Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PEMBELAJARAN

Pendidikan Anak Usia Dini


( PAUD )

i
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup............................................................................. 2
D. Petunjuk Belajar ........................................................................... 2
BAB II Apa Yang Harus Dipahami Guru Sebelum Merencanakan
Kegiatan Main? .................................................................................. 3
A. Prasyarat Bagi Guru Untuk Mendampingi Anak Dalam Bermain 3
B. Pemetaan Program Pengembangan, Kompetensi Dasar dan
Materi Pembelajaran .................................................................... 4
BAB III Bagaimana Mengembangkan Tema Pembelajaran? .......................... 5
A. Prinsip dalam Memilih Tema....................................................... 5
B. Penulisan atau Perumusan Tema ................................................. 5
C. Mengembangkan Tema ................................................................ 6
D. Waktu-waktu Penyampaian Tema ............................................... 8
E. Puncak Tema ................................................................................ 8
BAB IV Bagaimana Menyusun Perencanaan Pembelajaran Semester dan
Mingguan? ........................................................................................ 10
A. Menyusun Program Semester ...................................................... 10
B. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
(RPPM) ........................................................................................ 10
BAB V Bagaimana Cara Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) ............................................................................................... 11
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan wujud nyata dari pelaksanaan pendidikan pada suatu
lembaga pendidikan. Pembelajaran yang baik dilaksanakan secara sistematis
dan berkesinambungan. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan baik di
lingkungan lembaga dan luar lembaga dalam wujud penyediaan beragam
pengalaman belajar untuk semua peserta didik. Kegiatan pembelajaran
dirancang mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran, baik terkait dengan
keluasaan muatan/materi, pengalaman belajar, tempat dan waktu belajar,
alat/sumber belajar, bentuk pengorganisasian kelas (model pembelajaran) dan
cara penilaian. Dalam kegiatan pembelajaran PAUD, guru perlu memberikan
dorongan dan dukungan kepada peserta didik untuk dapat mengikuti dan
terlibat dalam kegiatan pembelajaran secara optimal
Guru berperan sebagai fasilitator dan bertanggung jawab untuk menciptakan
situasi yang dapat menumbuhkan prakarsa, rasa ingin tahu, keinginan anak
untuk bereksplorasi, motivasi dan tanggung jawab anak untuk belajar. Di
samping itu dalam mengelola kegiatan pembelajaran, Guru hendaknya mampu
mengembangkan pola interaksi dengan berbagai pihak yang terlibat di dalam
pembelajaran dan harus pandai memotivasi anak untuk terbuka, kreatif,
responsif, dan interaktif dalam kegiatan pembelajaran.
Kualitas pembelajaran dapat diukur dan ditentukan oleh sejauh mana kegiatan
pembelajaran tertentu dapat menjadi alat perubah perilaku anak ke arah yang
sesuai dengan tujuan kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, Guru
PAUD diharapkan mampu merancang, mengembangkan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan
perkembangan anak.
Guru perlu mempelajari bagaimana menciptakan kegiatan main yang
menyenangkan bagi anak. Seperti yang telah kita pelajari pada modul 4 “Cara
Belajar Anak Usia Dini” bahwa bermain bagi anak adalah sebuah proses
belajar. jika kita menyebutnya rencana kegiatan belajar, maka artinya sama
dengan merencanakan kegiatan bermain bagi anak. Dalam praktek keseharian,
ada banyak pertanyaan yang muncul dibenak guru, yang akan menjadi
pembahasan dalam modul ini.
Perencanaan kegiatan dibuat guru dengan mengacu pada prinsip-prinsip
pembelajaran PAUD, model pembelajaran yang diterapkan, ciri khas layanan,
karakteristik lingkungan alam, sosial, dan budaya setempat.

B. Tujuan
1. Tujuan umum:
Sebagai salah satu sumber bahan belajar bagi Pelatih serta Guru dan
Tenaga Kependidikan Peserta Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar) dalam memahami dan mempraktekkan
perencanaan pembelajaran di PAUD.

