Disusun Oleh :
Ujang Farid Budiman M11.01.0019
LAPORAN PENDAHULUAN
c. Paru-paru
Meningkatnya cairan hilang sebagai respon terhadap
perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan
atau demam.
d. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari
gastrointestinal setiap hari sekitar 100 – 1200 ml.
1. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstra seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui
kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan
syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan
rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung,
kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan
hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih,
anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar,
mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan
dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada
bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi
pada saat:
Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan
air.
Kelebihan pemberian cairan.
Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat,
asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher,
dan irama gallop.
☻ Pengaturan keseimbangan cairan
a. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga :
1. Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada
akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat
merangsang hipothalamus untuk melepaskaan substrat neural
yang bertanggung jawab terhadap sensasi haus.
2. Osmoreseptor dihipothalamus mendeteksi peningkatan osmotik
dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan
sensasi rasa dahaga.
b. Antidiuretik Hormon
ADH dibentuk dihipofisis dan disimpan didalam neuro
hipofisis dari hipofisis posterior stimulasi utaama untuk sekresi
ADH adalah peningkatan osmolalitas dan penurunan cairan
ekstra sel. Hormon ini meningkatkan reabsorbsi air pada ductus
koligentes, dengan demikin dapat menghemat air.
c. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjaar adrenal yang bekerja
pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absorbsi natrium.
Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi
kalium natrium serum dan sistem angiotensin renin dan sangat
efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.
B. Pengertian Elektrolit
1. Kation (K ) fungsinya;
Untuk transmisi dan konduksi impuls saraf.
Kontraksi otot rangka, otot polos dan otot jantung.
2. Natrium (Na )
Kation utama dari pada cairan ekstra seluler juga dijumpai
dalam pada dan jaringan.
Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ekstra
sel.
Natrium mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf
dan kontraksi otot.
Sosdium diatur intake garam., aldosteron dan pengeluaran urine
normalnya sekitar 135 dan 148 mEq / 1 liter
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan
elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan
membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan
cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah,
dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat
meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi
keseimbangan cairan dan elektrolit misalnya:
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air
melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
ganguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan
kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan medis
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti: suction, NGT
dan lain-lain.
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan
pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko
tinggimengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh karena kehilangan darah selama pembedahan.
Penatalaksanaan :
1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian
atau pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tersebut
misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya diare dan
penyakit.
2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan
glukosa oral serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk
rehydrasi pasien.
3. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan
tidak spesifik seperti defenosiklat (lomotil) dan loperamit
(imodium) juga diberikan untuk menurunkan motilitas.
4. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah
teridentifiksi atau bila diare sangat berat.
5. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi
cepat, khususnya untuk anak kecil dan lansia.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Identitas pasien, mencakup:
Nama :
Alamat :
Umur :
Status :
Agama :
Suku bangsa/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tempat/tanggal lahir :
No. CM :
Diagnose medis :
Identitas penanggungjawab:
Nama :
Alamat :
Tempat/tanggal lahir :
Status :
Agama :
Suku bangsa/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan dangan pasien :
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Yang biasa dirasakan oleh pasien yang mengalami ganguan
pemenuhan kebutuhan cairan ,lemas,pusing,mual
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Yang perlu dikaji tanyakan pada pasien,
Apakah pasien mengalami diare
Apakah pasien mual dan muntah
Apakah pasien mengalami ganguan defakasi
c.Riwayat Penyakit dahulu
Yang perlu di kaji adalah
Tanyakan pada pasien apakah ia menderita gagal ginjal
Apakah pasien alergi terhadap makanan atau obat antibiotik
d. Riwayat penyakit keluarga :
Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota
keluarga yang meninggal, apa penyebab kematiannya.
