Anda di halaman 1dari 22

PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PRINSIP ASESSMEN

MAKALAH

KELOMPOK 1
Annissa Rohmatul Muyassaroh
Nadia hasanah tsalisah
Ridha Mentari Dwansi
Siti Nur Azizah
Tessa Adeliany
Tiara Nabila

PPG PRAJABATAN
LPTK UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PG PAUD
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena


atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga kelompok 1 PPG Prajab prodi PG PAUD
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Prinsip Pembelajaran dan Prinsip
Asessmen pada matakuliah Prinsip Pengajaran dan Asessmen yang Efektif 1.
Sholawat serta salam tak lupa penulis ucapkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Shallallah’alaihi wasalam.

Pada kesempatan ini, kelompok 1 menyampaikan terima kasih kepada


Bapak Prof. Dr. Undang Rosidin, M.Pd sebagai dosen pengampu matakuliah
Prinsip Pengajaran dan Asessmen yang Efektif I serta kepada Instruktur Bapak
Hidayatullah, M.Pd dan teman-teman PPG Prajab PGSD Kelas A yang telah
memberikan saran, bimbingan, arahan dan motivasi sehingga penulisan makalah
ini dapat diselesaikan.

Doa dan harapan penulis haturkan semoga Allah SWT. membalas


kebaikan dari semua pihak yang membantu. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Hakekat Pembelajaran PAUD ........................................................... 3
B. Prinsip Pembelajaran PAUD.............................................................. 4
C. Implementasi Pembelajaran............................................................. 10
D. Pengertian Asessmen PAUD .......................................................... 12
E. Prinsip Asessmen............................................................................. 13
F. Implementasi Asesmen.................................................................... 15

BAB III PENUTUP................................................................................... 18


A. Kesimpulan...................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang sebaiknya
tidak dipisahkan. Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi
yang dituju sehingga keseluruhan proses pembelajaran diupayakan untuk
mencapai kompetensi tersebut. Pembelajaran dapat diawali dengan proses
perencanaan asesmen dan perencanaan pembelajaran. Pendidik perlu
merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal pembelajaran, pada saat
pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen, terutama
pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan
untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta
didik.Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, langkah-
langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk
dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran
disusun dari Capaian Pembelajaran dengan mempertimbangkan kekhasan dan
karakteristik Satuan Pendidikan. Pendidik juga harus memastikan tujuan
pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Proses selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang
untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan
kontekstual. Tahapan selanjutnya adalah proses asesmen pembelajaran.
Asesmen pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek yang seharusnya
diukur dan bersifat holistik. Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif.
Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal pembelajaran dan asesmen
pada saat pembelajaran. Agar pembelajaran dan asesmen bisa terlaksana
dengan baik, calon guru harus mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran dan
asessmen.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di jabarkan dari makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian prinsip pembelajaran PAUD?
2. Apa prinsip-prinsip pembelajaran PAUD?
3. Apa pengertian asessmen PAUD?
4. Apa saja prinsip-prinsip asessmen PAUD?

C. Tujuan
Berikut tujuan dari pembuatan makalah ini :
1. Agar calon guru mengetahui pengertian prinsip pembelajaran
PAUD.
2. Agar calon guru mengetahui apa saja prinsip pembelajaran PAUD.
3. Agar calon guru mengetahui pengertian prinsip asessmen PAUD.
4. Agar calon guru mengetahui apa saja prinsip pembelajaran PAUD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Pembelajaran PAUD


