Anda di halaman 1dari 70

LP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT
Dosen Pembimbing : Darmasta Maulana, S.Kep., M.Kes.

Disusun Oleh :
Ujang Farid Budiman M11.01.0019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMADANIYOGYAKARTA
2012

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


A. Pengertian Cairan

Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau


kelebihan air. Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah
terminologi guna perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan
tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan
cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara
langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang
hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel
dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan ekternal,
terdiri dari cairan tubuh total.
Cairan eksternal terdiri dari cairan tubuh total :
 Cairan interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar
pembulu darah.
 Plasma darah
 Cairan transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus
seperti dalam pleura, perikardium, cairan sendi, cairan
serebrospinalis.

☻ Pertukaran cairan tubuh


1. Pemasukan :
Cairan tubuh sebagian besar berasal dari makanan dan
minuman setiap hari dan sebagian kecil berasal dari proses
oksidasi H2 dalam makanan.
2. Pengeluaran :
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ
seperti;
a. Ginjal
 Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima
170 liter darah untuk disaring setiap hari.
 Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.
 Pada orang dewasa produksi urine sekitaar 1,5 liter/hari.
 Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH
dan aldosteron.
b. Kulit
 Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat.
 Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas
otot, temperatur lingkungan meningkat dan demam.

c. Paru-paru
Meningkatnya cairan hilang sebagai respon terhadap
perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan
atau demam.

d. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari
gastrointestinal setiap hari sekitar 100 – 1200 ml.

☻ Gangguan keseimbangan cairan pada defisit


cairan yaitu :
a. Isotonis
Bila sel dimasukan kedalam suatu larutan tanpa
menyebabkan sel membengkak atau mengkerut disebut larutan
isotonis.
b. Hipotonis
Larutan yang bila dimasukan kedalamnya akan menyebabkan
sel menjadi bengkak.
c. Hipertonis
Larutan yang menyebabkan sel mengkerut jika dimasukan
kedalam larutan tadi.
☻Masalah-masalah gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit

1. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstra seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui
kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan
syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan
rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung,
kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan
hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih,
anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar,
mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan
dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada
bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.

2. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi
pada saat:
 Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
 Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan
air.
 Kelebihan pemberian cairan.
 Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat,
asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher,
dan irama gallop.
☻ Pengaturan keseimbangan cairan
a. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga :
1. Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada
akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat
merangsang hipothalamus untuk melepaskaan substrat neural
yang bertanggung jawab terhadap sensasi haus.
2. Osmoreseptor dihipothalamus mendeteksi peningkatan osmotik
dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan
sensasi rasa dahaga.
b. Antidiuretik Hormon
ADH dibentuk dihipofisis dan disimpan didalam neuro
hipofisis dari hipofisis posterior stimulasi utaama untuk sekresi
ADH adalah peningkatan osmolalitas dan penurunan cairan
ekstra sel. Hormon ini meningkatkan reabsorbsi air pada ductus
koligentes, dengan demikin dapat menghemat air.

c. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjaar adrenal yang bekerja
pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absorbsi natrium.
Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi
kalium natrium serum dan sistem angiotensin renin dan sangat
efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.

B. Pengertian Elektrolit

Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation


(+) dan anion (-). Ada tiga cairan elektrolit yang paling esensial
yaitu :

1. Kation (K ) fungsinya;
Untuk transmisi dan konduksi impuls saraf.
Kontraksi otot rangka, otot polos dan otot jantung.
2. Natrium (Na )
Kation utama dari pada cairan ekstra seluler juga dijumpai
dalam pada dan jaringan.
 Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ekstra
sel.
 Natrium mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf
dan kontraksi otot.
 Sosdium diatur intake garam., aldosteron dan pengeluaran urine
normalnya sekitar 135 dan 148 mEq / 1 liter

3. Kalsium (Ca ), fungsinya :


 Membanu aktifitas saraf dan otot normal.
 Meningkatkan kontrasi otot jantung.
 Berguna untuk integritas kulit dan sel, konduksi jantung,
pembekuan darah, serta pembentukan tulang-tulang dan gigi.
☻ Gejala klinis kekurangan elektrolit:
 Haus
 Anoreksia
 Perubahan tanda-tanda vital
 Lemas atau pucat
 Anak rewel
 Kejang-kejang
 Kulit dingin
 Rasa malas
☻ Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan
elektrolit :
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,
karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh,
metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih
mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding
usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi ginjal ataw
jantung.

2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan
elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan
membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan
cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
akan menyebabkan edema.

4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah,
dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat
meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah

5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi
keseimbangan cairan dan elektrolit misalnya:
 Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air
melalui IWL.
 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
 Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
ganguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan
kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.

6. Tindakan medis
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti: suction, NGT
dan lain-lain.

7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

8. Pembedahan
pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko
tinggimengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh karena kehilangan darah selama pembedahan.

C. Tujuan Pemberian Cairan


Tujuan utama pemberian cairan adalah untuk mengganti
defisit pra bedah,
selama pembedahan dan pasca bedah diamana saluran
pencernaan belum berfungsi secara optimal disamping untuk
pemenuhan kebutuhan normal harian. Terapi dinilai berhasil
apabila pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda hipovolemik
dan hipoperfusi atautanda-tanda kelebihan cairan berupa edema
paru dan gagal nafas.

D. Fisiologi Cairan dan Elektrolit


Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari
cairan interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler
dan membrane sel yang merupakan membran semipermiabel
mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam
cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan
elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu:
1. Difusi
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam
cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit di difusikan
menembus membrane sel. Kecepatan difusi di pengaruhi oleh
ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.
2. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui
membran semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih
rendah ke kosentrsi yang lebih tinggi yang sifat nya menarik.
3. Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi
karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

E. Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit


No Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan
(mL/24 jam)
1 3 hari, 30 kg 250-300
2 1 tahun, 9,5 kg 1150-1300
3 2 tahun, 11,8 kg 1350-1500
4 6 tahun, 20,0 kg 1800-2000
5 10 tahun, 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun, 45,0 kg 2200-2700
7 18 tahu, 54,0 kg 2200-2700
Volume cairan tubuh
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW)
kira-kira 60% dari berat badan pria dan 50% dari berat badan
wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak
badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan
cairan di mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria
sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga
berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia makin
sedikit kandungan airnya. Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-
80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari BB, usia puberitas sampai
dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari
BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47%
dari BB, sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52%
dari BB dan wanita 46% dari BB.

