Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Dosen : Kismiyati, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh :

Eka Putri Nur Wahyuningsih Iriyanti

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONSIA

POLITEKNIK KESEHATA KEMENKES JAYAPURA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI NERS

TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Pengertian Cairan dan Elektrolit


Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Kebutuhan
cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara
intake dan output. Dimana pemakaian cairan pada orang dewasa antara
1.500ml - 3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan
dengan mekanisme haus (Abdul H, 2008).
B. Fungsi Cairan
1. Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2. Transport nutrient ke sel.
3. Transport hasil sisa metabolism.
4. Transport hormone.
5. Pelumas antar organ.
6. Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
C. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake
cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara
1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml
dari makanan, Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk
urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit,
diantaranya adalah usia, temperatur lingkungan, diet, stres, dan sakit.
1. Usia
Variasi  usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolisme
yang diperlukan dan berat badan.
2. Temperatur Lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan
energi, proses ini menimbulkan pergerakan carian dari interstitial ke
intraseluler.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah
dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan
air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan
produksi urine.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung,
gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.
(Tarwoto & Wartonah, 2010)
D. Kebutuhan Cairan Menurut Usia dan Berat Badan

No. Umur BB (Kg) Cairan (ml/24jam)


1 3 hari 3,0 250 - 300
2 1 tahun 9,5 1150 - 3000
3 2 tahun 11,8 1350 - 1500
4 6 tahun 20 1800 - 2000
5 10 tahun 28,7 2000 - 2500
6 14 tahun 45 2200 - 2700
7 18 tahun 54 2200 - 2700

E. Rumus Perhitungan Cairan Tubuh


DEWASA (normalnya) 50cc / KgBB/ 24 jam
ANAK /dewasa
10Kg I 100cc / KgBB / 24 jam
10Kg II 50cc / KgBB / 24 jam
Sisa BB 20cc/ KgBB / 24 jam. Atau
10 kgBB I = 4 ml/kg/jam
10 kgBB II = 2 ml/kg/jam
10 kgBB III = 1 ml/kg/jam
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang sering muncul yaitu :
1. Kelelahan
2. Mual/muntah
3. Pusing
4. Denyut jantung lemah
5. Rasa haus
6. Anoreksia
7. Berat badan menurun

G. Pathway
H. Masalah keseimbangan cairan
1. Hipovolemik
Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES),
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme
kompensasi pada hipovolemik adalah peningkatan rangsangan saraf
simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung, dan tekanan
vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal
akut.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,
gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, HR
meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar,
mukosa mulut kering. Tanda – tanda penurunan berat badan akut , mata
cekung pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak – anak adanya
penurunana jumlah air mata.
2. Hipervolemia
Adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada
saat :
a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c) Kelebihan pemberian cairan
d) Perpindahan CIT ke plasma.
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat,
asites, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama
gallop.
I. Cara Pengeluaran Cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ ginjal, kulit, paru-paru, dan
gastrointestinal :
1. Ginjal
a) Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170
liter darah untuk disaring setiap hari.
b) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
c) Pada orang dewaasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.
d) Jumlah urine yang dipprosuksi oleh ADH dan Aldosteron.
2. Kulit
a) Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
menerima rangsang aktivitas kelenjar keringat
b) Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,
temperatur lingkungan yang meningkat dan demam.
c) Disebut Insensible Water Loss (IWL) sekitar 15 – 20 ml/24 jam.
3. Paru – paru
a) Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
b) Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan
kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam.
4. Gastrointestinal
a) Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap
hari sekitar 100 – 200 ml.
b) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg BB/24 jam,
dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1O C.
J. Pengaturan Elektrolit
Macam-macam elektrolit diantaranya yaitu natrium (sodium), kalium
(potassium), kalsium, magnesium, chlorida, bikarbonat, dan fosfat:
1. Natrium (sodium)
a. Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada Cairan Ekstrasel
(CES)
b. Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran implus saraf dan
kontraksi otot.
c. Sodium diatur oleh intake  garam aldosteron, dan pengeluaran urine.
Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (potassium)
a. Merupakan kation utama dalam CIS
Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
b. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseibangan asam basa,  karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+.
Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
3. Kalsium
a. Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel,  konduksi jantung,
pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi.
b. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan
tiroid.
c. Hormon paratiroid mengarbsopsi kalsium melalui gastrointestinal,
sekresi melalui ginjal.
d. Hormon thirocaltitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang.
4. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting
untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai
normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt.
5. Chlorida
Terdapat pada CES dan CIS,  normalnya sekitar 95-105 mEqlt.
6. Bikarbonat
a. HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan
CES dan CIS.
b. Bikarbonat diatur oleh ginjal.
7. Fosfat
a. Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
b. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism
karbohidrat, dan pengaturan asam basa.
c. Pengaturan oleh hormone parathyroid.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


