Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan semakin tingginya angka kriminalitas yang berat dan sulit untuk ditangani

oleh beberapa pihak tertentu yang terlibat dalam menangani kasus-kasus kejahatan,

seperti korban dan pelaku kekerasan juga pelecehan seksual yang akan memerlukan

perawatan lebih dari seorang profesional kesehatan yang terlatih untuk mengobati trauma,

maka dari itu perawat ikut terlibat dan hadir sebagai “Perawat Forensik” yang bekerja di

bidang yang terkait, diantaranya menangani kekerasan seksual atau korban pemerkosaan,

sebagai peneliti dalam kasus kematian, merawat klien yang terkait kasus pidana, dan

sebagai konsultan hukum. Intinya adalah keperawatan forensik dibutuhkan untuk bekerja

menangani klien yang mengalami masalah terkait kasus-kasus hukum dan pidana atau

dalam istilah lain mengungkapkan suatu kasus dengan cara berkolaborasi di bidang

Forensik lainnya.

Saat ini, di Indonesia sendiri belum memiliki lembaga khusus yang menyediakan

pendidikan dan profesi khusus di bidang Keperawatan Forensik. Sedangkan di Amerika

sudah tersedia lembaga-lembaga pendidikan di bidang Keperawatan Forensik. Itu

berawal lahir dari sebuah konferensi di St. Paul Minnesota pada tahun 1992 ketika

sebuah kelompok yang relatif kecil sekitar 70 perawat berkumpul untuk mengadakan

konferensi nasional yang pertamakalinya untuk membahas tentang perawatan pada kasus

kekerasan seksual. Disana dibahas beberapa pendapat yang memungkinkan untuk

diadakannya keperawatan khusus forensik, supaya dengan adanya keahlian tersebut

perawat mampu bekerjasama dengan keahlian lain dan lebih fokus dalam merawat klien

yang memiliki riwayat khusus sehingga penanganan yang diberikan bisa lebih maksimal.

1
Maka didapatkan kesimpulan bahwa keperawatan forensik ternyata sangat dibutuhkan

oleh perawat saat ini.

Praktik Keperawatan forensik didasarkan pada pendidikan bio-psiko-sosial-spiritual

dan menggunakan proses keperawatan untuk mendiagnosa dan merawat individu,

keluarga, danmasyarakat yang terkena dampak kekerasan dan trauma. Perawat forensik

bekerja sama dengan agen dalam perawatan kesehatan lain,sistem sosial dan hukum

untuk menyelidiki dan menafsirkan presentasi patologi klinis dan mengevaluasi adanya

cedera fisik atau gangguan psikologis yang disengaja atau tidak disengaja terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok yang akan

dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah :

1. Apa pengertian dari Keperawatan Forensik?

2. Apa saja peran dari Keperawatan Forensik?

3. Apa saja ruang lingkup Keperawatan Forensik?

4. Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan Forensik di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Keperawatan Forensik

2. Untuk mengetahui peran dari KeperawatanForensik

3. Untuk mengetahui ruang lingkup Keperawatan Forensik

4. Untuk mengetahui Trend dan Issue keperawatan Forensik di Indonesia.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Forensik

Secara umum Ilmu Forensik dapat diartikan sebagai aplikasi atau pemanfaatan ilmu

pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan peradilan.

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) :

Forensik adalah (1) cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penerapan

fakta-fakta medis pada masalah-masalah hukum. (2) Ilmu bedah yang berkaitan dengan

penentuan identitas mayat seseorang yang ada kaitannya dengan kehakiman dan peradilan.

Salah satu Ruang lingkup ilmu forensik di bidang kesehatan diantaranya (Hammer, Rita M.,

2013) :

1. Kedokteran Forensik

Mempelajari hal ikhwal manusia atau organ manusia dengan kaitannya peristiwa

kejahatan.

2. Farmasi / Toksikologi Forensik

Ilmu yang menelaah tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia (racun) terhadap

mekanisme biologi. Menganalisis adanya racun, obat terlarang di dalam tubuh pelaku

dan korban kejahatan.

