Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT

Dosen pembimbing:

Ns. Andrye Fernandes, M.Kep, Sp.Kep An

R.N. Angga Saputra

( 2030282028 )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TAHUN AJARAAN 2020/2021


Laporan Pendahuluan Cairan Elektrolit

1. Konsep Dasar
A. Pengertian Kebutuhan Cairan Elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit mencakup komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat
terlarut. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk
kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan
distribusikan ke seluruh tubuh. Zat terlarut yang terdapat dalam cairan tubuh meliputi
elektrolit dan nonelektrolit. Nonelektrolit adalah zat yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik. Nonelektrolit terdiri dari protein, urea, glukosa, oksigen,
karbon dioksida, dan asam organik. Garam yang terurai dalam air menjadi satu atau
lebih partikel-partikel yang bermuatan sebagai ion atau elektrolit. Elektrolit tubuh
mencakup natrium (Na*), kalium (K*), kalsium (Ca**), magnesium (Mg**), klorida
(c1-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO4=) dan sulfat (SO4=).
Perpindahan cairan dan elektrolit, cairan tubuh dan zat-zat terlarut dalamnya
berada dalam mobilitas yang konstan. Proses asupan dan keluaran cairan terjadi terus
menerus dalam tubuh secara keseluruhan maupun di antara berbagai bagia baagian
untuk membawa nutrisi dan oksigen ke sel, membuang sisa dan membentuk zat
tertentu dari sel. Yang pertama, oksigen, nutrisi, cairan, dan elektrolit di angkut
keparu-paru dan saluran cerna (menjadi bagian dari IVF) kemudian dibawa lagi
ketubuh melalui sirkulasi. Kedua, IVF dan zat terlarut didalamnya saling bertukaran
secara cepat dengan ISF melalui membran kapiler yang bersifat semipermeabel.
Ketiga, ISF dan zat-zat yang ada di dalamnya saling bertukaran dengan ICF melalui
membran sel yang bersifat permeabel selektif. Meskipun keadaan diatas merupakan
proses pertukaran dan pergantian yang terjadi terus menerus, namun komposisi dan
volume cairan relatif stabil (suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau
homeostasis). Perpindahan air dan zat terlarut diantara bagian-bagian tubuh
melibatkan mekanisme transpor aktif dan pasif. Mekanisme transpor aktif
memerlukan energi, tapi tidak demikian dengan mekanisme transpor pasif. Difusi dan
osmosis adalah mekanisme transpor pasif.
Jenis Cairan
1. Cairan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).

2. Elektrolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk
ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di
distribusi ke seluruh bagian tubuh.
3. Asam
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Contoh asam adalah
asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai
atau aki mobil), asam flurida, asam klorida, dll.

4. Basa
Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia
yang memiliki pH lebih dari 7. Contoh basa adalah amoniak, ammonium
hidroksida, natrium hidroksida, kalium hidroksida, dll.

B. Etiologi (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan, Elektrolit


dan Asam Basa)
Beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit menurut
Tarwoto & Wartonah, 2010 diantaranya adalah usia, temperatur lingkungan, diet,
stres, dan sakit.
1. Usia
Variasi  usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolism yang diperlukan
dan berat badan.
2. Temperatur Lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini
menimbulkan pergerakan carian dari interstitial ke intraseluler.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini
dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung, gangguan hormon
akan mengganggu keseimbangan cairan.

Selain diatas penyebab gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


1. Kehilangan cairan secara berlebihan
2. Berkeringat secara berlebiha
3. Menurunnya intek secara oral
4. Muntah berlebih
5. Bab berlebih

C. Fisiologis Cairan Tubuh


Pada tubuh seorang dewasa, sekitar 60% terdiri atas air. Sementara pada bayi
dan anak total komposisi air dalam tubuh lebih tinggi daripada dewasa, yaitu 70-
80%.Di dalam tubuh,sel- sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara
lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan seperti paru-paru atau
jantung sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah
sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi.Cairan dan elektrolit sangat diperlukan agar
menjaga kondisi tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis yang melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh.