1
2. Tujuan khusus:
a. Peserta dapat memahami tujuan perencanaan kegiatan harian,
mingguan, dan semester.
b. Peserta dapat memahami komponen utama dari perencanaan yang
baik.
c. Peserta dapat membuat perencanaan kegiatan sesuai perkembangan
anak untuk mendukung kompetensi-kompetensi dengan keberagaman
aspek perkembangan.
d. Peserta dapat mengembangkan dan menggunakan tema kegiatan yang
menunjukkan minat anak dan lingkungannya untuk diintegrasikan
pada pembelajaran anak.

C. Ruang Lingkup
Materi Perencanaan Pembelajaran dengan bobot 7 JPL pada tahap Tatap
Muka, ditujukan agar peserta diklat dapat memahami hal-hal tentang layanan
PAUD. Pada modul Perencanaan Pembelajaran ini terdapat informasi yang
dapat membantu peserta diklat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
seputar Penyusunan Rencana Belajar, seperti:
1. Apa Yang Harus Dipahami Guru Sebelum Merencanakan Kegiatan Main?
2. Bagaimana Mengembangkan Tema Pembelajaran?
3. Bagaimana Menyusun Perencanaan Pembelajaran Semester dan
Mingguan?
4. Bagaimana Cara Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH)?

D. PETUNJUK BELAJAR
Agar dapat memahami dan menerapkan perencanaan pembelajaran di PAUD
secara tepat, utuh dan mendalam, peserta diklat diharapkan:
1. Membaca secara tuntas dan cermat seluruh materi yang ada dalam bahan
ajar ini.
2. Mengikuti paparan atau penyajian materi ini secara fokus pada saat
disampaikan dalam kegiatan diklat tahap tatap muka.
3. Melakukan analisis dan mendiskusikan setiap paparan yang disajikan baik
dengan teman peserta diklat maupun dengan nara sumber.
4. Mengerjakan berbagai tugas yang diminta, baik yang disajikan dalam
bahan ajar ini maupun yang diberikan oleh nara sumber pada saat
mengikuti pelatihan.
5. Melaksanakan tugas mandiri terkait modul ini.

2
BAB II
Apa yang Harus Dipahami Guru Sebelum Merencanakan Kegiatan Main?

A. Prasyarat Bagi Guru Untuk Mendampingi Anak Dalam Bermain


Guru adalah sosok yang paling dekat dengan anak selain orangtua dan
keluarga. Sebagai orang yang paling dekat dengan anak di luar lingkungan
rumah, maka guru perlu memiliki prasyarat tertentu agar dapat mendampingi
anak dalam bermain.
Prasyarat bagi guru untuk mendampingi anak dalam bermain, adalah :
1. Memahami perkembangan anak.
Kemampuan ini merupakan syarat utama dan mendasar bagi orang-orang
yang bekerja dalam dunia anak. Setiap tahapan perkembangan anak
memiliki tonggak-tonggak yang khusus, karena itu guru perlu mencermati
dan mempelajarinya. Dengan bergaul semakin dekat dengan anak, maka
guru akan memiliki kemampuan untuk „membaca‟ anak melalui
kemampuan-kemampuan yang muncul dalam setiap tahapan
perkembangannya.
2. Guru perlu mengenali kebutuhan dan minat anak agar dapat memberikan
stimulasi yang tepat bagi anak.
Anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga lebih dahulu
sebelum masuk ke lingkungan sosial di layanan PAUD. Pengalaman-
pengalaman yang diperoleh anak sebelumnya akan mendorong munculnya
kebutuhan dan minat sesuai dengan diri anak, yang pastinya antara anak
yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan demikian guru perlu
peka dalam mengenali kebutuhan dan minat anak yang beragam ini.