3. Keperawatan Forensik (saat ini sudah berada di Amerika)

Perawatan trauma korban pelaku pelecehan, kekerasan, aktivitas kriminal kecelakaan

dan korban kematian didasarkan pada bio-psiko-sosial.

3
4. Biologi molekuler Forensik

Menganalisa cairan tubuh maupun DNA manusia yang diperlukan pada penyidikan

kasus-kasus kejahatan seperti pembunuhan dan penelusuran anggota keluarga ataupun

mencari identitas seseorang.

5. Antropologi Forensik

Mengidentifikasi sisa-sisa tulang, tengkorak dan mumi. Dan mendapatkan informasi

seperti jenis kelamin, ras, perkiraan umur dan waktu kematian.

6. Odontologi Forensik

Penelusuran identitas seseorang (mayat tidak dikenal). Sehingga bukit peta gigi dari

korban, tanda/bekas gigitan, atau sidik bibir dapat dijadikan sebagai bukti dalam

penyidikan tindak kejahatan.

7. Psikiatri Forensik

Mendiagnosa perilaku, kepribadian dan masalah psikis, sehingga dapat memberi

gambaran sikap dari pelaku dan dapat menjadi petunjuk bagi penyidik.

2.2 Pengertian Keperawatan Forensik

Keperawatan forensik, menurut International Association of Forensik Nursing

(IAFN), adalah “penggunaan ilmu keperawatan atau proses hukum; aspek kesehatan

forensik yang dikombinasikan dengan pendidikan bio-psiko-sosial perawat yang

terdaftar dalam penyelidikan ilmiah dan perawatan trauma dan korban kematian dan

pelaku pelecehan, kekerasan, aktivitas kriminal dan kecelakaan.” Perawat forensik

memberikan rangkaian perawatan untuk korban dan keluarga mereka mulai dari gawat

darurat atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan sampai partisipasi dalam penyelidikan

pidana dan pengadilan hukum.

4
Seorang perawat forensik adalah perawat yang memberikan perawatan khusus bagi

pasien yang menjadi korban dan atau pelaku trauma (baik disengaja ataupun tidak

disengaja). Namun, peran khusus perawat forensik ternyata mampu lebih jauh

melampaui perawatan medis; perawat forensik juga memiliki pengetahuan khusus

tentang sistem hukum dan keterampilan dalam identifikasi cedera, evaluasi dan

dokumentasi. Selain membantu kebutuhan medis untuk pasien dengan segera, perawat

forensik sering mengumpulkan bukti, memberikan kesaksian medis di pengadilan, dan

berkonsultasi dengan otoritas hukum. (International Association of Forensic Nurses/

IAFN, 2006).

Keperawatan forensik dalam penerapan aspek forensik kesehatan dikombinasikan

dengan pendidikan bio-psiko-sosial dari perawat terdaftar dalam penyidikan ilmiah dan

pengobatan trauma, dan /atau kematian korban dan pelaku kekerasan , aktifitas kriminal.

Kecelakann traumatis dalam klinis atau lembaga masyarakat (Lynch, 1991, diadopsi oleh

IAFN, 1993).

2.3 Peran dan Tanggung Jawab Perawat Forensik

Perawat forensik membantu menyelidiki kejahatan seperti kekerasan seksual dan

fisik, juga kematian karena kecelakaan. Dan mereka dilatih untuk mengumpulkan bukti

medis dalam sistem peradilan pidana. Sebagai Perawat Forensik, pekerjaan tersebut akan

berorientasi pada detail kasus, dengan sebagian besar perawat forensik menghabiskan

waktunya di ruang gawat darurat dan rumah sakit, membantu menyilidiki tanda-tanda

pertama dari kasus kejahatan. Dan juga akan bersaksi di pengadilan sebagai saksi ahli

medis jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Asosiasi Internasional Perawat Forensik (IAFN), adalah organisasi yang pertama

mendirikan adanya Keperawatan Forensik.keperawatan forensik sekarang terdiri dari

banyak bidang khusus, diantaranya: perawat spesialis klinis forensik, perawat peneliti