Kebutuhan Cairan Menurut Usia dan Berat Badan


No
Umur BB (Kg) Cairan (ml/24jam)
.
1 3 hari 3,0 250 ─ 300
2 1 tahun 9,5 1150 ─ 3000
3 2 tahun 11,8 1350 ─ 1500
4 6 tahun 20 1800 ─ 2000
5 10 tahun 28,7 2000 ─ 2500
6 14 tahun 45 2200 ─ 2700
7 16 tahun (adult) 54 2200 700

1. Asupan dan Haluran Cairan


orang dewasa minum antara 1,5 sampai 2,5 L cairan per hari. 300-400 ml
dihasilkan lewat reaksi metabolik harian. Pengeluarah harian dengan tepat
menyeimbangkan asupan ini pada orang sehat : 1,0 hinga 2,0 L di ekskresi
melalui urine, 100 ml diekskresikan melalui tinja, 50 ml di ekskresi melaui
keringat, dan sekitar 1000 ml di ekskresi melalui udara dan evaporasi mukaan.

2. Keseimbangaan Elektrolit
a. Natrium
Sebagai ion ekstrasel utama ditubuh, natrium berperan sebagai besaran
penentuan asmolalitas plasma dan juga penting dalam memelihara pootensial
membran dan konduksi saraf. Ginjal adalah organ utama yang melakukan
pengaturan natrium plasma, yang menyaring secara bebas dan kemudian
mereabsorsi sedikitnya 98% natrium yang di filtrasi. 2% sisanya di reabsorsi
atau di eksresi kedalam urine.
b. Kalsium
Kalsium adalah ion intrasel utama, dengan hampir 99% simpanan tubuh total
ada di dalam tulang dan sisanya 1% sebagian besar simpann intrasel jaringan
lain. Kalsium eksternal dalam jumlah yang amat kecil beredar dalam bentuk
terikat dalam albumin; membentuk kompleks dengan zat Non-Organik lain
seperti sitrat, fosfat, atau sulfat; atau terdapat dalam bentuk terionisasi.

c. Fosfat
Fosfat adalah ion intrasel yang penting bagi sebagian besar reaksi-reaksi
metabolik dan merupakan kommponen pokok dari ATP, DNA, dan RNA.
Fosfat juga berfungsi sebagai suatu penyangga ion hidrogen dalam plasma
dan urine. Sekitar 85% simpanan fosfat terdapat dalam tulang, dengan 14%
di semua sel-sel lain, dan kurang dari 1% di ekstrasel.
d. Magnesium
Magnesium adalah ion intrasel utama yang terdapat dalam tulang (50%),
dalam sel tubuh (49%), dan dalam darah (1%). Magnesium dibutuhkan untuk
berbagai reaksi enzim dan merupakan ion penting untuk pembentukan DNA
dan transkip RNA, untuk tralisasi, dan untuk pembentukan protein.

3. Keseimbangan Asam Basa


a. pH
pH adalah cerminan resiko asam terhadap basa dalam cairan ekstrasel. pH
dalam serum dapat diukur dengan menggunakan pH meter, atau dihitung
menggunakan konsentrasi bikarbonat dan karbon dioksida serum dan
memasukan nilai kedalam persamaan Henderson-Hasselbach.
b. Asam
Asam adalah zat yang mampu membebaskan sebuah ion hidrogen, suatu
asam dapat kuat atau lemah, bergantung pada derajat penguraianya untuk
membebaskan ion hidrogen.

c. Basa
Basa adalah setiap zat yang dapat menerima sebuah ion hidrogen, sehingga
zat tersebut dapat mengeluarkan ion hidrogen dari larutan. Karena masing
masing reaksi diatas bersifat reversibel, maka setiap zat yang dihasilkan
bersama dengan ion hidrogen dapat menyatu kembali dengannya, dan
memindahkan reaksi kearah yang sebaliknya. Dengan demikian, zat tersebut
dianggap sebagai basa.

D. Patofisiologi (Gangguan masalah yang terjadi)


Defisit volume cairan adalah penurunan volume cairan ekstrasel, defisit semacam
ini dapat terjadi setelah pendarahan akut, diare, muntah lama, atau keringat berlebihan
atau bisa disebabkan oleh perpindahan cairan dari kompartemen ekstrasel dan intrasel.
Penurunan garam dan air dapat menyebabkan defisit volume cairan, yang menjadikan
defisit isotonik atau disebabkan oleh penurunan air saja.
1. Cairan
a. Dehidrasi
b. Syok hipovolemik

