Dosen pembimbing:
( 2030282028 )
1. Konsep Dasar
A. Pengertian Kebutuhan Cairan Elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit mencakup komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat
terlarut. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk
kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan
distribusikan ke seluruh tubuh. Zat terlarut yang terdapat dalam cairan tubuh meliputi
elektrolit dan nonelektrolit. Nonelektrolit adalah zat yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik. Nonelektrolit terdiri dari protein, urea, glukosa, oksigen,
karbon dioksida, dan asam organik. Garam yang terurai dalam air menjadi satu atau
lebih partikel-partikel yang bermuatan sebagai ion atau elektrolit. Elektrolit tubuh
mencakup natrium (Na*), kalium (K*), kalsium (Ca**), magnesium (Mg**), klorida
(c1-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO4=) dan sulfat (SO4=).
Perpindahan cairan dan elektrolit, cairan tubuh dan zat-zat terlarut dalamnya
berada dalam mobilitas yang konstan. Proses asupan dan keluaran cairan terjadi terus
menerus dalam tubuh secara keseluruhan maupun di antara berbagai bagia baagian
untuk membawa nutrisi dan oksigen ke sel, membuang sisa dan membentuk zat
tertentu dari sel. Yang pertama, oksigen, nutrisi, cairan, dan elektrolit di angkut
keparu-paru dan saluran cerna (menjadi bagian dari IVF) kemudian dibawa lagi
ketubuh melalui sirkulasi. Kedua, IVF dan zat terlarut didalamnya saling bertukaran
secara cepat dengan ISF melalui membran kapiler yang bersifat semipermeabel.
Ketiga, ISF dan zat-zat yang ada di dalamnya saling bertukaran dengan ICF melalui
membran sel yang bersifat permeabel selektif. Meskipun keadaan diatas merupakan
proses pertukaran dan pergantian yang terjadi terus menerus, namun komposisi dan
volume cairan relatif stabil (suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau
homeostasis). Perpindahan air dan zat terlarut diantara bagian-bagian tubuh
melibatkan mekanisme transpor aktif dan pasif. Mekanisme transpor aktif
memerlukan energi, tapi tidak demikian dengan mekanisme transpor pasif. Difusi dan
osmosis adalah mekanisme transpor pasif.
Jenis Cairan
1. Cairan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).
2. Elektrolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk
ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di
distribusi ke seluruh bagian tubuh.
3. Asam
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Contoh asam adalah
asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai
atau aki mobil), asam flurida, asam klorida, dll.
4. Basa
Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia
yang memiliki pH lebih dari 7. Contoh basa adalah amoniak, ammonium
hidroksida, natrium hidroksida, kalium hidroksida, dll.
2. Keseimbangaan Elektrolit
a. Natrium
Sebagai ion ekstrasel utama ditubuh, natrium berperan sebagai besaran
penentuan asmolalitas plasma dan juga penting dalam memelihara pootensial
membran dan konduksi saraf. Ginjal adalah organ utama yang melakukan
pengaturan natrium plasma, yang menyaring secara bebas dan kemudian
mereabsorsi sedikitnya 98% natrium yang di filtrasi. 2% sisanya di reabsorsi
atau di eksresi kedalam urine.
b. Kalsium
Kalsium adalah ion intrasel utama, dengan hampir 99% simpanan tubuh total
ada di dalam tulang dan sisanya 1% sebagian besar simpann intrasel jaringan
lain. Kalsium eksternal dalam jumlah yang amat kecil beredar dalam bentuk
terikat dalam albumin; membentuk kompleks dengan zat Non-Organik lain
seperti sitrat, fosfat, atau sulfat; atau terdapat dalam bentuk terionisasi.
c. Fosfat
Fosfat adalah ion intrasel yang penting bagi sebagian besar reaksi-reaksi
metabolik dan merupakan kommponen pokok dari ATP, DNA, dan RNA.