Penatalaksanaan :
1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian
atau pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tersebut
misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya diare dan
penyakit.
2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan
glukosa oral serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk
rehydrasi pasien.
3. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan
tidak spesifik seperti defenosiklat (lomotil) dan loperamit
(imodium) juga diberikan untuk menurunkan motilitas.
4. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah
teridentifiksi atau bila diare sangat berat.
5. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi
cepat, khususnya untuk anak kecil dan lansia.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

1. IDENTITAS
Identitas pasien, mencakup:
 Nama :
 Alamat :
 Umur :
 Status :
 Agama :
 Suku bangsa/bangsa :
 Pendidikan :
 Pekerjaan :
 Tempat/tanggal lahir :
 No. CM :
 Diagnose medis :
Identitas penanggungjawab:
 Nama :
 Alamat :
 Tempat/tanggal lahir :
 Status :
 Agama :
 Suku bangsa/bangsa :
 Pendidikan :
 Pekerjaan :
 Hubungan dangan pasien :

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
 Yang biasa dirasakan oleh pasien yang mengalami ganguan
pemenuhan kebutuhan cairan ,lemas,pusing,mual
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Yang perlu dikaji tanyakan pada pasien,
 Apakah pasien mengalami diare
 Apakah pasien mual dan muntah
 Apakah pasien mengalami ganguan defakasi
c.Riwayat Penyakit dahulu
Yang perlu di kaji adalah
 Tanyakan pada pasien apakah ia menderita gagal ginjal
 Apakah pasien alergi terhadap makanan atau obat antibiotik
d. Riwayat penyakit keluarga :
 Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota
keluarga yang meninggal, apa penyebab kematiannya.
e. Riwayat Pekerjaan/ kebiasaan :
 Situasi tempat kerja dan lingkungannya
 Kebiasaan dalam pola hidup pasien
 Kebiasaan merokok
f. Genogram
g. Riwayat Kesehatan Lingkungan
 Kaji dimana pasien tinggal,apakah ditempat tinggalnya ada
penyakit endemik dan wabah

3. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)


a. Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan
b. Pola aktivitas dan latihan
c. Pola istirahat tidur
d. Pola nutrisi - metabolic
e. Pola eliminasi
f. Pola kognitif perceptual
g. Pola konsep diri
h. Pola koping
i. Pola seksual – reproduksi
j. Pola peran hubungan
k. Pola nilai dan kepercayaan

4. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit
difokuskan pada:
1. Integumen :
 Keadaan tugor kulit
 Edema
 Kelelahan
 Kelemahan otot
 Sensasi rasa
2. Kardiovaskuler
Distensasi vena jugularis tekanan darah hemoglobin
3. Mata
 Cekung
 Air mata kering
4. Neurologi
 Reflek
 Gangguan motorik dan sensorik
 Tingkat kesadaran
5. Gastrointestinal
 Keadaan mukosa mulut
 Muntah-muntah
 Bising usus
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan elektrolit
 Darah lengkap
 Berat jenis urine
 Analisa gas darah

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan
resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah:
1. Devisit volume cairan
2. Kelebihan Volume Cairan

No. Nama Tujuan /NOC Intervensi /


Dx Diagnosa NIC
1 1. Devisit  Fluid balance  Fluid
volume cairan  Hydration management
 NutritionalTimbang
Status : Food popok/pembalut
and Fluid Intake jika diperlukan
Kriteria Hasil : Pertahankan
Mempertahankan catatan intake
urine output dan output yang
sesuai dengan akurat
usia dan BB, BJMonitor status
urine normal, HT hidrasi (
normal kelembaban
Tekanan darah, nadi, membran
suhu tubuh dalam mukosa, nadi
batas normal adekuat,
Tidak ada tanda tekanan darah
tanda dehidrasi, ortostatik ), jika
Elastisitas turgor diperlukan
kulit baik,Monitor hasil lAb
membran mukosa yang sesuai
lembab, tidak ada dengan retensi
rasa haus yang cairan (BUN ,
berlebihan Hmt ,
osmolalitas
urin )
Monitor vital sign
Monitor masukan
makanan /
cairan dan
hitung intake
kalori harian
Kolaborasi
pemberian
cairan IV
Monitor status
nutrisi
Berikan cairan
Berikan diuretik
sesuai interuksi
Berikan cairan IV
pada suhu
ruangan
Dorong masukan
oral
Berikan
penggantian
nesogatrik
sesuai output
Dorong keluarga
untuk
membantu
pasien makan
Tawarkan snack (
jus buah, buah
segar )
Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk
Atur
kemungkinan
tranfusi
Persiapan untuk
tranfusi

2
Electrolit and acid Fluid
2. Kelebihan base balance managemen
Volume Cairan Fluid balance t
Hydration Timbang
popok/pembal
Kriteria Hasil: ut jika
Terbebas dari diperlukan
edema, efusi, Pertahankan
anaskara catatan intake
Bunyi nafas bersih, dan output
tidak ada yang akurat
dyspneu/ortopneu Pasang urin
 kateter jika
Terbebas dari diperlukan
distensi vena Monitor hasil
jugularis, reflek lAb yang
hepatojugular (+) sesuai dengan
Memelihara tekanan retensi cairan
vena sentral, (BUN , Hmt ,
tekanan kapiler osmolalitas
paru, output urin )
jantung dan vital Monitor status
sign dalam batas hemodinamik
normal termasuk
Terbebas dari CVP, MAP,
kelelahan, PAP, dan
kecemasan atau PCWP
kebingungan Monitor vital
Menjelaskanindikator sign
kelebihan cairan Monitor
indikasi
retensi /
kelebihan
cairan
(cracles, CVP
, edema,
distensi vena
leher, asites)
Kaji lokasi
dan luas
edema
Monitor
masukan
makanan /
cairan dan
hitung intake
kalori harian
Monitor status
nutrisi
Berikan
diuretik
sesuai
interuksi
Batasi
masukan
cairan pada
keadaan
hiponatrermi
dilusi dengan
serum Na <
130 mEq/l
Kolaborasi
dokter jika
tanda cairan
berlebih
muncul
memburuk
 Fluid
Monitoring

Tentukan
riwayat
jumlah dan
tipe intake
cairan dan
eliminaSi
Tentukan
kemungkinan
faktor resiko
dari ketidak
seimbangan
cairan
(Hipertermia,
terapi
diuretik,
kelainan
renal, gagal
jantung,
diaporesis,
disfungsi hati,
dll )
Monitor berat
badan
Monitor serum
dan elektrolit
urine
Monitor serum
dan
osmilalitas
urine
Monitor BP,
HR, dan RR
Monitor
tekanan
darah
orthostatik
dan
perubahan
irama jantung
Monitor
parameter
hemodinamik
infasif
Catat secara
akutar intake
dan output
Monitor
adanya
distensi leher,
rinchi, eodem
perifer dan
penambahan
BB
Monitor tanda
dan gejala
dari odema
Beri obat
yang dapat
meningkatkan
output urin

Referensi

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications


(NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir
Acadamic Press, 2004.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi &
Klasifikasi.2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes
(NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic
Press, 2004.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan
Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT

A. Definisi
1. Cairan tubuh adalah semua bahan menu yang merupakan zat cair yang terdiri dari
air dan semua yang ada di dalamnya.
2. Elektrolit adalah senyawa dalam tubuh yang mengurai dan ion-ion yang
bermuatan listrik yang berfungsi mengatur keseimbangan asam dan basa
membantu memindahkan cairan dan memungkinkan terjadinya impuls terhadap
sel otot dan sel saraf.
3. Keseimbangan adalah suatu perubahan yang terus menerus di dalam tubuh
dengan daya dan kemampuannya berusaha mengalir dan mempertahankan
pemasukan dan pengeluaran cairan tersebut.
4. Kebutuhan cairan adalah suatu proses dinamika karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap berespon terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan.