Anak usia dini secara aktif membangun pengetahuannya di dalam
konteks sosial yang mempengaruhi apa dan bagaimana mereka belajar. Anak-
anak tidak semata-mata mendapatkan pengetahuan dan keterampilannya
sendiri, melainkan mereka akan mengembangkan cara berpikir dan
pemahaman yang lebih kompleks seiring dengan meningkatnya kematangan.
Susanto (2017: 117) menjelaskan pembelajaran pada anak usia dini perlu
menekankan empat aspek penting sejalan dengan perkembangan anak usia
dini yaitu bagaimana belajar (learning to learn), belajar bagaimana berpikir
(learning to how to think), belajar bagaimana melakukan (learning how to do),
dan belajar bagimana bekerja sama dan hidup bersama (learning how to live
together). Pembelajaran anak usia dini harus disusun sedemikian rupa
sehingga menyenangkan, menggembirakan, dan demokratis agar menarik anak
untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak aktif berinteraksi
dengan berbagai benda dan orang lain di lingkungannya baik secara fisik
maupun secara mental.
Sebagai tambahan menurut Suyadi dan Ulfah (2013:31-43) pembelajaran
anak usia dini hendaknya menuruti pendekatan sebagai berikut:
1) Berorietasi pada kebutuhan anak. Kegiatan pembelajaran pada anak usia
dini harus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak untuk
mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan, dan gizi yang dilaksanakan
secara integratif serta holistik.
2) Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
Pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan fisik dan psikologis
anak, siklus belajar anak berulang, dan anak belajar melalui interaksi
sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya.
3) Mengembangkan kecerdasan majemuk anak. Pembelajaran anak usia dini
tidak hanya menekankan salah satu aspek kecerdasan anak, melainkan
dapat memfasilitasi kecerdasan lainnya.

3
4) Belajar melalui bermain. Pembelajaran anak usia dini didesain
memungkinkan anak bermain. Setiap kegiaan harus mencerminkan jiwa
bermain, yaitu senang, merdeka dan demokratis.
5) Tahapan pembelajaran anak usia dini. Pembelajaran anak usia dini
hendaknya dilakukan secara bertahap, mulai dari hal yang konkret ke
abstrak, dari sederhana ke komplek, dari yang bergerak ke verbal, dan dari
diri sendiri ke lingkungan sosial.
6) Anak sebagai pembelajar aktif. Anak melakukan sendiri kegiatannya dan
guru hanya sebagai fasilitator atau mengawasi anak.
7) Lingkungan yang kondusif. Lingkungan harus diciptakan menjadi menarik
dan menyenangkan, dengan memerhatikan keamanan dan kenyamanan
anak dalam bermain
8) Kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatf dapat dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak,
memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan ha-hal baru.
9) Mengembangkan keterampilan hidup. Mengembangkan keterampilan
hidup melalui pembiasaan-pembiasaan agar mampu menolong diri sendiri
(mandiri), disiplin, mampu bersosialisasi, dan memperoleh bekal
keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidup.
10) Menggunaan berbagai media dan sumber belajar dengan memanfaatkan
potensi lingkungan. Media dan sumber belajar dapat berasal dari
lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan.
11) Pembelajaran sesuai dengan kondisi sosial budaya. Pembelajaran anak usia
dini harus sesuai dengan kondisi sosial budaya di mana anak tersebut
dilahirkan dan tinggal di dalamnya.
12) Stimulasi holistik. Stimulasi yang diberikan melalui pembelajaran tidak
hanya mengembangkan satu aspek perkembangan melainkan semua aspek
perkembangan anak.

4
B. Prinsip Pembelajaran PAUD
Pembelajaran yang akan dilaksanakan harus mempunyai porsi yang tepat
sesuai tahap perkembangan anak, tidak bisa asal dalam memberikan
pembelajaran pada anak usia dini. Menurut (Ismiatun, 2020) hakekat
pembelajaran pada anak usia dini sebagai berikut:
1) Prinsip Perkembangan Anak
Setiap tahap perkembangan memiliki tugas perkembangan maing-masing
yang harus dikuasai anak. Berbagai teori mengenai tahap perkembangan
aak dapat digunakan sebgai panduan dalam pembelajaran aud, yang
tentunya di sesuaikan dengan aspek perkembangan apa yang akan
dikembangkan. Misalnya, guru dapat mengguakap tahap perekmbangan
kognitif dari Piaget yang mengelompokkan perkmbangan menjadi empat
tahapan yaitu pra operasional,praoperasional konkret, operasional konkret,
dan operasionl fomal. Usia TK berada pada tahap operasional konkret (2-7
thn), didalamnya terdapat tugas-tugas perkembangan seperti anak mampu
mengelompokkan benda, mengurutkan dan mengkonservai. ZPD (Zona
Perkembangan Proksimal) dari Vygotsky juga dapat dijadikan panduan
dalam mengenali setiap perbedaan perkembangan individu dan dapat
digunakan untuk mengidentifikasi tingkat perkembangan pada anak.
Dalam usia TK anak juga belajar secaa holistik. Pembelajaran yang
diberikan harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan
sesuai dengan tahapan usia anak.
2) Prinsip Kebutuhan AUD
Pembelajaran harus mampu memberi rangsangan  pendidikan atau
stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang
mempunyai kebutuhan khusus. Anak belajar banyak hal dalam waktu yang
sama, dengan mempelajari berbagai aspek perkembangan anak akan dapt
membantu mengidentifikasi kebutuhan anak dalam setiap aspek
perkembangan tersebut.

