Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN REMATIK

A. Pengertian

Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani.Pertama, arthron, yang berarti sendi.Kedua,

itis yang berarti peradangan.Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi.Sedangkan

Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi

tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan

seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002).Engram

(1998) mengatakan bahwa, Reumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung

sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi

diartroidial.

Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang

manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga

melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,

progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris

(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).

Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses

inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001).

Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia

lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi

Darmojo, 2002).
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui

penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang

mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut (Susan Martin Tucker,

2003).

Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai mengenai

membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian,

kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. (Diane C. Baughman, 2000).

Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama

poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour, 2005).

Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada

daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011)

B. Etiologi

Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa

menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor

Reumatoid

2. Gangguan Metabolisme

3. Genetik

4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)

Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor

predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi

virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).


Adapun faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis reumatoid

adalah;

1. Jenis Kelamin. 

Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah 2-3:1.

2. Umur.

Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini

juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)

3. Riwayat Keluarga. 

Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid maka

anda kemungkinan besar akan terkena juga. 

4. Merokok.

5. Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.

C. Tanda & Gejala

Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :

1. Nyeri persendian

2. Bengkak (Reumatoid nodule)

3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

4. Terbatasnya pergerakan

5. Sendi-sendi terasa panas

6. Demam (pireksia)

7. Anemia

8. Berat badan menurun

9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi

11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal

12. Pasien tampak anemik

Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :

1. Gerakan menjadi terbatas

2. Adanya nyeri tekan

3. Deformitas bertambah pembengkakan

4. Kelemahan

5. Depresi

Gejala Extraartikular :

1. Pada jantung : Reumatoid heard diseasure,  Valvula lesion (gangguan

katub),Pericarditis, Myocarditis

2. Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis

3. Pada lympa : Lhymphadenopathy

4. Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis

5. Pada otot : Mycsitis

Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis

reumatoid.Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh

karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.

1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan

demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.


2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun

biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi

diartrodial dapat terserang.

3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi terutama

menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis,

yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari 1 jam.

4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan

sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada

radiogram.

5. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan

penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal,

deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering

dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang

timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan

mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerak

ekstensi.

6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga

orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang paling sering dari deformitas

ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari

lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat

lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit

yang aktif dan lebih berat.

7. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain di

luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat

rusak.
Gejala umum Reumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada tingkat peradangan

jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika jaringan berhenti

meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara spontan atau dengan

pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan atau tahun. Selama remisi, gejala

penyakit hilang dan orang-orang pada umumnya merasa sehat ketika penyakit ini aktif lagi

(kambuh) ataupun gejala kembali (Reeves, Roux & Lockhart, 2001). 

Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan energi, kurangnya

nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi dan kekakuan.Otot dan kekauan

sendi biasanya paling sering di pagi hari.Disamping itu juga manifestasi klinis Reumatoid

arthritis sangat bervariasi dan biasanya mencerminkan stadium serta beratnya penyakit.Rasa

nyeri, pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan gambaran klinis yang

klasik untuk Reumatoid arthritis (Smeltzer & Bare, 2002). Gejala sistemik dari Reumatoid

arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu, takikardi, berat badan menurun, anemia (Long,

1996). 

Pola karakteristik dari persendian yang terkena adalah : mulai pada persendian kecil di

tangan, pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai persendian, lutut, bahu, pinggul,

siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.Awitan biasanya

akut, bilateral dan simetris.Persendian dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari

berlangsung selama lebih dari 30 menit.Deformitas tangan dan kaki adalah hal yang umum. 
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu : 

1. Stadium sinovitis 

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,

edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak maupun istirahat, bengkak dan

kekakuan. 

2. Stadium destruksi 

Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada

jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. 

3. Stadium deformitas 

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan

gangguan fungsi secara menetap. 

Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit yang dini

sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi yang akut pada sendi-

sendi tersebut.Persendian yang teraba panas, membengkak, tidak mudah digerakkan dan

pasien cendrung menjaga atau melinddungi sendi tersebut dengan imobilisasi.Imobilisasi

dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kontraktur sehingga terjadi deformitas jaringan

lunak.Deformitas dapat disebabkan oleh ketidaksejajajran sendi yang terjadi ketika sebuah

tulang tergeser terhadap lainnya dan menghilangkan rongga sendi (Smeltzer & Bare, 2002). 

Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius terjadi pada lanjut

usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari, bermula sakit dan

kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari,

mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi
kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan demam, dapat

terjadi berulang

D. Patofisiologi

Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi

dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-

enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial

dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan

menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan

mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami

perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot

(Smeltzer & Bare, 2002). 

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,

eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi

menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini granulasi

membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub

chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi

kartilago artikuer.Kartilago menjadi nekrosis.  