e. Riwayat Pekerjaan/ kebiasaan :
Situasi tempat kerja dan lingkungannya
Kebiasaan dalam pola hidup pasien
Kebiasaan merokok
f. Genogram
g. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Kaji dimana pasien tinggal,apakah ditempat tinggalnya ada
penyakit endemik dan wabah
4. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit
difokuskan pada:
1. Integumen :
Keadaan tugor kulit
Edema
Kelelahan
Kelemahan otot
Sensasi rasa
2. Kardiovaskuler
Distensasi vena jugularis tekanan darah hemoglobin
3. Mata
Cekung
Air mata kering
4. Neurologi
Reflek
Gangguan motorik dan sensorik
Tingkat kesadaran
5. Gastrointestinal
Keadaan mukosa mulut
Muntah-muntah
Bising usus
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan elektrolit
Darah lengkap
Berat jenis urine
Analisa gas darah
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan
resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah:
1. Devisit volume cairan
2. Kelebihan Volume Cairan
2
Electrolit and acid Fluid
2. Kelebihan base balance managemen
Volume Cairan Fluid balance t
Hydration Timbang
popok/pembal
Kriteria Hasil: ut jika
Terbebas dari diperlukan
edema, efusi, Pertahankan
anaskara catatan intake
Bunyi nafas bersih, dan output
tidak ada yang akurat
dyspneu/ortopneu Pasang urin
kateter jika
Terbebas dari diperlukan
distensi vena Monitor hasil
jugularis, reflek lAb yang
hepatojugular (+) sesuai dengan
Memelihara tekanan retensi cairan
vena sentral, (BUN , Hmt ,
tekanan kapiler osmolalitas
paru, output urin )
jantung dan vital Monitor status
sign dalam batas hemodinamik
normal termasuk
Terbebas dari CVP, MAP,
kelelahan, PAP, dan
kecemasan atau PCWP
kebingungan Monitor vital
Menjelaskanindikator sign
kelebihan cairan Monitor
indikasi
retensi /
kelebihan
cairan
(cracles, CVP
, edema,
distensi vena
leher, asites)
Kaji lokasi
dan luas
edema
Monitor
masukan
makanan /
cairan dan
hitung intake
kalori harian
Monitor status
nutrisi
Berikan
diuretik
sesuai
interuksi
Batasi
masukan
cairan pada
keadaan
hiponatrermi
dilusi dengan
serum Na <
130 mEq/l
Kolaborasi
dokter jika
tanda cairan
berlebih
muncul
memburuk
Fluid
Monitoring
Tentukan
riwayat
jumlah dan
tipe intake
cairan dan
eliminaSi
Tentukan
kemungkinan
faktor resiko
dari ketidak
seimbangan
cairan
(Hipertermia,
terapi
diuretik,
kelainan
renal, gagal
jantung,
diaporesis,
disfungsi hati,
dll )
Monitor berat
badan
Monitor serum
dan elektrolit
urine
Monitor serum
dan
osmilalitas
urine
Monitor BP,
HR, dan RR
Monitor
tekanan
darah
orthostatik
dan
perubahan
irama jantung
Monitor
parameter
hemodinamik
infasif
Catat secara
akutar intake
dan output
Monitor
adanya
distensi leher,
rinchi, eodem
perifer dan
penambahan
BB
Monitor tanda
dan gejala
dari odema
Beri obat
yang dapat
meningkatkan
output urin
Referensi
A. Definisi
1. Cairan tubuh adalah semua bahan menu yang merupakan zat cair yang terdiri dari
air dan semua yang ada di dalamnya.
2. Elektrolit adalah senyawa dalam tubuh yang mengurai dan ion-ion yang
bermuatan listrik yang berfungsi mengatur keseimbangan asam dan basa
membantu memindahkan cairan dan memungkinkan terjadinya impuls terhadap
sel otot dan sel saraf.
3. Keseimbangan adalah suatu perubahan yang terus menerus di dalam tubuh
dengan daya dan kemampuannya berusaha mengalir dan mempertahankan
pemasukan dan pengeluaran cairan tersebut.
4. Kebutuhan cairan adalah suatu proses dinamika karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap berespon terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan.