2. Elektrolit
a. Hiponatremia
Hiponatremia adalah kadar Na+ serum di bawah normal (<145 mEq/L). Tanda
dan gejala hiponatremia :
1) Jika Na plasma turun 10 mEq 10/L dalam beberapa jam, pasien akan
mual, muntah, sakit kepala, dan keram otot.
2) Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit
kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.
3) Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti
gagal jantung, penyakit Addison)
4) Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin
ada tanda-tanda syok seperti hipotensi dan takikardi.

b. Hipernatrenia
Hipernatremia adalah Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L) Tanda dan
Gejala :
1) Iritabilitas otot
2) Bingung
3) Ataksia
4) Tremor
5) Kejang
6) Koma yang sekunder terhadap hipernatremia

c. Hipokalemia
Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana kadar kalium yang terdapat
di dalam darah berada pada jumlah yang lebih rendah dari 3.8 mEq/L darah.
Tanda dan gejala :
1) Lemah (terutama otot-otot proksimal)
2) Arefleksia
3) Hipotensi ortostatik
4) Penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus
5) Hyperpolarisasi myokard

d. Hiperkalemia
Hipernatremia adalah kadar K+ serum di atas normal (>5,5 mEq/L). Tanda
dan gejala :
1. Perubahan ekstabilitas jantung
2. Parastesi
3. Kelemahan
4. Arefleksia
5. Paralisis ascenden

3. Asam dan Basa


a. Asidosis Respiratori
Aksidosi Respiratori adalah keadaan turunnya pH darah yang disebabkan oleh
proses abnormal pada paru-paru. Ekskresi karbondioksida paru yang tidak
adekuat pada keadaan produksi normal gas akan menimbulkan asidosis.
Tanda dan gejala :
1) Kebingungan
2) Lesu
3) Denyut jantung tidak teratur
4) Sesak nafas
5) Mengantuk
6) Mudah lelah
7) Kulit hangat
8) Hipertensi paru
9) Reflex tendon berkurang
10) Batuk
11) Mengi
12) Mudah marah, dll.

b. Alkalosis Respiratori
Alkalosis Respiratori adalah suatu keadaan saat darah menjadi basa karena
pernapasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah (atau disebut alkalosis).
Tanda dan gejala :
1) Cemas
2) Gatal disekitar bibir dan wajah
3) Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan
penurunan kesadaran.

c. Asidosis metabolic
Asidosis metabolic adalah gangguan ketika status asam-basa bergeser ke sisi
asam akibat hilangnya basa atau retesi asam nonkarbonat dalam tubuh.
Asidosis sendiri merupakan kondisi dimana terjadi skumulasi asam dan ion
hydrogen dalam darah dan jaringan tubuh sehingga menurunkan pH.
Tanda dan gejala :
1) Nyeri dada
2) Sakit kepala
3) Jantung berdebar
4) Otot dan nyeri tulang
5) Kelemahan otot
6) Sakit perut

d. Alkalosis metabolic
Alkalosis metabolic adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolic terjadi jika tubuh
kehilangan terlalu banyak asam. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh
asupan basa yang meningkat.
Tanda dan gejala :
1) Apnea
2) Takikardi
3) Hipotensi
4) Mati rasa dan kesemutan
5) Berkedut
6) Kejang otot
7) Mual
8) Muntah
9) Diare
10) Kebingungan dan pusing
11) Koma dan kejang

E. Patway
Makanan Infeksi Malabsorsi

Toksin tidak dapat Kuman masuk dan Tekanan osmosis


diabsorsi berkembang dalam usus meningkat

Hiperparistaltik Radang usus


Hipersekresi cairan dan
elektrolit
Penyerapan makanan Hipertermi
dalam usus menurun
Isi rongga usus meningkat

Diare
Distensi abdomen

Hilangnya cairan dan elektrolit


berlebih
Mual/muntah

Gangguan keseimbangan cairan


dan elektrolit Nafsu makan menurun

Dehedrasi
Resiko ketidak seimbangan
volume cairan

Gangguan keseimbangan cairan


dan elektrolit

1. Keseimbangan negatif antara asupan dan haluran


2. Penurunan berat badan
3. Kulit dan membran mukosa kering
Kekurangan
4. Penurunan haluan urine
volume cairan
Atau haluran urine berlebih
5. Haus mual dan anoreksia

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemerikasaan Darah
Darah perivfer lengkap, gas darah, dan elektrolit.
2. Pemerikasaan Feses
Makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi
glukosa.
3. Pemerikasaan kadar urenum dan keratinin darah untuk mengetahui faal ginjal.

G. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/ berat.
2. Pengkajian masalah yang berat, bunyi nafas dan warna kulit.
3. Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine penggunaan
super live stookings.
4. Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan.
5. Frekuensi pemberian cairan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon
kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan.
6. Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk mengurangi
odema dengan mencegah re absorbsi natrium dan air oleh ginjal.
Asuhan Keperawatan Teoritis

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama inisial : Ny T
Alamat : palembang
TTL : palembang 13-04-1992
Agama : islam
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjan : ibu rumah tangga

Identitas penanggunga jawab


Nama inisial : Tn A
Pekerjaan : Petani
Alamat : palembang
Hubungan dengan klien : Suami

2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu : klien mengatakan tidak pernah dirawat di rs
Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengatakan badan klien terasa lemas
tak berdaya, lesu, dan seperti orang
kebingungan.
Riwayat keluarga pasien : pasien mangatakan bahwa tidak ada
keluarganya yang pernah mengalami seperti ini

3. Pemeriksaan Fisik : data fokus


a. TTV : TD = 110/ 70 mmhg ND=70x/m RR= 18x/ m
Suhu = 37’C
b. Keadaan umum : compos mentis
c. GCS : E= 4 V= 5 M=6

d. Integumen
- keadaan kulit pasien terlihat layu (keriput) tampak lemas
- pasien tampak kelemahan otot.

e. Mata
- Lekung
- Air mata kering

f. Gastro Intestinal :
- Keadaan mukosa mulut tampak kering
- Mulut pasien bersih tidak tampak kotor, warna lidah tampak pucat
- Terdengar bising usus.
g. Pemeriksaan Penunjang :
- Darah
- Urine
- Feses

B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1 : Resiko ketidak seimbangan cairan
a. Definisi
Beresiko mengalami penurunana, peningkatan atau percepatan perpindahan
cairan dari intravaskuler, interstisial atau intraselular.
b. Batasan karakteristik
- Penurunan turgor kulit
- Kulit kering
- Penurunan tekanan darah
- Penurunan volume nadi
- Kelemahan
- Peningkatan suhu nadi
c. Faktor resiko
- Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan
- Gangguan mekanisme regulasi
- Kekurangan pengetahuan tentang kebutuhan cairan
- Trauma pendarahan
- Asites
- Luka bakar

C. Intervensi (perencanaan)
Diagnosa 1 : Resiko ketidak seimbangan cairan
a. Intervensi : Lakukan pendekatan dengan menggunakan komunikasi
terepeutik
Rasional : menjalin komunikasi atau hubungan yang kooperatif antara
petugas dan pasien

b. Intervensi : Observasi TTV dan tingkat dehidrasi


Rasional : menurunnya volume cairan tubuh akan manifestasi penurunan
tekanan darah dan peningkatan nadi
c. Intervensi : Kolaborasi dengan Tim Medis (Dokter) dalam pemberian
cairan IV
Rasional : memungkinkan terapi penggantian cairan
d. Intervensi : Kolaborasi dengan tim Analis untuk pemeriksaan kadar
elektrolit darah, nitrogen urea darah, urin dan serum. Osmolaritas
Rasional : untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi untuk memenuhi
kebutuhan cairan
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN Tn A DENGAN
RESIKO KETIDAK SEIMBANGAN CAIRAN

Nama mahasiswa : R.N Angga Saputra


NIM : 2030282028
Tempat praktek :-
Tanggal praktek :-

A. Identitas data :
Nama : Ny t
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Suku bangsa :-
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Status : menikah
Alamat : palembang
Penanggung jawab
Nama : Tn A
Umur : 30
Pekerjaan : petani
Alamat : palembang

B. ALASAN MASUK :
Pasien mengatakan badan terasa lemas
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatakan badan klien terasa lemas tak berdaya, lesu, dan seperti orang
kebingungan.
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan tidak pernah dirawat di rs
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
pasien mangatakan bahwa tidak ada keluarganya yang pernah mengalami seperti ini.
Genogram

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

= Meninggal
POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN

Persepsi terhadap penyakit :

Pasien mengatakan bahwa sebelumnya ia tak pernah merasakan badannya seperti ini,
ia mengakui bahwa ia tak mengerti kenapa ia menjadi seperti itu.