5
3) Child Center Learning
Pembelajaran harus berpusat pada anak. Semua yang dilakuksanakan
dalam pembelajaran didasarkan atas kebutuhan anak. Anak merupakan
pembelajar aktif, pembelajaran harus melibatkan anak secara langsung
dalam melakukan berbagai hal. Pengalaman langsung dapat membut anak-
anak mengembangkan keterampilan, pengetahuan, pemahaman dan
perilaku yang lebih baik yang akan membentu mereka untuk dalam
kepercayaan diri dan menjadi pembelajar yang kompeten.
4) Belajar Sambil Bermain
Masa belajar anak usia dini merupakan masa belajar yang dilakukan
melalui bermain. Bermain merupakan hal yang menyenangkan bagi
anak.Melalui bermain anak-anak dapat mengeksplorasi kemampuan sosial,
fisik dan imajinasinya. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara
yang tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang
bermakna pada anak. Melalui bermain anak tidak akan merasa tertekan
dalam melaksanakan berbagai tugas perkembangan yang harus
dikuasainya. Melalui bermain juga, misalnya dalam bermain secara
berkelompok akan membantu mereka dalam perkembangan sosial
emosional,bahasa, kreativitas dan membentuk dasar untuk menjadi
komunikator dan pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif
Lingkungan pembelajaran yang aman, menarik, menyenangkan dan
nyaman bagi anak akan sngat mendukung berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang efektif bagi anak.. Lingkungan belajar baik di dalam
atau diluar ruangan akan berpengaruh pada bagaimana anak belajar.
Lingkungan belajar yg kondusif juga akan memungkinkan interaksi guru
dan anak berjalan dengan baik, emberikan banyak keuntungan pada anak
untuk mendapatkan kesempatan belajar yang menyenangkan, anak
memilki banyak pilhan tempat brmain, bebas, petualgan dan tantangan
yang sangat berguna untuk membantu perkembanganya. Pembelajaran
juga harus mengggunakan media dan sumber belajar yang dapat embuat
pembelajaran lebih bermakna pada anak.

6
Lebih lanjut, Nurani (2011) mengungkapkan prinsip-prinsip
pembelajaran PAUD adalah sebagai berikut:
1) Berorientasi pada tujuan
Hal tersebut merupakan komponen yang utama, segala aktifitas
pembelajaran antara guru dan anak didik sangat penting, sebab
pembelajaran adalah proses kegiatan yang bertujuan. Oleh karenanya
keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat dirasakan
keberhasilannya bila anak didik mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan. Dengan demikian guru harus terlebih dulu
menetapkan tujuan pembelajaran sebelum memberikan pelayanan
kepada anak didik, seperti pembuatan rencana kegiatan harian,
mingguan maupun bulanan atau yang biasa disebut dengan lesson plan.
Dalam lesson plan, selain menetapkan kegiatan dan materi yang akan
disampaikan, perlu juga menetapkan tujuan dari kegiatan tersebut.
2) Aktivitas
Pembelajaran bukan saja menghafal fakta atau sekedar informasi,
tetapi pembelajaran adalah berbuat untuk memperoleh pengalaman
baru. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong
anak didik untuk banyak melakukan uji coba dan permainan-
permainan baru, meliputi aktifitas yang bersifat psikis seperti aktifitas
mental.
3) Individualistis
Pembelajaran adalah usaha mengembangkan setiap individu anak
didik, sebaiknya standar keberhasilannya ditentukan oleh standar
keberhasilan guru, semakin tinggi standar keberhasilan, semakin
berkualitas proses pembelajaran.
4) Integritas
Pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja,
tetapi harus mengembangkan aspek lain, yaitu afektif dan psikomotor.
Oleh karena itu strategi pembelajaran harus mengembangkan aspek-
aspek tersebut secara integrasi, salah satunya metode diskusi tidak

