Dosen Pengampu:
Dra. Arini Estiastuti, M.Pd.
Disusun oleh:
1. Nafisatun Nur Afifah (1401419195/ 11)
2. Kailifa Zkia Azzahra (1401419265/ 18)
Kelompok 10
Rombel J
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan meruakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan
setiap individu, yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, daya jiwanya
(akal, rasa, dan kehendak), sosialnya, dan moralitasnya (Dwi Siswoyo, dkk
2007: 17). Sering kemajuan zaman pengetahuanpun juga semakin
berkembang. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Pada saat proses belajar-mengajar maka akan terjadi hubungan timbal
balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan
mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana
pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran
berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang
memberi kesan positif pada diri siswa selama ini, strategi mana yang dapat
membantu kejelasan konsep selama ini, media dan metode mana yang tepat
untuk dipakai dalam menyajikan suatu bahan sehingga dapat membantu
mengaktifkan siswa dalam belajar.
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu keberhasilan proses
belajar mengajar. Salah satu caranya adalah dengan penerapan model
pembelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat
dikembangakn guru adalah dengan memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran memberikan tantangan sekaligus menyenangkan yakni
dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri.
Inkuiri dibentuk dan meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan
kata lain, inkuiri adalah suatu perluasan proses-proses discovery. Sebagai
tambahan pada proses-proses inquiry mengandung proses-proses mental
misalnya merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
1
kesimpulan, mempunyai sikap-sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu,
terbuka, dan sebagainya. Karena strategi pembelajaran inkuiri sangat
penting maka kami akan membahasnya pada makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat
desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk
melakukan kegiatan. Kadang guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan
pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru
berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang
kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang
bervariasi.
Inkuiri merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah
sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan
sendiri. Dengan demikian, dalam proses perencanaan, guru bukanlah
mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang
harus dipahaminya. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang
yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan
siswa berkembang secara utuh baik intelektual, emosional maupun pribadinya
(Wina Sanjaya, 2005: 119).
Jadi, inkuiri berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Inkuiri
sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau
memahami informasi. Pendekatan inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta
didikuntuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.
4
menguji hipotesa dan sampai pada suatu kesimpulan. Menurut Sunaryo (1989:
97) melalui pembelajaran inquiry siswa akan “belajar bagaimana belajar”
(learning how to learn).
Sementara tujuan pendidikan IPS di sekolah dasar yang tertuang dalam
GBPP kurikulum Seolah Dasar Suplemen 1999 dan KBK IPS Sekolah Dasar
tahun 2003, bahwa tujuan dari penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri
adalah sebagai berikut :
1. Mengembagkan sikap, keterampilan, kepercayaan siswa dalam
memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara cepat.
2. Mengembangkan kemampuan berfiki siswa agar lebih tanggap, cermat, dan
nalar (kritis, analitis, dan logis).
3. Membina dan mengambangkan sikap ingin tahu lebih jauh.
4. Mengungkapkan aspek pengetahuan maupun sikap.
Kata kunci dari pendekatan Inkuiri adalah siswa menemukan sendiri,
adapaun langkahlangkah menemukan sendiri adalah (1) merumuskan masalah
dalam mata pelajaran apapun; (2) mengamati atau melakukan observasi; (3)
menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel
dan karya lainnya; (4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, guru atau audience lainnya. (Sagala, 2008; 92).
Tujuan dari pembelajaran metode penyelesaian masalah melalui
pendekatan inkuiri didasarkan pada proses atau langkah dimana peserta didik
diikutsertakan untuk mengidentifikasikan suatu pernyataan yang mengandung
masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan merumuskan
kesimpulan. Tujuan-tujuan tersebut secara garis besarnya dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal-hal berikut :
1. Mengidentifikasikan mendefinisikan sebuah mpernyataan yang
mengandung masalah.
2. Menggunakan beragam data untuk mendukung informasi yang berkaitan
dengan masalah tersebut.
3. Merumuskan hipotesis untuk menjawab permasalahan tersebut yang
bersifat sementara, dengan memanfaatkan infomasi yang ada dan
pengetahuan yang diperoleh sebelumnya.
5
4. Menggunakan proses-proses pemikiran yang logis untuk merumuskan
hipotesis, menguji hipotesis, meninjau ualang, dan menyeleksi hipotesis
tersebut.
5. Menemukan antara informasi yang diperoleh sebelumnya dan yang baru
untuk memperoleh pengertian yang mendalam dan baru, untuk mencari
solusi atas masalah.
6. Membandingkan dan mengevaluasi berbagai teori, data, dan generalisasi
dalam menguji hipotesis atau jawaban sementara.
7. Memilih fakta atau data yang relevan yang diperlukan untuk menguji
hipotesis.
8. Menyatakan pendapat sendiri setelah menganalisis informasi-informasi
yang tersedia.
9. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan dan menerapkannya dalam situasi-
situasi yang baru dalam kehidupan nyata.
6
5. Prinsip keterbukaan
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan
kepada siswa mengembangkan hipotesis secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukan.
7
sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki
serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaik.
Dari semua langkah model pembelajaran inkuiri (inquiry based
learning) menurut para ahli di atas, maka dalam pembelajarannya peran guru
sangat penting untuk membantu dan membimbing siswa dalam menyelesaikan
permasalahan. Langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan pada saat
pembelajaran berlangsung dengan harapan siswa dapat bekerjasama dalam
kelompok dan mengembangan jiwa sosial siswa.
8
2.3 Ciri-ciri Pendekatan Inkuiri
Pembelajaran Inkuiri lebih ditekankan pada pengembangan kemampuan
pemecahan masalah yang terbatas pada disiplin ilmu, serta berlandaskan pada
masalah yang ada pada disiplin ilmu. Lebih lanjut, model pembelajaran Inkuiri
ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sangat memperhatikan proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis.
2. Proses pengumpulan data dilakukan secara sistematis dan berdasarkan
tradisi keilmuan disiplin tertentu (walaupun perlu adanya penyederhanan
proses sehingga sesuai dengan kemampuan peserta didik).
3. Adanya proses pengolahan data dan pengujian hipotesis (yang merupakan
suatu keharusan dalam inquiry dan bukan alternatif seperti pemecahan
masalah).
4. Pembelajaran Inkuiri maupun pemecahan masalah mempunyai keunggulan
yang sama yaitu kemampuan berfikir aplikasi, analisis, sistematis, dan
evaluasi.
Dahlan (1990: 169) menyatakan bahwa ada tiga cirri pokok dalam
pendekatan Inkuiri, yaitu :
1. Adanya aspek-aspek sosial dalam kelas yang dapat menumbuhkan tercipta
nya suasana diskusi kelas.
2. Adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah.
3. Menggunakan fakta sebagai pengujian hipotesis.
Menurut Sanjaya (2007: 194-195) ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama dari pembelajaran inkuiri, yaitu :
1. Menekankan pada aktivitas peserta didik secara secara maksimal untuk
mencari dan menemukan;
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan;
3. Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental.
9
2.4 Pendekatan Inquiry pada Pembelajaran IPS SD
IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali
siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral,
banyak sekali memuat materi sosial dan bersifat hapalan sehingga pengetahuan
dan informasi yang diterima oleh siswa sebatas produk hapalan. Sifat materi
pelajaran IPS tersebut membawa akibat terhadap proses belajar mengajar yang
didominasi oleh pendekatan ekspositoris, terutama guru menggunakan metode
ceramah, sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif.
Peran guru dalam pembelajaran inkuiri adalah senagai pembimbing dan
fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada
kelas untuk dipecahkan. Namun memungkinkan masalah yang dipecahkan
dipilih siswa dalam rangka memecahkan masalah. Pendekatan pembelajaran
inkuiri merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas, kreativitas dan keterampilan bernalar siswa.
Pendekatan pembelajaran inkuiri memposisikan siswa sebagai subjek dan pusat
pembelajaran ada pada siswa. Siswa akan terdorong untuk lebih baik apabila ia
terlibat secara langsung dalam proses belajar melalui kegiatan-kegiatan.
Pendidikan ilmu sosial mengadopsi pendekatan inkuiri yang kemudian
dinamakan inkuiri sosial. Hal ini di dasarkan pada asumsi pentingnya
pembelajaran IPS pada masyarakat yang semakin cepat berubah, seperti yang
dikemukan Robert A. Wilkins (1990:85) yang menyatakan bahwa dalam
kehidupan masyarakat yang secara terus-menerus mengalami perubahan,
pengajaran IPS harus menekankan kepada pengembangan berpikir. Terjadinya
ledakan pengetahuan, menurutnya, menuntut perubahan pola mengajar dari
yang hanya sekedar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui pendekatan
pembelajaran dengan metode kuliah (lecture) atau dari metode latihan (drill)
dalam pola tradisional, menjadi pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir.
Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dalam
menggunakan berbagai pendekatan, metode, dan pendekatan pembelajaran
senantiasa terus ditingkatkan, agar pembelajaran IPS benar-benar mampu
mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar siswa
10
untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan
pengkondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan
pendidikan.
Peran guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan
cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan
keterampilannya. pengembangan keterampilan tersebut yang harus dimiliki
siswa adalah keterampilan berpikir yang dikembangkan untuk melatih siswa
berpikir logis dan sistematis melalui proses belajar-mengajar dengan
pendekatan pengembangan berpikir kritis, keterampilan sosial dan praktis
melalui pendekatan dialog kreatif, keterampilan tersebut dapat dikembangkan
dalam situasi belajar-mengajar yang interaktif antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa.
Ada tiga karakteristik pendekatan inkuiri dalam IPS.
1. Adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan
dapat mendorong terciptanya diskusi kelas.
2. Adanya rumusan hipotesis sebagai fokus inkuiri.
3. Penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.
Dengan menggunakan pendekatan inkuiri guru IPS pada dasarnya telah
memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif. Untuk
meningkatkan pengalaman dan kepercayaan diri pada siswa. Guru IPS dapat
mengajukan pertanyaan yang memerlukan pemikiran-pemikiran lebih jauh
seperti menafsirkan, menganalisis, mengsintesis, atau menggunakan.
Pertanyaan guru tentunya tidak hanya sekedar meminta siswa untuk mengingat
kembali dan oleh sebab itu bentuk pertanyaannya harus mendorong siswa untuk
menemukan sendiri dan memecahkan masalah. Guru harus membantu siswa
dalam menguasai belajar koognitif yang diperlukan dalam penyelidikan dan
berpikir dalam ilmu-ilmu social. Dalam hubungan itu IPS harus menekankan
pada pemahaman dan berpikir kritis pada siswa tentang bagaimana mendekati
belajar dan bukan menghindarinya. Bagi siswa, jika digunakan pendekatan ini
dituntut bekerja keras, secara individu atupun kelompok, mengembangkan
segala kemampuan berpikirnya dan memanfaatkan sumkber-sumber yang ada
11
disekelilingnya, di lingkungan tempat tinggallnya, di sekolah maupun
dimasyarakat.
Menurut Azis (2007) untuk mempersiapkan kegiatan belajar yang
menggunakan pendekatan inkuiri ada beberapa cara dapat digunakan
diantaranya:
a. Inkuiri yang didasarkan pada artefak, yaitu benda-benda hasil kepandaian
manusia. Misalnya siswa diminta mempelajari makna symbol yang terdapat
pada mata uang bangsanya.
b. Inkuiri berdasarkan situasi masalah yang diminta pemecahanya
c. Inkuiri berdasarkan isu-isu yang kontroversial atau kejadian sekarang.
Misalnya adanya protes penduduk suatu wilayah tentang pencemaran
limbah industri terhadap sumber air penduduk
d. Inkuiri yang didasarkan pada konsep-konsep yang ditemukan dalam
pelajaran. Misalnya mempelajari bagimana kontak dengan budaya lain
mempengaruhi cara kehidupan
e. Inkuiri yang didasarkan pada potret dan ilustrasi. Gambar dan ilustrasi
adalah untuk meningkatkan ketelitian terhadap konsep yang ditemukan
dalam buku teks IPS. Untuk itu misalnya guru dapat mengajukan pertanyaan
kepada siswa misalnya, (1) apa hubungan gambar/ ilustrasi tersebut dengan
materi/konsep yang kita bicarakan? atau (2) kapan gambar tersebut dibuat?
Peranan guru dalam pembelajaran IPS dengan pendekatan Inkuiri
adalah sebagai pembimbing dan sebagai stimulator, fasilitator yang berhadapan
dengan siswa membantu mereka mengindentifikasikan pertanyaan dan
masalah, dan membimbing melakukan penyelidikan. Guru membuat suasana
yang menjamin kebebasan untuk melakukan eksplorasi, melakukan hubungan
pribadi yang baik. Sejauh mungkin guru berusaha untuk dapat meningkatkan
cara kerja siswa secara bebas. Guru membantu siswa dalam menmukan sumber
informasi yang tepat dan bertanggung jawab bahwa sejumlah sumber pelajaran
itu cukup dan digunakan. Guru tidak menekankan kebenaran jawaban, tetapi
membantu siswa menemukan dan mengklarifikasi jawaban yang tepat. Guru
harus memiliki ketrampilan khusus dalam bertanya yang dapat meningkatkan
berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah.
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pendekatan Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didikuntuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Tujuan dari
pendekatan ini yaitu menyediakan wadah bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan intelektualnya yang berkaitan dengan berpikir kritis dan
memecahkan masalah. Ada tiga karakteristik pendekatan inkuiri dalam IPS.
Pertama, adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan
dapat mendorong terciptanya diskusi kelas. Kedua, adanya rumusan hipotesis
sebagai fokus inkuiri. Ketiga, penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.
3.2 Saran
a. Bagi Sekolah
Sebaiknya menyediakan sarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar
dan metode pembelajaran terutama inkuiri.
b. Bagi Guru
Guru mampu berinovasi dengan memberikan sistem belajar yang menarik,
membuat inovasi dan meningkatkan kreativitas dalam PBM serta berusaha
untuk selalu meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran guna
mewujudkan cita-cita bangsa.
c. Bagi Siswa
Harus terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, hal ini akan
mempermudah tercapainya tujuan belajar siswa harus saling mneghormati
dan menghargai pendapat teman, berani bertanya dan berpendapat.
Harapannya semangat belajar siswa dapat meningkat.
14
DAFTAR PUSTAKA
15