PENGGUNAAN

Pasien mengatakaan bahwa ia bukan perokok, dia tidak pernah minum alkohol, ia
juga mengatakan bahwa tidak pernah terkena alergi obat.

POLA NUTRISI DAN METABOLISME

pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah melakukan diet, nafsu makan baik 3 x
sehari, lidah tidak perasakan pahit tidak ada kesulitan apa-apa, pasien mengatakan gigi
masih utuh dan tidak ada masalah dalam kulitnya.

Keluahan : Tidak ada keluhan

POLA ELIMINASI

Defekasi : Pasien mengatakan ia mengalami diare, konstipasi cair, bab 4 kali sehari.

Berkemih : Pasien mengatakan ia sering sekali buang air kecil setiap kali bab.

Keluahan : diare

POLA AKTIVITAS / OLAHRAGA

Kemampuan Perawatan Diri : pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah merepotkan


orang lain jika ia tidak sakit

0 = Mandiri 1 = Dengan alat bantu 2 = Bantuan orang lain

3 = Bantuan peralatan dan orang lain 4 = Tergantung/tidak mampu

0 1 2 3 4
Makan dan minum 0
Mandi 0
Berpakaian 0
Toileting 0
Mobilisasi 0
Berpindah 0
Berjalan 0
Menaiki tangga 0
Berbelanja 0
Memasak 0
Pemeliharaan rumah 0
Tidak dengan alat bantu

POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR

Kebiasaan : pasien mengatakan tidur malam pukul 22:00, tidur siang selama 2 jam

Masalah : pasien mengatakan tidak ada masalah dalam tidurnya.

Keluhan : tidak ada keluhan

POLA KOGNITIF- PERSEPSI

Status mental : pasien sadar

Berbicara : pasien berbicara secara normal

Bahasa sehari-hari : bahasa daerah

Kemampuan berbahasa indonesia : pasien mampu berbahasa indonesia

Kemampuan memahami : pasien mudah memahami sesuatu

Tingkat ansietas : pasien tampak ansietas sedang

Keterampilan interaksi : pasien mudah berinteraksi waktu pengkajian

Pendengaran : pendengaran pasien baik

Penglihatan : pasien sangat jelas melihat sesuatu, tidak tampak katarak

Vertigo : pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami vertigo

Ketidaknyamanan nyeri : tidak ada

Keluhan : pasien mangatakan bahwa ia sedikit cemas

POLA PERAN HUBUNGAN

Pekerjaan : klien mengatakan ia berkerja sebagai ibu rumah tangga

Masalah kerja berkenaan dengan masalah rumah sakit :


Klien mengatakan selama ia sakit ada keluarga yang mengerjakan pekerjaannya dirumah.

Kegiatan sosial :

Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien sering ikut acara di sekitaran
rumahnya.

POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI

Tanggal menstruasi :-

Masalah menstruasi : klien mengatakan tidak ada masalah mensnya

Masalah penyakit seksual : klien mengatakan bahwa klien tidak pernah terkena penyakit
seksual.

POLA KOPING – TOLERANSI STRES

Perhatian utama tentang perawatan di rumah sakit :

Klien mengatakan ia baru pertama di rawat di rs, ia mengaku bahwa ia agak sedikit
stres tinggal di rumah sakit.

POLA KEYAKINAN DAN NILAI

Agama : islam

Pantangan Kegamaan : klien mengatakan ia tidak mau memakan sesuatu yang di


haramkan dalam islam

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

- Darah
- Urine
- Feses
Pemerikasaan fisik

Tanda tanda vital Td = 110/70 suhu = 37’c

Nd = 70x/m RR = 18x/m

Kepala

- Ispeksi - Tidak tampak tuka dan bersih


- Palpasi - Tidak terdapat nyeri dan benjolan

Mata

- Ispeksi - Mata simetris, tidak terdapat edema,


tidak ada peraddangan tidak ada
luka, atau benjolaj, bulu mata tidak
rontok tidak ada perubahan warna
sklera dan konjungtiva, warna iris
hitam, pupil isokor

Hidung

- Ispeksi - Tidak terdapat pembengkakan

- Palpasi - Tidak terdapat pembengkak an tidak


tedapat polip.