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila kerusakan

kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa

atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan

ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasi

dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.


Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa

serangan dan tidak adanya serangan.Sementara ada orang yang sembuh dari serangan

pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.Namun pada sebagian kecil individu terjadi

progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi

vaskulitis yang difus (Long, 1996). 

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan


leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi
sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi
tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk
pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi;
cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental
dibanding cairan sendi yang normal.

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6
minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada
foto rontgen.

Beberapa faktor yang turut dalam memeberikan kontribusi pada penegakan diagnosis
Reumatoid arthritis, yaitu nodul Reumatoid, inflamasi sendi yang ditemukan pada saat
palpasi dan hasil-hasil pemeriksaan laboratorium.Pemeriksaaan laboratorium menunjukkan
peninggian laju endap darah dan factor Reumatoid yang positif sekitar 70%; pada awal
penyakit faktor ini negatif.Jumlah sel darah merah dan komplemen C4 menurun.Pemeriksaan
C- reaktifprotein (CRP) dan antibody antinukleus (ANA) dapat menunjukan hasil yang
positif. Artrosentesis akan memperlihatkan cairan sinovial yang keruh, berwarna mirip susu
atau kuning gelap dan mengandung banyak sel inflamasi, seperti leukosit dan komplemen
(Smeltzer & Bare, 2002). Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk membantu penegakan
diagnosis dan memantau perjalanan penyakitnya. Foto rongen akan memperlihatkan erosi
tulang yang khas dan penyempitan rongga sendi yang terjadi dalam perjalanan penyakit
tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).

F. Penalaksanaan Medis

Tujuan utama terapi adalah:

1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan

2. Mempertahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.

3. Mencegah atau memperbaiki deformitas

Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana

pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1. Istirahat

2. Latihan fisik

3. Panas

4. Pengobatan:

a. Aspirin (anti nyeri) dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang

diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml

b. Natrium kolin dan asetamenofen: meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap

terapi obat
c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari:

mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan

kebutuhan steroid yang diperlukan.

d. Garam emas

e. Kortikosteroid

5. Nutrisi: diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan

dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan

indikasinya sebagai berikut:

a. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan

fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.

b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.

d. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.

Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan

yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan keluarganya dengan

dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa hubungan yang baik akan sukar untuk

dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang lama

(Mansjoer, dkk. 2001).

Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Kalau

diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti

inflamasi maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat

menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan
sehingga keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal

(Smeltzer & Bare, 2002).

Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan Reumatoid arthritis menuju

pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih

dini.Kesempatan bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan penyakit terdapat

dalam dua tahun pertama awitan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002). 

Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya

digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari.Dengan air hangat pergerakan sendi menjadi

lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini,

seperti: tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil,

menjaga asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak

memakan ikan laut. Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang

mengandung Omega 3.Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara

persendian agar tetap lentur.

G. Pengkajian Keperawatan

1. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna
kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
1. Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
2. Catat bila ada krepitasi
3. Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
c. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
1. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
2. Ukur kekuatan otot
d. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
e. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
2. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi
berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya
aspek body image dan harga diri klien.
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-
organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi
akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
3. Pengkajian 11 Pola Gordon
a. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan
1. Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi?
2. Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?
3. Riwayat keluarga dengan RA
4. Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
5. Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
b. Pola Nutrisi Metabolik
1. Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak
mengandung pospor (zat kapur), vitamin dan protein)
2. Riwayat gangguan metabolic

c. Pola Eliminasi
Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1. Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
2. Jenis aktivitas yang dilakukan
3. Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
4. Tidak mampu melakukan aktifitas berat
e. Pola Istirahat dan Tidur
1. Apakah ada gangguan tidur?
2. Kebiasaan tidur sehari
3. Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
4. Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
f. Pola Persepsi Kognitif
Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
1. Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
2. Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?
h. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
1. Bagaimana hubungan dengan keluarga?
2. Apakah ada perubahan peran pada klien?
i. Pola Reproduksi Seksualitas
Adakah gangguan seksualitas?
j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
k. Pola Sistem Kepercayaan
1. Agama yang dianut?
2. Adakah gangguan beribadah?
3. Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan?

H. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan,
kekuatan otot.