7
hanya mendorong intelektual anak didik, tetapi mereka didorong
secara keseluruhan untuk bersikap jujur, tenggang rasa dan lainnya.
5) Interaktif
Interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan pengetahuan dari guru ke anak didik, melainkan
mengajar sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang
anak untuk belajar. Dengan demikian melalui proses interaksi
memungkinkan anak berkembang baik mental maupun intelektual.
6) Inspiratif
Inspiratif mengandung makna agar setiap anak didik selalu mencoba
dan melakukan hal-hal yang baru dengan mendapatkan informasi dan
dapat memecahkan masalahnya sendiri. Dengan demikian guru harus
memberikan kesempatan kepada setiap anak didik agar dapat berbuat
dan berpikir sesuai dengan inspirasinya.
7) Menyenangkan,
Menyenangkan mengandung makna bahwa pembelajaran untuk anak
didik terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu guru
harus mengupayakan situasi pembelajaran yang menyenangkan,
dimulai dengan penataan lingkungan main yang apik dan menarik,
serta memenuhi unsur kesehatan, mulai dari kebersihan lingkungan
main, pengaturan cahaya apabila belajar di dalam ruangan, ventilasi
yang baik, dan memenuhi unsur keindahan. Misalnya cat dinding yang
segar dan bersih, lukisan dan karya-karya anak yang tertata rapi, media
dan sumber belajar yang relevan, dan bahasa tubuh guru yang mampu
membangkitkan motivasi belajar anak didik.
8) Menantang,
Menantang mengandung makna bahwa pembelajaran adalah proses
yang menantang anak didik untuk mengembangkan kemampuan
berpikir untuk merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan
menantang dapat melalui aktifitas kerja anak dengan mencoba
berbagai kegiatan main memanfaatkan bahan main yang berasal dari
daun-daunan, tanah liat, lumpur, dan lain-lain sehingga secara tidak

8
langsung anak sudah berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.
Apabila guru hendak memberikan informasi, harus mampu
membangkitkan anak didik menelan untuk memikirkan sebelum
mengambil kesimpulan.
9) Motivasi,
Motivasi mengandung makna dorongan dari dalam jiwa anak didik
untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin
muncul dalam diri anak didik manakala anak didik merasa
membutuhkan. Oleh karena itu guru harus dapat menunjukkan
pentingnya setiap anak mempunyai pengalaman dan materi belajar
untuk kebutuhan dirinya, dengan demikian anak didik belajar tidak
sekedar memperoleh nilai atau pujian melainkan didorong oleh rasa
ingin tahu sesuai kebutuhannya.

Prinsip-prinsip dasar pendidikan anak usia dini berorientasi pada


kebutuhan anak. Kegiatan belajar harus selalu ditujukan pada pemenuhan
kebutuhan dan perkembangan masing – masing anak sebagai individu.
Kegiatan belajar dilakukan melalui pendekatan bermain yang menyenakan
dan dapat merangsang anak untuk mengeksplorasi dengan menggunkan
benda-benda di sekitarnya. Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi
sehngga anak dapat belajar serius dan konsentrasi. Menyediakan
lingkungan yang menarik dan mendukung proses belajar anak.
Mengembangkam life skill anak yang diarahkan untuk membantu anak
menjadi mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi dan memiliki
keterampilan dasar.

9
C. Implementasi Pembelajaran
Pemerintah indonesia melalui Badan Standar, Kurikulum, dan asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia (2022) menjelaskan tentang Implementasi pembelajaran
sebagai berikut:
1) Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar
peserta didik dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog
dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian
survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai. Pendidik merancang
atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik, atau pada tahap awal.
2) Pendidik dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan
oleh Kemendikbudristek. Pendidik merancang pembelajaran yang
menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai
pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
3) Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk
memahami kekuatan diri dan area yang perlu dikembangkan.
4) Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong
kemampuan peserta didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu
pengetahuan.
5) Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran
yang mendalam.
6) Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar
terbangun sikap pembelajar mandiri.
7) Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis
peserta didik.
8) Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan
dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta
didik.

10
9) Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi
yang terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik dengan
peserta didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi
belajar.
10) Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli
dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan
mendorong pembelajaran yang relevan.
11) Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi
dua arah dan saling memberikan umpan balik.
12) Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan multibahasa berbasis
bahasa ibu juga dapat digunakan, utamanya bagi peserta didik yang
tumbuh di komunitas yang menggunakan bahasa lokal. 