Mulut

- Ispeksi - Tidak terdapat kelainan kongintal,


warna bibir sedikit pucat,

Telinga

- Ispeksi - bentuk simetris tidak terdapat


benjolan
- Palpasi - tidak terdapat nyeritekan

Leher

- Ispeksi - Bentuk asimetris, tidak terdapat


serumen
- Palpasi - Tidak terdapat nyeri tekan

Dada

- Ispeksi - Bentuk thorak normal tidak terjadi


kelainan susunan tulang, bentuk
dada simetris.
- Tidak terdapat kelainan thorak dan
- Palpasi tidak terdapat nyeri tekan.
Jantung
- Denyut jantung normal
- Ispeksi
- Tidak tampak nyeri tekan
- Palpasi
- Suara jantung normal
- Auskultasi

Pulmonal
- Bentuk normal, tidak terjadi kelainan
- Ispeksi susunan tulangbentuk dada simetris
- Tidak tampak nyeri tekan
- Suara nafas normal stridor (tidak
- Palpasi terputus-putus)
- Auskultasi

Payudarah

- Ispeksi - Simetris, tampak normal


- Palpasi - Tidak terdapat benjolan

Abdomen

- Ispeksi - Bentuk abdomen cembung tidak


terdapat benjolan.
- Palpasi - Tidak tampak nyeri tekan, tidak
terdapat pembesara/peradangan.

- Perkusi - tidak kembung, normal dan tidak


tampak nyeri tekan

- Auskultasi - Terdengar bising usus,

Punggung

- Ispeksi - Tidak tampak lesi punggung, tidak


terlihat kelainan punggung bersih

- Palpasi - Tidak tampak nyeri tekan


- Auskultasi - Terdengan suara nafas stridor

Genetalia

- Ispeksi - Tidak tampak adanya kalainan

- Palpasi - Tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas Atas
- Ispeksi - Normal bergerak bebas, otot kanan
dan kiri simetris, tidak tampak
fraktur dan lesi

- Palpasi - Tidak adanyeri tekan, dan tidak


terdapat fraktur

Bawah

- Normal bergerak bebas, otot kanan


dan kiri simetris, tidak tampak
fraktur dan lesi
- Tidak adanyeri tekan, dan tidak
terdapat fraktur

Vaskuler perifer

Neorologi

- Status mental / GCS - E=4v=5 m=6


- Saraf kranial - -
- Motoris - Normal
- Sensoris - Normal
- Reflek - Normal

RENCANA PEMULANGAN

DATA FOKUS

Data subjektif

1. Pasien mengatakan bahwa ia merasakan lemas dan bingung


2. Pasien mengatakan bahwa ia diare

Data objektif

1. Pasien tampak lemas, turgor kering


2. Pasien tampak lemas akibat terlalu banyak output

ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
1 Pasien Lemas dan Tampak lesu dan kebingungan
mengatakan ansietas
bahwa ia
merasakan lemas
dan bingung

2 Pasien Diare yang tidak Disebabkan terjadinya infeksi (bakteri,


mengatakan terkontrol parasit, dan virus)
bahwa ia diare

Prioritas diagnosa keperawatan

1. Resiko ketidak seimbangan cairan

RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Ny T

No MR : Ruangan : Melati

No Diagnosa keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperwatan


1 Resiko ketidak Keseimbnagan cairan Menajemen cairan
seimbangan cairan Pemantauan cairan

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny T

No MR : Ruangan : Melati

No Diagnosa Hari/ implementasi jam Evaluasi paraf


keperawatan tanggal
/ jam
1 Resiko ketidak Senin - Monitor status 13:00 S : pasien
seimbangan cairan 30 hidrasi mengatakan
Jam - Monitor berat badannya
10:00 badan harian terasa
- Monitor hasil lemas
pemeriksaan
laboratorium O : pasien
nampak
lemas
Td : 110/70
mmhg
Nd : 70x/m
Rr : 18x/m
Suhu : 37’c

A : masalah
belum
teratasi

P : intervensi
di lanjutkan

1 Resiko ketidak Selasa - Monitor status 13:00 S : pasien


seimbangan cairan 1 hidrasi mengatakan
Jam - Monitor berat badan terasi
10:00 badan harian sudah
- Monitor hasil pulih.
pemeriksaan
laboratorium O : pasien
tidak
terlihat
ansietas,
turgor
elastis
Td : 120/80
mmhg
Nd :70x/m
Rr : 18x/m
Suhu : 37’C

A : masalah
teratasi

P : intervensi
di hentikan

Daftar pustaka
 Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku
Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010.

Anda mungkin juga menyukai