B. Etiologi
1. Kekurangan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
a. Intake yang kurang
- Kekurangan cairan peroral
- Menjalankan diet tertentu
b. Output yang berlebihan
- Diare
- Perdarahan
- Luka bakar
- Penyakit tertentu (DM)
- Suhu lingkungan yang panas
2. Kelebihan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
Intake yang berlebihan
- Kelebihan cairan peroral
- Cairan parenteral (infus berlebihan)

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit


Antara lain :
- Usia
- Temperatur lingkungan
- Stress
- Sakit
- Diare
- Aktifitas

D. Jumlah Cairan Tubuh Sesuai Keseimbangan


Bayi baru lahir : Total cairan 80% dari BB
Bayi 3 bulan : Total cairan 70% dari BB
Dewasa : Total cairan 60% dari BB
Orang tua : Total cairan 52% dari BB
A. Pemasukan dan Pengeluaran
Rata-rata pemasukan dan pengeluaran pada orang dewasa selama 24 jam, yaitu :
1. Pemasukan
1. Cairan : 1.300 ml
2. Air dalam makanan : 1.000 ml
3. Air yang diproduksi oleh metabolisme : 300 ml +
Jumlah 2.600 ml
2. Pengeluaran
1. Urine : 1.400 ml
2. Feses : 100 ml
3. Paru : 300 ml
4. Kulit : 600 ml +
Jumlah 2.400 ml

A. Fungsi Cairan Tubuh


1. Sebagai zat pelarut utama dalam tubuh untuk melakukan zat kimia yang terdapat
dari dalam tubuh.
2. Air diperlukan oleh darah untuk proses sirkulasi O2 dan zat-zat makanan
3. Air berguna dalam pembuangan sisa pembakaran melalui ginjal
4. Air membantu melarutkan zat-zat pembakaran dari zat-zat racun lainnya
5. Air mempertahankan konsentrasi cairan tubuhdan elektrolit
6. Sebagai pengatur suhu tubuh

B. Fungsi Elektrolit Dalam Tubuh


1. Natrium (Na)
a. Memelihara keseimbangan asam basa
b. Mengatur volume cairan tubuh
c. Membantu berlangsungnya banyak reaksi kimia khususnya dari dalam sel
jaringan otot dan syaraf
2. Kalium (K)
a. Sebagai regulator utama bagi aktifitas enzim seluler
b. Proses transmisi impuls syaraf
c. Membantu penyaluran keseimbangan asam basa melalui pertukaran gas
3. Kalsium (Ca)
a. Transmisi impuls syaraf dan pertukaran darah
b. Katalisis dalam kontraksi otot
c. Membantu absorbsi vitamin B12
d. Menguatkan tulang dan otot
e. Katalisasi bagi aktifitas zat kimia dalam tubuh
4. Magnesium (Mg)
a. Metabolisme karbohidrat dan protein
b. Reaksi enzim
c. Mempertahankan kalium intrasel
5. Klorida (Cl)
a. Bersama Na berperan mempertahankan tekanan osmotik darah
b. Berperan dalam keseimbangan asam basa
6. Asam bikarbonat (HCO3)
Menjaga keseimbangan asam basa
7. Phosfat (PO4)
a. Membantu mempertahankan keseimbangan asam basa
b. Penting dalam pembelahan sel
c. Terlihat dalam reaksi kimia dalam tubuh yaitu :
- Mengaktifkan vitamin B12
- Meningkatkan aktifitas syaraf dan otot
- Metabolisme karbohidrat
8. Sulfat (SO4)
Menjaga keseimbangan osmolaritas
9. Protein
Untuk memudahkan dalam proses masuknya zat-zat ke tabung kapiler

C. Pergerakan Cairan Tubuh Melalui 3 Proses


1. Difusi
Peristiwa ketika materi padat partikel seperti gula di dalam cairan berpindah dari
daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah, sehingga distribusi
partikel dalam cairan merata (melewati membran sel), kecepatan difusi
dipengaruhi oleh ukuran molekul konsentrasi larutan dan temperatur.
2. Osmosis
Peristiwa perpindahan pelarut murni (air) melalui membran semipermeable yang
berpindah dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi
tinggi yang sifatnya menarik.
3. Transpor aktif
Memerlukan aktifitas metabolik dan mengeluarkan energi untuk menggerakan
berbagai materi dari konsentasi rendah ke konsentrasi tinggi yang menembus
membran sel.

D. Gejala Klinis
1. Hipovolemik
Suatu kondisi akibat kekurangan Cairan Ekstra Seluler (CES) dan dapat terjadi
karena kehilangan cairan dan elektrolit melalui kulit, ginjal, gastrointestinal
perdarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Gejala :
- Pusing
- Lemah
- Letih
- Mual
- Anoreksia
- Lidah kering
- Muntah
- Rasa haus
- Oliguria
- Konstipasi
2. Hipervolemik
Penambahanan atau kelebihan volume cairan dapat terjadi pada saat :
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi dan air
c. Kelebihan pemberian cairan
d. Perpindahan cairan intestinal ke plasma
Gejala :
- Sesak nafas
- Nadi kuat
- Acites
- Edema
- Adanya ronchi
- Kulit lembab
- Distensi vena leher
- Peningkatan tekanan darah

E. Masalah Yang Timbul


Dehidrasi
Kekurangan cairan yang disebabkan penurunan asupan cairan dan pengeluaran
cairan yang berlebihan. Macam-macam dehidrasi berdasarkan derajatnya.
1. Dehidrasi ringan
- Turgor kulit sedikit menurun
- Takikardi
- Kehilangan cairan mencapai 5% BB
- Merasa haus
2. Dehidrasi sedang
- Turgor kulit jelas menurun
- Takikardi
- Hipertensi (sistolik < 90 mmHg)
- Kehilangan cairan mencapai 5 – 10% BB
- Mata cekung
3. Dehidrasi berat
- Turgor kulit menurun
- Hipertensi
- Oliguria
- Nadi dan pernafasan meningkat
- Super koma
- Kehilangan cairan mencapai 10% BB bahkan lebih
Perhitungan tetesan cairan

1. Makro : 1 cc = 15 tetes atau 1 cc = 20 tetes (untuk dewasa)


2. Mikro : 1 cc = 60 tetes (untuk anak-anak),...
Pengertian
Air (H0) merupakan komponen utama yang paling banyak
terdapat di dalam tubuh manusia.Sekitar 60% dari total berat badan orang
dewasa terdiri dari air.Namun bergantung kepada kandungan lemak dan
otot yang terdapat di dalam tubuh,nilai persentase ini dapat bervariasi
antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa.Oleh karena itu maka
tubuh yang terlatih dan terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet
biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh
nonatlet.Di dalam tubuh,sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling
tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga
badan,seperti paru-paru atau jantung,sedangkan sel-sel yang mempunyai
konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau
gigi.Konsumsi cairanyang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi
tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal
konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi
total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh.Secara rata-rata tubuh orang
dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan perharinya.Sekitar 1.5 L cairan
tubuh keluar melalui urin,500 ml melalui keluarnya keringat,400ml keluar
dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100 ml
keluar bersama dengan feces(tinja).Sehingga berdasarkan estimasi
ini,konsumsi antara 8-10gelas (1 gelas ��240 ml) biasanya dijadikan
sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan per-harinya.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam
tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis.Keseimbangan cairandan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkanpartikel-partikelbermuatan listrik yang disebut ion
jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh
melalui makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke
seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :


 cairan intraseluler dan
 cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel
diseluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang
berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompokyaitu:cairan
intravaskuler(plasma),cairan interstitial dan cairan transeluler.Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler,cairan
intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan cairan
traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,cairan
intraokuler,dan sekresi saluran cerna.

