Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Wulan Sari

NIM : 20010169
Kelas : 20C (22H)

KEBUTUHAN CAIRAN
A. Definisi
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis,
yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan
tubuh. Menurut World Health Organization (WHO) diare adalah kejadian buang air besar
dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam
priode 24 jam. Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh
infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasite, protozoa, dan penularannya
secara fekal oral. Diare dapat mengenai semua kelompok umur baik balita, anak-anak,
dan orang dewasa dengan berbagai golongan sosial (WHO Diarrhoeal disiase, 2017).

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Brunner & Suddart (2013), menyatakan bahwa penyebab kekurangan volume cairan
termasuk kehilangan cairan yang tidak normal, diantaranya adalah :
1. Muntah-muntah.
2. Diare.
3. Suksion gastrointestinal.
4. Berkeringat.
5. Mual.
6. Ketidakmampuan memperoleh cairan.

B. Fungsi Kebutuhan Cairan


1. Menjaga kadar cairan tubuh, sehingga tubuh tidak mengalami gangguan pada fungsi
pencernaan dan penyerapan makanan, sirkulasi, ginjal, dan penting dalam
mempertahankan suhu tubuh yang normal.
2. Membantu memberikan energi pada otot dan melumasi sendi-sendi agar tetap
lentur. Ketidakseimbangan cairan dapat memicu kelelahan pada otot.
3. Membantu mengendalikan asupan kalori tubuh. Minum air putih jauh lebih baik
dalam mencegah peningkatan berat badan dibandingkan minuman yang mengandung
tinggi kalori.
4. Menjaga kesegaran kulit.
5. Melindungi saraf tulang belakang dan jaringan sensitif pada tubuh lainnya.

Secara umum, rata-rata, wanita dewasa disarankan untuk minum sekitar delapan
gelas berukuran 200 ml per hari atau total 1,6 liter. Sedangkan, pria disarankan untuk
minum sekitar 10 gelas berukuran 200 ml atau total 2 liter tiap hari. Selain itu, kita
perlu memperhatikan beberapa kondisi dan aktivitas khusus yang membuat tubuh
jadi membutuhkan lebih banyak asupan air dibandingkan biasanya, antara lain:
1. Berolahraga atau aktif secara fisik.
2. Mengalami demam, diare, atau muntah-muntah.
3. Cuaca yang sangat panas.
4. Hamil dan menyusui. Wanita hamil disarankan mengonsumsi air sekitar 2,3 liter
sehari, sedangkan wanita yang menyusui disarankan mengonsumsi air sekitar 3,1
liter per hari.

C. Tanda dan Gejala Kebutuhan Cairan


1. Hipovolemia
Hipovolemia merupakan suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan cairan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, perdarahan sehingga dapat menimbulkan syok hipovolemik
(Tarwoto & Wartonah, 2015). Tanda dan gejala dari hipovolemia adalah sebagai
berikut :
1) Frekuensi nadi meningkat
2) Nadi teraba lemah
3) Tekanan darah menurun
4) Turgor kulit menurun
5) Membrane mukosa kering
6) Volume urin menurun
7) Hematokrit meningkat
2. Hipervolemia
Merupakan kondisi ketidakseimbangan cairan tubuh yang ditandai dengan
kelebihan cairan di ruang ekstrasel yang umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi
ginjal, biasanya ditandai dengan edema akibat peningkatan tekanan hidrostatik dan
penurunan tekanan osmotic (Wahyudi & Wahid, 2016)

D. Manifestasi Klinis
Kekurangan volume cairan dapat terjadi dengan cepat dan dapat ringan, sedang
bahkan tergantung pada tingkat kehilangan cairan. Karakteristik penting dari kekurangan
volume cairan termasuk kehilangan cairan akut, penurunan turgor kulit, oliguria, urin
yang pekat, hipotensi postural, frekuensi jantung yang lemah, cepat, vena leher yang rata,
kenaikan suhu tubuh, kulit dingin, anoreksia, haus, mual, lesu, kelemahan otot dan kram
(Brunner & Suddart, 2013).

E. Penatalaksanaan
1. Mencegah kekurangan volume cairan
Untuk mencegah kekurangan volume cairan perawat harus menyadari bahwa
klien mempunyai resiko dan melakukan tindakan untuk meminimalkan kehilangan
cairan. Sebagai contoh, pada klien diare cara-cara pencegahan diimplementasikan
untuk mengendalikan diare sementara melakukan penggantian cairan. Cara-cara
pencegahan ini yaitu memberikan anti diare dan volume kecil cairan oral pada
interval yang sering (Brunner & Suddart, 2013).
2. Memperbaiki kekurangan volume cairan
Jika memungkinkan cairan oral diberikan, untuk mengatasi kekurangan
volume cairan. Jika klien enggan minum, klien dapat ditawari sedikit cairan pada
interval sering (Brunner & Suddart, 2013).
SUMBER
Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth Edition,
Addison Wsley Nursing, California, 1995
https://stikesbanyuwangi.ac.id/manfaat-minum-air-putih/

Anda mungkin juga menyukai