3. Mengajak anak untuk terlibat dalam tema pembelajaran.


Sesungguhnya anak-anak kita memiliki potensi yang besar. Mereka
memikirkan hal-hal yang kadang tidak terpikirkan oleh guru. Tema yang
akan dibicarakan dalam pembelajaran dapat melibatkan ide/gagasan anak.
Dari gagasan anak maka guru dapat membahas tema tentang matahari,
siang dan malam, angin, dsb. Guru juga dapat mengajak anak-anak
mencari benda-benda di kelas atau di luar kelas yang dapat mereka
temukan. Selanjutnya mereka dapat diajak berbicara mengenai benda itu.
4. Mengajak anak untuk terlibat dalam memikirkan kegiatan bermain.
Kegiatan bermain tidak harus berasal dari guru, tetapi dapat melibatkan
anak. Guru perlu tanggap dengan keinginan ataupun ide yang
disampaikan saat anak-anak bercerita. Guru dapat menambahkan
beberapa kegiatan dan menyampaikan kepada anak-anak lain berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan tema-tema tertentu.

3
5. Mengajak anak untuk terlibat dalam mempersiapkan alat dan bahan main
yang akan digunakan.
Dari kegiatan yang telah diketahui akan dimainkan anak, maka guru
mendukung dengan mempersiapkan alat dan bahan yang mungkin
diperlukan anak. Keterlibatan anak dalam mempersiapkan bahan-bahan
tersebut misalnya anak diminta untuk membawa kipas dari rumah masing-
masing, baik yang terbuat dari kertas, bambu ataupun bahan lain.

B. Pemetaan Program Pengembangan, Kompetensi Dasar dan Materi


Pembelajaran
Dalam penyusunan rencana pembelajaran, maka setiap guru harus mengacu
pada Peraturan pemerintah yang tertuang dalam PERMENDIKBUD no 146
tentang Kurikulum PAUD. Sebagai tujuan pembelajaran pemerintah telah
menetapkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus
dicapai sebagai tujuan pembelajaran. Pemetaan ini mengacu pada KTSP yang
telah dibuat oleh setiap layanan. Apabila guru belum mampu membuat KTSP,
silahkan guru bergabung di Gugus PAUD, dan belajar bersama tentang
prinsip-prinsip pembuatan KTSP. Gugus PAUD dapat mengundang pelatih
yang dapat membimbing prinsip-prinsip mendasar pembuatan KTSP, yang
selanjutnya akan dikembangkan oleh guru lokal di layanan masing-masing.
Sebaiknya lakukan pembuatan KTSP sebelum tahun ajaran baru berlangsung.

4
BAB III
Bagaimana Mengembangkan Tema Pembelajaran?

Pembelajaran di PAUD menggunakan model pembelajaran tematik. Pembelajaran


tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai bahan
pengembangan materi pembelajaran. Penentuan tema sangat terbuka, yang
memungkinkan guru menentukan tema yang akan digunakan.
A. Prinsip dalam Memilih Tema
Prinsip dalam memilih tema mengacu pada pertimbangan berikut :
1. Kedekatan. Pemilihan tema yang sesuai dengan pengalaman anak
hendaknya disesuaikan pengetahuan yang telah dimiliki oleh anak
sebelumnya, termasuk seni budaya. Gagasan tema dapat diambil dari
kehidupan sehari-hari anak yang ada di lingkungan sekitar.
2. Kesederhanaan, artinya tema yang dipilih yang sudah dikenal anak agar
anak mudah memahami pokok bahasan dan dapat menggali lebih banyak
pengalamannya. Prinsip kesederhanaan berarti pemilihan atau
pengembangan tema diselaraskan dengan perkembangan anak.
3. Kemenarikan. Agar guru mengetahui bahwa tema menarik bagi anak,
maka bisa dilakukan identifikasi awal, misalnya dengan membaca bahasa
tubuh anak, kesukaan anak, kegiatan yang disenangi anak, bertanya
kepada anak, dll. Untuk lebih memberikan kemenarikan minat belajar
anak dan kebermaknaan suatu tema, guru dapat merumuskan tema dalam
bentuk kalimat yang inspiratif, baik dalam rumusan satu kata tunggal,
frase, maupun dalam bentuk kalimat.
4. Insidental, artinya penetapan tema tetap bersifat fleksibel atau luwes.
Suatu tema diubah jika terdapat kejadian insidental yang bermakna bagi
anak, maka kejadian tersebut disisipkan ke dalam pembelajaran yang
diikuti oleh anak. Peristiwa-peristiwa alam atau kejadian yang sedang
ramai dibicarakan di masyarakat atau lingkungan dapat digunakan sebagai
bahan pembelajaran, misalnya peristiwa banjir, anak kucing terlindas
motor, dsb.
5. Daya dukung, artinya pemilihan tema disesuaikan dengan kemampuan
guru memahami tema dan ketersediaan sarana-prasarana pembelajaran
yang ada di lingkungan sekitarnya. Pembahasan tema harus didukung
ketersediaan sumber belajar, misalnya buku-buku terkait tema, alat
permainan edukatif, dan narasumber (petani, nelayan, dan lain-lain).