Fosfat juga berfungsi sebagai suatu penyangga ion hidrogen dalam plasma
dan urine. Sekitar 85% simpanan fosfat terdapat dalam tulang, dengan 14%
di semua sel-sel lain, dan kurang dari 1% di ekstrasel.
d. Magnesium
Magnesium adalah ion intrasel utama yang terdapat dalam tulang (50%),
dalam sel tubuh (49%), dan dalam darah (1%). Magnesium dibutuhkan untuk
berbagai reaksi enzim dan merupakan ion penting untuk pembentukan DNA
dan transkip RNA, untuk tralisasi, dan untuk pembentukan protein.
c. Basa
Basa adalah setiap zat yang dapat menerima sebuah ion hidrogen, sehingga
zat tersebut dapat mengeluarkan ion hidrogen dari larutan. Karena masing
masing reaksi diatas bersifat reversibel, maka setiap zat yang dihasilkan
bersama dengan ion hidrogen dapat menyatu kembali dengannya, dan
memindahkan reaksi kearah yang sebaliknya. Dengan demikian, zat tersebut
dianggap sebagai basa.
2. Elektrolit
a. Hiponatremia
Hiponatremia adalah kadar Na+ serum di bawah normal (<145 mEq/L). Tanda
dan gejala hiponatremia :
1) Jika Na plasma turun 10 mEq 10/L dalam beberapa jam, pasien akan
mual, muntah, sakit kepala, dan keram otot.
2) Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit
kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.
3) Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti
gagal jantung, penyakit Addison)
4) Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin
ada tanda-tanda syok seperti hipotensi dan takikardi.
b. Hipernatrenia
Hipernatremia adalah Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L) Tanda dan
Gejala :
1) Iritabilitas otot
2) Bingung
3) Ataksia
4) Tremor
5) Kejang
6) Koma yang sekunder terhadap hipernatremia
c. Hipokalemia
Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana kadar kalium yang terdapat
di dalam darah berada pada jumlah yang lebih rendah dari 3.8 mEq/L darah.
Tanda dan gejala :
1) Lemah (terutama otot-otot proksimal)
2) Arefleksia
3) Hipotensi ortostatik
4) Penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus
5) Hyperpolarisasi myokard
d. Hiperkalemia
Hipernatremia adalah kadar K+ serum di atas normal (>5,5 mEq/L). Tanda
dan gejala :
1. Perubahan ekstabilitas jantung
2. Parastesi
3. Kelemahan
4. Arefleksia
5. Paralisis ascenden
b. Alkalosis Respiratori
Alkalosis Respiratori adalah suatu keadaan saat darah menjadi basa karena
pernapasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah (atau disebut alkalosis).
Tanda dan gejala :
1) Cemas
2) Gatal disekitar bibir dan wajah
3) Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan
penurunan kesadaran.
c. Asidosis metabolic
Asidosis metabolic adalah gangguan ketika status asam-basa bergeser ke sisi
asam akibat hilangnya basa atau retesi asam nonkarbonat dalam tubuh.
Asidosis sendiri merupakan kondisi dimana terjadi skumulasi asam dan ion
hydrogen dalam darah dan jaringan tubuh sehingga menurunkan pH.
Tanda dan gejala :
1) Nyeri dada
2) Sakit kepala
3) Jantung berdebar
4) Otot dan nyeri tulang
5) Kelemahan otot
6) Sakit perut
d. Alkalosis metabolic
Alkalosis metabolic adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolic terjadi jika tubuh
kehilangan terlalu banyak asam. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh
asupan basa yang meningkat.
Tanda dan gejala :
1) Apnea
2) Takikardi
3) Hipotensi
4) Mati rasa dan kesemutan
5) Berkedut
6) Kejang otot
7) Mual
8) Muntah
9) Diare
10) Kebingungan dan pusing
11) Koma dan kejang
E. Patway
Makanan Infeksi Malabsorsi
Diare
Distensi abdomen
Dehedrasi
Resiko ketidak seimbangan
volume cairan
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemerikasaan Darah
Darah perivfer lengkap, gas darah, dan elektrolit.
2. Pemerikasaan Feses
Makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi
glukosa.
3. Pemerikasaan kadar urenum dan keratinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
G. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/ berat.
2. Pengkajian masalah yang berat, bunyi nafas dan warna kulit.
3. Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine penggunaan
super live stookings.
4. Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan.
5. Frekuensi pemberian cairan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon
kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan.
6. Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk mengurangi
odema dengan mencegah re absorbsi natrium dan air oleh ginjal.
Asuhan Keperawatan Teoritis
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama inisial : Ny T
Alamat : palembang
TTL : palembang 13-04-1992
Agama : islam
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjan : ibu rumah tangga
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu : klien mengatakan tidak pernah dirawat di rs
Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengatakan badan klien terasa lemas
tak berdaya, lesu, dan seperti orang
kebingungan.
