahankan
malam hari yang tidak terganggu.
kekuatan
Hambatan
mobilitas fisik
2. berhubungan 3. Bantu dengan rentang gerak 3. Mempertahankan / meningkatkan
dengan aktif/pasif, demikiqan juga latihan
fungsi sendi, kekuatan otot dan
ketidaknyamanan resistif dan isometris jika
Nyeri memungkinkan stamina umum. Catatan : latihan tidak
adekuat menimbulkan kekakuan sendi,
karenanya aktivitas yang berlebihan
dapat merusak sendi

4. Kolaborasi: berikan obat-obatan 4. Sebagai anti inflamasi dan efek


sesuai indikasi (steroid).
analgesik ringan dalam mengurangi
Mungkin dibutuhkan untuk menekan
sistem inflamasi akut kekakuan dan meningkatkan
mobilitas.

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Tn T.R Umur : 78 Tahun


Dx Medis : Atrhitis Rhematoid
No Hari/tgl/jam Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi
1. Selasa, 07-07 Nyeri akut 1. Mengevaluasi nyeri secara S: klien mengatakan merasa
2021 berhubungan konfrehensif (skala, lokasi, nyeri pada persendian
10.55 WIT dengan destruksi kualitas nyeri) terutama pada persendian
H: klien mengeluh nyeri
sendi lutut dan pinggang
pada persendian terutama
O : klien tampak menahan sakit
pada lutut dan pinggang
saat beraktivitas
2. Menganjurkan pasien untuk
A: masalah belum teratasi
mandi air hangat atau
mandi pancuran pada waktu P : lanjutkan intervensi
bangun dan/atau pada 1. Mengevaluasi nyeri secara
waktu tidur. konfrehensif (skala,
H: klien mengatakan sudah lokasi, kualitas nyeri)
mandi air hangat tadi pagi 2. Menganjurkan pasien
untuk mandi air hangat
3. Melakukan massase lembut
atau mandi pancuran pada
pada daerah yang dirasakan
waktu bangun dan/atau
nyeri
pada waktu tidur.
H: klien mengatakan
3. Melakukan massase
merasa nyaman saat lembut pada daerah yang
dimassase. dirasakan nyeri

2. Selasa 07-07 Hambatan 1. Mengevaluasi/ lanjutkan S: klien mengatakan nyeri saat


2021 mobilitas fisik pemantauan tingkat beraktivitas
11.20 WIT berhubungan inflamasi/ rasa sakit pada O: klien lambat dalam
sendi
dengan nyeri, beraktivitas
H: klien mengatakan
ketidaknyamanan A: masalah belum teratasi
merasakan nyeri saat
P: lanjutkan intervensi
beraktivitas.
keperawatan.

1. Rabu, 08-07 Nyeri akut 1. Mengevaluasi nyeri secara S: klien mengatakan merasa
2021 berhubungan konfrehensif (skala, lokasi, nyeri pada persendian
08.35 WIT dengan destruksi kualitas nyeri) terutama pada persendian
H: klien mengeluh nyeri
sendi lutut dan pinggang
pada persendian terutama
O : klien tampak menahan sakit
pada lutut dan pinggang
saat beraktivitas
2. Menganjurkan pasien untuk
A: masalah belum teratasi
mandi air hangat atau
mandi pancuran pada waktu P : lanjutkan intervensi
bangun dan/atau pada 1. Mengevaluasi nyeri
waktu tidur. secara konfrehensif
H: klien mengatakan sudah (skala, lokasi, kualitas
mandi air hangat tadi pagi nyeri)
2. Menganjurkan pasien
3. Melakukan massase lembut
untuk mandi air hangat
pada daerah yang dirasakan
atau mandi pancuran pada
nyeri
waktu bangun dan/atau
pada waktu tidur.
H: klien mengatakan 3. Melakukan massase
merasa nyaman saat lembut pada daerah yang
dimassase. dirasakan nyeri

2. Rabu, 08-07 Hambatan 1. Mengevaluasi/ lanjutkan S: klien mengatakan nyeri saat


2021 mobilitas fisik pemantauan tingkat beraktivitas
10.35 WIT berhubungan inflamasi/ rasa sakit pada O: klien lambat dalam
sendi
dengan nyeri, beraktivitas
H: klien mengatakan
ketidaknyamanan A: masalah belum teratasi
merasakan nyeri saat
P: lanjutkan intervensi
beraktivitas.
keperawatan.

1. Masalah Kesehatan Kronis


Keluhan kesehatan atau gejala yang Tidak
Selalu Sering Jarang
No dirasakan klien dalam waktu 3 bulan Pernah
(3) (2) (1)
terakhir berkaitan dengan fungsi – fungsi (0)
1. Fungsi penglihatan
- Penglihatan kabur 0
- Mata berair 0
- Nyeri pada mata 0

2. Fungsi pendengaran
- Pendengaran berkurang 0
- Telinga berdenging 0
3. Fungsi jantung
- Jantung berdebar – debar 0
- Cepat lelah 0
- Nyeri dada 0

4. Fungsi pencernaan
- Mual/muntah 0
5. Nyeri ulu hati
- Makan dan minum banyak ( berlebihan ) 0
- Perubahan kebiasaan buang air besar 0
( mencret atau sembelit ) 0
6. Fungsi persarafan
- Lumpuh/kelemahan pada kaki atau 3
tangan
- Kehilangan rasa 2
- Gemetar/tremor 2
- Nyeri/pegal pada daerah tengkuk 3
7. Fungsi saluran perkemihan
- Buang air kecil banyak 0
- Sering buang air kecil pada malam hari 0
- Tidak mampu mengontrol pengeluaran 0
air kemih (ngompol ) 0
Jumlah 10

Analisis hasil
Skor : < 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis ringan
Skor : 26-50 :masalah kesehatan kronis sedang
Skor : > 51 : masalah kesehatan kronis berat
2. Fungsi Kognitif
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien
berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.Petunjuk :
isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respon klien :
No Item Pertanyaan Benar Salah
Jam berapa sekarang ? 
1
Jawab : 12.30
Tahun Berapa Sekarang ? 
2
Jawab : 2020
Kapan bapak/ ibu lahir ? -
3
Jawab : Tidak Ingat
Berapa umur bapak / ibu sekarang ? 
4
Jawab : 68 Tahun
Dimana alamat bapak / ibu sekarang ? 
5
Jawab : Panti Werda Ina Kaka Passo
Berapa jumlah anggota keluarga bapak / ibu ? 
6
Jawab : 4 Orang
Siapa nama anggota keluarga bapak / ibu ? 
7
Jawab : Ny. M Ny. P, Tn, M, Ny. S
Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia? 
8
Jawab : 1945
Siapa nama Presiden Indonesia sekarang ? 
9
Jawab : Joko Widodo
Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 
10
Jawab :20,19,18,17,16,15,14,13,12,11,10,9,8,7,6,5,4,3,2,1
Jumlah Benar 9

Analisa Hasil :
Skor Benar : 8 – 10 : Tidak ada gangguan
Skor benar : 0 – 7 : Ada Gangguan

Anda mungkin juga menyukai