KELUARGA
DISUSUN OLEH
LA ODE AGUSTINO SAPUTRA
RULYANIS
IKRIMAH SYAM
MUHRINA
NUR ANNISA BERLIN
DOSEN
Ns. HASNAH.,S.Kep.,M.Kes
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya serta sholawat kepada Rosulullah Saw, sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang kami susun ini berisi mengenai konsep medis dan
keperawatan penyakit hipertiroid yang berasal dari berbagai literatur yang telah
kami kumpulkan. Kami menyadarai bahwa kami membutuhkan saran dari pembaca
mengenai isi makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan…......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep teori
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
betuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh, dan bentuk kepala. Sedangkan,
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep etnik dan budaya ?
2. Bagaimanakah konsep dasar keperawatan ?
3. Bagaimanakah konsep dasar keperawatan transtruktural?
4. Bagaimanakah komunikasi lintas budaya?
5. Bagaimanakah hubungan antar budaya dan makanan?
6. Bagaimanakah budaya kesehatan di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi keperawatan transtruktural
2. Untuk mengetahui keterkaitan antara keperawatan transtruktural
dengan keperawatan keluarga.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Etnik
betuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh, dan bentuk kepala. Sedangkan,
disadari.
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, kepercayaan dan religi, seni, dan
2. Budaya
b. Organisasi ekonomi
3. Wujud
peraturan, dan sebagainya yang bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau
mereka dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada
suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering
pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-
hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
kwbudayaan.
satu tidak dapat dipisahkan dari wujud kebudayan yang lain. Sebagai
4. Komponen Budaya
lainnya.
Unsur-unsur yang membentuk paradigma keperawatan adalah
kelangsungan hidup.
3) Manusia sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari orang lain
Kebutuhan dasar manusia adalah segala hal yang diperlukan oleh manusia
kekebutuhan dasar yang sama. Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut teori “A.
keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan
aktualisasi diri.
b. Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi
klien. Hal ini meliputi lingkungan fisik. Lingkungan diartikan agregata dari
Sehat menurut WHO (1974) yakni suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Definisi sehat ini mempunyai tiga karakter berikut yang dapat
yaitu:
hidup.
Kesehatan, adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai sutu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang
satu ciri. Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh; merasa dirinya
sebagai suatu rentang atau sekala ukur hipotesis untuk mengukur keadaan
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan
dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat
maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat
pasien.
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
pelayanan selanjutnya.
1983 ”
keperawatan.
fungsi, seperti:
a. Fungsi Independen yaitu fungsi mandiri dan tidak tergantung
manusia.
dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-
informasi sehingga perawat cepat tanggap terhadap apa yang sedang terjadi
dan tindakan apa yang paling sesuai. Berikut model konsep teori
keperawatan:
konsep model dan teori ini, berasumsi bahwa manusia merupakan satu
kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-
beda.
menjadi pertimbangan.
Henderson)
Watson)
interpersonal.
King)
yang lain.
a. Otonomi (Autonomy)
perawatan dirinya.
c. Keadilan (Justice)
diri perawat, perawat bersikap yang sama dan adil terhadap orang
pelayanan keperawatan.
e. Kejujuran (Veracity)
adanya hubungan
janji dan
kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
g. Kerahasiaan (Confidentiality)
h. Akuntabilitas (Accountability)
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
1) Pengkajian keperawatan
Tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
harus Anda peroleh ketika Anda melakukan pengkajian pada klien, adalah
seperti:
seorang perawat.
c) Data subjektif, data yang merupakan ungkapan keluhan klien secara
langsung dari klien maupun tidak langsung melalui orang lain yang
konjungtiva anemis.
melakukan:
dan ritme.
(2) Palpasi, yaitu: suatu teknik yang dapat Anda lakukan dengan
pekak, hipersonor/timpani.
2) Diagnosa keperawatan
klien.
3) Intervensi keperawatan atau pelaksanaan keperawatan
4) Evaluasi
pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang Anda buat
mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan sudah dicapai atau belum. Oleh
tujuan (evaluasi hasil), tetapi selama proses pencapaian terjadi pada klien
Teori leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi konsep ini relevan
untuk keperawatan. Leininger mendefinisikan “Transcultural nursing”
sebagai area yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus dalam
komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan
menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan
dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic
body of knowledge untuk kultur yang universal dalam keperawatan.
Nutrisi dan faktor budaya sangat berperan dalam status gizi seseorang.
Budaya memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan dan makanan.