Riwayat keluarga pasien : pasien mangatakan bahwa tidak ada
keluarganya yang pernah mengalami seperti ini
d. Integumen
- keadaan kulit pasien terlihat layu (keriput) tampak lemas
- pasien tampak kelemahan otot.
e. Mata
- Lekung
- Air mata kering
f. Gastro Intestinal :
- Keadaan mukosa mulut tampak kering
- Mulut pasien bersih tidak tampak kotor, warna lidah tampak pucat
- Terdengar bising usus.
g. Pemeriksaan Penunjang :
- Darah
- Urine
- Feses
C. Intervensi (perencanaan)
Diagnosa 1 : Resiko ketidak seimbangan cairan
a. Intervensi : Lakukan pendekatan dengan menggunakan komunikasi
terepeutik
Rasional : menjalin komunikasi atau hubungan yang kooperatif antara
petugas dan pasien
A. Identitas data :
Nama : Ny t
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Suku bangsa :-
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Status : menikah
Alamat : palembang
Penanggung jawab
Nama : Tn A
Umur : 30
Pekerjaan : petani
Alamat : palembang
B. ALASAN MASUK :
Pasien mengatakan badan terasa lemas
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatakan badan klien terasa lemas tak berdaya, lesu, dan seperti orang
kebingungan.
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan tidak pernah dirawat di rs
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
pasien mangatakan bahwa tidak ada keluarganya yang pernah mengalami seperti ini.
Genogram
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Meninggal
POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya ia tak pernah merasakan badannya seperti ini,
ia mengakui bahwa ia tak mengerti kenapa ia menjadi seperti itu.
PENGGUNAAN
Pasien mengatakaan bahwa ia bukan perokok, dia tidak pernah minum alkohol, ia
juga mengatakan bahwa tidak pernah terkena alergi obat.
pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah melakukan diet, nafsu makan baik 3 x
sehari, lidah tidak perasakan pahit tidak ada kesulitan apa-apa, pasien mengatakan gigi
masih utuh dan tidak ada masalah dalam kulitnya.
POLA ELIMINASI
Defekasi : Pasien mengatakan ia mengalami diare, konstipasi cair, bab 4 kali sehari.
Berkemih : Pasien mengatakan ia sering sekali buang air kecil setiap kali bab.
Keluahan : diare
0 1 2 3 4
Makan dan minum 0
Mandi 0
Berpakaian 0
Toileting 0
Mobilisasi 0
Berpindah 0
Berjalan 0
Menaiki tangga 0
Berbelanja 0
Memasak 0
Pemeliharaan rumah 0
Tidak dengan alat bantu
Kebiasaan : pasien mengatakan tidur malam pukul 22:00, tidur siang selama 2 jam
Kegiatan sosial :
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien sering ikut acara di sekitaran
rumahnya.
Tanggal menstruasi :-
Masalah penyakit seksual : klien mengatakan bahwa klien tidak pernah terkena penyakit
seksual.
Klien mengatakan ia baru pertama di rawat di rs, ia mengaku bahwa ia agak sedikit
stres tinggal di rumah sakit.
Agama : islam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
- Darah
- Urine
- Feses
Pemerikasaan fisik
Nd = 70x/m RR = 18x/m
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Dada
Pulmonal
- Bentuk normal, tidak terjadi kelainan
- Ispeksi susunan tulangbentuk dada simetris
- Tidak tampak nyeri tekan
- Suara nafas normal stridor (tidak
- Palpasi terputus-putus)
- Auskultasi
Payudarah
Abdomen
Punggung
Genetalia
Ekstremitas Atas
- Ispeksi - Normal bergerak bebas, otot kanan
dan kiri simetris, tidak tampak
fraktur dan lesi
Bawah
Vaskuler perifer
Neorologi
RENCANA PEMULANGAN
DATA FOKUS
Data subjektif
Data objektif
ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
1 Pasien Lemas dan Tampak lesu dan kebingungan
mengatakan ansietas
bahwa ia
merasakan lemas
dan bingung
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny T
No MR : Ruangan : Melati
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny T
No MR : Ruangan : Melati
A : masalah
belum
teratasi
P : intervensi
di lanjutkan
A : masalah
teratasi
P : intervensi
di hentikan
Daftar pustaka
Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku
Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010.