2. Fungsi Cairan Tubuh


Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air
mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti
karbohidrat,vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai
pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.Selain itu,air didalam tubuh juga
akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme
seperti karbon dioksida(CO ) dan juga senyawa nitrat.Selain berperan
dalam proses metabolisme,air yang terdapat di dalam tubuh juga akan
memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan-
jaringan tubuh seperti mata,mulut dan hidung, pelumas dalam cairan
sendi 02 Sports Science Brief tubuh,katalisator reaksi biologik
sel,pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam
menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.Selain itu agar fungsi-
fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal,air di dalam tubuh juga akan
berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap
berada pada kondisi ideal yaitu ± 37 C.

3. Proportion Of Body Fluid


Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu
dan tergantung beberapa hal antara lain :
a.Umur
b.Kondisi lemak tubuh
c.Sex

Perhatikan Uraian berikut ini :


No. Umur Presentase
1. Bayi (baru lahir) . 75 %
2. Dewasa :
a.Pria (20-40 tahun) 60 %
b.Wanita (20-40 tahun) 50 %
3. . Usia Lanjut 45-50 %

Pada orang dewasa kira-kira 40 % baerat badannya atau 2/3 dari


TBW-nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3
dari TBW atau 20% dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler)
yaig terbagi dalam 15 %cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2
% transeluler.

4. Elektrolit Utama Tubuh Manusia

Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam
larutan dan tidak bermuatan listrik,
seperti:protein,urea,glukosa,oksigen,karbon dioksida dan asam-asam
organik.Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+),kalium (K+),
Kalsium (Ca++),magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-),
fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu
bagian denganbagian yang lainnya,tetapi meskipun konsenterasi ion pada
tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa
jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-
muatan positif.Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada
intarseluler maupun padaplasma terinci dalam tabel di bawah ini :

No Elektrolit Ekstraseluler Interstitial Intraseluler


. Plasma
1. Kation :
Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. . Anion :
Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
Fosfat (HPO42-)
Sulfat (SO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
Protein
0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq

1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq

a. Kation :
 Sodium (Na+) :
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion
hidrogen pada
Ion sodium
di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.

 Potassium (K+) :
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
 Calcium (Ca++) :
- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam
tulang
dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses
pengaktifan
protrombin dan trombin
- Sumber : susu dengan kalsium tinggi,ikan dengan tulang,sayuran,dll.
b.Anion :
 Chloride (Cl -) :
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber : garam dapur
 Bicarbonat (HCO3 -) :
Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan
suasana
garam untuk
- Menurunkan PH.
 Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :
- Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan
tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.

5. Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :

 Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan
nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
 Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
 Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel
yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit
tubuh dengan cara :
Diffusi
Filtrasi
Osmosis
Aktiv Transport

Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif.Hampir


semua zat berpindah dengan mekanisme transportasi pasif.Diffusi
sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui
larutan atau gas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat
terlarut menembus membran kapiler dan sel yaitu :
Permebelitas membran kapiler dan sel
Konsenterasi
Potensial listrik
Perbedaan tekanan.

Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh


perbedaan konsentrasi.Difusi air terjadi pada daerah dengan konsenterasi
zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang
tinggi.
konsentrasi dan muatan listrik disebut transportasi
aktif.Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif karena
memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP).Salah satu
contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium.
Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam
bagian plasma dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium
hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu
diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler,terutama
akibat oleh pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang
terutama disebabkan olehalbumin serum.Proses perpindahan cairan dari
kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi.Contoh lain proses
filterisasi adalah pada glomerolus ginjal.

Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian


yang terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil,suatu
keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.

6. Regulating Body Fluid Volumes


Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan
komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas
yang nyaman.Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan
kehilangan cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan
gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam rangka
mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran
antara lain melalui proses penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal
(urine),ekresi pada proses metabolisme.

a. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa
minum kira-kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-
kira 2500 ml per harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari
diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut
adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan
berat badan, perhatikan tabel di bawah

Kebutuhan Cairan
No. Umur Berat Badan (kg)
(mL/24 Jam).
1 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3. 2 tahun 11,8 1350-1500
4. 6 tahun 20,0 1800-2000
5. 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun . 45,0 2200-2700
7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus.


Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus
berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai
respon dari penurunan tekanan darah,perdarahan yang mengakibatkan
penurunan volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara
sendiri.Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses
absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
b.Output Cairan
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
 Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam
kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar
30-50 ml per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas
kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai
upaya tetap mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.

 IWL (Insesible Water Loss) :


IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan
mekanisme difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh
melalui proses ini adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses
respirasi atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.

 Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang
panas, respon iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya
ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis padakulit.
 Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per
hari,yang diaturmelalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus
besar (kolon).
7. Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua
parameter penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan
ekstrasel.Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam
dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

1. Pengaturan volume cairan ekstrasel.


Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan
tekanan darah arteri dengan menurunkan volume
plasma.Sebaliknya,peningkatan volume cairan ekstrasel dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak
volume plasma.Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk
pengaturan tekanan darah jangka panjang.

Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan


output) air.Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih
tetap,maka harus ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang
masuk ke dalam tubuh.hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan
antar kompartmen dan antara tubuh dengan lingkungan luarnya.Water
turnover dibagi dalam:
1. eksternal fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan
luar; dan
2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen
seperti
proses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal.
Memperhatikan keseimbangan garam.Seperti halnya keseimbangan air,
keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam
sama dengan keluarannya.Permasalahannya adalah seseorang hampir
tidak pernah memperhatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga
sesuai dengan kebutuhannya.Tetapi, seseorang mengkonsumsi garam
sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih dari kebutuhan.Kelebihan
garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urine untuk
mempertahankan keseimbangan garam.
Ginjal mengontrol jumlah garam yang dieksresi dengan cara:

 mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju


Filtrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR).
 mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal

Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan
mengontrol tekanan darah.Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur
reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal dan collecting.Retensi
Na+ meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan volume plasma dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.Selain sistem Renin-
Angiotensin-Aldosteron,Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon
atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini disekresi
leh sel atrium jantung jika mengalami distensi peningkatan volume
plasma.Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal
meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume darah
kembali normal.

