i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan wujud nyata dari pelaksanaan pendidikan pada suatu
lembaga pendidikan. Pembelajaran yang baik dilaksanakan secara sistematis
dan berkesinambungan. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan baik di
lingkungan lembaga dan luar lembaga dalam wujud penyediaan beragam
pengalaman belajar untuk semua peserta didik. Kegiatan pembelajaran
dirancang mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran, baik terkait dengan
keluasaan muatan/materi, pengalaman belajar, tempat dan waktu belajar,
alat/sumber belajar, bentuk pengorganisasian kelas (model pembelajaran) dan
cara penilaian. Dalam kegiatan pembelajaran PAUD, guru perlu memberikan
dorongan dan dukungan kepada peserta didik untuk dapat mengikuti dan
terlibat dalam kegiatan pembelajaran secara optimal
Guru berperan sebagai fasilitator dan bertanggung jawab untuk menciptakan
situasi yang dapat menumbuhkan prakarsa, rasa ingin tahu, keinginan anak
untuk bereksplorasi, motivasi dan tanggung jawab anak untuk belajar. Di
samping itu dalam mengelola kegiatan pembelajaran, Guru hendaknya mampu
mengembangkan pola interaksi dengan berbagai pihak yang terlibat di dalam
pembelajaran dan harus pandai memotivasi anak untuk terbuka, kreatif,
responsif, dan interaktif dalam kegiatan pembelajaran.
Kualitas pembelajaran dapat diukur dan ditentukan oleh sejauh mana kegiatan
pembelajaran tertentu dapat menjadi alat perubah perilaku anak ke arah yang
sesuai dengan tujuan kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, Guru
PAUD diharapkan mampu merancang, mengembangkan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan
perkembangan anak.
Guru perlu mempelajari bagaimana menciptakan kegiatan main yang
menyenangkan bagi anak. Seperti yang telah kita pelajari pada modul 4 “Cara
Belajar Anak Usia Dini” bahwa bermain bagi anak adalah sebuah proses
belajar. jika kita menyebutnya rencana kegiatan belajar, maka artinya sama
dengan merencanakan kegiatan bermain bagi anak. Dalam praktek keseharian,
ada banyak pertanyaan yang muncul dibenak guru, yang akan menjadi
pembahasan dalam modul ini.
Perencanaan kegiatan dibuat guru dengan mengacu pada prinsip-prinsip
pembelajaran PAUD, model pembelajaran yang diterapkan, ciri khas layanan,
karakteristik lingkungan alam, sosial, dan budaya setempat.
B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Sebagai salah satu sumber bahan belajar bagi Pelatih serta Guru dan
Tenaga Kependidikan Peserta Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar) dalam memahami dan mempraktekkan
perencanaan pembelajaran di PAUD.
1
2. Tujuan khusus:
a. Peserta dapat memahami tujuan perencanaan kegiatan harian,
mingguan, dan semester.
b. Peserta dapat memahami komponen utama dari perencanaan yang
baik.
c. Peserta dapat membuat perencanaan kegiatan sesuai perkembangan
anak untuk mendukung kompetensi-kompetensi dengan keberagaman
aspek perkembangan.
d. Peserta dapat mengembangkan dan menggunakan tema kegiatan yang
menunjukkan minat anak dan lingkungannya untuk diintegrasikan
pada pembelajaran anak.
C. Ruang Lingkup
Materi Perencanaan Pembelajaran dengan bobot 7 JPL pada tahap Tatap
Muka, ditujukan agar peserta diklat dapat memahami hal-hal tentang layanan
PAUD. Pada modul Perencanaan Pembelajaran ini terdapat informasi yang
dapat membantu peserta diklat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
seputar Penyusunan Rencana Belajar, seperti:
1. Apa Yang Harus Dipahami Guru Sebelum Merencanakan Kegiatan Main?
2. Bagaimana Mengembangkan Tema Pembelajaran?
3. Bagaimana Menyusun Perencanaan Pembelajaran Semester dan
Mingguan?