5
forensik, perawat koroner / peneliti kematian,perawat pemeriksa kekerasan seksual

(SANEs), konsultan perawat hukum, spesialis gerontologi forensik, perawat psikiatri

forensik dan spesialis keperawatan pemasyarakatan. Sebagian besar perawat forensik

tidak menghabiskan pekerjaan mereka untuk mengidentifikasi mayat dan menyelidiki di

TKP.

Mereka lebih cenderung untuk bekerja dengan klien hidup. Tempat yang paling

umum untuk menemukan seorang perawat forensik adalah di ruang gawat darurat. Sama

seperti di awal, bekerja dengan korban kekerasan seksual adalah spesialisasi yang paling

umum di antara perawat forensik. Dibutuhkan keahlian khusus dari perawat untuk

merawat korban pemerkosaan dan korban pelecehan seksual, mengumpulkan bukti-bukti

dan para perawat ini dilatih untuk merawat pasien yang tidak berdaya.

Perawat forensik juga mengumpulkan informasi tentang morbiditas dan mortalitas

dari berbagai sumber. Mereka juga merawat pasien yang memiliki riwayat kekerasan

dalam rumah tangga, menyelidiki dan melakukan konseling pada anak yang diabaikan

orangtua. Perawat forensik bekerja di trauma darurat, fasilitas pemasyarakatan, konseling

anak-anak sekolah atau sebagai konsultan hukum. Ini adalah cara baru dalam

memandang keperawatan yang berfokus pada banyak aspek hukum.

Penghasilan mereka sangat beragam tergantung bagaimana peran mereka, dan jenis

lingkungan dimana mereka bekerja. Mereka dapat dibayar sebagai "on call"gaji per jam

biasa, atau berdasarkan komisi di mana mereka memiliki bisnis konsultasi mereka

sendiri. perawat forensik bekerja sebagai konsultan independen mungkin panggilan 24

jam sehari dan sebagai hasilnya, mungkin mendapatkan tarif per jam yang tinggi. Mereka

yang bekerja dengan waktu penuh di ruang gawat darurat atau kantor pemeriksa medis

'dapat bekerja shift reguler dan mendapatkan gaji yang lebih rendah. Secara umum gaji

6
mulai muncul menjadi sekitar $ 25 per jam. (International Association of Forensic Nurse,

2015)

Tugas / Tanggung Jawab Perawat Forensik :

(Hammer, Rita M., 2013)

 Keselamatan korban yang masih hidup dan tubuh almarhum korban yang sudah mati

tetap prioritas pertama.

 Mengumpulkan dan menjaga barang bukti dari korban dan seharusnya tidak

membahayakan keselamatan atau integritas tubuh.

 Perawat forensik melakukan pemeriksaan forensic

1. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti yang telah

ditransfer dari pelaku untuk korban

2. Aparat penegak hukum dapat mengumpulkan bukti dari TKP, namun dengan

bantuan perawat forensik dan penyedia perawatan kesehatan lainnya untuk

mengumpulkan bukti dari korban.

 Bukti yang harus dikumpulkan secara terorganisir dan komprehensif

1. Tanpa bias dan tanpa terjadi apapun kerusakan fisik dan physicological untuk

korban

2. Tanpa bias dan tanpa menghasilkan cedera fisik atau kerusakan pada korban

yang meninggal

3. Pemeriksaan dan identifikasi bukti dan pengumpulan bukti memerlukan

pencarian yang hati-hati di seluruh tubuh

4. Harus sangat teliti dalam mendokumentasikan identifikasi dari semua bukti,

metode pelestarian dan pertahanan.