CAIRAN DAN ELEKTROLIT
A. Pengkajian
1. Identitas
Kaji identitas pasien meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, suku,
bangsa, agama
2. Fokus pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral)
2) Tanda umum masalah elektrolit
3) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
4) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan
dan elektrolit
5) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu
minus status cairan
6) Status perkembangan seperti usia atau status sosial
7) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan
b. Pengukuran klinik
1) Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya
masalah keseimbangan cairan.
a) ± 2% : Ringan
b) ± 5% : Sedang
c) ± 10% : Berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang
sama.
2) Keadaan Umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi,
pernafasan, dan tingkat kesadaran.
3) Pengukuran pemasukan cairan
a) Cairan oral : NGT dan oral
b) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
c) Makanan yang cenderung mengandung air
d) Irigasi kateter atau NGT
4) Pengukuran pengeluaran cairan
a) Urine : volume, kejernihan/kepekatan
b) Feses: jumlah dan konsentrasi
c) Muntah
d) Tube drainase
e) IWL
5) Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar ±
200cc.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan
pada:
1) Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan
otot, tetani, dan sensasi rasa.
2) Kardiovaskuler : detensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin, dan bunyi jantung.
3) Mata : cekung, air mata kering
4) Neurologi : reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat
kesadaran.
5) Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah,
muntah-muntah, dan bising usus.
d. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap : pemeriksaan ini meliputi jumlah sel
darah, hemoglobin (Hb), dan hematokrit (Ht).
a) Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok
b) Ht turun : adanya pendarahan akut, masif, dan reaksi
hemolitik
c) Hb naik : adanya hemokonsentrasi
d) Hb turun : adanya pendarahan hebat, reaksi hemolitik
2) Pemeriksaan elektrolit serum : pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat.
3) pH dan berat jenis urin : berat jenis menunjukkan kemampuan
ginjal untuk mengatur konsentrasi urine, normalnya pH urine
adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
4) Analisa gas darah : biasanya yang biasa diperiksa adalah pH, PO,
HCO, PCO, dan saturasi O2.
a) PCO2 normal : 35-40 mmHg
b) PO2 normal : 80-100 Hg
c) HCO3 normal : 25-29 mEq/l
d) Saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam darah dengan
jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah, normalnya di
arteri (95%-98%) dan vena (60%-85%)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan output cairan yang berlebihan
2. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh  berhubungan
dengan gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal, dan
lain-lain
C. Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan output cairan
yang berlebihan
Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Setelah dilakukan 1. Monitor status hidrasi 1. Untuk mengetahui
tindakan asuhan (kelembabpan membran perkembangan status
keperawatan mukosa, nadi adekuat, rehidrasi.
diharapkan : tekanan darah ortostatik),
  jika diperlukan.
 Cairan seimbang 2. Monitor status cairan 2. Untuk memantau

 Hidrasi termasuk intake & output status cairan pasien


 mempertahankan cairan
urine output sesuai 3. Anjurkan pasien 3. Untuk memenuhi
dengan usia dan menambahan intake oral kebutuhan cairan
BB, BJ urine (cairan maupun nutrisi) dan nutrisi pasien
normal. 4. Kolaborasikan dengan 4. Untuk mengganti
 Tekanan darah, tim medis dengan cairan yang keluar
nadi, suhu tubuh pemberian cairan IV
dalam batas
normal

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme


regulator sekunder akibat gagal ginjal, dan lain-lain
Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Setelah dilakukan 1. Ukur dan monitor: 1. Dasar pengkajian
tindakan asuhan Intake dan output cairan, kardiovaskuler dan
keperawatan berat badan, tensi, CVP respons terhadap
diharapkan : distensi vena, jugularis, penyakit
 Cairan dan Elektrolit dan bunyi paru 2. Mengurangi edema
seimbang 2. Pada pasien yang
bedrest: 3. Mencegah
 Ubah posisi setiap 2 kerusakan kulit
jam
 Latihan pasif dan 4. Kerja sama disiplin
aktif ilmu dalam
3. Pada kulit yang edema perawatan
berikan losion, hindari
penekanan yang terus- 5. pasien dan keluarga
menerus mengetahui dan
4. Kolaborasi dengan kooperatif
dokter dalam pemberian
cairan, obat, dan efek
pengobatan
5. Berikan pengetahuan
kesehatan tentang:
 Intake dan output
cairan
 Berat badan
 Pengobatan

D. Implementasi
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi keluhan pasien
berdasarkan intervensi yang telah dibuat.
E. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit berdasarkan kriteria hasil dan tujuan keperawatan
yaitu :
1. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
2. Hidrasi
3. Cairan dan elektrolit seimbang
4. mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal.

DAFTAR PUSTAKA
Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan Edisi 4. Salemba Medika: Jakarta
Wilkinson, J. M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Kriteria Hasil
(NOC ) dan Intervensi (NIC). EGC: Jakarta
https://www.academia.edu/36392304/LAPORAN_PENDAHULUAN_KEBUTUH
AN_CAIRAN

Anda mungkin juga menyukai