I. Intervensi

DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

Nyeri berhubungan Setelah dilakukan - Kaji keluhan nyeri, catat - Membantu dalam
dengan agen tindakan lokasi dan intensitas menentukan kebutuhan
pencedera, distensi keperawatan (skala 0-10). Catat faktor- manajemen nyeri dan
jaringan oleh selama 3x24 jam faktor yang mempercepat keefektifan program
akumulasi cairan/ diharapkan tidak dan tanda-tanda rasa sakit - Matras yang lembut/
proses inflamasi, ada Keluhan empuk, bantal yang besar
destruksi sendi. nyeri, dengan non verbal akan mencegah
kriteria : - Berikan matras/ kasur pemeliharaan kesejajaran
keras, bantal kecil, tubuh yang tepat,
- Menunjukkan
tinggikan linen tempat menempatkan stress pada
nyeri hilang/
tidur sesuai kebutuhan sendi yang sakit.
terkontrol
- Tempatkan/ pantau Peninggian linen tempat
- Terlihat rileks,
penggunaan bantal, tidur menurunkan tekanan
dapat
karung pasir, gulungan pada sendi yang
tidur/beristiraha
trokhanter, bebat, brace. terinflamasi/nyeri
t dan
- Dorong untuk sering - Mengistirahatkan sendi-
berpartisipasi
mengubah posisi, bantu sendi yang sakit dan
dalam aktivitas
untuk bergerak di tempat mempertahankan posisi
sesuai
tidur, sokong sendi yang netral. Penggunaan brace
kemampuan
sakit di atas dan bawah, dapat menurunkan nyeri
- Mengikuti
hindari gerakan yang dan dapat mengurangi
program
menyentak. kerusakan pada sendi
farmakologis
- Anjurkan pasien untuk - Mencegah terjadinya
yang
mandi air hangat atau kelelahan umum dan
diresepkan
mandi pancuran pada kekakuan sendi.
- Menggabungka
waktu bangun dan/atau Menstabilkan sendi,
n keterampilan
pada waktu tidur. mengurangi gerakan/ rasa
relaksasi dan
Sediakan waslap hangat sakit pada sendi
aktivitas
untuk mengompres sendi- - Panas meningkatkan
hiburan ke
sendi yang sakit beberapa relaksasi otot, dan
dalam program
kali sehari. Pantau suhu mobilitas, menurunkan
kontrol nyeri.
air kompres, air mandi, rasa sakit dan melepaskan
dan sebagainya. kekakuan di pagi hari.
- Berikan masase yang Sensitivitas pada panas
lembut dapat dihilangkan dan
- Ajarkan teknik non luka dermal dapat
farmakologi (relaksasi, disembuhkan
distraksi, relaksasi - Meningkatkan relaksasi/
progresif)
- Beri obat sebelum mengurangi nyeri
aktivitas/ latihan yang - Meningkatkan realaksasi,
direncanakan sesuai mengurangi tegangan
petunjuk. Kolaborasi: otot/ spasme,
Berikan obat-obatan memudahkan untuk ikut
sesuai petunjuk serta dalam terapi
(mis:asetil salisilat) - Sebagai anti inflamasi
- Berikan kompres dingin dan efek analgesik ringan
jika dibutuhkan dalam mengurangi
kekakuan dan
meningkatkan mobilitas.
- Rasa dingin dapat
menghilangkan nyeri dan
bengkak selama periode
akut

Gangguan mobilitas Setelah dilakukan - Evaluasi/ lanjutkan - Tingkat aktivitas/ latihan


fisik berhubungan tindakan pemantauan tingkat tergantung dari
dengan deformitas keperawatan inflamasi/ rasa sakit pada perkembangan/ resolusi
skeletal, nyeri, selama 3x24 jam sendi dari peoses inflamasi
penurunan, kekuatan diharapkan - Pertahankan istirahat tirah - Istirahat sistemik
otot. mobilitas fisik baring/ duduk jika dianjurkan selama
baik dengan diperlukan jadwal eksaserbasi akut dan
kriteria : aktivitas untuk seluruh fase penyakit
memberikan periode yang penting untuk
- Mempertahank
istirahat yang terus mencegah kelelahan
an fungsi posisi
menerus dan tidur malam mempertahankan
dengan tidak
hari yang tidak terganggu. kekuatan
hadirnya/
- Bantu dengan rentang - Mempertahankan/
pembatasan
gerak aktif/pasif, meningkatkan fungsi
kontraktur.
demikian juga latihan sendi, kekuatan otot dan
- Mempertahank
resistif dan isometris jika stamina umum. Catatan :
an ataupun
memungkinkan  latihan tidak adekuat
meningkatkan - Ubah posisi dengan menimbulkan kekakuan
kekuatan dan sering dengan jumlah sendi, karenanya aktivitas
fungsi dari dan/ personel cukup. yang berlebihan dapat
atau - Demonstrasikan/ bantu merusak sendi
kompensasi tehnik pemindahan dan - Menghilangkan tekanan
bagian tubuh penggunaan bantuan pada jaringan dan
- Mendemonstras mobilitas, mis, trapeze. meningkatkan sirkulasi.
ikan tehnik/ - Posisikan dengan bantal, - Mempermudah perawatan
perilaku yang kantung pasir, gulungan diri dan kemandirian
memungkinkan trokanter, bebat, brace pasien. Tehnik
melakukan - Gunakan bantal kecil/tipis pemindahan yang tepat
aktivitas di bawah leher dapat mencegah robekan
- Dorong pasien abrasi kulit
mempertahankan postur - Meningkatkan stabilitas
tegak dan duduk tinggi, (mengurangi resiko
berdiri, dan berjalan cidera) dan
- Berikan lingkungan yang mempertahankan posisi
aman, misalnya sendi yang diperlukan dan
menaikkan kursi, kesejajaran tubuh,
menggunakan pegangan mengurangi kontraktor
tangga pada toilet, - Mencegah fleksi leher
penggunaan kursi roda. - Memaksimalkan fungsi
- Kolaborasi: konsul sendi dan
dengan fisoterapi. mempertahankan
- Kolaborasi: Berikan mobilitas
matras busa/ pengubah - Menghindari cidera akibat
tekanan.  kecelakaan/ jatuh
- Kolaborasi: berikan obat- - Berguna dalam
obatan sesuai indikasi memformulasikan
(steroid).  program latihan/ aktivitas
yang berdasarkan pada
kebutuhan individual dan
dalam
mengidentifikasikan alat
- Menurunkan tekanan
pada jaringan yang
mudah pecah untuk
mengurangi risiko
imobilitas
- Mungkin dibutuhkan
untuk menekan sistem
inflamasi akut