 Para perawat forensik harus mengembangkan teknik wawancara

1. Untuk mewawancarai korban

7
2. Untuk mewawancarai pelaku (tersangka)

3. Untuk mewawancarai yang diduga sebagai pelaku (tersangka)

4. Untuk mewawancarai keluarga, teman dan semua orang yang dapat

menambah penyelidikan.

 Bukti meliputi :

1. Semua pakaian

2. Semua perhiasan

3. Setiap benda didalam saku

4. Setiap benda yang dibuang dari tubuh, seperti :

a) Sebuah. kotoran (physicalevidence)

b) Saliva (bukti biologis)

c) Paint chip (bukti fisik)

d) Semen (bukti biologis)

e) Serangga (bukti biologis)

f) Bahan tanaman (bukti biologis)

g) Darah kering/segar (bukti biologis)

h) Kain (bahan fisik)

i) Materi fisik dan Biologis tambahan

2.4Ruang Lingkup Keperawatan Forensik

Berbagai peran dari keperawatan Forensik:

a. Keperawatan Forensik bidang pemeriksa kekerasan seksual

b. Keperawatan Forensik bidang pendidik / konsultan

c. Keperawatan Forensik bidang coroner atau seorang perawat koroner bekerja

dengan polisi dan penyidik lainnya untuk menentukan penyebab kematian dan

tanda-tanda penganiayaan korban.


8
d. Keperawatan forensik Investigasi kematian

e. Keperawatan forensik konsultan hukum

f. Keperawatan forensik pengacara

g. Keperawatan forensik anak

h. Keperawatan lembaga permasyarakatan yaitu seorang perawat profesional

keperawatan yang peduli untuk dan memperlakukan narapidana dan tahanan

lainnya di LP dan penjara-penjara

i. Keperawatan forensik gerontologi

j. Keperawatan forensik jiwa

k. Perawat spesialis klinis:

1. Keperawatan Trauma

2. Keperawatan Perawatan Klinis

3. Keperawatan Transplantasi : keperawatan profesional yang sangat terampil

yang merupakan anggota integral dari tim transplantasi organ. Ini adalah

perawat transplantasi, namun, yang sering memiliki kontak paling satu-satu

dengan pasien transplantasi.

4. Keperawatan Gawat Darurat (Hammer, Rita M. , 2013)

2.5Karakteristik yang perlu dimiliki Perawat Forensik

1. Memiliki kemampuan untuk bekerja di lingkungan yang serba cepat dan rumit

2. Kemampuan untuk menghadapi kematian klien

3. Kemampuan untuk bekerja dengan cepat dan mampu berkoordinasi dengan program

lain yang melibatkan kedokteran dan hukum

4. Bersedia untuk menjadi panggilan setiap saat, siang ataupun malam

5. Mengkoordinasikan keperawatan, investigasi dan konseling keterampilan

9
6. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan anggota staf yang bersangkutan dengan

sikap tenang selama situasi stress. (Cronkite, from Nursing Explorer)

2.6Lahan Pekerjaan Perawat Forensik

Di Amerika Serikat, perawat forensik paling sering bekerja di rumah sakit, program

anti - kekerasan masyarakat dan kantor pemeriksa medis, lembaga koreksi dan rumah

sakit jiwa. Perawat Forensik juga dapat dipanggil ketika ada bencana maupun situasi

krisis di masyarakat .(International Association of Forensic Nurses, 2015)

Praktik Keperawatan Forensik Terlibat dengan:

1. Kekerasan Intrapersonal

a. Kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual

b. Orang tua dengan penyalahgunaan anak

c. Kekerasan dan penelantaran anak – remaja

d. Kekerasan fisiologi dan psikologi

e. Agama

f. Perdagangan manusia

2. Fasilitas perawatan pasien

a. Kecelakaan dan luka-luka

b. Penolakan

c. Tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

d. Manajemen

3. Investigasi kematian

a. Pembunuhan dan bunuh diri

b. Kematian mencurigakan atau disengaja

c. Bencana massal

4. Darurat atau trauma jasa / departemen

10
a. Kecelakaan mobil atau pejalan kaki

b. Cedera traumatis

c. Usaha bunuh diri

d. Bencana

e. Cedera yang berhubungan dengan pekerjaan

5. Kesehatan mental forensik

6. Keperawatan pemasyarakatan

7. Konsultasi hukum perawat

8. Kesehatan dan keselamatan publik

a. Bahaya lingkungan

b. Penyalahgunaan obat atau alkohol

c. Makanan / gangguan narkoba

d. Praktik aborsi ilegal

e. Masalah epidemiologi

f. Jaringan atau organ donor

2.7Pendidikan Keperawatan Forensik

1. Cara menjadi Perawat Forensik

Jalan untuk menjadi Perawat Forensik akan bervariasi. Meskipun Keperawatan

forensik adalah subspesialisasi keperawatan yang paling cepat berkembang, perawat

sering perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk berusaha belajar tentang nilai-nilai

yang dimiliki seorang perawat forensik.

Beberapa komunitas juga menggunakan perawat yang sudah terdaftar sebagai

perawat koroner atau penyidik kematian. Sebelum mengambil pelatihan penyidik

kematian, seorang perawat yang sudah terdaftar harus menyelidiki apakah komunitas

lokal mereka mempekerjakan perawat sebagai penyidik kematian. Jika tidak, perawat

11
yang mungkin perlu menjadi perintis dan advokat untuk dia atau dirinya untuk

dipekerjakan di posisi tersebut.

Pilihan lain adalah untuk mendapatkan gelar Master atau PhD di keperawatan

forensik. Namun, gelar yang lebih tinggi tidak menjamin pekerjaan. Meskipun

kualitas tinggi program gelar Keperawatan forensik, dalam banyak kasus, perawat

akan masih harus menganjurkan untuk fasilitas atau majikan mereka untuk

menciptakan posisi.(International Association of Forensic Nurses, 2015)

2. Ada beberapa tingkatan sertifikasi dan derajat yang tersedia untuk Keperawatan

Forensik:

 Program sertifikat Keperawatan forensik yang tersedia untuk perawat gelar

associate, LPNs dan LVN untuk memberi mereka pengetahuan dasar di

beberapa daerah Keperawatan forensik.

 Magister Ilmu Keperawatan Forensik mempersiapkan perawat untuk

berpikir kritis di daerah ini keperawatan yang akan membantu memberikan

korban hasil terbaik dan keluarga. Master tingkat program berkonsentrasi

pada studi ilmiah dan teori-teori yang berhubungan dengan ilmu ini. Siswa

harus memiliki gelar sarjana ilmu keperawatan dan latar belakang dalam

Keperawatan Forensik.

 PhD dalam program Keperawatan Forensik mempersiapkan pemimpin di

bidang Keperawatan forensik untuk bekerja sebagai ilmuwan penelitian dan

pendidik. perawat terdaftar pertama harus mencapai gelar Master sebelum

mendaftar untuk studi doktor. PhD disiapkan Perawat Forensik

mengembangkan kebijakan dan berkolaborasi dengan legislator negara

tentang pelaksanaan program untuk mencegah kekerasan dan melindungi

masyarakat.(Cronkite, from Nursing Explorer)

12
2.8 Sejarah keberadaan Keperawatan Forensik

Bidang keperawatan forensik telah menjadi semakin populer sejak dekade terakhir

dari abad kedua puluh, dan diprediksi akan terus menjadi salah satu spesialisasi

keperawatan yang paling cepat berkembang dan paling diinginkan.

Pada tahun 1992, sebuah kelompok bertemu di Minneapolis untuk mengadakan

konvensi pertama tentang merawat klien dengan kasus kekerasan seksual. Salah satu

hasil pertemuan itu adalah penciptaan istilah secara khusus yaitu, adanya keperawatan

forensik. Selanjutnya dibuatlah Asosiasi Internasional Perawat Forensik (IAFN).

