Anda di halaman 1dari 40

Konsep Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan

Pemberian Obat Pada Anak dengan Pendekatan


Atraumatik

Lely Lusmilasari
TUJUAN

Setelah pertemuan mahasiswa mampu :

 Menguasai konsep pemenuhan kebutuhan cairan anak

 Menguasai konsep pemberian obat pada anak


Cairan Tubuh
AIR DAN CAIRAN

 Air didefinisikan sebagai


senyawa kimia dengan rumus
kimia H2O (dihidrogen
monoksida) dan memiliki
fungsi penting sebagai pelarut
 Cairan (fluid) adalah air
beserta zat terlarut (solut) di
dalamnya
 Bila anak mengonsumsi cairan,
seperti susu, jus, dan
sebagainya, maka yang
dihitung adalah jumlah
kandungan airnya
CAIRAN TUBUH PADA ANAK

 Persentase air dalam tubuh anak relatif lebih besar dibanding


orang dewasa krn luas permukaan tubuhnya yang lebih besar dan
kandungan lemak yang lebih sedikit
 Cairan tubuh dibagi dalam 2 komponen utama yaitu cairan
intraseluler (CIS) dan cairan ekstra seluler (CES), dengan jumlah
sebagai berikut :
KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK

 Kebutuhan air pada anak ditentukan dengan berbagai metode,


tetapi yang sering digunakan adalah berdasarkan usia dan berat
badan

Kebutuhan air berdasarkan kelompok usia adalah jumlah asupan


air per oral dalam 24 jam (mL/hari) berdasarkan kelompok usia yang
terbagi menjadi usia 0-6 bulan, 7-12 bulan, 1-3 tahun, 4-8 tahun, 9-13
tahun, dan 14-18 tahun

Institute of Medicine,
Food and Nutrition
Board. National
Academies Press.
Washington DC; 2004
KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK

 Kebutuhan air pada anak berdasarkan berat badan dengan


menggunakan formula Holliday-Segar

Holliday MA, Segar


WE. The maintenance
need for water in
parenteral fluid
therapy. Pediatrics.
1957:823-32

Contoh penerapan formula tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bila berat badan anak adalah 8 kg, maka kebutuhan air dalam 24 jam adalah 800 mL
2. Bila berat badan anak adalah 15 kg, maka kebutuhan air dalam 24 jam adalah 1250 mL
3. Bila berat badan anak adalah 30 kg, maka kebutuhan air dalam 24 jam adalah 1700 mL
KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan


 
Yang menyebabkan adanya suatu peningkatan terhadap kebutuhan
cairan harian diantaranya :
 
 Demam ( kebutuhan meningkat 10-15% (12,5%) setiap 10 C, jika
suhu > 370 C )
 Hiperventilasi
 Suhu lingkungan yang tinggi
 ktivitas yang ekstrim / berlebihan
 Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria
 
KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan


 
Yang menyebabkan adanya penurunan terhadap kebutuhan cairan
harian diantaranya yaitu :
 
 Hipotermi ( kebutuhannya menurun 12% setiap 10 C, jika suhu <370 C )
 Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi
 Oliguria atau anuria
 Hampir tidak ada aktivitas
 Retensi cairan misal gagal jantung
CONTOH KEBUTUHAN CAIRAN UNTUK KOREKSI SUHU

 Untuk setiap kenaikan 1°C membutuhkan terapi cairan tambahan:


(10 % x kebutuhan cairan rutin)

Contoh:
Anak usia 12 tahun dengan berat badan 30 kg dan suhu 38°C untuk
koreksi suhu membutuhkan terapi cairan tambahan:

 10 % x 1700 cc/hari = 170 cc/hari


Contoh :
anak dengan dehidrasi
DEHIDRASI PADA ANAK

 Penurunan 1% massa tubuh akibat kehilangan cairan dapat


menyebabkan dehidrasi, sedangkan kehilangan 8 - 10% cairan
tubuh dapat mengancam jiwa

 Dehidrasi rentan terjadi pada anak karena anak membutuhkan


air lebih banyak dibanding dewasa

 Namun kebutuhan tersebut dapat tidak tercukupi disebabkan


beberapa hal, di antaranya karena anak belum dapat
mengungkapkan rasa haus dan mengenali tanda awal rasa haus
terutama saat sedang bermain atau berolahraga sehingga
asupan air anak bergantung pada pengasuh anak
TERAPI CAIRAN

Penatalaksanaan terapi cairan meliputi dua bagian dasar yaitu ;