J. Evaluasi

1. Dx 1 : Nyeri teratasi dengan baik

2. Dx 2 : Mobilitas fisik kembali normal


ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA NY. R DENGAN REMATIK DI PERUM PERMATA CIKARANG

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Nama : Ny. R

b. Tempat / tgl lahir : Sukamarnah, 25 Oktober 1955

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Status Perkawinan : Janda

e. Agama :Islam

f. Suku : Lampung

2. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

a. Pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga

b. Pekerjaan sebelumnya : Klien tidak pernah bekerja

c. Sumber pendapatan : Dari anak-anak klien

d. Kecukupan pendapatan : Cukup

3. Lingkungan tempat tinggal

Kebersihan dan kerapihan ruangan, Rapih dan Bersih,Penerangan Cukup, Sirkulasi

udara Ada Jendela, Keadaan kamar mandi & WCMenggunakan WC Duduk, Bersih,

Pembuangan air kotor Ada Limbah, Sumber air minum Dari PAM, pembuangan

sampah Di Depan Rumah.


4. Riwayat Kesehatan

a. Status Kesehatan saat ini

1. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Sakit pada ekstremitas

2. Gejala yang dirasakan : Nyeri

3. Faktor pencetus : Gejala penyakit

4. Timbul keluhan : Bertahap

5. Upaya mengatasi : Meminum obat dari puskesmas

atau dari warung

6. Pergi ke RS / Klinik pengobatan dokter praktek / bidan / perawat ?

Klien kadang berobat ke puskesmas

7. Mengonsumsi obat - obatan sendiri? Obat tradisional?

Klien mengonsumsi obat dari puskesmas dan terkadang beli sendiri di warung

dekat rumah

b. Riwayat Kesehtan Masa Lalu

1. Penyakit yang pernah diderita : Rematik

2. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dll) : Tidak ada alergi

3. Riwayat kecelakaan : Tidak ada

4. Riwayat pernah dirawat di RS : Tidak ada

5. Riwayat pemakaian obat : Tidak ada

5. Pola Fungsional

a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan

Klien terbiasa mengurus rumah tangga setiap harinya.

b. Nutrisi metabolik

Klien makan 3x sehari, nafsu makan baik dan selalu menghabiskan porsi

makanannya. Jenis makanan padat, tidak ada makanan yang tidak disukai,
tidak ada alergi makanan, tidak ada pantangan makanan, tidak ada keluhan

yang berhubungan dengan makanan

c. Eliminasi

BAK: - Frekuensi 5-6 x sehar


- BAK pada malam hari tidak sering
- Kadang ada keluhan saat BAK.

BAB: - Frekuensi 2x sehari.

- Konsistensi lunak.

- BAB lancar tidak ada sembelit

d. Aktifitas Pola Latihan

Aktifitas sehari-hari mandiri, tidak ada masalah aktifitas.

e. Pola istirahat tidur

Tidur malam lebih6 jam , tidur siang kadang-kadang, keluhan berhubungan

dengan tidur terkadang jika rasa sakit remati kambuh terasa skit menyebabkan

sulit tidut.

f. Pola Kognitif Persepsi

- Pengihatan normal, tidak memakai kaca mata.