11
D. Pengertian Asessmen PAUD
Perkembangan anak harus mendapatkan pemantauan dari orang dewasa,
khususnya dilakukan oleh seorang guru. Hal itu dilakukan untuk mengetahui
tingkat pencapaian perkembangan pada peserta didik. Asessmen pada anak
usia dini sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka mengetahui tingkat
perkembangan anak. Hal itu dapat menjadi landasan dalam capaian
perkembangan anak.
Asesmen dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesiapan dan
kematangan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, melanjutkan pada tahap
perkembangan lanjutan, dan mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul
pada diri anak. Menurut Suryana (2012) Asessmen pada anak usia dini
berfokus pada tes kemampuan, tes perkembangan setiap aspek
perkembangannya.
Asessmen adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan,
pembelajaran, kesehatan, perilaku, perkembangan akademik, pelayanan
kebutuhan anak, dan pencapaian untuk mengambil keputusan pemberian
tindakan (Morrison, 2007 : 55). Menurut Kemendikbud, 2022 yang dikutip
dari sistem informasi kurikulum nasional, asessmen atau penilaian merupakan
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik.
Seorang ahli (Learner, 1988; 54) mengemukakan bahwa asesmen sebagai
suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan
digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan
dengan anak tersebut. Sementara Bonnie Campbell yang memandang asesmen
sebagai proses pengumpulan bukti dan dokumentasi perkembangan dan
pertumbuhan anak. Konsep asesmen juga sering dihubungkan dengan analisis
kebutuhan atau yang disebut dengan need assessment. Asesmen kebutuhan
anak memberikan gambaran tentang perilaku aktual yang ditunjukkan anak
dibandingkan dengan perilaku normatif pada rentang usianya.

12
E. Prinsip Asesmen
Kegiatan asessmen pada anak adalah sebagai cara untuk mengetahui
tingkat perkembangan anak dan kemampuan yang sudah dimiliki. Ada
beberapa prinsip asessmen dari kurikulum kemendikbud, yaitu :
1) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan
balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat
memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2) Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan
asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3) Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran
yang sesuai selanjutnya.
4) Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana
dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter
dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
5) Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.

Adapun prinsip asessmen Anak usia dini dalam pedoman penilaian


Kurikulum 2012 PAUD, yaitu :
1) Mendidik, Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk
memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan
berkembang secara optimal.
2) Berkesinambungan, Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan
terus menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan
perkembanga anak.
3) Objektif, Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai sehingga menggambarkan data atau
informasi yang sesungguhnya.

13
4) Akuntabel, Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria
yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan.
5) Transparan, Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil
penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan
yang relevan
6) Sistematis, Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan
berbagai instrument
7) Menyeluruh, Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

Pendidik perlu merancang asessmen yang dilaksanakan pada awal


pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran.
Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu
dilakukan karena untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan
hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap
capaian peserta didik.
Untuk menentukan penempatan dan tindakan yang akan diberikan kepada
anak setelah mereka memasuki kelas, dan sebagai database bagi pihak sekolah
jika sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak lain yang membutuhkan data
tentang perkembangan, kemampuan dan, permasalahan kesehatan dilakukan
screening measure pada anak. Pengukuran screening memberikan gambaran
tentang jati diri anak terkait dengan apa yang mereka ketahui(pengetahuan),
kemampuan apa yang sudah miliki (skill), bagaimana pertumbuhan fisik dan
kematangan emosinya. Program screening dapat dilakukan dengan tahap-
tahap :
1) Wawancara orangtua untuk pengumpulan data tentang kesehatan, cara
belajar, pencapaian pembelajaran, kebiasaan diri, dan masalah khusus.
2) Melakukan screening pelaksanaan kesehatan termasuk latihan fisik,
sejarah kesehatan
3) Pemeriksaan screening penglihatan, pendengaran, dan kemampuan bicara
4) Mengumpulkan dan menganalisis data dari lembaga yang pernah
menangani anak.

