1. Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki.
Perbandingannya adalah 2-3:1.
2. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60
tahun. Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan
anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
3. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
4. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
Gejala Extraartikular :
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak
maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial
terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya
kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang
kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius
terjadi pada lanjut usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku
pada pagi hari, bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku,
pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari, mulai terlihat bengkak
setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan
dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan
demam, dapat terjadi berulang
No Kriteria Definisi
1 Kaku pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian
dan disekitarnya, sekurangnya selama 1 jam
sebelum perbaikan maksimal
2 Artritis pada Pembengkakan jaringan lunak atau
3 daerah persendian atau lebih efusi (bukan
pertumbuhan tulang) pada sekurang-
kurangnya 3 sendi secara bersamaan yang
diobservasi oleh seorang dokter. Dalam
kriteria ini terdapat 14 persendian yang
memenuhi kriteria yaitu PIP, MCP,
pergelangan tangan, siku pergelangan kaki
dan MTP kiri dan kanan.
3 Artritis pada Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan
persendian tangan satu persendian tangan seperti yang tertera
diatas.
4 Artritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti yang
tertera pada kriteria 2 pada kedua belah sisi,
keterlibatan PIP, MCP atau MTP bilateral
dapat diterima walaupun tidak mutlak
bersifat simetris.
5 Nodul Reumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau
permukaan ekstensor atau daerah juksta-
artrikular yang diobservasi oleh seorang
dokter.
6 Faktor Reumatoid Terdapatnya titer abnormal faktor reumatoid
serum serum yang diperiksa dengan cara yang
memberikan hasil positif kurang dari 5%
kelompok kontrol yang diperiksa.
7 Perubahan gambaran Perubahan gambaran radiologis yang
radiologis khas bagi arthritis reumotoid
pada periksaan sinar X tangan
posteroanterior atau pergelangan tangan
yang harus menunjukkan adanya erosi atau
dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada
sendi atau daerah yang berdekatan dengan
sendi (perubahan akibat osteoartritis saja
tidak memenuhi persyaratan).
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang
merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
a. Aspirin (anti nyeri) dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari,
kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per
100 ml
b. Natrium kolin dan asetamenofen: meningkatkan toleransi
saluran cerna terhadap terapi obat
c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200
– 600 mg/hari: mengatasi keluhan sendi, memiliki efek
steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid
yang diperlukan.
d. Garam emas
e. Kortikosteroid
5. Nutrisi: diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee,
Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed.,
Appleton & Lange, International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7.
Jakarta : EGC
Nasution. 1996. Aspek Genetik Penyakit Reumatik dalam Noer S (Editor) Buku
Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Price, SA. Dan Wilson LM. 1993. Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit bag 2. Jakarta: EGC