2. Pengaturan Osmolaritas cairan ekstrasel.

Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat


terlarut) dalam suatu larutan.semakin tinggi osmolaritas,semakin tinggi
konsentrasi solute atau semakin rendah konsentrasi solutnya lebih rendah
(konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih tinggi
(konsentrasi air lebih rendah).

Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut


yang tidak dapat menmbus membran plasma di intrasel dan ekstrasel.Ion
natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel,dan
ion utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik
cairan ekstrasel.sedangkan di dalam cairan intrasel,ion kalium
bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan
intrasel.Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini
menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam
menetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini.

pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan dilakukan


melalui:

Perubahan osmolaritas di nefron

Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan


osmolaritas yang pada akhirnya akan membentuk urine yang sesuai
dengan keadaan cairan tubuh secara keseluruhan di dukstus
koligen.Glomerulus menghasilkan cairan yang isosmotik di tubulus
proksimal (300 mOsm).Dinding tubulus ansa Henle pars decending sangat
permeable terhadap air,sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi cairan ke
kapiler peritubular atau vasa recta.Hal ini menyebabkan cairan di dalam
lumen tubulus menjadi hiperosmotik.

Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap air
dan secara aktif memindahkan NaCl keluar tubulus.Hal ini menyebabkan
reabsobsi garam tanpa osmosis air.Sehingga cairan yang sampai ke
tubulus distal dan duktus koligen menjadi hipoosmotik.Permeabilitas
dinding tubulus distal dan duktus koligen bervariasi bergantung pada ada
tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urine yang dibentuk di duktus
koligen dan akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga
bergantung pada ada tidaknya vasopresis (ADH).

Mekanisme haus dan peranan vasopresin (antidiuretic hormone/ADH)

peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm) akan merangsang


osmoreseptor di hypotalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke
neuron hypotalamus yang mensintesis vasopresin.Vasopresin akan
dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan berikatan
dengan reseptornya di duktus koligen. ikatan vasopresin dengan
reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal
air di membrane bagian apeks duktus koligen.Pembentukkan aquaporin
ini memungkinkan terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta.Hal ini
menyebabkan urine yang terbentuk di duktus koligen menjadi sedikit dan
hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap
dipertahankan.
selain itu,rangsangan pada osmoreseptor di hypotalamus akibat
peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat
haus di hypotalamus sehingga terbentuk perilaku untuk membatasi
haus,dan cairan di dalam tubuh kembali normal.

Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Sebagai kesimpulan,pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan


elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin.Sistem saraf
mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan dan
elektrolit melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotikus,
osmoreseptor di hypotalamus,dan volume reseptor atau reseptor regang
di atrium.Sedangkan dalam sistem endokrin,hormon-hormon yang
berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II,
Aldosteron, dan Vasopresin/ADH dengan meningkatkan reabsorbsi
natrium dan air. Sementara,jika terjadi peningkatan volume cairan
tubuh,maka hormone atriopeptin (ANP) akan meningkatkan eksresi
volume natrium dan air.

perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada


beberapa keadaan.Faktor lain yang mempengaruhi keseimbangan cairan
dan elektrolit di antaranya ialah umur, suhu lingkungan,diet,stres,dan
penyakit.
8. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh antara lain:
Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,karena usia
akanberpengaruh pada luas permukaan tubuh,metabolisme,dan berat
badan.Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa.Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi
ginjal atau jantung.

Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan
tubuh dan elektrolit melalui keringat.Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapatkehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.

Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan
elktrolit.Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein
akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel,glukosa darah,dan
pemecahan glykogen otot.Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi airsehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.

Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan

Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction,nasogastric tube dan lain-lain.

Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh,dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

9. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh


Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh adalah :
Volume
Osmolalitas
Komposisi
Ketidakseimbangan volume terutama mempengaruhi cairan
ekstraseluler (ECF) danmenyangkut kehilangan atau bertambahnya
natrium dan air dalam jumlah yang relatifsama, sehingga berakibat pada
kekurangan atau kelebihan volume ekstraseluler (ECF).
Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan
intraseluler (ICF)dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium
dan air dalam jumlah ang relatif tidak seimbang. Gangguan osmotik
umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan hipernatremia sehingga
nilai natrium serum penting untuk mengenali keadaan ini.
Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat
berubah tanpa disertaiperubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-
partikel yang aktif secaraosmotik sehingga mengakibatkan perubahan
komposisional.

a. Ketidakseimbangan Volume
• kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)
Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai
kehilangancairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air
dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik sering kali
diistilahkan dehidrasiy ang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan
air murni yang relatif mengakibatkan hipernatremia.
- cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama
dengan
cairan
tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl
normal,
Dextrose
5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekataannya
Kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %.,NaCl.0,45
%,NaCl
0,33%
• Kelebihan Volume ECF :
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air
kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama.Dengan
terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolumia)
maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga
mnyebabkan edema.Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang
berlebihan.Edema dapat terlokalisir atau generalisata.

b.Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional


Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam
cairan-cairan tubuh.Karena natrium merupakan zat terlarut utama yang
aktif secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas
(overhidrasi)adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam
plasma dan hipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di dalam plasma.
Pahami jugaperubahan komposisional di bawah ini :
• Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari
3,5
mEq/L.
• Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari
atau sama
dengan
5,5 mEq/L.
• Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera
dikenali, dan
ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal.
PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan
gangguan atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
meliputi :
• Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk identifikasi penyebab
gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
• Kaji manifestasi klinik melalui
Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekatannyamelebihi
cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl
normal,Dextrose 5% dalam
RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekataannya kurang
- Timbang berat badan klien setiap hari
- Monitor vital sign
- Kaji intake output
• Lakukan pemeriksaan fisik meliputi :
- Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler
irritability.
- Auskultasi bunyi /suara nafas
- Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran
• Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH serum,
Analisa GasDarah,
Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine.

2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko
atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan
mekanisme
pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri
• Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia
kardio,ketidakseimbangan
elektrolit
• Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan diare,kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.
• Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan dengan
anuria,penurunan
kardiak output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan cairan di
ekstraseluler.
• Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan
volume cairan
• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau
edema
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit
b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi
dokter dengan
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari
tindakan
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
d. Provide care seperti : perawatan kulit,safe environment.

4. Evaluasi/Kriteria hasil
Kriteria hasil meliputi :
• Intake dan output dalam batas keseimbangan
• Elektrolit serum dalam batas normal
• Vital sign dalam batas normal.

Read more: Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit


http://nandarnurse.blogspot.com/2012/01/keseimbangan-cairan-dan-
elektrolit.html#ixzz2g2rSyobM
Under Creative Commons License: Attribution
Follow us: nHandar on Facebook
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PENGERTIAN CAIRAN

Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.
Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna
perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh
terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat
diukur secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang
hanya terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui
dengan mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.