B. Etiologi
1. Kekurangan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
a. Intake yang kurang
- Kekurangan cairan peroral
- Menjalankan diet tertentu
b. Output yang berlebihan
- Diare
- Perdarahan
- Luka bakar
- Penyakit tertentu (DM)
- Suhu lingkungan yang panas
2. Kelebihan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
Intake yang berlebihan
- Kelebihan cairan peroral
- Cairan parenteral (infus berlebihan)
D. Gejala Klinis
1. Hipovolemik
Suatu kondisi akibat kekurangan Cairan Ekstra Seluler (CES) dan dapat terjadi
karena kehilangan cairan dan elektrolit melalui kulit, ginjal, gastrointestinal
perdarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Gejala :
- Pusing
- Lemah
- Letih
- Mual
- Anoreksia
- Lidah kering
- Muntah
- Rasa haus
- Oliguria
- Konstipasi
2. Hipervolemik
Penambahanan atau kelebihan volume cairan dapat terjadi pada saat :
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi dan air
c. Kelebihan pemberian cairan
d. Perpindahan cairan intestinal ke plasma
Gejala :
- Sesak nafas
- Nadi kuat
- Acites
- Edema
- Adanya ronchi
- Kulit lembab
- Distensi vena leher
- Peningkatan tekanan darah
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam
larutan dan tidak bermuatan listrik,
seperti:protein,urea,glukosa,oksigen,karbon dioksida dan asam-asam
organik.Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium (K+),
Kalsium (Ca++),magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-),
fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu
bagian denganbagian yang lainnya,tetapi meskipun konsenterasi ion pada
tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa
jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-
muatan positif.Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada
intarseluler maupun padaplasma terinci dalam tabel di bawah ini :
a. Kation :
Sodium (Na+) :
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion
hidrogen pada
Ion sodium
di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.
Potassium (K+) :
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
Calcium (Ca++) :
- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam
tulang
dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses
pengaktifan
protrombin dan trombin
- Sumber : susu dengan kalsium tinggi,ikan dengan tulang,sayuran,dll.
b.Anion :
Chloride (Cl -) :
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber : garam dapur
Bicarbonat (HCO3 -) :
Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan
suasana
garam untuk
- Menurunkan PH.
Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :
- Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan
tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan
nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel
yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit
tubuh dengan cara :
Diffusi
Filtrasi
Osmosis
Aktiv Transport
a. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa
minum kira-kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-
kira 2500 ml per harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari
diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut
adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan
berat badan, perhatikan tabel di bawah
Kebutuhan Cairan
No. Umur Berat Badan (kg)
(mL/24 Jam).
1 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3. 2 tahun 11,8 1350-1500
4. 6 tahun 20,0 1800-2000
5. 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun . 45,0 2200-2700
7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700
Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang
panas, respon iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya
ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis padakulit.
Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per
hari,yang diaturmelalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus
besar (kolon).
7. Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua
parameter penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan
ekstrasel.Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam
dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan
mengontrol tekanan darah.Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur
reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal dan collecting.Retensi
Na+ meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan volume plasma dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.Selain sistem Renin-
Angiotensin-Aldosteron,Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon
atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini disekresi
leh sel atrium jantung jika mengalami distensi peningkatan volume
plasma.Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal
meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume darah
kembali normal.
Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap air
dan secara aktif memindahkan NaCl keluar tubulus.Hal ini menyebabkan
reabsobsi garam tanpa osmosis air.Sehingga cairan yang sampai ke
tubulus distal dan duktus koligen menjadi hipoosmotik.Permeabilitas
dinding tubulus distal dan duktus koligen bervariasi bergantung pada ada
tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urine yang dibentuk di duktus
koligen dan akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga
bergantung pada ada tidaknya vasopresis (ADH).
Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan
tubuh dan elektrolit melalui keringat.Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapatkehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.
Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan
elktrolit.Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein
akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel,glukosa darah,dan
pemecahan glykogen otot.Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi airsehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.
Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan
Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction,nasogastric tube dan lain-lain.
Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh,dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
a. Ketidakseimbangan Volume
• kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)
Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai
kehilangancairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air
dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik sering kali
diistilahkan dehidrasiy ang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan
air murni yang relatif mengakibatkan hipernatremia.
- cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama
dengan
cairan
tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl
normal,
Dextrose
5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekataannya
Kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %.,NaCl.0,45
%,NaCl
0,33%
• Kelebihan Volume ECF :
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air
kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama.Dengan
terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolumia)
maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga
mnyebabkan edema.Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang
berlebihan.Edema dapat terlokalisir atau generalisata.
