Di susun Oleh :
Faizatun Mualifah
(20901800036)
SEMARANG
2019
LAPORAN PENDAHUUAN
A. Pengertian
B. Penyebab
1. Kekurangan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
a. Intake yang kurang
- Kekurangan cairan peroral
- Menjalankan diet tertentu
b. Output yang berlebihan
- Diare
- Perdarahan
- Luka bakar
- Penyakit tertentu (DM)
- Suhu lingkungan yang panas
2. Kelebihan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
Intake yang berlebihan
- Kelebihan cairan peroral
- Cairan parenteral (infus berlebihan)
C. Nilai-nilai Normal dan Cara Perhitungan
1. Menentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh klien terdiri dari:
a. Air minum
b. Air dalam makanan
c. Air hasil oksidasi (metabolisme)
d. Cairan intravena.
2. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien terdiri dari:
a. Urine
b. Insensible water loss (IWL): paru dan kulit
c. Keringat
d. Feces
e. Muntah.
3. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus:
Intake - output
Hal-hal yang perlu diperhatikan
IWL = (15 x BB )
24 jam
Rumus IWL Kenaikan Suhu
24 jam
1. Input cairan:
Air (makan+Minum) = ......cc
Cairan Infus = ......cc
Therapi injeksi = ......cc
Air Metabolisme = ......cc (Hitung AM= 5cc/kgBB/hari)
2. Output cairan:
Urine = ......cc
Feses = .....cc (kondisi normal 1 BAB feses =100 cc)
Muntah/perdarahan cairan drainage luka/
cairan NGT terbuka = .....cc
IWL = .....cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)(Insensible Water Loss)
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Usia
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan
yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke
interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
4. Stres
5. Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhann kebutuhan cairan yang cukup.
Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan sistem dalam tubuhseperti ketidak
seimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.
6. Pembedahan
E. Jenis Gangguan
1. Hipovolemi
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstravaskuler (CSE) dan dapat terjadi karenakehilangan mlalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanismenya adaah peningkatan rangsangan saraf simpats (peningkatan frekuensi
jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon ADH
dan Adosteron.
2. Hipervolemi
Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam
proporsi isotonic sehingga menyebabkan hipervolemi tanpa disertai perubahan kadar
elektrolit serum.pasien yang berisiko kelebihan volume cairan ini meliputi pasien
yang menderita gagal jantung kongestif, gagal ginjal, dan sirosis.
F. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral)
b. Tanda umum masalah elektrolit
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi social
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
+/- 2% ringan
+/- 5% sedang
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
3. Keadaan umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, pernafasan. Tingkat
kesadaran.
a. Integumen: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan
sensasi rasa
b. Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung
c. Mata: cekung, air mata kering
d. Neurologi: reflek, ganguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan
bising usus.
8. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap :pemeriksaan ini melewati jumlah sel darah merah
hemoglobin (HB),dan hematrokit (HT).
1) Ht naik :adanya dehidrasi berat dan gejala syok
2) Ht turun :adanya perdarahan akut,massif dan reaksi hemilitik,
3) Hb naik :adanya hemokonsentrasi.
4) Hbturun :adanya perdarahan hebat,reaksi hemolitik.
b. Pemeriksaan elektrolit serum :pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui
kadar natrium,kalium,klorida,ion bikarbonat,
c. Ph dan berat jenis urine :berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk
mengatur konsentrasi urine,normalnya Ph urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya
1,003-1,030.
d. Analisa gas darah :Biasanya yang di periksa adalah pH,PO,HCO,PC0, dan
saturasi 02 nilai PCO2 normal:35-40 mmHg: PO2 normal:80-100 Hg:HCO3-
normal;25-29 mEq/1,sedangkan saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam
darah dengan jumlah oksigen yang dapat di bawa oleh darah,normalnya di arteri
(95%-98%)dan vena(60%-85%).( Tarwoto dan Wartonah, 2006 )
G. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d. gangguan mekanisme pengaturan.
2. Kelebihan volume cairan b.d. kelebihan intake cairan, kompensasi mekanisme
pengaturan.
3. Risiko kekurangan volume cairan b/d kegagalan mekanisme pengaturan.
[ CITATION Her15 \l 1057 ]
H. Rencana Tindakan Keperawatan
I. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
di tetapkan, di lakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesame tenaga kerja.
J. Daftar Pustaka
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3 .
Salemba:Medika.