IAFN adalah salah satu organisasi Internasional perawat profesional yang dibuat

dengan tujuan spesifik untuk mengembangkan, nemajukan, dan menyebarkan

informasi tentang ilmu keperawatan forensik. Pada tahun 1995, keperawatan forensik

diakui sebagai spesialisasi klinis oleh Asosiasi Perawat Amerika.

Semakin banyak tawaran sekolah keperawatan untuk mendapatkan pelatihan,

sertifikat, dan kemajuan dalam bidang forensik. Beberapa bidang khusus dalam

keperawatan forensik meliputi: keperawatan forensik spesialis klinis, perawat

forensikpenyidik, perawat koroner / kematian penyidik, perawat pemeriksa kekerasan

seksual(SANE), penyerangan anggota seksual tim respon (SART), hukum perawat

konsultan, perawat forensik spesialis gerontologi, perawat forensikpsikiatri,

dankeperawatan spesialis pemasyarakatan.

Khusus keperawatan forensik harus mengikuti pelatihan praktis biasanya meliputi

pelatihan lanjutan dalam identifikasi luka pada trauma, termasuk pelatihan dalam

penemuan luka bermotif, dan luka-luka dalam berbagai tahap penyembuhan. Perawat

forensik dilatih untuk secara objektif, merekam kronologi lengkap dari cedera yang

dimiliki korban, pasien, orang tua, wali, atau pengasuh; mereka (perawat forensik)

13
sering terampil mendokumentasikan korban kejahatan. Kombinasi pengalaman ini

membuat mereka menjadi saksi ahli yang berharga dalam proses pengadilan.

Pada tahun 2002 Forensik Sertifikasi Keperawatan Board (FNCB) memiliki awal.

Misi dari FNCB adalah untuk menegakkan standar tertinggi dari kedua ilmu

pengetahuan dan praktek klinis keperawatan forensik, melalui penciptaan,

pemanfaatan, pengundangan, dan penilaian setiap aspek dari proses sertifikasi

keperawatan forensik (dan re-sertifikasi).

Ini adalah filosofidari FNCB menyatakan bahwa khusus klinis keperawatan

forensik mendorong pencapaian standar tertinggi praktik keperawatan dalam rangka

untuk memberikan yang terbaik perawatan pasien mungkin. The FNCB berusaha

untuk standarisasi kursus, pelatihan, dan praktek keperawatan forensik untuk

memberikan pengetahuan umum dan basis pengalaman. Hal ini, pada gilirannya, akan

menyebabkan tingkat keterampilan seragam unggul di lapangan. Sebagai hasil dari

standarisasi profesional ini, pencapaian sertifikasi perawat forensik akan profesional

(dan legal).

Cukup sering, bekerja sebagai perawat SANE atau SART memberikan titik masuk

kedalam keperawatan forensik. Melalui program kerja mereka, SANE dan SART para

perawat berinteraksi dengan koroner, anggota penegak hukum, hakim, pengacara,

pendukung korban, pengacara pidana dan perdata; ini adalah cara yang ideal untuk

Segue ke keperawatan forensik. The SANE-A credential, sertifikasi profesional yang

diberikan oleh FNCB, diberikan kepada pemeriksa serangan perawat seksual dengan

keahlian remaja dan dewasa. Hal ini menunjukkan pencapaian standar paling ketat

keahlian keperawatan forensik di bidang pemeriksaan penyerangan perawat seksual,

sehingga sertifikasi papan profesional.

14
Perawat forensik sering berinteraksi dengan orang-orang yang terlibat dalam

pemerkosaan, anak dan kekerasan tua, kekerasan dalam rumah tangga, dan trauma

terkait dengan kejahatan kekerasan. Pekerjaan perawat forensik dapat bervariasi, dari

menyediakan (biasanya darurat) perawatan untuk kedua korban kejahatan dan pelaku,

untuk mengumpulkan atau memotret bukti untuk lembaga penegak hukum, investigasi

kematian, untuk memberikan dukungan bagi pekerja darurat di situasi krisis,

konseling anak sekolah yang menggunakan senjata, untuk menyediakan (kesehatan

dan kadang-kadang perilaku) peduli dalam sistem pemasyarakatan, untuk bertindak

sebagai konsultan perawat hukum dan saksi ahli dalam sistem pengadilan.