Cairan Eksternal terdiri dari cairan tubuh total :

1. Cairan Interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah.
Plasma darah.

2. Cairan Transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam
pleura, perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.

Merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan


perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan.
Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri
jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahann yang tetap dalam berespons terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan.

 KONSEP DASAR

a. Volume dan Distribusi Cairan Tubuh

1) Volume cairan

Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira2 60%
dari BB pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di
mana makin tua usia maka sedikit kandungan airnya. Jadi jumlah volume ini
tergantung pada kandungan lemak badan dan usia.
Contoh: BBL-TBW nya 70-80 %, usia pubertas sampai dengan 39 th untuk pria
60% dari BB dan untuk wanita 52 % dari BB. Usia 45-60 th untuk pria usia 55%
dari BB dan wanita 47 % dari BB. Usia diatas 60 tahun untuk pria 52 % dari BB
dan wanita 46 % dai BB.
Lemak jaringan sangat sedikit meyimpan cairan, dimana lemak pada
wanita lebih banyak daripada pria sehingga volume cairan lebih rendah dari pria.

2) Distribusi cairan

Cairan tubuh didistribusikan diantara 2 kompartemen yaitu pada intra seluler dan
ekstraselular.
Cairan Intraseluler (CIS) kira-kira 2/3 atau 40% dari BB, sedangkan Cairan
Ekstraseluler (CES) 20% dari BB. Cairan ini terdiri atas plasma (Cairan
Intravaskuler) 5%, Cairan Interstisial CIT (Cairan disekitar tubuh seperti limfe)
10-15 % dan Cairan Transeluler (CTS) (misalnya cairan cerebrospinalis, sinovial,
cairan dalam peritoneum, cairan dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-3 %.

b. Fungsi Cairan

1) Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.


2) Transport nutrient ke sel
3) Transport hasil sisa metabolism
4) Transport hormone
5) Pelumas antar organ
6) Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.

c. Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake cairan
berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800 –
2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari makanan.
Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500
ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
d. Pergerakan Cairan Tubuh

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses yaitu ;

1) Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan bergerak rai
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan
elektrolit didisfusikan menembus membrane sel. Kecepatan difusi dipengaruhi
oleh ukuran moleku, konsentrasi larutan, dan temperature.

2) Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke kkonsentrasi yang
lebih tinggi yang sifatnya menarik.

3) Transpor aktif
Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

e. Pengaturan Keseimbangan Cairan

1) Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga :

a) Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya


menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk
melepaskan substrat neuron yang bertanggungjawab terhadap sensasi haus.

b) Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi penigkatan tekanan osmotic dan


mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga.

2) Anti Diuretik Hormon (ADH)

ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisisi dari hipofisis


posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan
penurunan cairan ekstrasel. Hormone ini meningkatkan rearbsorbsi air pada
duktus koligentes, dengan demikian dapat menghemat air.

3) Aldosteron

Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal
untuk meningkatkan absrsorsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang
konsentrasi kalium, natrium serum dan system angiotensin rennin serta sangat
efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.

4) Prostaglandin
Adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan dan berfungsi
dalam merespn radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus dan
mobilitas gastro intestinal. Dalam ginjal, prostaglandin bereran mengatur sirkulasi
ginjal, respons natrium dan efek ginjal pada ADH.

5) Glukokortikoid

Menigkatkan rearbsorbsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan terjadi
retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan pada
keseimbangan cairan (volume darah).

f. Cara Penularan Cairan

Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :


1) Ginjal
a) Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah
untuk disaring setiap hari.
b) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
c) Pada orang dewaasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.
d) Jumlah urine yang dipprosuksi oleh ADH dan Aldosteron.
2) Kulit
a) Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang menerima rangsang
aktivitas kelenjar keringat
b) Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperature
lingkungan yang meningkat dan demam.
c) Disebut Insensible Water Loss (IWL) sekitar 15 – 20 ml/24 jam.
3) Paru – paru
a) Menhasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
b) Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan
dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam.
4) Gastrointestinal
a) Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar
100 – 200 ml.
b) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg BB/24 jam, dengan
kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1O C.

g. Masalah keseimbangan cairan

1) Hipovolemik

Adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan dapat
terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada hipovolemik
adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung,
kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone ADH
dan aldosteron. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal
ginjal akut.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,
gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering.
Tanda – tanda penurunan brat badan akut , mata cekung pengosongan vena
jugularis. Pada bayi dan anak – anak adanya penurunana jumlah air mata.

2) Hipervolemia
Adalah penambaha/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :
a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c) Kelebihan pembarian cairan
d) Perpindaha CIT ke plasma.
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah, nadi kuat,
asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama gallop.

h. Ketidakseimbangan asam basa

1) Asidosis respiratorik

Disebabkan karena kegagalan system pernafasan dalam membuang CO2 dari


cairan tubuh. Kerusakan pernafasan, peningkatan PCO2 arteri diatas 45 mmHg
dengan penurunan pH < 7,35.
Penyebab ; penyait obstruksi, retraksi paru, polimielitis, penurunan aktivitas pusat
pernafasan (trauma kepala, pendarahan, narkotik, anestesi, dll).

2) Alkalosis respiratorik

Disebabkan karena kehilangan CO2 dari paru-paru pada kecepatan yang lebih
tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan PCO2 arteri < 35
mmHg, pH > 7,45.
Penyebab : hiperventilasi alveolar, anxietas, demam, meningitis, keracunan
aspirin, pneumonia dan emboli paru.

3) Asidosis metabolic

Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan basa. pH arteri <
7,35, HCO3 menurun diawah 22 mEq/lt.
Gejala ; pernafasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi dan koma.

4) Alkalosis metabolic

Disebabkan oleh kehilangan ion hidrigen atau penambahan basa pada


cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26 mEq/ltd an pH arteri > 7,45.
Penyebab : mencerna sebagian besar basa ( missal : BaHCO3 antasid, soda
kue) untuk mengatasi ulkus peptikumatau rasa keembung.
Gejala : apatis, lemah, gengguan mental, kram dan pusing
Perbandingan antara Bikarbonat, pH dan PaCo2 pada gangguan asam basa
sederhana dapat dilihat pada table di bawah ini :

Gangguan HCO3
pH Plasma PaCO2
Asam Basa Plasma
As. Metabolik
Alk. Metabolik
As. Respiratorik
Alk.
Respiratorik
Kebutuhan Cairan Menurut Umur dan Berat Badan.