B. Penulisan atau Perumusan Tema


Pada prinsip pemilihan tema, salah satu unsur adalah kemenarikan. Telah
disebutkan di atas bahwa untuk lebih memberikan kemenarikan minat belajar
anak dan kebermaknaan suatu tema, guru dapat merumuskan tema dalam
bentuk kalimat yang inspiratif, baik dalam rumusan satu kata tunggal, frase,
maupun dalam bentuk kalimat. Tema dalam bentuk kalimat dapat berupa
kalimat pernyataan maupun pertanyaan.

5
C. Mengembangkan Tema
1. Mengembangkan tema menjadi sub-tema.
Tema dapat diuraikan dari hal yang dekat dengan anak. Contoh tema :
tanaman. Contoh pengembangan tema sebagai berikut:

Ingatlah, yang kita ajarkan kepada anak bukan penguasaan terhadap materi
dari tema-tema itu, tetapi aspek perkembangan anak yang distimulasi
melalui pembelajaran menggunakan tema agar anak dapat menunjukkan
kompetensinya.

1. Mengembangkan sub-tema menjadi sub-sub-tema.

Satu sub tema yang akan dibahas dapat diurai/dikembangkan menjadi


beragam gagasan yang disebut sub-sub tema. Coba kita ambil tema
tanaman, dengan subtema tanaman buah, maka dapat dikembangkan
menjadi sub-subtema : pisang, pepaya, jeruk, manga, dsb.

6
2. Mengembangkan sub-subtema menjadi materi.
Muatan atau materi pembelajaran yang tepat adalah yang tingkat
kesulitannya sedang, sehingga setiap anak dapat mempelajarinya dengan
optimal dan minat/ketertarikan anak terhadap materi tersebut dapat
terpelihara. Pemilihan muatan/materi diawali dari yang paling mudah
menuju yang paling sulit.

Jika dibuat dalam bentuk webbing, maka pengembangan tema menjadi


materi dapat digambarkan seperti berikut ini :

7
D. Waktu-waktu Penyampaian Tema
Sepanjang waktu anak berada di layanan PAUD, maka tema yang
direncanakan perlu disampaikan guru, didiskusikan, dan dikuatkan pada anak
dalam berbagai kesempatan. Harus dipahami guru bahwa tema bukan tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya kompetensi dasar.
Tema hanya menjadi sarana/kendaraan yang digunakan dalam pembelajaran
untuk memunculkan kompetensi anak.
Tema dapat di bahas saat guru bersama dengan anak, misalnya:
1. Saat penataan lingkungan main.
Guru menyiapkan lingkungan main dan menyediakan bahan-bahan main
terkait dengan tema “Tanaman”, subtema “Tanaman Buah” dan sub-sub
tema “Pisang” .
2. Saat penyambutan anak.
a. Guru dapat bercakap-cakap dengan anak dan orang tua anak yang
mengantar tentang buah yang dimakan anak pagi ini untuk sarapan,
atau buah yang disukai anak.
b. Bermain kegiatan motorik kasar sebelum masuk ke kelas dengan
menyanyikan lagu “Pamanku dari Desa”, dengan gerakan petani
mencangkul.
3. Ketika melakukan dukungan sebelum main (kegiatan pembuka).
a. Guru berdiskusi bersama anak tentang buah pisang.
b. Guru mengajak anak melakukan kegiatan dengan pendekatan saintifik
yang menggunakan buah pisang sebagai bahan pengamatan. Anak
boleh membawa buah yang lain selain pisang, sehingga guru dapat
mengajak anak membedakan antara buah pisang dengan buah yang
lainnya.
4. Ketika melakukan dukungan saat main (kegiatan inti).
Guru bercakap-cakap secara perorangan kepada masing-masing anak,
kaitkan dengan mainan yang dimainkan anak misalnya ada anak yang
bermain dengan batu-batu berwarna dengan wadah bertuliskan angka.
5. Ketika melakukan dukungan setelah main (kegiatan penutup).
Guru dapat menyampaikan pesan-pesan sebelum anak pulang untuk
penguatan kembali, misalnya “Nanti di rumah kita makan buah ya, supaya
sehat dan besok bisa main lagi dengan ibu guru di sekolah.