Mereka dapat memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada individu,

bertindak sebagai konsultan profesional untuk keperawatan, medis, hukum, dan

lembaga penegak hukum, atau memberikan keterangan saksi ahli dalam pengaturan

pengadilan mengenai trauma, penyelidikan kematian mempertanyakan, kecukupan,

dan kesesuaian pelayanan, dan menawarkan opini diagnostik pada isu-isu yang

berkaitan dengan kondisi yang berhubungan dengan keperawatan tertentu.

Perawat forensik sangat berharga dalam pengaturan medis darurat, sebagai

profesional perawatan kesehatan biasanya diajarkan untuk membersihkan dan

mengobati luka dan cedera, yang mengakibatkan hilangnya bukti yang berharga dan,

kadang-kadang, yang mengarah ke ketidakmampuan untuk menuntut kejahatan.

perawat forensik dilatih untuk memotret trauma cedera dan menyimpan dokumen

dengan cermat, untuk mengumpulkan, melestarikan, dan untuk menyimpan kekuatan

barang bukti.

15
Klinis keperawatan forensik melibatkan menerapkan standar teori keperawatan

klinis dan praktek untuk pengobatan kompleks trauma, atau untuk penyelidikan

kematian, korban atau pelaku kekerasan kriminal, anak, orang tua, kekerasan dalam

rumah tangga, dan kecelakaan traumatis. Perawat forensik berinteraksi dengan

keadilan dan penegakan hukum dengan sistem hukum yang teratur. (World of

Forensic science. 2005)

16
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perlukah Forensic Nursing di Indonesia?

Keberadaan Keperawatan Forensik di Indonesia saat ini memang belum tersedia

karena dilihat dari beberapa hal yang penulis lihat bahwa masyarakat di Indonesia sendiri

masih memandang perawat itu sebagai profesi yang kurang memiliki kualitas dan

kredibilitas yang tinggi. Sedangkan angka kriminalitas di Indonesia juga tidak kalah

meningkat dibanding negara Amerika yang sudah memiliki profesi Keperawatan di

bidang Forensik.

Saat ini kasus-kasus hukum dan pidana makin marak di Indonesia sehingga para

profesional keperawatan perlu terlibat langsung untuk memberikan kontribusi secara

profesional dalam menghadapi masalah bangsa Indonesia tersebut. Apalagi di Indonesia

saat ini tingkat kekerasan dan pelecehan seksual pada anak cukup tinggi, maka dari itu di

sisi lain keperawatan forensik sangat dibutuhkan di Indonesia.

Di Amerika dan Kanada, keperawatan forensik mulai berkembang pada tahun 1995.

American Nursing Association (ANA) dan Canadian Assosiation Nursing (CAN) telah

mengakui keperawatan forensik sebagai salah satu spesialis keperawatan yang memiliki

ruang lingkup yang berstandar pada praktek ilmu forensik. Dengan demikian, perawat

diberikan identitas dan pengakuan dalam peran sebagai perawat forensik.

Sebagai perawat forensik, para perawat medikal bedah, anak, jiwa dan perawat

gawat darurat memberikan asuhan keperawatan, antara lain: untuk korban kekerasan,

korban perkosaan, luka-luka akibat pidana baik di rumah sakit, lembaga pemasyarakatan

atau di masyarakat secara luas. Dengan kata lain, perawat forensik memiliki peran yang

beragam, mulai dari urusan terkait serangan seksual, penelitian kasus kematian,

17
kejiwaan, merawat klien yang terkait kasus pidana, dan sebagai konsultan hukum.

Intinya adalah keperawatan forensik bekerja untuk klien yang mengalami masalah terkait

kasus-kasus hukum dan pidana.

Dan untuk saat ini lembaga keperawatan forensik hanya berada di Amerika, karena

dilihat dari kondisi tingkat kriminalitas disana lebih tinggi dibandingkan dengan di

negaraIndonesia. Tentunya, segala upaya dan usaha untuk membuat diadakannya

lembaga maupun pendidikan di bidang Keperawatan Forensik ini sangat diharapkan bagi

setiap negara, terutama di Indonesia.

Jika tugas penegak hukum dan medis di bidang forensik ini nantinya kian sangat

dibutuhkan, maka dari itu kita pun sebagai perawat diharapkan bisa meningkatkan

kinerja dan kualitas di bidang keperawatan ini, agar sejatinya mampu untuk kelak

berkontribusi dan bergabung dalam penyelidikan kasus-kasus kejahatan yang terjadi di

negara Indonesia.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keperawatan forensik adalah suatu jenis profesi keperawatan di bidang penegak

hukum, yang dimana banyak sekali peran dalam bidang forensik tersebut yang salah

satunya perlu dikuasai oleh perawat yang melanjutkan karirnya di bidang Keperawatan

Forensik ini. Banyak sekali peran dan tanggung jawab yang harus dimiliki seorang

perawat forensik, terutama yang sering sekali dibicarakan dalam jurnal keperawatan

forensik adalah perawat yang membantu dalam penyelidikan kasus kekerasan,

pemerkosaan, maupun pelecehan seksual. Baik itu anak-anak, remaja, orang dewasa

maupun lansia sekalipun. Diharapkan perawat mampu bekerjasama dengan penegak

hukum dan keahlian forensik lainnya.

Ternyata tidak mudah untuk melanjutkan pendidikan di bidang keperawatan

forensik, karena hal pertama yang harus dikuasai adalah dalam segi keilmuan dan juga

yang dibutuhkan adalah seseorang yang merasa dirinya mampu dan menyukai

bermacam-macam kasus kejahatan dan hal-hal yang kritis membutuhkan konsentrasi

ketelitian yang sangat tinggi dalam memecahkannya, disamping itu pula lembaga

pendidikan yang menyediakan sangat terbatas di dunia ini hanya berada di benua

Amerika.

Indonesia memang memiliki angka kriminalitas yang tinggi, tapi untuk saat ini di

Indonesia belum memiliki lembaga asosiasi maupun lembaga pendidikan khusus yang

sangat menakjubkan ini. Dikarenakan di Indonesia untuk menangani kasus-kasus

kejahatan/kekerasan di bidang forensik ini masih dilakukan oleh dokter yang juga masih

sedikit keberadaannya. Perawat di Indonesia perlu sadar akan hal yang penting ini,

19
karena setiap jenis pekerjaan sudah semestinya difikirkan dengan baik, seberapa penting

dan bermanfaatnya untuk orang lain.

4.2 Saran

a. Bagi Negara

Sangat diharapkan bagi Indonesia memiliki lembaga asosiasi yang legal dan juga

lembaga pendidikan yang menyediakan sekolah lanjutan bagi profesi perawat yang

ingin menjadi seorang Perawat Forensik.

b. Bagi Mahasiswa maupun Perawat

Jadilah perawat yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang tinggi dan mampu

bersaing secara global. Tidak hanya mampu berteori saja tetapi benar-benar

melaksanakan teori tersebut saat bertugas jika sudah memiliki izin sah sebagai

perawat yang bekerja di berbagai macam lapisan pekerjaan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Garbacz Bader, Donna M. 2010. Forensic Nursing : a Concise Manual. United States

Hammer, Rita M. dkk. 2013. Forensic Nursing: Handbook for Practice. United States

International Association Forensic Nurses, ANA. 2015. Forensic Nursing Scope and

Standards 2015. United States

International Association of Forensic Nurse (website). 2015. Become a Forensic Nurse.

United States

World of Forensic Science. 2005. Encyclopedia.com

Croncite, Carrie. Nursing Explorer.com and keyword : Forensic Nursing.

21

Anda mungkin juga menyukai