CAIRAN (ML/24
NO UMUR BB (KG)
JAM)
1 3 hari 3,0 250 – 300
2 1 tahun 9,5 1150 – 1300
3 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4 6 tahun 20 1800 – 2000
5 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6 14 tahun 45 2200 – 2700
7 18 tahun (Adult) 54 2200 - 2700

B. PENGERTIAN ELEKTROLIT

Elektrolit adalah substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion (-). Ada
tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu :

1. Pengaturan elektrolit

a. Natrium (sodium)
1) Merupaka kation paling banyak yang terdapa pada Cairan Ekstrasel (CES)
2) Na+ mempenagruhi keseimbangan air, hantaran implus araf dan kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya
sekitar 135-148 mEq/lt.

b. Kalium (potassium)
a) Merupakan kation utama dalam CIS
b) Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
c) Diperlukan untuk pembentukan glikkogen, sintesa protein, pengaturan
keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.

c. Kalsium
a) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, kondusi jantung, pembekuan
darah serta pembentukan tulang dan gigi.
b) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
c) Hormone paratiroid mengarbsobsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi
melalui ginjal.
d) Hormon thirocaltitonim menghambat penyerapan Ca+ tulang.

d. Magnesium
a) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.
b) Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurocemia, dn muscular excibility. Nilai
normalnya 1,5-2,5 mEq/lt.

e. Klorida
a) Terdapat pada CES dan CIS, normalnya 95-105 mEqlt.
f. Bikarbinat
a) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES dan
CIS.
b) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
a) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
b) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat,
dan pengaturan asam basa.
c) Pengaturan oleh hormone paratiroid

2. Gejala klinis kekurangan elektrolit :


a. Haus
b. Anoreksia
c. Perubahan tanda-tanda vital
d. Lemas atau pucat
e. Anak rewel
f. Kejang-kejang
g. Kulit dingin
h. Rasa malas

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN


CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolism yang
diperlukan dan berat badan.

2. Temperature lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan
NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.

3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi,
proses ini menimblkan pergerakan carian dari interstitial ke intraseluler.

4. Stres
Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses
ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine.

5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung, gangguan
hormone akan mengganggu keseimbangan cairan.

D. CARA MENGHITUNG INFUS

a. Dewasa (Makro dengan 20 tetes / menit)


Tetesan / menit = Jumlah cairan yang masuk
Lamanya infuse (jam) x 3

Atau tetesan / menit = Jumlah kebutuhan cairan x factor tetesan


Lama infuse (jam) x 60 menit

Catatan : factor tetesan infuse bermacam – macam, dapat dilihat pada label infuse
(10 per menit, 15 per menit, 20 tetes per menit).

b. Anak

Tetesan / menit (mikro) = Jumlah cairan yang masuk


Lamanya infuse (jam)
E. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan


penyakit dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison yang dapat mengurangi
beratnya diare dan penyakit.
2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta
larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik
seperti defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk
menurunkan motilitas.
3. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi atau
bila diare sangat berat.
4. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya
untuk anak kecil dan lansia.
ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PENGKAJIAN
Tanggal :
Jam :
Ruang :
1. BIODATA

a. Identitas klien
Nama :
Ttl :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
No. CM :
Tgl masuk :
Tgl pengkajian :
Sumber informasi :
Diagnosa medis :
b. Identitas penanggung jawab
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Status perkawinan :
Alamat :
Kewarganegaraan :
Hub. dengan klien :

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan ganguan kebutuhan cairan dan elektrolit
antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus hiperaktif atau hipoaktif, anoreksia,
borborigmi, distensi abdomen, perasaan rektal penuh, fefes keras dan berbentuk,
kaleatihan umum, sakit kepala, tidak dapat makan, nyeri saat defekasi, mual,
muntah, konstipasi, inkontenensia defekasi, diare.

 Konstipasi
Yaitu penurunan pada frekuensi normal defekasi yang disertai oleh kesulitan atau
pengeluaran tidak lengkap feses dan atau pengeluaran feses yang keras, kering
dan banyak

 Inkontenensia Defekasi
Perubahan pada kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan dengan pasase
feses involunter.

 Diare
Adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk.

b. Riwayat kesehatan sekarang


Ditanyakan / menjelaskan kronologi berjalannya penyakit pasien :
1) Waktu terjadinya sakit
Ditanyakan :
 Berapa lama sudah terjadinya sakit
2) Proses terjadinya sakit
Ditanyakan :
 Kapan mulai terjadinya sakit
 Bagaimana sakit itu mulai terjadi
3) Upaya yang telah dilakukan
Ditanyakan :
 Selama sakit sudah berobat kemana
 Obat-obatan yang pernah dikonsumsi
4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
Yang perlu dikaji dan ditanyakan :
 TTV meliputi tekanan darah, suhu, respiratorik rate, dan nadi
 Adanya patofisiologi lain seperti saat dipalpasi adanya nyeri abdomen, sakit
kepala, kram,.
 Apakah merasa mual, muntah, anoreksia dsb.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Ditanyakan:

1) Pengobatan saat ini dan masa lalu


2) Alergi terhadap obat dan makanan
3) Tempat tinggal / lingkungan
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ditanyakan :
1) Apakah ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.
2) Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
e. Genogram
Dikaji :
1) Jumlah anggota keluarga
2) Garis keturunan / silsilah keluarga
3) Anggota keluarga yang tinggal serumah dengan paien
4) Anggota keluarga lain yang mengalami sakit yang sama dengan pasien
5) Anggota keluarga yang berpotensi memiliki penyakit menular.
3. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)

a. Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan


1) Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit
 Apakah pasien mengetahui penyakitnya, cara perawatannya dan cara
pengobatannya.
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
 Apa yang dilakukan jika pasien sakit, bagaimana cara untuk mengobati
penyakitnya.
3) Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
Perlu ditanyakan :
 Apakah pasien minum – minuman beralkohol
 Sering merokok
b. Pola aktivitas dan latihan
Menggunakan tabel aktifitas yang didasarkan pada skala 0 sampai 4, meliputi
makan, mandi berpakaian, eliminasi, mobilisaasi di tempat tidur, berpindah,
ambulansi, naik tangga.
c. Pola istirahat tidur
Ditanyakan :
1) Jam berapa biasa pasien mulai tidur dan bangun tidur
2) Sonambolisme
3) Kualitas dan kuantitas jam tidur
d. Pola nutrisi - metabolic
Ditanyakan :
1) Berapa kali makan sehari
2) Makanan kesukaan
3) Berat badan sebelum dan sesudah sakit
4) Frekuensi dan kuantitas minum sehari
e. Pola eliminasi
Dikaji :
1) Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
2) Nyeri
3) Kuantitas
f. Pola kognitif perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
g. Pola konsep diri
1) Gambaran diri
2) Identitas diri
3) Peran diri
4) Ideal diri
5) Harga diri
h. Pola koping
Ditanyakan :
1) Cara / metode pemecahan dan penyelesaian masalah
2) Hasil koping dari metode yang dilakukan
i. Pola seksual – reproduksi
Ditanyakan : adakah gangguan pada alat kelaminnya.
j. Pola peran hubungan
1) Hubungan dengan anggota keluarga
2) Dukungan keluarga
3) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
k. Pola nilai dan kepercayaan
1) Persepsi keyakinan
2) Tindakan berdasarkan keyakinan

4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Data klinik, meliputi:


1) Pengukuran Klinik
a) Berat Badan
Kehilangan/ bertambanhnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan asam basa cairan :
+2% : ringan
+5% : sedang
+ 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
b) Keadaan Umum
1) Pengukuran TTV seperti nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan
2) Tingkat kesadaran
c) Pengukuran pemasukan cairan
1) Cairan oral ; NGT dan oral
2) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Irigasi kateter atau NGT
d) Pengukuran pengeluaran cairan
1) Urine : volume, kelernihan/kepekatan
2) Fesef : jumlah dan konsisten
3) Muntah
4) Tube drainase
5) IWL
e) Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya + 200 cc
2) Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:
a) Integumen : keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani dan sensasi rasa.
b) Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, Hemoglobin dan bunyi
jantung.
c) Mata : cekung, air mata kering.
d) Neurologi : reflex, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e) Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-untah dan
bising usus.
b. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parental)
c. Tanda umum masalah elektrolit
d. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
e. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit.
f. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan
g. Status perkembangan seperti usia atau situasi social
h. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan elektrolit,
b. Darah lengkap,
c. pH,
d. Berat jenis urin,
e. AGD.( Analisa Gas darah)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Aktual / Resiko defisit Volume Cairan
Definisi : Kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan pada
ekstraseluler (CES) dan Vaskuler (CIV).
 Berhubungan dengan :
a. Kehilangan cairan secara berlebihan
b. Berkeringant secara terus menerus
c. Menurunnya intake oral
d. Penggunaa diuretic
e. Pendarahan
 Ditandai dengan :
a. Hipotensi
b. Takhikardia
c. Pucat
d. Keklemahan
e. Konsentrasi urin pekat
 Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a. Penyakit Addison
b. Koma
c. Ketoasidosis pada disbetik
d. Pendarahn gastrointestinal
e. Muntah diare
f. Intake cairan tidak adekuat
g. AIDS
h. Pendarahan
i. Ulcer kolon
 Tujuan yang diharapkan :
a. Mempertahnkan keseimbangan cairan
b. Menunjukkkan adannya keseimbangan cairan seperti output adekuat, tekanan
darah normal, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik.
c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Ukur dan catat setiap 4 jam : Menentukan kehilangan makan
 Intkae dan output cairan dan minum
 Warna muntahan, urine dan feses
 Monitor turgor kulit
 Tanda – tanda vital
 Monitor IV infuse
 CVP
 Elektrolit, BUN, hematokrit dan Hb
 Status mental
 Berat badan
2 Berikan makanan dan cairan Memenuhi kebutuhan makan dan
minum
3 Berikan pengobatan seperti antidiare Menurunkan pergerakan usus dan
dan antimuntah muntah
4 Berikan dukungan verbal dalam Meningkatkan konsumsi yang
pemberian cairan lebih
5 Lakukan kebersihan mulut sebelum Meningkatkan nafsu makan
makan
6 Ubah posisi pasien setiap 4 jam Meningkatkan sirkulasi
7 Berikan pendidikan kesehatan Meningkatkan informasi dann
tentang : kerjasama.
 Tanda dan gejala dehidrasi
 Intake dan output cairan
 Terapi

2. Volume cairan tubuh


Definisi: Kondisi diman terjadi peningkatan retensi dan edema
 Berhubungan dengan :
a. Retensi garam dan air
b. Efek dari pengobatan
c. Malnutrisi
 Ditandai dengan :
a. Orthopnea
b. Oliguria
c. Edema
d. Distensi vena jugularis
e. Distress pernafasan
f. Anasarka
g. Edema paru
 Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a. Obesitas
b. Hipothiroidism
c. Pengobatan dengan kortikosteroid
d. Cushings syndrome
e. Gagal ginjal
f. Sirosis hepatis
g. Kanker
h. Toxemia
 Tujuan yang diharapkan :
a. Mempertahankan keseimbangan intake dan output cairan
b. Menurunkan kelebihan cairan
NO INTERVENSI RASIONAL
1  Ukur dan monitor : Dasar pengkajian kardiovaskuler
 Intake dan output cairan, BB, tensi, dan respon terhadap penyakit.
CVP distensi vena, jugularis dan
bunyi paru
2 Monitor rongtgen paru Mengetahui adanya edema paru
3 Kolaborasi dengan dokter dalam Kerjasama disiplin ilmu dalam
pemberian cairan, obat dan efek perawatan
pengobatan
4 Hati – hati dalam pembarian cairan Mengurangi kelebihan cairan
5 Pada pasien yang bedrest : Mengurangi edeme
 Ubah posisi setiap 2 jam
 Latihan pasif dan aktif
6 Pada kluit yang edeme, berikan Mencegah kerusakan kulit
losion, hindari penekanan yang
teruis – menerus.
7 Berikan pengetahuan kesehatan Pasien dan keluarga mengetahui
tentang : dan kooperatif.
 Intake dan output cairan
 Edema, Berat badan
 Pengobatan

Asites adalah penumpukan cairan di rongga perut. Cairan itu terjadi karena
berbagai penyakit kronik (serosis hati).
Materi ajar :
Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh antara lain:
Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,karena usia
akanberpengaruh pada luas permukaan tubuh,metabolisme,dan berat
badan.Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa.Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi
ginjal atau jantung.

Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan
tubuh dan elektrolit melalui keringat.Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapatkehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.

Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan
elktrolit.Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein
akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel,glukosa darah,dan
pemecahan glykogen otot.Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi airsehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.

Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan

Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction,nasogastric tube dan lain-lain.

Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh,dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

Pergerakan Cairan Tubuh

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses yaitu ;

1) Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan bergerak rai
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan
elektrolit didisfusikan menembus membrane sel. Kecepatan difusi dipengaruhi
oleh ukuran moleku, konsentrasi larutan, dan temperature.

2) Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke kkonsentrasi yang
lebih tinggi yang sifatnya menarik.
3) Transpor aktif
Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

1. Pengaturan elektrolit

a. Natrium (sodium)
1) Merupaka kation paling banyak yang terdapa pada Cairan Ekstrasel (CES)
2) Na+ mempenagruhi keseimbangan air, hantaran implus araf dan kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya
sekitar 135-148 mEq/lt.

b. Kalium (potassium)
a) Merupakan kation utama dalam CIS
b) Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
c) Diperlukan untuk pembentukan glikkogen, sintesa protein, pengaturan
keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.

c. Kalsium
a) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, kondusi jantung, pembekuan
darah serta pembentukan tulang dan gigi.
b) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
c) Hormone paratiroid mengarbsobsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi
melalui ginjal.
d) Hormon thirocaltitonim menghambat penyerapan Ca+ tulang.

d. Magnesium
a) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.
b) Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurocemia, dn muscular excibility. Nilai
normalnya 1,5-2,5 mEq/lt.

e. Klorida
a) Terdapat pada CES dan CIS, normalnya 95-105 mEqlt.

f. Bikarbinat
a) HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan CES dan
CIS.
b) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
a) Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
b) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat,
dan pengaturan asam basa.
c) Pengaturan oleh hormone paratiroid
2. Gejala klinis kekurangan elektrolit :
a. Haus
b. Anoreksia
c. Perubahan tanda-tanda vital
d. Lemas atau pucat
e. Anak rewel
f. Kejang-kejang
g. Kulit dingin
h. Rasa malas

Anda mungkin juga menyukai