Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHUUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN


EEKTROIT PADA PASIEN NEFROLITIASIS DI RUANG BAITUS SALAM 1

RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Di susun Oleh :

Faizatun Mualifah

(20901800036)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2019
LAPORAN PENDAHUUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN


EEKTROIT PADA PASIEN NEFROLITIASIS DI RUANG BAITUS SALAM 1

RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

A. Pengertian

Keseimbangan cairan dan elektrolit mencakup komposisi dan perpindahan berbagai


cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) danzat tertentu
(zat terlarut). Gangguan volume cairan dalah suatu keadaan ketikaindividu beresiko
mengalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat darisatu kelainan cairan
intravaskuler, interstisial dan intraseluler. (Carpenito, 2000).Pada gangguan volume
cairan dapat ditetapkan dua diagnosa yaitu kelebihan volumecairan dan kekurangan
volume cairan
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis
dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan
keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang
mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.

B. Penyebab
1. Kekurangan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
a. Intake yang kurang
- Kekurangan cairan peroral
- Menjalankan diet tertentu
b. Output yang berlebihan
- Diare
- Perdarahan
- Luka bakar
- Penyakit tertentu (DM)
- Suhu lingkungan yang panas
2. Kelebihan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
Intake yang berlebihan
- Kelebihan cairan peroral
- Cairan parenteral (infus berlebihan)
C. Nilai-nilai Normal dan Cara Perhitungan
1. Menentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh klien terdiri dari: 
a. Air minum
b. Air dalam makanan
c. Air hasil oksidasi (metabolisme)
d. Cairan intravena.
2. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien terdiri dari:
a. Urine
b. Insensible water loss (IWL): paru dan kulit
c. Keringat
d. Feces
e. Muntah.
3. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus:

Intake - output
Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Rata-rata intake cairan perhari


a. Air minum 1500-2500 ml
b. Air dari makanan 750 ml
c. Air hasil oksidasi (metabolism) 200 ml2)
2. Rata-rata output cairan per hari
a. Urine 1400-1500 ml
b. IWL
 Paru 350-400 ml
 Kulit 350-400 ml 
c. Keringat 100 ml
d. Feses 100-200 ml3)
3. Insensible Water Loss
a. Dewasa 15cc/kgBB/hari
b. Anak (30- usia (tahun) cc/kgBB/hari
Rumus IWL

 IWL = (15 x BB )

24 jam

Rumus IWL Kenaikan Suhu 

 [(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal

24 jam

PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA

1.  Input cairan: 
 Air (makan+Minum) = ......cc
 Cairan Infus = ......cc
 Therapi injeksi = ......cc
 Air Metabolisme = ......cc (Hitung AM= 5cc/kgBB/hari)
2. Output cairan:
 Urine = ......cc
 Feses = .....cc (kondisi normal 1 BAB feses =100 cc)
 Muntah/perdarahan cairan drainage luka/
 cairan NGT terbuka = .....cc
 IWL = .....cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)(Insensible Water Loss)
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Usia

Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ,


sehinggadapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit. Kebutuhan
cairan pada anak tergantung berat badan, sampai 10 kg kira-kira perlu 100 ml/kg berat
badan. Kebutuhan cairan pada orang dewasa yaitu 50 cc per kg berat badan.

2. Temperatur yang tinggi

Dapat menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak,


sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
3. Diet

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan
yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke
interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.

4. Stres

Dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui


proses peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan
metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat
menimbulkan retensi natrium dan air.

5. Sakit

Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhann kebutuhan cairan yang cukup.
Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan sistem dalam tubuhseperti ketidak
seimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.

6. Pembedahan

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan


keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah
selama pembedahan

E. Jenis Gangguan
1. Hipovolemi
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstravaskuler (CSE) dan dapat terjadi karenakehilangan mlalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanismenya adaah peningkatan rangsangan saraf simpats (peningkatan frekuensi
jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon ADH
dan Adosteron.

2. Hipervolemi

Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam
proporsi isotonic sehingga menyebabkan hipervolemi tanpa disertai perubahan kadar
elektrolit serum.pasien yang berisiko kelebihan volume cairan ini meliputi pasien
yang menderita gagal jantung kongestif, gagal ginjal, dan sirosis.

F. Pengkajian 
1. Riwayat keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral)
b. Tanda umum masalah elektrolit
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi social
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan

Kehilangan atau bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah


keseimbangan cairan:

+/- 2% ringan

+/- 5% sedang

+/- 10% berat

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.

3. Keadaan umum

Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, pernafasan. Tingkat
kesadaran.

4. Pengukuran pemasukan cairan


a. Cairan oral: NGT dan oral
b. Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
c. Makanan yang cenderung megandung air
d. Irigasi kateter atau NGT
5. Pengukuran pengeluaran cairan
a. Urine: volume, kejernihan/kepekatan
b. Feses: jumlah dan konsentrasi
c. Muntah
d. Tube drainase
e. IWL
6. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya sekitar +/- 200 CC.
7. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:

a. Integumen: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan
sensasi rasa
b. Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung
c. Mata: cekung, air mata kering
d. Neurologi: reflek, ganguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan
bising usus.     
8. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap :pemeriksaan ini melewati jumlah sel darah merah
hemoglobin (HB),dan hematrokit (HT).
1) Ht naik    :adanya dehidrasi berat dan gejala syok
2) Ht turun  :adanya perdarahan akut,massif dan reaksi hemilitik,
3) Hb naik    :adanya  hemokonsentrasi.
4) Hbturun  :adanya perdarahan hebat,reaksi hemolitik.
b. Pemeriksaan elektrolit serum :pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui
kadar natrium,kalium,klorida,ion bikarbonat,
c. Ph dan berat jenis urine :berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk
mengatur konsentrasi urine,normalnya Ph urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya
1,003-1,030.
d. Analisa gas darah :Biasanya yang di periksa adalah pH,PO,HCO,PC0, dan
saturasi 02 nilai PCO2 normal:35-40 mmHg: PO2 normal:80-100 Hg:HCO3-
normal;25-29 mEq/1,sedangkan saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam
darah dengan jumlah oksigen yang dapat di bawa oleh darah,normalnya di arteri
(95%-98%)dan vena(60%-85%).( Tarwoto dan Wartonah, 2006 )
G. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d. gangguan mekanisme pengaturan.
2. Kelebihan volume cairan b.d. kelebihan intake cairan, kompensasi mekanisme
pengaturan.
3. Risiko kekurangan volume cairan b/d kegagalan mekanisme pengaturan.
[ CITATION Her15 \l 1057 ]
H. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 kekurangan volume cairan NOC : keseimbangan cairan, NIC : Manajemen cairan
b.d. gangguan mekanisme Setelah dilakukan tindakan -  Ukur intake dan output cairan
pengaturan. keperawatan selama 3 x 24 jam, serta timbang berat badan setiap
di harapkan volume cairan hari.
kembali normal dengan kriteria -  Pasang kateter urin, jika ada.
hasil: -  Monitor status hidrasi (misalnya
-Tekanan darah, nadi, suhu kelembaban membran mukosa,
dalam batas normal nadi, dan tekanan darah ortostatik).
- Nadi perifer dapat teraba -  Monitor hasil laboratorium yang
-Keseimbangan intake dan output berhubungan dengan retensi cairan
selama 24 jam -  Monitor TTV
-Tidak terdapat rasa haus yang -  Pasang IV line, sesuai dengan
abnormal yang diresepkan.
-Elektrolit serum dan hematokrit -  Berikan cairan
dbn -  Atur kemungkinan tranfusi
-  Persiapan untuk tranfusi
2 Kelebihan volume cairan b.d. NOC : Keseimbangan cairan, NIC : Manajemen cairan
kelebihan intake cairan, Setelah di lakukan tindakan -  Ukur intake dan output
kompensasi mekanisme selama 3x24 jam di harapkan cairan serta timbang berat
pengaturan. volume cairan kembali badan setiap hari.
normal dengan kriteria hasil: -  Monitor hasil laboratorium
-Tekanan darah dalam batas yang berhubungan dengan
normal kelebihan cairan
-Berat badan stabil -  Kaji lokasi dan luas edema
-Tidak terdapat asites -  Lakukan pemberian
-Tidak terdapat distensi vena diuretik sesuai resep
jugularis -  Monitor TTV
-Tidak terdapat edema perifer -  Pasang IV line, sesuai
-Elektrolit serum dalam batas dengan yang diresepkan.
normal -  Batasi masukan cairan
pada keadaan hiponatrermi
dilusi dengan serum Na <
130 mEq/l
3 Risiko kekurangan volume NOC: Keseimbangan cairan, NIC : Manajemen cairan
cairan b/d kegagalan Setelah di lakukan tindakan -  Ukur intake dan output
mekanisme pengaturan keperawatan selama 3x24 jam di cairan serta timbang berat
harapkan volume cairan dalam badan setiap hari.
batas normal dengan dengan -  Pasang kateter urin, jika
kriteria hasil: ada.
-Tekanan darah dalam batas -  Monitor status hidrasi
normal (misalnya kelembaban
-Nadi perifer dapat teraba membran mukosa, nadi,
-Keseimbangan intake dan output dan tekanan darah
selama 24 jam ortostatik).
-Tidak terdapat suara nafas -  Pasang IV line, sesuai
tambahan dengan yang diresepkan.
-Tidak terdapat rasa haus yang -  Monitor indikasi
abnormal terjadinya retensi cairan
-Hidrasi kulit adekuat (bunyi nafas crackles,
-Membran mukosa lembab peningkatan CVP, dan
-Elektrolit serum dan hematokrit peningkatan osmolalitas
dalam batas normal urin)
[ CITATION Jho16 \l 1057 ][ CITATION Bul16 \l 1057 ]

I. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
di tetapkan, di lakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesame tenaga kerja.
J. Daftar Pustaka

Antara, I. N. (2013). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan


Oksigenasi. Scribd.
Bulecheck, G., Butcher, H., & Dochterman , J. M. (2016). Nursing Interventions
Classification (NIC). Fifth Edition. Lowa : Mosby Elsavier.
Herlman , T. H. (2015). NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Jhonson, M. (2016). Nursing Outcomes Project Nursing Classification (NOC). St. Louis:
Missouri ; Mosby.
Kuniawati, N. W. (2014). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatanpada Pasien dengan
Gangguan Oksigenasi. Scribd.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007.  Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta : EGC
Surya, A. P. (2016). Faktor Yang Mempengaruhi Oksigenasi. Scribd

Tarwanto, Wartonah. 2006.  Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3 .
Salemba:Medika.

Anda mungkin juga menyukai