- Pendengaran normal (tidak ada gangguan pendengaran)

g. Persepsi diri-Pola konsep diri

Konsep diri baik.Klien merasa tidak terganggu dengan keadaannya/

penampilannya sekarang, selalu merasa bersyukur dengan bagaimanapun

keadaannya, asalkan sehat walaupun kadang timbul gejala rematik.Klien sudah

menerima keadaannya, tidak merasa malu dengan keadaannya dan masih

merasa diperhatikan oleh keluarga tetangganya.


h. Pola Peran-Hubungan

Pola peran dan hubungan baik.Didalam komunikasi sehari-hari klien tidak

mengalami hambatan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia.

Hubungan komunikasi dengan keluarga, tetangga dan teman di lingkungannya

baik, klien cukup ramah.

i. Sexualitas

Kien sudah menjadi seorang janda. Sexualitas kien tidak ada masalah

j. Koping-Pola Toleransi Stress

Koping stess baik.Klien selalu bersyukur dan menerima keadaannya.

k. Nilai-Pola Keyakinan

Pola keyakinan baik. Klien beragama islam, berusaha untuk menjalankan

ajarannya. Klien juga rajin mengikuti kegiatan keagamaan, Klien selalu sholat

lima waktu

6. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

TTV : TD : 150/100 mmHg

RR : 25 x/m

HR : 98 x/m

S : 36,7 ° C

BB / TB : 55 Kg / 155 cm

Kepala

Rambut :Rambut klien Nampak sudah beruban, bersih


Mata : - Simetris

- Bola mata simetris tidak ada kelainan

- Konjungtiva tidak anemis

- Sklera tidak ikterik

Telinga : - Simetris

- Nyeri tekan tidak ada

- Gangguan pendengaran tidak ada

Mulut, gigi dan bibir :- Tidak ada kelainan

- Mucosa lembab

- Tidak ada stomatitis

- Gigi caries tidak ada

- Lidah bersih

Dada : - Simetris

- Tidak terdengan mengi (wheezing / ronchi)

Abdomen : - Supel

- Tidak ada pembesaran abdomen

- Tidak ada nyeri tekan

Kulit : Kering

Ekstremitas atas : - Tidak ada pembengkakan

- Nyeri di daerah sendi - sendi

Ekstremitas bawah : - Tidak ada pembengkakan

- Nyeri di daerah sendi – sendi


7. Pengkajian Khusus

PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF

(SPMSQ)

No. Item Pertanyaan Benar Salah


Jam berapa sekarang?
1. 
Jawab : Jam 09.15 WIB
Tahun berapas sekarang?
2. 
Jawab : 2020
Kapan Bapak / Ibu lahir?
3. 
Jawab : (Klien tidak ingat tanggal lahir)
Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ?
4. 
Jawab : tidak tahu
Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ?
5. 
Jawab : Perum Permata Cikarang Timur
Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama
6. Bapak/Ibu? 
Jawaab : 3 orang
Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama Bapak /
7. Ibu 
Jawab : Ny. A, An. K dan An. C
Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ?
8. 
Jawab : 17
Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ?
9. 
Jawab : Bapak Jokowi
Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ?
10. Jawab : 20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 10, 9, 8, 7, 6, 5, 
4, 3, 2, 1
Jumlah 7 3
Analisis Hasil :Skore Salah 3 : Kerusakan intelektual ringan

Keterangan:

Skore Salah : 0 – 2 : Fungsi intelektual utuh

Skore Salah : 3 – 4 : Kerusakan intelektual ringan

Skore Salah : 5 – 7 : Kerusakan intelektual sedang

Skore Salah : 8 – 10 : Kerusakan intelektual berat


PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL

( Indeks Kemandirian Katz )

No. Aktivitas Mandiri Tergantung


1. Mandi
Mandiri:
Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau
mandi sendiri sepenuhnya. 
Tergantung:
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri
2. Berpakaian
Mandiri:
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,

melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung:
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian
3. Ke Kamar Kecil
Mandiri:
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri 
Tergantung:
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4. Berpindah
Mandiri:
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit
dari kursi sendiri 
Tergantung:
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
5. Kontinen
Mandiri:
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri

Tergantung:
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers )
6. Makan 
Mandiri:
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya
sendiri
Tergantung:
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan
parenteral ( NGT )
Analisis Hasil:

Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah,

kekar keci, mandi dan berpakaian.

Keterangan:

Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah, kekar

keci, mandi dan berpakaian.

Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut

Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi

tambahan

Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,

dan satu fungsi tambahan.

Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,

berpindah dan satu fungsi tambahan

Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut


FORMAT PENGKAJIAN MMSE

Benar Salah
No. Item Penilaian
(1) (0)
1. Orientasi
1. Tahun berapa sekarang? 1
2. Musim apa sekarang? 1
3. Tanggal berapa sekarang? 0
4. Hari apa sekarang? 1
5. Bulan apa sekarang? 1
6. Di negara mana anda tinggal? 1
7. Di provinsi mana anda tinggal? 1
8. Di kabupaten mana anda tinggal? 1
9. Di kecamatan mana anda tinggal? 1
10. Di desa mana anda tinggal? 1
2. Registrasi
Minta Klien menyebutkan 3 objek
1. Meja 1
2. Kursi 1
3. Lemari 1
3. Perhatian Dan Kalkulasi
Minta klien mengeja 5 kata dari belakang, missal
“BAPAK”
K 0
A 1
P 1
A 0
B 1
4. Mengingat
Mminta klien untuk mengulang 3 obyek diatas
1. Meja 1
2. Kursi 1
3. Lemari 1
5. Bahasa
a. Penamaan
Tunjukn 2 benda minta klien menyebutkan:
1. Jam tangan 1
2. Pensil 1
b. Pengulangan
Minta klien mengulangi 3 kalimat berikut:
“Taka da jika, dan atau tetapi” 1
c. Perintah 3 langkah
1. Ambil kertas 1
2. Lipat dua 1
3. Taruh di lantai 1
d. Turuti hal berikut
1. Tutup mata 1
2. Tulis satu kalimat 1
3. Salin gambar 1
Jumlah 27 3
Analisis Hasil: Tidak ada kerusakan kognitif

Keterangan

Nilai < 21 : Kerusakan Kognitif

APGAR KELUARGA

Kadang – Tidak
Selalu
No. Item Penilaian kadang Pernah
(2)
(1) (0)
1. A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
1
( teman-teman ) saya untuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya
2. P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga ( teman-teman )
2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya
3. G : Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman – teman) saya
2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktifitas atau arah baru.
4. A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga ( teman – teman)
saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap 1
emosi – emosi saya, seperti marah, sedih dan
mencintai
5. R : Resolve
Saya puas dengan cara teman – teman saya dan
1
saya menyedikn waktu bersama – sama
mengekspresikan afek dan berespon
Jumlah 4 3 0
Analisis Hasil : Disfungsi Keluarga Sedang

Penilaian:

Nilai : 0 – 3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi

Nilai : 4 – 6 : Disfungsi Keluarga sedang


GERIATRIC DEPRESSION SCALE

( SKALA DEPRESI )

No. Pertanyaan
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? Tidak
2. Apakan anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
Ya
minat/kesenangan anda?
3. Apakan anda merasa kehidupan anda kosong? Ya
4. Apakan anda sering merasa bosan? Ya
5. Apakan anda mempunyai semangat yang baik setipa saat? Tidak
6. Apakan anda merasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi
Ya
pada anda
7. Apakan anda merasa bahagian untuk sebagian besar hidup
Tidak
anda?
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Ya
9. Apakah anda lebih sering dirumah daripada pergi keluar dan
Ya
mengerjakan sesuatu hal yang baru?
10. Apakan anda merasa mempunyai banyak masalah dengan
Ya
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
11. Apakan anda pikir bahwa kehidupan anda sekarang
Tidak
menyenangkan?
12. Apakan anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda
Ya
saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh semangat? Tidak
14. Apakan anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya
15. Apakah anda piker bahwa orang lain lebih baik keadaannya
Ya
daripada anda?
Analisis Hasil : Depresi

*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor “1” (satu):

Skor 5 – 9 : Kemungkinan depresi

Skore 10 atau lebih : Depresi


SCREENING FAAL

Fungsi Reach (FR) Test

No. Langkah
1. Minta pasien berdiri di sisi tembok dengan tangan direntangkan kedepan
2. Beri tanda letak tangan I
3. Minta pasien condong kedepan tanpa melangkah selama 1 -2 menit dengan tangan
direntangkan kedepan
4. Beri tanda leta tangan ke- II
5. Ukur jarak antara tanda tangan I dank ke-II

Interpretasi :

Usia lebih 65tahun : kurang 6 inchi : resiko rendah roboh

THE TIME UP AND GO (TUG) TEST

No. Langkah
1. Posisi pasien duduk dikursi
2. Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter), kembali ke kursi, ukur
waktu dalam detik
Interpretasi: Low to moderate risk for falling

Score:

< 10 detik : low risk of falling

11 – 19 detik : low to moderate risk for falling

20 – 29 detik : moderate to high risk for falling

> 30 detik : impaired mobility and is at high risk of falling


SKORE NORTON

(Untuk Menilaian Potensi Dekubitus)

Nama Penderita :Ny. R

Skor
Kondisi fisik umum:
- Baik 4
- Lumayan 3
- Buruk 2
- Sangat Buruk 1
Kesadaran:
- Komposmentis 4
- Apatis 3
- Konfus / soporus 2
- Stupor / koma 1
Aktifitas:
- Ambulan 4
- Ambulan dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1
Mobilitas:
- Bergerak bebas 4
- Sedikit terbatas 3
- Sangat terbatas 2
- Tak bias bergerak 1
Inkontines:
- Tidak 4
- Kadang – kadang 3
- Sering inkontinesia urin 2
- Inkontinesia alvi dan urin 1
Skor Total 19
Hasil Analisis: Kecil sekali / tak terjadi

Kategori Skor:

15 – 20 : kecil sekali / tak terjadi

12 – 15 : kemungkinan kecil terjadi

< 12 : kemungkinan besar terjadi.


