DISUSUN OLEH :
IQBAL AULIA RAMADHAN
NIM/NPM: 1490122039
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal dimana
buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang encer/cair dapat
disertai atau tanpa disertai dengan darah atau lender yang merupakan akibat dari
terjadinya proses implamasi pada lambung atau usus (Wijayaningsih, 2013). Diare
dapat menyebabkan gangguan cairan dan elektroit dalam tubuh
Kebutuhan cai ran dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi
kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang
terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi
dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”
Gangguan cairan dan elektrolit sangat umum pada periode perioperatif. Cairan
intravena dengan jumlah yang besar sering diperlukan untuk memperbaiki defisit
cairan dan mengkompensasi kehilangan darah selama operasi. Cairan dan elektrolit di
dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Komposisi cairan
dan elektrolit di dalam tubuh diatur sedemikan rupa agar keseimbangan fungsi organ
vital dapat dipertahankan.( Butterworth JF .2013). Gangguan besar dalam
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dengan cepat mengubah kardiovaskular,
saraf, dan fungsi neuromuskular, dan penyedia anestesi harus memiliki pemahaman
yang jelas air normal dan elektrolit fisiologi.( Mangku G.2014)
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIK
D. PATOFISIOLOGI
1. Cairan Tubuh
Cairan tubuh terdiri atas dua kompertemen utama yang dipisahkan oleh
membrane semipermeable.Kedua kompertemen tersebut adalah intraseluler dan
ekstraseluler. Sekitar 65% cairan tubuh berada dalam sel, atau intraseluler.
Sisanya 35% cairan tubuh berada diluar sel, atau ekstraseluler. Komparemen
ekstraseluler selanjutnya dibagi menjadi tiga subdivisi: 1. Interstisial : cairan
antara sel dan disekitar pembuluh darah (25%). 2. Intravascular : cairan didalam
pembuluh darah; juga disebut plasma darah (8%). 3. Transeluler: air mata dan
juga cairan spinal, synovial, peritoneal, pericardial,dan pleural (25%).
2. Elektrolit
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk
mengetahui adanya gangguan cairan dan elektrolit yaitu:
F. KOMPLIKASI
Gangguan kebutuhan cairan jika tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan timbulnya komplikasi pada tubuh. Beberapa komplikasi yang dapat
muncul akibat kekurangan cairan yang tidak ditangani, yaitu:
1. Kejang yang muncul akibat gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh,
terutama natrium dan kalium.
2. Permasalahan pada ginjal dan saluran kemih, terutama jika dehidrasi yang
dialami terjadi berulang kali. Dehidrasi dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih, batu ginjal, bahkan gagal ginjal.
3. Cedera akibat suhu tinggi (heat injury). Jika sedang melakukan aktivitas fisik
berat, namun tidak menjaga asupan cairan tubuh, dapat mengalami dehidrasi yang
memicu terjadinya heat injury. Gejala heat injury yang tergolong ringan bisa
berupa kram. Sedangkan gejala beratnya bisa berupa kelelahan dan heat stroke.
4. Syok hipovolemik. Ini merupakan komplikasi akibat dehidrasi paling serius, dan
bahkan berpotensi membahayakan jiwa Anda. Kekurangan cairan dapat
menyebabkan volume darah di dalam tubuh menjadi berkurang, sehingga tekanan
darah dan kadar oksigen menjadi menurun
G. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian cairan dan elektrolit per oral
a. Penambahan intake cairan dapat diberikan peroral pada pasien-pasien
tertentu, misalnya pasien dengan dehidrasi ringan atau DHF stadium I.
b. Penambahan inteke cairan biasanya di atas 3000cc/hari.
c. Pemberian elektrolit peroral biasanya melalui makanan dan minuman.
Tabel 1
Terapi Cairan Intra Vena Sesuai Golongan Umur
Terapi Caiaran Intra Vena Sesuai Golongan Umur
NO
1. Bayi 1 hari = 50 ml H2O/KgBB/hari
2. Bayi 2 hari = 75 ml H2O/KgBB/hari
3. Berat ba dan 10 kg pertama= 100 ml H2O/KgBB/hari
4. Berat badan 10 kg kedua = 1000 ml + H2O/KgBB/hari
5. Berat badan > 20 kg = 1500 ml + H2O/KgBB/hari
( sumber : Amin, 2018)
H. PENGKAJIAN
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
2. Gangguan keseimbangan Elektrolit(kalium)
J. INTERVENSI
1. Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Intervensi Keperawatan:
2) Rencanakan target pemberian asupan cairan untuk setiap sif, mis : siang
1000 ml, sore 800 ml dan malam 200 ml.
Rasional :
Tujuan: Klien memiliki keseimbangan cairan, elektrolit dan asam- basa dalam 48
jam.
Kriteria hasil:
3) Laporkan nilai kalium serum yang melebihi 5mEq/l batasi asupan kalium
jika perlu.
4) Pantau EKG
Rasional :
Implementasi
K. EVALUASI
Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan guna
mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dan
kemajuanklien kearah pencapaian tujuan. Evaluasi terdiri atas evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada hasil aktifitas proses keperawatan
dan hasil keperawatan yang dilakukan. Evaluasi formatif berguna untuk menilai
keefektifan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan. Evaluasi formatif
mencakup 4 komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yaitu subyektif (data
berupa keluhan pasien)
7. Dyspnea menurun
9. Turgorkulit meningkat
Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit.
Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein
dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan
menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4.
Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium
dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan
volume darah.
5.
Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh misalnya :
a.
Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena
usia akanberpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan
berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang
yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan
sampai dengan 5L/hari.
3.
Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit.
Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein
dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan
menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4.
Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium
dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan
volume darah.
5.
Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh misalnya :
a.
WijayaTim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Tim pokja SIKI DPP PPNI (1st ed.).
JAKARTA SELATAN.
ningsih, Sari K. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: CV. Trans Info Media; 2013
MUHAMMAD ASNUL HUSNI. Asuhan keperawatan pemenuhan cairan dan elektrolit. Mataram.
Academvia; 2017
Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Tim pokja SIKI DPP PPNI (1st ed.). JAKARTA
SELATAN.