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan
gangguan atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
meliputi :
• Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk identifikasi penyebab
gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
• Kaji manifestasi klinik melalui
Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekatannyamelebihi
cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl
normal,Dextrose 5% dalam
RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekataannya kurang
- Timbang berat badan klien setiap hari
- Monitor vital sign
- Kaji intake output
• Lakukan pemeriksaan fisik meliputi :
- Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler
irritability.
- Auskultasi bunyi /suara nafas
- Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran
• Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH serum,
Analisa GasDarah,
Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko
atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan
mekanisme
pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri
• Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia
kardio,ketidakseimbangan
elektrolit
• Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan diare,kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.
• Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan dengan
anuria,penurunan
kardiak output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan cairan di
ekstraseluler.
• Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan
volume cairan
• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau
edema
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit
b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi
dokter dengan
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari
tindakan
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
d. Provide care seperti : perawatan kulit,safe environment.
4. Evaluasi/Kriteria hasil
Kriteria hasil meliputi :
• Intake dan output dalam batas keseimbangan
• Elektrolit serum dalam batas normal
• Vital sign dalam batas normal.
A. PENGERTIAN CAIRAN
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.
Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna
perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh
terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat
diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang
hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui
dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.
1. Cairan Interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah.
Plasma darah.
2. Cairan Transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam
pleura, perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.
KONSEP DASAR
1) Volume cairan
Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira2 60%
dari BB pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di
mana makin tua usia maka sedikit kandungan airnya. Jadi jumlah volume ini
tergantung pada kandungan lemak badan dan usia.
Contoh: BBL-TBW nya 70-80 %, usia pubertas sampai dengan 39 th untuk pria
60% dari BB dan untuk wanita 52 % dari BB. Usia 45-60 th untuk pria usia 55%
dari BB dan wanita 47 % dari BB. Usia diatas 60 tahun untuk pria 52 % dari BB
dan wanita 46 % dai BB.
Lemak jaringan sangat sedikit meyimpan cairan, dimana lemak pada
wanita lebih banyak daripada pria sehingga volume cairan lebih rendah dari pria.
2) Distribusi cairan
Cairan tubuh didistribusikan diantara 2 kompartemen yaitu pada intra seluler dan
ekstraselular.
Cairan Intraseluler (CIS) kira-kira 2/3 atau 40% dari BB, sedangkan Cairan
Ekstraseluler (CES) 20% dari BB. Cairan ini terdiri atas plasma (Cairan
Intravaskuler) 5%, Cairan Interstisial CIT (Cairan disekitar tubuh seperti limfe)
10-15 % dan Cairan Transeluler (CTS) (misalnya cairan cerebrospinalis, sinovial,
cairan dalam peritoneum, cairan dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-3 %.
b. Fungsi Cairan
c. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan
berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 –
2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.
Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500
ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
d. Pergerakan Cairan Tubuh
1) Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan bergerak rai
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan
elektrolit didisfusikan menembus membrane sel. Kecepatan difusi dipengaruhi
oleh ukuran moleku, konsentrasi larutan, dan temperature.
2) Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke kkonsentrasi yang
lebih tinggi yang sifatnya menarik.
3) Transpor aktif
Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
1) Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga :
3) Aldosteron
Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal
untuk meningkatkan absrsorsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang
konsentrasi kalium, natrium serum dan system angiotensin rennin serta sangat
efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.
4) Prostaglandin
Adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan dan berfungsi
dalam merespn radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus dan
mobilitas gastro intestinal. Dalam ginjal, prostaglandin bereran mengatur sirkulasi
ginjal, respons natrium dan efek ginjal pada ADH.
5) Glukokortikoid
Menigkatkan rearbsorbsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan terjadi
retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan pada
keseimbangan cairan (volume darah).
1) Hipovolemik
Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan dapat
terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada hipovolemik
adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung,
kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone ADH
dan aldosteron. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal
ginjal akut.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,
gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering.
Tanda – tanda penurunan brat badan akut , mata cekung pengosongan vena
jugularis. Pada bayi dan anak – anak adanya penurunana jumlah air mata.
2) Hipervolemia
Adalah penambaha/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :
a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c) Kelebihan pembarian cairan
d) Perpindaha CIT ke plasma.