4. Bagaimana Cara Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH)?
D. PETUNJUK BELAJAR
Agar dapat memahami dan menerapkan perencanaan pembelajaran di PAUD
secara tepat, utuh dan mendalam, peserta diklat diharapkan:
1. Membaca secara tuntas dan cermat seluruh materi yang ada dalam bahan
ajar ini.
2. Mengikuti paparan atau penyajian materi ini secara fokus pada saat
disampaikan dalam kegiatan diklat tahap tatap muka.
3. Melakukan analisis dan mendiskusikan setiap paparan yang disajikan baik
dengan teman peserta diklat maupun dengan nara sumber.
4. Mengerjakan berbagai tugas yang diminta, baik yang disajikan dalam
bahan ajar ini maupun yang diberikan oleh nara sumber pada saat
mengikuti pelatihan.
5. Melaksanakan tugas mandiri terkait modul ini.
2
BAB II
Apa yang Harus Dipahami Guru Sebelum Merencanakan Kegiatan Main?
3
5. Mengajak anak untuk terlibat dalam mempersiapkan alat dan bahan main
yang akan digunakan.
Dari kegiatan yang telah diketahui akan dimainkan anak, maka guru
mendukung dengan mempersiapkan alat dan bahan yang mungkin
diperlukan anak. Keterlibatan anak dalam mempersiapkan bahan-bahan
tersebut misalnya anak diminta untuk membawa kipas dari rumah masing-
masing, baik yang terbuat dari kertas, bambu ataupun bahan lain.
4
BAB III
Bagaimana Mengembangkan Tema Pembelajaran?
5
C. Mengembangkan Tema
1. Mengembangkan tema menjadi sub-tema.
Tema dapat diuraikan dari hal yang dekat dengan anak. Contoh tema :
tanaman. Contoh pengembangan tema sebagai berikut:
Ingatlah, yang kita ajarkan kepada anak bukan penguasaan terhadap materi
dari tema-tema itu, tetapi aspek perkembangan anak yang distimulasi
melalui pembelajaran menggunakan tema agar anak dapat menunjukkan
kompetensinya.
6
2. Mengembangkan sub-subtema menjadi materi.
Muatan atau materi pembelajaran yang tepat adalah yang tingkat
kesulitannya sedang, sehingga setiap anak dapat mempelajarinya dengan
optimal dan minat/ketertarikan anak terhadap materi tersebut dapat
terpelihara. Pemilihan muatan/materi diawali dari yang paling mudah
menuju yang paling sulit.
7
D. Waktu-waktu Penyampaian Tema
Sepanjang waktu anak berada di layanan PAUD, maka tema yang
direncanakan perlu disampaikan guru, didiskusikan, dan dikuatkan pada anak
dalam berbagai kesempatan. Harus dipahami guru bahwa tema bukan tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya kompetensi dasar.
Tema hanya menjadi sarana/kendaraan yang digunakan dalam pembelajaran
untuk memunculkan kompetensi anak.
Tema dapat di bahas saat guru bersama dengan anak, misalnya:
1. Saat penataan lingkungan main.
Guru menyiapkan lingkungan main dan menyediakan bahan-bahan main
terkait dengan tema “Tanaman”, subtema “Tanaman Buah” dan sub-sub
tema “Pisang” .
2. Saat penyambutan anak.
a. Guru dapat bercakap-cakap dengan anak dan orang tua anak yang
mengantar tentang buah yang dimakan anak pagi ini untuk sarapan,
atau buah yang disukai anak.
b. Bermain kegiatan motorik kasar sebelum masuk ke kelas dengan
menyanyikan lagu “Pamanku dari Desa”, dengan gerakan petani
mencangkul.
3. Ketika melakukan dukungan sebelum main (kegiatan pembuka).
a. Guru berdiskusi bersama anak tentang buah pisang.
b. Guru mengajak anak melakukan kegiatan dengan pendekatan saintifik
yang menggunakan buah pisang sebagai bahan pengamatan. Anak
boleh membawa buah yang lain selain pisang, sehingga guru dapat
mengajak anak membedakan antara buah pisang dengan buah yang
lainnya.
4. Ketika melakukan dukungan saat main (kegiatan inti).
Guru bercakap-cakap secara perorangan kepada masing-masing anak,
kaitkan dengan mainan yang dimainkan anak misalnya ada anak yang
bermain dengan batu-batu berwarna dengan wadah bertuliskan angka.