B. ANALISA DATA

NO. DATA MASALAH ETIOLOGI


1. Ds : Gangguan rasa nyaman Gejala penyakit
1. Klien mengatakan nyeri
nyeri di area sendi
ektremitas
2. Klien mengatakan
nyeri seperti
ditusuk - tusuk
3. Klien mengatakan
sulit tidur karena
sakit.

Do :
1. Klien tampak
mengerutkan dahi
2. Klien tampak sakit
ketika hendak
berdiri
3. TTV :
- TD : 150/100
mmHg
- RR : 25 x/m
- HR : 98 x/m
- S : 36,7 ° C
4. P : Nyeri saat
beraktivitas
Q: seperti ditusuk-
tusuk
R: Ekstremitas
S: 3-4
5. T: Setiap
berativitas banyak
2. Ds : Defisit pengetahuan Kurang Informasi
1. Klien mengatakan
tidak tahu tentang
pencegahan
penyakitnya
2. Klien mengatakan
kadang berobat ke
puskesmas namun
tidak rutin

Do :
1. Klien tidak dapat
menjawab
pertanyaan tetang
penyakitnya
dengan benar

C. PRIORITAS MASALAH

Daftar diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas

No Diagnosa Keperawatan
Urut
Hari/ Tanggal ditemukan Diagnosa keperawatan (Kode SDKI)

1. Kamis, 03 Desember 2020 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan


dengan gejala penyakit (SDKI edisi ID.0074)

Ds :
1. Klien mengatakan sering pusing.
2. Klien mengatakan nyeri kepala
3. Klien mengatakan sulit tidur karena
sakit kepala

Do :
1. Klien tampak mengerutkan dahi
2. TTV :
3. TD : 150/100 mmHg
4. RR : 25 x/m
5. HR : 98 x/m
6. S : 36,7 ° C
7. P : Nyeri saat beraktivitas
Q: seperti berputar dan ditusuk-tusuk
R:kepala
S: 3-4
T: Setiap berativitas banyak
2 Kamis, 03 Desember 2020 Defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi (SDKI edisi 1
D.0111)

Ds :
1. Klien mengatakan tidak tahu tentang
pencegahan penyakitnya
2. Klien mengatakan kadang berobat ke
puskesmas namun tidak rutin

Do :
1. Klien tidak dapat menjawab pertanyaan
tetang penyakitnya dengan benar

D. INTERVENSI
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Intervensi Keperawatan
Hari/ Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan
Tanggal Keperawatan (Kode (Kode SLKI) (Kode SIKI)
SDKI)
1. Kamis, Gangguan rasa Setelah diberikan tindakan Terapi Relaksasi
03 nyaman nyeri keperawatan dalam waktu 1.09326
Desemb berhubungan 3x24 jam diharapkan nyeri Observasi :
er 2020 dengan gejala berkurang 1. Identifikasi
penyakit (SDKI 1. Status kenyamanan lokasi,
edisi ID.0074) (1.08064) karakteristik,
a. Keluhan tidak durasi, frekuensi,
nyaman (5) kualitas,
b. Gelisah (5) intensitas nyeri
c. Kebisingan (5) 2. Identifikasi skala
d. Keluhan sulit tidur nyeri
(5) 3. Identifikasi
e. Merintih (5) pengaruh nyeri
f. Postur tubuh (5) pada kualitas
g. Pola hidup (5) hidup dan faktor
h. Pola tidur (5) yang
memperberat
serta yang
memperingan
nyeri
Teraupetik :
1. Ciptakan
lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan
Edukasi:
Jelaskan prosedur hidup
sehat dan bersih serta
manajemen nyeri
2. Kamis, Defisit pengetahuan Setelah diberikan tindakan Edukasi kesehatan
03 berhubungan keperawatan dalam waktu 1 x (I.12383)
Desemb dengan kurang 2 jam diharapkan defisite Observasi
er 2020 terpapar informasi pengetahuan membaik. - Identifikasi
(SDKI edisi 1 Kriteria hasil: kesiapan dan
D.0111) 1. Tingkat Pengetahuan kemampuan
(L.12111) mnerima
a. Perilaku sesuai infornasi
anjuran meningkat - Identifikasi
(5) faktor –
b. Verbalisasi minat faktor yang
dalam belajar dapat
cukup meningkat meningkatka
(4) n dan
c. Kemampuan menurunkan
mejelaskan motifasi
pengetahuan perilaku
tentang suatu hidup bersih
topik cukup dan sehat
meningkat (4) Terapeutik
d. Kemampuan - Sediakan
menggambarkan materi dan
pengalaman media
sebelumnya yang pendidikan
sesuai dengan kesehatan
topic meningkat - Jadwalkan
(5) pendidikan
e. Perilaku sesuai kesehatan
dengan sesuai
pengetahuan
meningkat (5) kesepakatan
- Berikan
kesempatan
untuk
bertanya
Edukasi
- Jelaskan
faktor resiko
yang dapat
mempengaru
hi kesehatan
- Ajarkan
perilaku
hidup bersih
dan sehat
- Ajarkan
strategi yang
dapat
digunakanunt
uk
mengingkatk
an perilaku
hidup bersih
dan sehat