14
5) Mengscreening menggunakan instrument perkembangan kognitif atau
perilaku anak.
Informasi screening memberikan informasi untuk mengelompokkan anak
dan membuat perencanaan strategi pembelajaran. Instrumen screening dapat
dibuat sesuai dengan kebutuhan sekolah seperti pengisian formulir
pendaftaran, yang dilengkapi dengan data-data kesehatan, kemampuan,
riwayat kelahiran, dan perilaku.
Setelah itu pendidik akan membuat perencanaan pembelajaran meliputi
tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen
pembelajaran yang disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana,
dan kontekstual. Tujuan Pembelajaran disusun dari Capaian Pembelajaran
dengan mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik Satuan Pendidikan.
Pendidik juga harus memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan
tahapan dan kebutuhan peserta didik. Untuk mengetahui capaian pembelajaran
dapat menggunakan portofolio berupa kumpulan hasil karya anak yang akan
dilihat perkembangannya dari waktu ke waktu. Tujuan dilakukan portofolio
adalah untuk mencatat setiap proses pembelajaran anak sebagai pendukung
pembelajaran.

F. Implementasi Asesmen
Pemerintah indonesia melalui Badan Standar, Kurikulum, dan asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia (2022) menjelaskan tentang Implementasi asesmen
sebagai berikut:
1) Pendidik menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan
untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik. 
2) Pendidik merencanakan pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang
hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar peserta didik dapat
menentukan langkah untuk perbaikan kedepannya. 
3) Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk
menstimulasi pola pikir bertumbuh.

15
4) Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, melalui
penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi diri, dan pemberian umpan
balik antar teman. 
5) Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi
tentang kemampuan mereka, serta bagaimana meningkatkan kemampuan
tersebut berdasarkan hasil asesmen. 
6) Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus
meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan
yang tepat dan umpan balik yang membangun 
7) Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya berbagai aspek
perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh kembang anak secara
keseluruhan. 
8) Pendidik memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan
asesmen dan memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan
asesmen di awal pembelajaran. 
9) Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan
fungsi dan tujuan asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk
umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif
digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
10) Pendidik menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen
menjadi sebuah proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan
menguji. 
11) Pendidik menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada peserta
didik, sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu dicapai. 
12) Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga dapat
menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen. 
13) Pendidik menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut
pembelajaran.
14) Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas,
mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh peserta
didik dan orang tua. 

16
15) Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik
dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama- sama beserta orang tua.
16) Pendidik menyediakan waktu bagi guru untuk membaca, menganalisis,
dan melakukan refleksi hasil asesmen. 
17) Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk
menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu
diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen
digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 
18) Pendidik memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik
dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama- sama orang tua

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran anak usia dini harus disusun sedemikian rupa
sehingga menyenangkan, menggembirakan, dan demokratis agar menarik
anak untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak aktif
berinteraksi dengan berbagai benda dan orang lain di lingkungannya baik
secara fisik maupun secara mental. Pembelajaran yang akan dilaksanakan
harus mempunyai porsi yang tepat sesuai tahap perkembangan anak, tidak
bisa asal dalam memberikan pembelajaran pada anak usia dini. Pada
prinsip pembelajaran anak usia dini harus berorientasi pada tujuan,
aktivitas pembelajaran bukan saja menghafal fakta atau sekedar informasi,
tetapi pembelajaran adalah berbuat untuk memperoleh pengalaman baru
Asessmen adalah proses pengumpulan informasi tentang
perkembangan, pembelajaran, kesehatan, perilaku, perkembangan
akademik, pelayanan kebutuhan anak, dan pencapaian untuk mengambil
keputusan pemberian tindakan. Pendidik perlu merancang asessmen yang
dilaksanakan pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada
akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal
pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang
pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. (2017). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Bumi


Aksara.

Nurani Yuliani Sujiono. (2011). Konsep dasar Pendidikan Anak Usia


Dini. Jakarta: Indeks.

Suyadi & Maulidya Ulfah, (2013) Konsep Dasar PAUD. Bandung:


Remaja Rosdakarya,

Suryana, Dadan (2013). Pendidikan Anak Usia Dini (Teori dan Praktik
Pembelajaran). Padang: UNP Press Padang

Morrison, G. S (2007). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Pemerintah Republik Indonesia. (2022). Panduan Pembelajaran dan


Asesmen: Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah Badan
Standar, Kurikulum, dan asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Ismiatun, A. N. (2020). Handout Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini


I. ResearchGate.
https://www.researchgate.net/publication/344244450_Belajar_dan_Pembelajaran_
Anak_Usia_Dini

Lerner.(1988). Peningkatan Efektivitas Mengajar. Jakarta: Pustaka Jaya.

19

Anda mungkin juga menyukai