 Resusitasi cairan
Ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh, sehingga
seringkali dapat menyebabkan syok. Terapi ini ditujukan pula untuk
ekspansicepat dari cairan intravaskuler dan memperbaiki perfusi
jaringan.
 Terapi rumatan
Bertujuan untuk memelihara keseimbangan cairan tub uh dan nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh
Hal ini digambarkan dalam diagram berikut :
LANGKAH-LANGKAH TERAPI CAIRAN

 Tentukan kebutuhan cairan pemeliharaan (Jumlah cairan yang


dibutuhkan dalam 24 jam)
- Dengan menggunakan metode Holliday-Segar, tentukan kebutuhan
cairan pasien (volume dalam liter) selama 24 jam

 Berikan elektrolit dengan dosis yang tepat


- Pilih cairan yang tersedia dan tentukan berapa banyak elektrolit yang
dibutuhkan dengan mempertimbangkan volume cairan

 Pilih cairan yang mengandung elektrolit yang sesuai kebutuhan

 Monitor/pemantauan
- Pantau status cairan dan elektrolit pasien, serta sesuaikan laju dan
jenis cairan sesuai kebutuhan
CONTOH KASUS

 Pasien anak dengan berat badan 10 kg, kehilangan cairan sebanyak 1


kg (defisit 10% dari BB), mengalami dehidrasi. Setiap 1 kg berat badan
hilang setara dengan 1 L kehilangan cairan

 Cara rehidrasi yaitu hitung cairan dan elektrolit total (rumatan +


penggantian defisit) untuk 24 jam pertama. Berikan separuhnya dalam
8 jam pertama dan selebihnya dalam 16 jam berikutnya
Pemberian obat pada anak
DOSIS OBAT
 Dosis Obat adalah sejumlah takaran obat yang diberikan kepada
manusia yang dapat memberikan efek fisiologis

Beberapa istilah dosis:


 Single dose : dosis sekali pemakaian, contoh dosis sekali pakai mebendazole
100 mg
 Daily dose : dosis pemakaian satu hari, contoh dosis pemakaian digitoksin100
µg/hari
 Dosis regimen : jadwal waktu pemberian setiap dosis obat, misal dosis doxepin 75
mg sehari. Jumlah tersebut dibagi dalam beberapa kali pemberian sehingga total
pemberian dalam sehari 75 mg
 Dosis lazim/terapeutik : dosis untuk tercapainya efek terapi pada orangdewasa
 Dosis inisial/ loading dose : dosis permulaan atau dosis awal pengobatanuntuk
mempercepat tercapainya kadar efektif minimal. Setelah pemberianloading dose
dilanjutkan dengan maintenance dose (dosis pemeliharaan).
 Dosis maksimum : dosis tertinggi yang aman bagi penderita dewasa (tidak boleh
terlampaui)
 Dosis toksik : dosis yang melebihi dosis maksimal yang dapat menimbulkan
keracunan.
 Dosis letal : dosis yang melebihi dosis maksimal yang dapat menimbulkan kematian
PENGHITUNGAN DOSIS UNTUK BAYI DAN ANAK
(Jika hanya dosis dewasa yang diketahui)

Penghitungan dosis obat :


 Berdasarkan luas permukaan tubuh
•Menurut Wagner
•Berdasarkan hasil perkalian antara tinggi badan dan berat badan
•Berdasarkan Nomogram Weist
 Berdasarkan berat badan (rumus Clark)
 Berdasarkan usia

Contoh :
Jika sudah diketahui dosis setiap kg BB-nya, maka perhitungan dosis pada
pasien tinggal mengalikan nilai dosis/kg BB dengan Bb-nya.

Misalnya, dosis parasetamol 5-10 mg/kg BB , maka dosis untuk anak


dengan BB 10 kg adalah 50-100 mg
penghitungan dosis cont…

 
penghitungan dosis cont…

 
penghitungan dosis cont…

 
PEMBERIAN OBAT MELALUI INFUS

Untuk menghitung dosis atau kecepatan infus yang


tepat saat memberikan obat melalui infus, perawat
harus mengetahui informasi sebagai berikut yaitu :

Jumlah atau volume obat yang harus diberikan


Lama pemberian obat yang diinginkan
Kecepatan infus yang diinginkan
Faktor alat (jumlah tetes untuk tiap ml) dari infus set
yang digunakan
PEMBERIAN OBAT MELALUI INFUS

 
penghitungan dosis cont…

 
PEMBERIAN OBAT

 Obat diberikan sesuai dengan “lima benar”


Pasien yang benar
Obat yang benar
Dosis yang benar
Waktu yang benar
Rute yang benar
Dokumentasi yang benar (benar yang ke-6)

 Obat dicek paling sedikit tiga kali sesuai dengan lima benar:
Saat kotak obat dipindahkan ke tempat penyimpanan
Saat dosis obat dipindahkan dari kotak penyimpanan
 Sebelum mengembalikan kotak obat ke tempat penyimpanan