5. Ketika melakukan dukungan setelah main (kegiatan penutup).
Guru dapat menyampaikan pesan-pesan sebelum anak pulang untuk
penguatan kembali, misalnya “Nanti di rumah kita makan buah ya, supaya
sehat dan besok bisa main lagi dengan ibu guru di sekolah.
E. Puncak Tema
Untuk memberikan makna yang lebih berkesan pada anak, pada setiap tema
perlu dilakukan puncak tema. Kegiatan puncak tema dapat dilakukan berupa
kegiatan :
8
1. Kunjungan lapangan
Kunjungan lapangan dapat berupa : mengunjungi sawah, atau kebun buah,
kebun sayuran yang ada di sekitar layanan, atau industri rumah tangga
seperti pembuat makanan lokal, pengrajin mebel/peralatan rumah tangga,
peternakan ayam/itik, dsb.
2. Mengundang nara sumber
Petani dapat dihadirkan ke layanan untuk menceritakan cara menanam
pisang atau jagung, tukang tambal ban dapat dihadirkan untuk
menjelaskan cara memompa ban atau menambal ban, dsb.
3. Partisipasi orangtua
Orangtua adalah sumber belajar bagi anak. Apabila ada tema-tema
tertentu yang dapat dikaitkan dengan pekerjaan orangtua, maka orangtua
dapat diundang untuk hadir di layanan PAUD untuk memberikan
pengenalan dan pengalaman pada anak.
9
BAB IV
10
BAB V
11
Pastikan bahwa kegiatan pembukaan rutin telah ditulis di SOP layanan.
5. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti dituliskan ragam kegiatan dengan pendekatan saintifik,
meskipun dalam pelaksanaannya pendekatan saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan) dapat
dilakukan mulai anak datang sampai anak pulang. Kegiatan inti berisi minimal
4 (empat) kegiatan main yang telah dipikirkan guru sesuai dengan
tema/subtema.
Kegiatan main dalam kegiatan inti ini pengaturannya disesuaikan dengan
pendekatan (model) yang digunakan oleh layanan.
6. Istirahat, Makan dan Bermain bebas .
Anak dapat menggunakan waktunya untuk makan bersama. Tata cara
persiapan makan dan makan dapat ditetapkan di SOP. Bagi anak yang telah
selesai menikmati makanan, anak mendapatkan kesempatan untuk bermain
bebas, boleh di luar ruangan atau di dalam ruangan. Anak juga dapat
menggunakan waktu bebasnya untuk membaca buku kesukaan dengan
memilih dari rak buku.
7. Kegiatan penutup Kegiatan penutup berisi :
a. Membereskan mainan/alat yang telah dipakai.
b. Menanyakan perasaan dan pengalaman main anak.
c. Menyanyi
d. Mengapresiasi perilaku terpuji anak dan memotivasi anak.
e. Menyampaikan pesan-pesan atau pemberian tugas di rumah.
f. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
g. Berdoa pulang
Kegiatan penutup juga perlu dituliskan di dalam SOP, sehingga pada RPPH
cukup dituliskan hal yang berkaitan dengan tema atau kekhususan lainnya.
8. Rencana penilaian.
Rencana penilaian pada perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan materi
yang akan dikembangkan dengan perencanaan pada hari tersebut. Indikator
penilaian dapat diturunkan dari materi pembelajaran atau mengambil dari
STPPA.
12
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan Pembelajaran merupakan komponen yang penting dibuat sendiri
oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di PAUD. Ketika
guru membuat sendiri perencanaan pembelajaran, maka akan lebih mudah
bagi guru dalam mengingat apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara
melakukan selama proses kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan dapat
lebih terarah.
B. Saran
Agar lebih mudah dalam mewujudkan layanan PAUD yang bermutu, maka
kita perlu memahami bahan ajar ini karena setiap bagiannya mendukung
semua kompetensi guru dan tenaga kependidikan untuk mewujudkan layanan
PAUD bermutu, kemudian menerapkannya dalam Tugas Mandiri dan dalam
aktivitas layanan PAUD selanjutnya.
13