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah, nadi kuat,
asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama gallop.
1) Asidosis respiratorik
2) Alkalosis respiratorik
Disebabkan karena kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan yang lebih
tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan PCO2 arteri < 35
mmHg, pH > 7,45.
Penyebab : hiperventilasi alveolar, anxietas, demam, meningitis, keracunan
aspirin, pneumonia dan emboli paru.
3) Asidosis metabolic
Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa. pH arteri <
7,35, HCO3 menurun diawah 22 mEq/lt.
Gejala ; pernafasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi dan koma.
4) Alkalosis metabolic
Gangguan HCO3
pH Plasma PaCO2
Asam Basa Plasma
As. Metabolik
Alk. Metabolik
As. Respiratorik
Alk.
Respiratorik
Kebutuhan Cairan Menurut Umur dan Berat Badan.
CAIRAN (ML/24
NO UMUR BB (KG)
JAM)
1 3 hari 3,0 250 – 300
2 1 tahun 9,5 1150 – 1300
3 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4 6 tahun 20 1800 – 2000
5 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6 14 tahun 45 2200 – 2700
7 18 tahun (Adult) 54 2200 - 2700
B. PENGERTIAN ELEKTROLIT
Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion (-). Ada
tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu :
1. Pengaturan elektrolit
a. Natrium (sodium)
1) Merupaka kation paling banyak yang terdapa pada Cairan Ekstrasel (CES)
2) Na+ mempenagruhi keseimbangan air, hantaran implus araf dan kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya
sekitar 135-148 mEq/lt.
b. Kalium (potassium)
a) Merupakan kation utama dalam CIS
b) Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
c) Diperlukan untuk pembentukan glikkogen, sintesa protein, pengaturan
keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
c. Kalsium
a) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, kondusi jantung, pembekuan
darah serta pembentukan tulang dan gigi.
b) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
c) Hormone paratiroid mengarbsobsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi
melalui ginjal.
d) Hormon thirocaltitonim menghambat penyerapan Ca+ tulang.
d. Magnesium
a) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.
b) Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurocemia, dn muscular excibility. Nilai
normalnya 1,5-2,5 mEq/lt.
e. Klorida
a) Terdapat pada CES dan CIS, normalnya 95-105 mEqlt.
f. Bikarbinat
a) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES dan
CIS.
b) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
a) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
b) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat,
dan pengaturan asam basa.
c) Pengaturan oleh hormone paratiroid
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolism yang
diperlukan dan berat badan.
2. Temperature lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan
NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi,
proses ini menimblkan pergerakan carian dari interstitial ke intraseluler.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses
ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung, gangguan
hormone akan mengganggu keseimbangan cairan.
Catatan : factor tetesan infuse bermacam – macam, dapat dilihat pada label infuse
(10 per menit, 15 per menit, 20 tetes per menit).
b. Anak
A. PENGKAJIAN
Tanggal :
Jam :
Ruang :
1. BIODATA
a. Identitas klien
Nama :
Ttl :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
No. CM :
Tgl masuk :
Tgl pengkajian :
Sumber informasi :
Diagnosa medis :
b. Identitas penanggung jawab
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Status perkawinan :
Alamat :
Kewarganegaraan :
Hub. dengan klien :
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan kebutuhan cairan dan elektrolit
antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus hiperaktif atau hipoaktif, anoreksia,
borborigmi, distensi abdomen, perasaan rektal penuh, fefes keras dan berbentuk,
kaleatihan umum, sakit kepala, tidak dapat makan, nyeri saat defekasi, mual,
muntah, konstipasi, inkontenensia defekasi, diare.
Konstipasi
Yaitu penurunan pada frekuensi normal defekasi yang disertai oleh kesulitan atau
pengeluaran tidak lengkap feses dan atau pengeluaran feses yang keras, kering
dan banyak
Inkontenensia Defekasi
Perubahan pada kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan dengan pasase
feses involunter.
Diare
Adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan elektrolit,
b. Darah lengkap,
c. pH,
d. Berat jenis urin,
e. AGD.( Analisa Gas darah)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Aktual / Resiko defisit Volume Cairan
Definisi : Kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan pada
ekstraseluler (CES) dan Vaskuler (CIV).