E. Puncak Tema
Untuk memberikan makna yang lebih berkesan pada anak, pada setiap tema
perlu dilakukan puncak tema. Kegiatan puncak tema dapat dilakukan berupa
kegiatan :

8
1. Kunjungan lapangan
Kunjungan lapangan dapat berupa : mengunjungi sawah, atau kebun buah,
kebun sayuran yang ada di sekitar layanan, atau industri rumah tangga
seperti pembuat makanan lokal, pengrajin mebel/peralatan rumah tangga,
peternakan ayam/itik, dsb.
2. Mengundang nara sumber
Petani dapat dihadirkan ke layanan untuk menceritakan cara menanam
pisang atau jagung, tukang tambal ban dapat dihadirkan untuk
menjelaskan cara memompa ban atau menambal ban, dsb.
3. Partisipasi orangtua
Orangtua adalah sumber belajar bagi anak. Apabila ada tema-tema
tertentu yang dapat dikaitkan dengan pekerjaan orangtua, maka orangtua
dapat diundang untuk hadir di layanan PAUD untuk memberikan
pengenalan dan pengalaman pada anak.

9
BAB IV

Bagaimana Menyusun Perencanaan Pembelajaran Semester dan Mingguan?

A. Menyusun Program Semester


Jika kita telah mengembangkan tema-tema dengan prinsip-prinsip yang telah
ditentukan, maka kita dapat menyusun program semester. Program semester
ini terdiri dari rangkaian tema-tema, sub tema dan sub-subtema serta alokasi
waktu dan kompetensi dasar yang diharapkan berkembang dalam diri anak
melalui tema-tema yang telah dipilih.
Kompetensi dasar dipilih dari KTSP yang telah dibuat oleh masing- masing
layanan. Pada program semester, kita dapat menentukan kegiatan puncak
tema, baik di akhir tema ataupun transisi antar tema.
Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema.
Puncak tema merupakan kegiatan penyimpul bagi anak-anak terkait dengan
semua konsep, aktivitas yang dilakukan sepanjang tema berlangsung. Puncak
tema dapat berupa kegiatan, antara lain, pameran hasil karya, kunjungan
wisata, kegiatan bersama orangtua, panen bersama, pertunjukan sosiodrama,
serta bazar makanan dan minuman hasil masakan anak dan orangtua.

B. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)


Setelah kita menyusun program semester, maka kita dapat membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) secara sederhana. Komponen
yang perlu dicantumkan di dalam RPPM adalah :
1. Identitas Lembaga (Nama Lembaga, Semester/Tahun Ajaran/ Bulan/
Minggu ke-, Kelompok Usia dan Jumlah Anak, Tema dan Sub Tema).
2. Tema/Subtema yang telah ada pada program semester
3. Materi pembelajaran yang mengacu pada KTSP layanan sesuai dengan KD
yang telah dipilih pada Program Semester.
4. Rencana kegiatan.

10
BAB V

Bagaimana Cara Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian


(RPPH)?