Sehingga masih dapat dijumpai beberapa jenis makanan yang masih dianggap tabu
di sejumlah daerah. Pantangan atau tabu terhadap makanan merupakan bagian dari
yang tidak logis dan adanya hukuman bagi yang melanggar. Hal ini
mengindikasikan masih rendahnya pemahaman gizi dalam masyarakat. Dengan
setempat.
yang dikonsumsi
hewan yang diangap halal jika disembelih tanpa menyebut nama Allah .
dan diidentikan dengan perempuan. Sate kambing, sop kambing, atau kopi
makanan kepada orang yang lebih dituakan walaupun yang lebih muda lebih
7. Pengaruh budaya
gizi bukan hanya faktor ekonomi, namun karena pula faktor kepercayaan
banyak gizi dan baik untuk dimakan karena memang budaya melarang
a. Di Bogor masih ada yang percaya bahwa bayi dan balita laki-laki tidak
bengkak.
b. Balita perempuan tidak boleh makan pantat ayam, karena ketika mereka
dewasa yakni sayur dan buah yang mengandung banyak air dapat
e. Balita perempuan dan lelaki tidak boleh mengonsumsi ketan karena dapat
f. Peternak itik atau ayam tiap hari tidak mengahsilkan telur maka pada ibu
hamil dan menyusui tidak pernah mengonsumsi daging ayam dan telur.
h. Bayi dan anak tidak diberi daging, ikan, telur, dan makanan yang dimasak
dengan santan dan kelapa parut karena menyebabkan cacingan, sakit perut,
dengan tingkat pendidikan mayoritas sekolah dasar dan belum memiliki budaya
hidup sehat. Hidup sehat adalah hidup bersih dan disiplin sedangkan kebersihan dan
secara dini kesehatan anggota keluarga belum tampak. Hal ini terlihat dari
belum terdengar gaungnya jika belum mendekati musim hujan atau sudah ada yang
terkena demam berdarah.
untuk mempertahankan hidup diri sendiri, dan kelangsungan hidup suku mereka.
bayi, yang bertujuan supaya reproduksi berhasil, ibu dan bayi selamat. Dari sudut
pandangan modern, tidak semua kebiasaan itu baik. Ada beberapa yang
bayi. Tetapi bila air susu ibu sedikit, atau pada ibu-ibu lanjut usia, tradisi budaya
ini dapat menimbulkan masalah tersendiri. Dia berusaha menyusui bayinya, dan
gagal. Bila mereka tidak mengetahui nutrisi mana yang dibutuhkan bayi (biasanya
demikian), bayi dapat mengalami malnutrisi dan mudah terserang infeksi.
Menjadi sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-
penyakit yang berat dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti
bagaimana penyakit itu dapat menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap
mereka terhadap penyakit itu sendiri. Ada kebiasaan dimana setiap orang sakit
diisolasi dan dibiarkan saja. Kebiasaan ini mungkin dapat mencegah penularan dari
penyakit itu timbul. Kalau mereka anggap penyakit itu disebabkan oleh hal-hal
Pengobatan modern dipilih bila mereka duga penyebabnya faktor alamiah. Ini dapat
merupakan sumber konflik bagi tenaga kesehatan, bila ternyata pengobatan yang
humanis, yamh difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses
untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara
fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya ( Leininger, 1984). Pelayanan
sains dan keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada
spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik yang tidak
dimiliki oleh kelompok lain seperti pada suku Osing, Tengger,ataupun Dayak.
norma yang diyakini dan dilakukan oleh hamper semua kebudayaan seperti
untuk makan makanan yang berbau amis seperti ikan, maka klien tersebut
dapat mengganti ikan dengan sumber protein nabati yang lain.
Restrukturisasi budaya perlu dilakukan bila budaya yang dimiliki
gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Seluruh
budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup yang lebih baik
setiap saat, pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan adalah sangat kompleks hal ini
terdapat kesamaan
makanan. Jika dilihat dari kedua sudut pandang ini terdapat kesamaan
yang masuk ke dalam tubuh manusia tersebu adalah kuman peyakit yang
berobat kepada orang pintar dan orang pintar tersebut berkata bahwa ada
pijatan pada area tengkuk, pelipis dan kening serta pada area
kesehatan masalah ini dapat saja terjadi pada seseorang yang melakukan
Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan masage pada aliran darah
aliran darah yang maksimal dan istirahat akan memulihkan kerja otak
lainnya. Hal ini juga berpengaruh terhadap cara pandang individu atau
dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu
B. Saran
tugas.
Medika