 Pantau efek samping obat

 Dokumentasi semua kegiatan pemberian obat


EDUKASI KELUARGA DALAM PEMBERIAN OBAT

 Keluarga perlu mengetahui hal-hal berikut : nama obat,


tujuan pemberian, jumlah pemberian, rute, waktu, efek obat
yang harus diantisipasi, serta penyimpanan obat yang aman
 Kaji tingkat pemahaman keluarga
 Jelaskan prosedur pemberian
 Demonstrasikan dan minta kleuarga untuk mengulangi
 Berikan instruksi tertulis jika diperlukan
 Bantu keluarga untuk menjadwalkan waktu untuk pemberian
obat di sela2 rutinitas keluarga
 Keluarga harus mengetahui apa yang dilakukan dan siapa
yang harus dihubungi bila terjadi efek samping
RUTE PEMBERIAN OBAT

Oral

Subkutan, intramuskuler, intravena, intradermal, dll

Rektal, vaginal, dll

Lokal, topikal

Lain-lain : implantasi, sublingual, dll


PEMBERIAN OBAT ORAL

 Siapkan obat : gunakan ukuran yang tepat; gerus tablet


untuk anak-anak yang mengalami kesulitan menelan, campur
dengan sirup,jus, dll; hindari mencampur obat dengan
makanan-makanan yang essential seperti susu, dll

 Bayi :
- Gendong bayi dengan posisi agak berstandar
- Tempatkan spuit, sendok takar, atau pipet yang berisi obat
ke dalam mulut agak ke belakang di atas lidah atau sisi
lidah
- Berikan dengan perlahan untuk mengurangi
kecenderunagan tersedak/aspirasi
- Biarkan bayi untuk menghisap obat yang diletakkan pada
puting
PEMBERIAN OBAT ORAL

 Bayi yang lebih besar atau toddler:


- Berikan obat dalam cangkir atau sendok
- Berikan dengan spuit, sendok takar, atau pipet seperti pada bayi
- Gunakan restrain ringan atau parsial pada anak-anak yang tidak mau
minum obat
- Jangan memaksa anak yang tidak mau minum obat karena bahaya
aspirasi; tunda 20 sampai 30 menit dan berikan kembali obat tersebut

 Anak prasekolah atau yang lebih besar:


- Gunakan pendekatan langsung
- Untuk anak-anak yang tidak mau minum obat : gunakan persuasi
sederhana, gunakan wadah yang inovatif, beri penghargaan seperti
bintang, stiker, atau hal lain atas kepatuhannnya
PEMBERIAN OBAT ORAL
(Perawatan Atraumatik)

 Berikan pada anak es atau es batu yang kecil untuk


dihisap krn dapat mematirasakan lidah sebelum
pemberian obat
 Campur obat dengan sedikit (sekitar 1 sdt) zat yang
berasa manis, seperti madu (kecuali pada bayi dengan
risiko botulism), sirup yang beraroma atau es krim. Hindari
makanan essensial karena anak akan menolak untuk
memakannya
 Berikan air setelah obat diberikan
 Bila obat mempunya rasa/bau yang tidak enak, minta anak
menutup hidung dan minum obat melalui sedotan
PEMBERIAN OBAT INJEKSI
PEMBERIAN OBAT INJEKSI
PEMBERIAN OBAT INJEKSI
PEMBERIAN OBAT INJEKSI
PEMBERIAN OBAT INJEKSI
PEMBERIAN OBAT INJEKSI
PEMBERIAN OBAT INJEKSI
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL
(Perawatan Atraumatik)

 Berikan EMLA secara topikal diatas area injeksi


 Biarkan persiapan kulit tersebut mengering dengan
sempurna
 Gunakan jarum tajam dan baru dengan ukuran paling kecil
yang memungkinkan aliran bebas obat dan penetrasi
aman terhadap otot
 Masukan jarum dengan cepat
 Berikan teknik distraksi dengan percakapan dll
 Gendong dan timang anak kecil; anjurkan orangtua untuk
mengamankan anak; berikan pujian pada anak yang lebih
besar
PEMBERIAN OBAT per NASAL, MATA DAN TELINGA
(Perawatan Atraumatik)

 Bila hanya satu orang :


 Tempatkan anak pada posisi terlentang diatas permukaan yang datar
(tempat tidur, lantai)
 Duduk menghadap anak
 Tempatkan tungkai bawah diatas tungkai anak untuk merestrain tubuh
bagian bawah (bila perlu)
 Untuk obat nasal : letakkan bantal kecil di bawah bahu anak untuk
membantu aliran cairan melalui pasase hidung
Thank you

Anda mungkin juga menyukai