Berhubungan dengan :
a. Kehilangan cairan secara berlebihan
b. Berkeringant secara terus menerus
c. Menurunnya intake oral
d. Penggunaa diuretic
e. Pendarahan
Ditandai dengan :
a. Hipotensi
b. Takhikardia
c. Pucat
d. Keklemahan
e. Konsentrasi urin pekat
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a. Penyakit Addison
b. Koma
c. Ketoasidosis pada disbetik
d. Pendarahn gastrointestinal
e. Muntah diare
f. Intake cairan tidak adekuat
g. AIDS
h. Pendarahan
i. Ulcer kolon
Tujuan yang diharapkan :
a. Mempertahnkan keseimbangan cairan
b. Menunjukkkan adannya keseimbangan cairan seperti output adekuat, tekanan
darah normal, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik.
c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Ukur dan catat setiap 4 jam : Menentukan kehilangan makan
Intkae dan output cairan dan minum
Warna muntahan, urine dan feses
Monitor turgor kulit
Tanda – tanda vital
Monitor IV infuse
CVP
Elektrolit, BUN, hematokrit dan Hb
Status mental
Berat badan
2 Berikan makanan dan cairan Memenuhi kebutuhan makan dan
minum
3 Berikan pengobatan seperti antidiare Menurunkan pergerakan usus dan
dan antimuntah muntah
4 Berikan dukungan verbal dalam Meningkatkan konsumsi yang
pemberian cairan lebih
5 Lakukan kebersihan mulut sebelum Meningkatkan nafsu makan
makan
6 Ubah posisi pasien setiap 4 jam Meningkatkan sirkulasi
7 Berikan pendidikan kesehatan Meningkatkan informasi dann
tentang : kerjasama.
Tanda dan gejala dehidrasi
Intake dan output cairan
Terapi
Asites adalah penumpukan cairan di rongga perut. Cairan itu terjadi karena
berbagai penyakit kronik (serosis hati).
Materi ajar :
Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh antara lain:
Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,karena usia
akanberpengaruh pada luas permukaan tubuh,metabolisme,dan berat
badan.Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa.Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi
ginjal atau jantung.
Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan
tubuh dan elektrolit melalui keringat.Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapatkehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.
Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan
elktrolit.Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein
akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel,glukosa darah,dan
pemecahan glykogen otot.Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi airsehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.
Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan
Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction,nasogastric tube dan lain-lain.
Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh,dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
1) Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan bergerak rai
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan
elektrolit didisfusikan menembus membrane sel. Kecepatan difusi dipengaruhi
oleh ukuran moleku, konsentrasi larutan, dan temperature.
2) Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke kkonsentrasi yang
lebih tinggi yang sifatnya menarik.
3) Transpor aktif
Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
1. Pengaturan elektrolit
a. Natrium (sodium)
1) Merupaka kation paling banyak yang terdapa pada Cairan Ekstrasel (CES)
2) Na+ mempenagruhi keseimbangan air, hantaran implus araf dan kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya
sekitar 135-148 mEq/lt.
b. Kalium (potassium)
a) Merupakan kation utama dalam CIS
b) Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
c) Diperlukan untuk pembentukan glikkogen, sintesa protein, pengaturan
keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
c. Kalsium
a) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, kondusi jantung, pembekuan
darah serta pembentukan tulang dan gigi.
b) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
c) Hormone paratiroid mengarbsobsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi
melalui ginjal.
d) Hormon thirocaltitonim menghambat penyerapan Ca+ tulang.
d. Magnesium
a) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.
b) Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurocemia, dn muscular excibility. Nilai
normalnya 1,5-2,5 mEq/lt.
e. Klorida
a) Terdapat pada CES dan CIS, normalnya 95-105 mEqlt.
f. Bikarbinat
a) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES dan
CIS.
b) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
a) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
b) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat,
dan pengaturan asam basa.
c) Pengaturan oleh hormone paratiroid
2. Gejala klinis kekurangan elektrolit :
a. Haus
b. Anoreksia
c. Perubahan tanda-tanda vital
d. Lemas atau pucat
e. Anak rewel
f. Kejang-kejang
g. Kulit dingin
h. Rasa malas