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) merupakan acuan bagi guru


untuk mengelola kegiatan bermain dalam satu hari. Format RPPH tidak harus
baku, tetapi dapat dikembangkan sesuai kreativitas, kenyamanan dan kemudahan
guru. Perencanaan pembelajaran harian harus mengacu pada rencana
pembelajaran mingguan yang telah dibuat sebelumnya.
Prinsip yang perlu diperhatikan guru dalam membuat RPPH adalah komponen
berikut ini:
1. Identitas layanan
Tentukan nama layanan tempat berlangsungnya pembelajaran, termasuk
waktu (semester, bulan, tanggal), kelas dan usia anak.
2. Cakupan pembelajaran.
Yang dimaksudkan cakupan pembelajaran terdiri dari :
a. Tema, subtema dan sub-subtema.
Tema, subtema dan sub-subtema diambil dari RPPM untuk kegiatan
harian dalam satu minggu.
b. Program pengembangan, kompetensi dasar dan materi.
Materi yang dipilih berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan di
dalam RPPM.
3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya kegiatan
pembelajaran. Alat dan bahan yang harus ada di kelas, harus dicantumkan di
SOP dan tersedia di kelas. Contoh alat dan bahan yang harus selalui tersedia
adalah spidol besar, spidol kecil, krayon, pensil warna, cat, kuas, gunting, lem,
kertas HVS, kertas garis, kertas lipat, bahan limbah.
4. Kegiatan pembukaan
Kegiatan pembukaan antara lain berisi :
a. Doa dan salam sesuai ciri khas layanan.
b. Mencek kehadiran anak dan perasa anak.
c. Menuliskan hari dan tanggal di papan tulis.
d. Menuliskan tema, sub tema dan topik.
e. Bernyanyi
f. Membacakan cerita
g. Berdiskusi tentang materi
h. Mengenalkan kosa kata baru
i. Dsb (dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan, minat anak dan kondisi
layanan)

11
Pastikan bahwa kegiatan pembukaan rutin telah ditulis di SOP layanan.
5. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti dituliskan ragam kegiatan dengan pendekatan saintifik,
meskipun dalam pelaksanaannya pendekatan saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan) dapat
dilakukan mulai anak datang sampai anak pulang. Kegiatan inti berisi minimal
4 (empat) kegiatan main yang telah dipikirkan guru sesuai dengan
tema/subtema.
Kegiatan main dalam kegiatan inti ini pengaturannya disesuaikan dengan
pendekatan (model) yang digunakan oleh layanan.
6. Istirahat, Makan dan Bermain bebas .
Anak dapat menggunakan waktunya untuk makan bersama. Tata cara
persiapan makan dan makan dapat ditetapkan di SOP. Bagi anak yang telah
selesai menikmati makanan, anak mendapatkan kesempatan untuk bermain
bebas, boleh di luar ruangan atau di dalam ruangan. Anak juga dapat
menggunakan waktu bebasnya untuk membaca buku kesukaan dengan
memilih dari rak buku.
7. Kegiatan penutup Kegiatan penutup berisi :
a. Membereskan mainan/alat yang telah dipakai.
b. Menanyakan perasaan dan pengalaman main anak.
c. Menyanyi
d. Mengapresiasi perilaku terpuji anak dan memotivasi anak.
e. Menyampaikan pesan-pesan atau pemberian tugas di rumah.
f. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
g. Berdoa pulang
Kegiatan penutup juga perlu dituliskan di dalam SOP, sehingga pada RPPH
cukup dituliskan hal yang berkaitan dengan tema atau kekhususan lainnya.
8. Rencana penilaian.
Rencana penilaian pada perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan materi
yang akan dikembangkan dengan perencanaan pada hari tersebut. Indikator
penilaian dapat diturunkan dari materi pembelajaran atau mengambil dari
STPPA.

12
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan Pembelajaran merupakan komponen yang penting dibuat sendiri
oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di PAUD. Ketika
guru membuat sendiri perencanaan pembelajaran, maka akan lebih mudah
bagi guru dalam mengingat apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara
melakukan selama proses kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan dapat
lebih terarah.

B. Saran
Agar lebih mudah dalam mewujudkan layanan PAUD yang bermutu, maka
kita perlu memahami bahan ajar ini karena setiap bagiannya mendukung
semua kompetensi guru dan tenaga kependidikan untuk mewujudkan layanan
PAUD bermutu, kemudian menerapkannya dalam Tugas Mandiri dan dalam
aktivitas layanan PAUD selanjutnya.

13

Anda mungkin juga menyukai