E. IMPLEMENTASI
No Dx Implementasi Keperawatan
Hari/ Jam Implementasi Keperawatan Hasil Paraf
tanggal
Dx 1 Kamis, 10 16.00 1. Mengidentifikasi 1. Klien
Desember lokasi, karakteristik, mengatakan
2020 durasi, frekuensi, nyeri sendi di
kualitas, intensitas area
nyeri ekstremitas
2. Mengidentifikasi berkurang
skala nyeri 2. Klien nyeri
3. Mengidentifikasi seperti
pengaruh nyeri pada bertusuk-tusuk
kualitas hidup dan 3. Klien
faktor yang mengatakan
memperberat seta sulit tidur
yang memperingan berkurang
nyeri 4. Klien
mengatakan
apabila
beristirahat
cukup nyeri
berkurang

Dx 2 Kamis, 10 16.00 1. Mengidentifikasi 1. Klien


Desember kesiapan dan mengatakan
2020 kemampuan sudah siap
menerima informasi menerima
dan faktor – faktor informasi
yang dapat mengenai
meningkatkan dan penyakitnya
menurunkan perilaku 2. Beri informasi
hidup bersih dan mengenai pola
sehat hidup bersih
2. Memberikan dan sehat
pendidikan kesehatan dengan penyakit
sesuai jadwal yang diabetes melitus
sudah disepakati 3. Klien tampak
3. Mengajarkan pola memperhatikan
hidup bersih dan dengan seksama
sehat dengan informasi yang
penyakit diabetes diberikan
melitus 4. Klien kooperatif
4. Memberikan bertanya
kesempatan klien mengenai
untuk bertanya informasi yang
mengenai pendidikan diberikan
kesehatan yang 5. Klien tampak
diberikan mengerti
tentang pola
hidup bersih
dan sehat
dengan penyakit
diabetes melitus

F. EVALUASI

Evaluasi Keperawatan
Hari / Tanggal
Diagnosa Keperawatan Evaluasi SOAP
Kamis, 10 Desember 2020 Dx 1. S : - Klien mengatakan nyeri
Gangguan rasa nyaman nyeri sendi di area ekstremitas
berhubungan dengan gejala berkurang
penyakit (SDKI edisi I - Klien mengatakan nyeri
D.0074) seperti ditusuk-tusuk
- Klien mengatakan sulit
tidur berkurang
O : - Klien tampak
mengerutkan dahi
ketika akan berdiri
- TTV:
TD : 150/100 mmHg
N : 98 x/m
RR : 25x/
- P : nyeri saaat
beraktifitas
Q : seperti ditusuk-tusuk
R: Ekstremitas
S: 3-4
T: Setiap berativitas
banyak
A : Masalah rasa nyaman
nyeri teratasi sebagian
P : Intervensi lanjutkan, klien
di anjurkan untuk selalu
menerapkan pola hidup
bersih dan sehat
Kamis, 10 Desember 2020 Dx. 2 S : - Klien mengatakan sudah
Defisit pengetahuan siap menerima
berhubungan dengan kurang informasi tentang
terpapar informasi (SDKI penyakitnya
edisi 1 D.0111) - Klien merasa senang
dan antusias
mendengarkan penkes
O : - Klien tampak
memperhatikan dengan
seksama informasi yang
diberikan
- Klien dan keluarga
menanyakan tentang
penyakit asma
- Klien dapan
menjelaskan kembali
pengertian asma, tanda
dan gejala, penyebab
asma serta perilaku
hidup bersih dan sehat
A : Masalah defisite
pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan,
klien sudah mengerti
dan mampu mejawab
semua pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai