Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN


Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada
Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra di kelas Rendah

Dosen Pengampu Mata Kuliah: L. Marzoan, M.Pd


Disusun oleh : Kelompok 5
1. Nobi Abandi (10710620087)
2. Khaerinayati (10710620063)
3. Mulianto (10710620082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP HAMZAR LOMBOK UTARA
TAHUN 2020

i
kATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat,
kesehatan dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak
lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada bapak Lalu Marzoan, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan Sastra Di Kelas Rendah yang senantiasa
membimbing, mendidik penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengqn tepat
waktu.

Makalah yang berjudul “Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan” ini disusun


untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia dan
Sastra Kelas Rendah. MMP dalah program pembelajaran yang diorienstasikan kepada
kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal anak memasuki bangku
sekolah dikelas 1 sekolah dasar.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
dan memiliki banyak kelemahan oleh karena itu demi kesempurnaanya kritik dan saran
yang bersifat membangun, sangat penulis harapakan perbaikan untuk masa yang akan
mendatang.

Semoga makalah ini bernfaat untuk pembaca, untuk menambah wawasan, ilmu
pengentahuan dan menjadi acuan untuk menulis maakalah.

Tanjung, 28 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...i

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................4

BAB II PEMBASAN.........................................................................................................5

A. Pengertian Pembelajran Membaca Menulis Permulaan..........................................5


1. Pengertian Membaca Permulaan.......................................................................5
2. Pengertian Menulis Permulaan..........................................................................8
B. Metode pembelajaran MMP...................................................................................10
C. Langkah-langkah Pembelajaran MMP....................................................................11
D. Kesulitan Belajar Membaca Permulaan ..................................................................14

BAB III PENUTUP...........................................................................................................21

A. Kesimpulan.............................................................................................................21
B. Saran.......................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa ialah alat komunikasi baik lisan, gerakan
maupun tulisan, yang mampu dimengerti orang lain dan mampu menjadi media
dalam pertukaran pikiran, wawasan dan perasaan dalam kehidupan bermasyarakat
sehari-hari. Bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, namun dapat
diwujudkan dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya yang memiliki
aturan sendiri Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional siswa. Ini berarti setiap manusia dituntut terampil dalam
menggunakan bahasa. Pengembangan kemampuan berbahasa anak di sekolah dasar
akan menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi mereka yang efektif dan efisien.
Kemampuan berbahasa anak akan berkembang seiring dengan perkembangan
mental dan kognitif anak (Suastika, 2018: 57).
Bahasa adalah simbol komunikasi dan jati diri suatu Bangsa. Melalui
bahasa, seseorang mampu mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, maupun
keinginannya baik secara tertulis maupun secara lisan. Kemampuan berbahasa
seseorang sudah dikembangkan saat berumur 0-1 tahun yang ditandai dengan
tahapan holofrase/ satu kata. Berbahasa dapat dikembangkan melalui empat
keterampilan, yakni; keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca dan keterampilan menulis. Empat keterampilan berbahasa tersebut saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Keterampilan menyimak dan berbicara
digolongkan pada kemampuan orasi, sedangkan keterampilan membaca dan
menulis digolongkan pada kemampuan literasi (Yuliana, 2017: 343).

1
Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Menurut Rahim (2011:1) membaca
pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak sekedar
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik
dan metakognitif. Dalam kehidupan sehari-hari peranan membaca tidak dapat
dipungkiri lagi. Ada beberapa peranan yang dapat disumbangkan oleh kegiatan
membaca antara lain: kegiatan membaca dapat membantu memecahkan masalah,
dapat memperkuat suatu keyakinan atau kepercayaan pembaca, sebagai suatu
pelatihan, memberi pengalaman estetis, meningkatkan prestasi, memperluas
pengetahuan dan sebagainya (Suastika, 2018: 58).
Pembelajaran membaca permulaan di Sekolah Dasar erat kaitannya dengan
pembelajaran menulis permulaan, karena bertujuan agar anak mampu mengenal
huruf, mengidentifikasi, mengklasifikasikan huruf serta mampu merangkaikan huruf
menjadi suku kata, kata serta kalimat. Membaca permulaan menurut Slamet (2014)
mempunyai kedudukan yang sangat penting,keterampilan membaca permulaan
akanangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca selanjutnya.Dalam hal ini,
pembelajaran membaca dan menulis permulaan di sekolah dasar dilakukan melalui
beberapa tahap, yakni pengenalan huruf, baik vokal maupun konsonan,
membedakan huruf vokal dan konsonan, mengidentifikasikan huruf vokal dan
konsonan, merangkaikan huruf menjadi suku kata, merangkaikan suku kata menjadi
kata, dan merangkaikan kata menjadi kalimat (Yuliana, 2017: 344).
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan yaitu bagian pembelajaran
keterampilan berbahasa Indonesia menjadi dasar utama dalam usaha meningkatkan
kompetensi budaya membaca dan melulis, serta kompetensi penguasaan ilmu
pengetahuan teknologi ekonomi seni budaya, kompetensi kepribadiarr mental
spiritual, sosial, dan karya peserta didik (Muhyidin, 2018: 32).

2
Membaca dan menulis merupakan wujud dari keterampilan berbahasa
Indonesia, selain menyimak dan berbicara. Di SD, keterampilan membaca dan
menulis merupakan salah satu kompetensi berbahasa yang harus dimiliki setiap
murid. Sebab, keterampilan tersebut merupakan keterampilan dasar dan penting
bagi mereka yang tidak hanya bermanfaat pada mata pelajaran bahasa Indonesia,
tetapi juga pada mata pelajaran lainnya. Bahkan, keterampilan tersebut dapat
membuka cakrawala pengetahuan lebih luas sehingga menunjang kelancaran anak
dalam kehidupan sehari-hari (Purwadi, 2012: 98).

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan?
2. Bagaimana Metode Pembelajaran Menulis Membaca Permulaan?
3. Bagaimana Langkah-langkah MMP?
4. Bagaimana Faktor Yang Menyebabkan anak Kesulitan Membaca Permulaan?
C. Tujuan
1. Untuk Menjelaskan Pengertian Membaca dan Menulis Permulaan.
2. Untuk Menjelaskan Metode Pembelajaran Membaca dan Menlis Permulaan.
3. Untuk Menjelaskan Langkah-langkah MMP.
4. Untuk Menjelaskan Faktor Yang Menyebabkan Anak Kesulitan Membaca
Permulaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Membaca dan Menulis Permulaan


1. Pengertian Membaca Permulaan
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
disajikan dalam pembelajaran. Bahasa Indonesia memiliki keterampilan
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam Undnag-Undang No. 2
Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional, bahwa membaca merupakan
salah satu dari empat keterampilan pokok yang harus dibina dan dikembangkan
dalam pendidikan bahasa (Irdawati, 2014: 4). Menurut Tariga(1985) bahwa
membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk menerima pesan, suatu metode yang dipergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri sendiri maupun orang lain, yaitu
mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambing-
lambang tertulis.
Membaca permulaan adalah tahapan proses belajar membaca bagi
siswa sekolah dasar kelas awal. Pembelajaran membaca Permulaan diberikan di
kelas 1 dan 2. Membaca permulaan dikelas 1 SD untuk melatih siswa mengusai
tehknik membaca, melatih keterampilan atau mengucapkan tulisan dengan baik.
Keberhasilan siswa membaca permulaan memungkin siswa memiliki:
1. Pengetahuan dasar yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendengarkan bahasa Indonesia.
2. Pengetahuan dasar ysng dapat digunakan sebagai dasar untuk berbicara
bahasa Indonesia.

5
3. Pengetahuan dasar yang digunakan sebagai dasar untuk membaca bahasa
indoneisa.
4. Pengetahuan dasar yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menulis
dalam bahasa Indonesia.

Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif.


Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambing-
lambang fonem sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambing-
lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau
kalimat (Halidjah, 2018: 16-17).

Tujuan membaca permulaan adalah agar siswa memiliki kemampuan


memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar
untuk dapat membaca lanjut. Membaca lanjut ialah tingkatan proses penguasaan
membaca untuk memproleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan (Subrata
dalam Setyowati, 2010: 20). Asumsi penulis dimana siswa akan melanjutkan
belajar membaca untuk kelas selanjutnya karena siswa akan menghadapi
berbagai jenis pembelajaran.
Kemampuan membaca pemulaan bagi siswa di kelas rendah bermanfaat
untuk memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut.
(Muhyidin, 2018: 537).
Pembelajaran membaca permulaan adalah pengajaran yang menekankan
pada pengenalan simbol bahasa huruf yaitu pengenalan kata. Membaca
permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk mengusai
sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa (Subrata dalam Seyowati,
2010: 25).

6
a. Tujuan membaca permulaan menurut slamet (2007: 77), Tujuan
membaca permulaan pada dsarny ialah member bekal pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa untuk mengenal tentang tehnik-tehnik
membaca permulaan dan mengenlkan menangkap isi bacaan dengan baik
(Kutarto dalam Rifa, 2020: 20). Secara rinci pembelajaran membaca
permulaan antara lain:
1. Mengembangkan kemapuan anak-anak untuk memahami dan
menegnalkan cara membaca dengan baik.
2. Melatih dan mengembangkan kemampuan anak untuk membca dan
mengubah tulisan untuk mengenal huruf-huruf.
3. Melatih dan mengembangkan kemampuan anak untuk mengubah
tulisan menjadi bunyi bahasa.
4. Memperkenalkan dan melatih anak mampu membaca sesuai dengan
tehnik-tehnik tertentu.
5. Melatih keterampilan anak untuk memahami kata-kata yang dibaca,
didengar, dan mengingatnya dengan baik
6. Melatih keterampilan anak untuk dapat menetapkan arti tertentu dari
sebuah kata dalam suatu konteks.
b. Tujuan Membaca dalam buku (Nurhayati, dkk, 2009: 5) anatara lain:
Rivers dan Temperly mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca
yaitu:
1. Memproleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran
tentang suatu topik.
2. Memproleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas
bagi pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
3. Brakting dalam sebuah drama
4. Berhubungan dengan teman-teman dengan surat menyurat.

7
5. Mengetahui kapan dan dimana sesuatu akan terjadi
6. Mengetahui Kesenangan atau hiburan.
2. Pengertian Menulis Permulaan
Menulis adalah sebuah proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran
tentang gagasan, kemudian disampaikan dalam bentuk komunikasi tertulis.
Menurut Nurhadi (1995) Menulis merupakan prosese perenungan gagasan
dalam bentuk paparan bahasa tulis berupa rngkaian simbo-simbol bahasa (huruf)
(Dewi, 2010: 32). Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus di
kusai oleh peserta didik. Tidak hanya peserta didik pada umumnya, peserta
didik dengan hambatan kecerdasan juga memiliki kemampuan dalam
keterampilan menulis yang dkembangkan sesuai dengan potensi individu
(Sunaryo, 2018: 32).
Menulis permulaan merupakan keterampilan yang harus dikusai siswa
sekolah dasar sejak dini karena keterampilan menulis permulaan merupakan
keterampilan yang sangat mendasar bagi siswa SD. Menulis permulaan
merupakan keterampilan menulis permulaan meruapakan keterampilan menulis
yang dijarkan pada kelas rendah, yakni kelas 1 dan 2 SD sebagai pembelajara
menulis. Menulis dibagi menjadi dua tahap yaitu menulis permulaan dan lanjut
(Setyowati, 2010: 27).
Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa memiliki kemampuan
memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar
untuk dapat membaca lanjut (Rizkiana, 2016: 13). Teori yang digunakan
tentang menulis permulaan menurut (Yusuf dalam Sunaryo, 2018: 35) adalah:
1. Memegang alat tulis
2. Menggerakan alat tulis ke atas dan kebawah
3. Menggerakan alat tulis ke kiri dank e kanan
4. Mengerakan alat tulis melingkar

8
5. Menyalin huruf
6. Menyalin namanya sendiri dengan huruf balok
7. Menyalin kata dan kalimat dengan huruf balok
8. Mnyalin Huruf balok dari jarakjauh
9. Menyalin huruf, kata dan kalimat dengan tulisan bersambung
10. Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh.

Pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP) merupakan


pengetahuan yang perlu dikusai perancang buku anak dan bagian dari bidang
pengajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan membaca dan menulis tidak akan dapat
dikusai dengan baik jika siswa tidak mau mempelajarinya dengan sungguh-
sungguh karena keterampilan tersebut sangat unik (Krissandi, 2020: 87).

Pembelajaran membaca menulis permulaan merupakan pembelajaran yang


dioreintasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas
awal dan pada saat anak-anak mulai memasuki sekolah dasar. Beberapa bentuk
contoh latihan dari pembelajaran menulis permulan antara lain (Pramestuti, 2010:
39-40) :

1. Latihan memegang pensil


2. Latihan gerakan tangan
3. Latihan menghubungkan tanda-tanda titik
4. Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk gambar.
5. Menebalkan berbagai gambar.
6. Menyalin/mencontohkan sebuah huruf, kata, kalimat.
7. Melengkapi kalimat yang belum selesai.
8. Menyusun sebuah kata dari huruf per huruf

9
B. Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan
1. Metode Pembelajaran Membaca Permulaan
a. Metode Eja
b. Metode Bunyi
c. Metode Suku Kata
d. Metode Kata
e. Metode Global
f. Metode SAS
2. Metode Pembelajaran Menulis
1. Metode eja/Abjat//Alphabet
Metode eja ini disebut metode abjad .Metode yang mempelajari
aksara dengan cara merangkai huruf-huruf yang dilafalkan dalam abjad.
Siswa mengetahui huruf vocal dan konsonan. Huru vokal ada lima yaitu a, I,
u, e dan o sedangkan konsonan sisa dari huruf vokal.
2. Metode suku kata
Metode suku kata dalam pembelajaran membaca dan menulis
permulaan dengan metode ini dengan pengenalan suku kata seperti ka,
ki/ku,ku/ku, da/cu, cid an seterusnya. Suku-suku kata tersebut dirangkai
menjadi kata bermakna.
3. Metode kata
Metode kata merupakan Proses pembelajaran membaca menulis
permulaan diawali dengan pengenalan suku kata dan huruf artinya kata di
maksudkan di uraikan menjadiuraikan menjadi suku kata menjadi huruf.
Selanjutnya dilakukan proses perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku
kata menjadi kata.
4. Metode Global

10
Metode global merupakan Proses penguraian kalimat menjadi kata,
kata mejadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Contoh dengan
memperkenalkan gambar dibawahnya ditulis bentuk kalimat.
5. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Metode SAS adalah salah satu jenis metode yang bisa digunakan
untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa
pemula. Metode yang memperkenalakan gambar dan kalimat serta
Keterampilan menulis dengan pendekatan cerita yang disertai dengan
gambar (Agusalim, 2021: 62-64).
C. Langkah-langkah Pembelajaran MMP
1. Pembelajaran tanpa Buku
Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-awal
anak sekolah mereka duduk di bangku sekolah. Adapun langkah-langkah dalam
belajar sebagai berikut.

a. Menunjukkan gambar

b. Menceritakan gambar

c. Siswa bercerita dengan bahasa sendiri

d. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar

e. Membaca tulisan bergambar

f. Membaca tulisan tanpa gambar

2. Pembelajaran MMP Menggunakan Buku

Setelah siswa mengenal huruf melalui kegiatan membaca tanpa buku,


selanjutnya anak dihadapkan pada tulisan dalam buku. Pembelajaran dapat

11
dilakukan melalui kegiatan membaca buku pelajaran, membaca sederhana yang
dipilih guru. Ada beberapa cara alternatif langkah pembelajaran MMP dengan
menggunakan buku.

a. Membaca buku pelajaran (buku paket)

Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Siswa diberi buku yang sama dan diberi kesempatan untuk melihat-lihat
isi buku tersebut.
2. Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku tersebut.
3. Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang bagaimana cara membuka
halaman buku agar buku tetap rapi dan tidak rusak.
4. Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan angka-angka
yang menunjukkan halaman buku
5. Siswa diajak untuk memusatkan perhatian pada salah satu teks atau
bacaan yang terdapat pada halaman tertentu.
6. Jika bacaan disertai gambar, sebaiknya guru memberikan ulasan tentang
gambar tersebut.
7. Selanjutnya, barulah pelajaran membaca dimulai. Guru dapat mengawali
pembelajaran ini dengan cara yang berbeda-beda.
b. Membaca buku dan majalah anak yang sudah terpilih

Pengenalan terhadap jenis bacaan lain selain buku ajar sangat penting
dalam menumbuhkan minat anak. Kita dapat menggunakan buku bacaan
atau majalah yang sudah dipilih berdasarkan pertimbangan taraf kemampuan
siswa, azas kebermaknaan, kemenarikan, keterbacaan, dan kemudahan.
Bacaan sederhana hendaknya menjadi pilihan utama. Kosakata yang dipakai
hendaknya mengandung hurufbyang sudah dikenal anak

12
c. Membaca bacaan susunan bersama guru-siswa

Langkah-langkah yang ditempuh adalah berikut.

1. Guru memperlihatkan beberapa gambar, anak diminta untuk


menyebutkan gambar tersebut.
2. Guru juga memperlihatkan beberapa kartu yang sudah dibuat oleh guru
berupa kartu huruf, kartu suku kata, atau kartu kata. Anak dimnta
menempelkan kartu-kartu yang dimaksud di bawah gambar sehingga
gambar-gambar dimaksud menjadi berjudul.
3. Satu-dua buah gambar dipilih anak untuk bahan stimulasi pemuat
bacaan. Guru bertugas memberi arahan dan bimbingan, misalnya tanya
jawab, diharapkan guru dan siswa dapat menyusun bacaan bersama.
Pada kegiatan ini, usahakan mengajak siswa untuk membuat kalimat-
kalimat, kemudian kalimat ini disusun menjadi bacaan sederhana.

Contoh:

 Guru memperlihatkan beberapa gambar pada siswa


 Kemudian guru menyediakan beberapa kartu, bisa menggunakan
kartu huruf, kartu suku kata, maupun kartu kata.
 Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan gambar.
 Lalu gambar tersebut diberi judul dengan kartu tersebut dan
kemudian merangkai semua kalimat yang terbentuk.
4. Guru menyajikan gambar dengan bacaan hasil susunan bersama antara
guru-siswa sebagai bahan ajar membaca permulaan.
d. Membaca bacaan susunan siswa(kelompok perseorangan)

Pada pembelajaran ini langkah-langkah yang ditempuh pada dasarnya


hampir sama dengan kegiatan membaca susunan bersama guru-siswa. Pada

13
kegiatan ini lebih banyak melibatkan siswa. Guru berkeliling untuk mengontrol
dan membimbing siswa atau kelompok siswa yang mengalami kesulitan.

Pembelajaran membaca menggunakan buku hampir sama halnya dengan


pembelajaran membaca tanpa buku. Perbedaannya terletak pada alat ajarnya.hal lain
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran MMP adalah penerapan prinsip dan
hakikat pembelajaran bahasa. Prinsip pengajaran bahasa yang dimaksud adalah
bahwa pembelajaran bahasa fungsi utamanya sebagai alat komunikasi. Oleh sebab
itu, model pembelajaran bahasa harus didasarkan pada pendekatan komunikatif-
integratif (Setiawan, 2011: 30-33

D. Kesulitan Belajar Membaca Permulaan


Kesulitan belajar merupakan terjemahan istilah bahasa inggris learning
disability . Kata learning artinya belajar dan stability artinya ketidakmampuan,
istilah belajar digunakan untuk memberikan kesan optimis bahwa anak masih
mampu untuk belajar. Menurut Wardani dalam Rizkiani, (2016: 18)
mengumukakan bahwa kesulitakan belajar adalah kesulitan atau gangguan yang
dialami seseorang dalam mempelajari bidang akademik dasar tertentu sebagai
akibat terganggunya sistem syaraf pusat. Berikut ini faktor yang menyebabkan
membaca permulaan
1. Faktor Yang Menyebabkan Anak Kesulitan membaca permulaan
Membca merupakan proses memproleh makna dari barang cetak. Tujuan
pembelajaran membaca permulaan dikelas rendah adalah agar siswa dapat
membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Kesulitan
membaca adalah suatu keadaan ketika siswa tidak mampu mengidentifikasi
kata sehingga siswa memiliki kecepatan membaca yang lambat dan memilki
pemahaman bacaan yang rendah (Fitriatul, 2018: 14). Adapaun faktor yang

14
penyebabkan anak kseulitan belajar membaca permulaan yaitu faktor internal
dan eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri.
Faktor internal sangat tergantung pada perkembangan fungsi otak. Berikut
adalah faktor internal:
1. Minat baca
Minat merupakan kegiatan siswa dengan penuh kesadaran
terhadap suatu objek, oleh karena itu minat perlu dikembangkan dan
dilatih dengan terus menerus. Jika minat baca anak rendah maka tingkat
keberhasilan anak dalam membaca akan sulit tercapai. Minat baca anak
harus ditumbuhkembangkan sejak dini. Dan untuk membangkitkan
minat baca siswa, guru harus memberikan motivasi dan bimbingan pada
diri siswa.
2. Motivasi
Dengan motivasi Kegiatan pembelajaran akan berhasil dan tercapai
tujuannya jika dalam diri siswa tertanam motivasi. Motivasi dalam
proses pembelajaran berfungsi untuk:
1) fungsi membangkitkan (arousal function) yaitu mengajak siswa
belajar,
2) fungsi harapan (expectasi function) yaitu apa yang harus bisa
dilakukan setelah berakhirnya pengajaran,
3) fungsi intensif (incentive function) yaitu memberikan hadiah pada
prestasi yang akan datang,
4) fungsi disiplin (disciplinary function) yaitu menggunakan hadiah dan
hukuman untuk mengontrol tingkah laku yang menyimpang (.
Rachman, dalam Miftakhur, 2013).

15
3. Kematangan emosi serta penyusaian diri yaitu seorang siswa harus
mempunyai pengontrolan emosi tingkat tertentu. Anak yang mudah
marah, menagis dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak
mendapatkan sesuatu, atau menarik diri akan mendapat kesulitan dalam
membaca.
4.Kepemilikan Kompetensi Membaca
Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu : keterampilan
membaca, berbicara, menyimak dan menulis. Keterampilan dalam
membaca diperlukan latihan- latihan tahap demi tahap. Kegiatan
membaca berkaitan dengan pengenalan huruf, bunyi dan huruf atau
rangkaian kata, makna atau maksud dan, pemahaman terhadap makna
atau maksud. Jika kegiatan membaca tidak dilakukan secara teratur
maka keterampilan membaca yang dimiliki anak akan berkurang dengan
sendirinya.
b. Faktor eksternal

Faktor eksternal meliputi unsur-unsur yang berasal dari lingkungan


baca. Dalam hal ini sekolah sebagai pusat kebudayaan harus menciptakan
siswa yang gemar membaca melalui perpustakaan sekolah. Sekolah harus
dapat menciptakan suasana perpustakaan yang menyenangkan dan memberi
kenyamanan siswa dalam belajar . Lingkungan baca sangat mempengaruhi
tingkat keberhasilan membaca anak. Lingkungan baca anak yang
menyenangkan akan memberi kenyamanan bagi si pembaca dan
mempermudah anak dalam membaca (Miftakhur, 2013).

2. Cara mengatasi Anak yang Mengalami Kesulitan Membaca Permulaan


1. Melakukan Bimbingan

16
a. Bimbingan terhadap anak yang kurang mengenali huruf
Langkah yang harus ditempuh guru dalam membantu anak yang
mngalami kesulitan kurang mengenali huruf ini dapat berupa :
–Huruf dijadikan bahan nyanyian.
–Menampilkan huruf dan mendiskusikan bentuk (karakteristiknya)
khususnya huruf-huruf yang memiliki kemiripan bentuk (misalnya p, b, dan
d).
b. Bimbingan terhadap anak yang membaca kata demi kata
Langkah yang dilakuan guru untuk mengatsi anak yang mengalami
kesulitan jenis ini adalah :
– Gunakanlah bacaan yang tingkat kesulitannya rendah.
– Anak disuruh menulis kalimat dan membacanya dengan keras.
– Jika kesulitan ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosakata, maka
perlu pengayaan kosakata.
– Jika anak tidak menyadari bahwa dia membaca kata demi kata, rekamlah
kegiatan anak membaca dan putarlah hasil rekaman tersebut.
c. Bimbingan terhadap anak yang salah memparafrase.
Langkah yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini yaitu dengan cara :
– Jika kesalahan disebabkan ketidaktahuan anak terhadap makna kelompok
kata (frasa), sajikan sejumlah kelompok kata dan latihkan cara membacanya.
– Jika kesalahan disebabkan oleh ketidaktahuan anak tentang tanda baca,
perkenalkan fungsi tanda baca dan cara membacanya.
– Berikan paragraf tanpa tanda baca, suruhlah anak untuk membacanya.
Selanjutnya ajaklah anak untuk menuliskan tanda baca pada paragraf
tersebut.
d. Bimbingan terhadap anak yang pelafalan
Untuk mengatasi kesulitan pelafalan, guru dapat menggunakan cara berikut :

17
– Bunyi-bunyi yang sulit diucapkan perlu diajarkan secara tersendiri.
– Bagi anak yang tidak dapat mengucapkan kata secara tepat berikan latihan
khusus pengucapan kata-kata tertentu yang dipandang sulit.
e. Bimbingan terhadap anak yang mengalami penghilangan kata
Untuk mengatasi hal ini ditempuh cara :
– Anak disuruh membaca ulang.
– Kenali jenis kata atau frasa yang dihilangkan.
– Berikan latihan membaca kata atau frasa.
f. Bimbingan terhadap anak yang sering mengulangi kata
Upaya yang dilakukan guru dalam hal ini antara lain :
– Anak perlu disadarkan bahwa mengulang kata dalam membaca
merupakan kebiasaan buruk.
– Kenali jenis kata yang sering diulang.
– Siapkan kata atau frasa jenis untuk dialatihkan.
g. Bimbingan terhadap anak yang sering melakukan pembalikan kata
Upaya mengatasi kesulitan ini dapat dikukuhkan dengan cara sebagai
berikut :
–Anak perlu disadarkan bahwa membaca (dalam bahan yang menggunakan
sistem alfabetis) menggunakan orientasi dari kiri ke kanan.
–Bagi anak yang kurang menguasai hubungan huruf-bunyi, siapkan kata-kata
yang memiliki bentuk serupa untuk dilatihkan.
–Latihan hendaknya dilakukan dalam bentuk kata yang bermakna, misalnya :
huruf p dan b dilatihkan dengan menggunakan kata pagi dan bagi.
h. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menyisipkan kata
Untuk mengatasi hal ini, bimbinglah anak dengan menyuruh anak
membaca dengan pelan-pelan dan mengingatkan bahwa dia telah
menambahkan kata dalam membaca.

18
i. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan mengganti suku kata
Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan cara :
– Gunakan bahan bacaan yang teramsuk kategori mudah.
– Identifikasi kata-kata yang sulit diucapkan oleh anak.
–Latihkan cara mengucapkan kata-kata tersebut.
j. Bimbingan terhadap anak yang memiliki kebiasaan menggunakan gerak
bibir, jari telunjuk dan menggerakan kepala.Untuk mengubah kebiasaan
anak yang selalu menggerakkan bibir sewaktu membaca dalam hati, dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut
- Anak disuruh mengumumkan suatu kalimat, selanjutnya suruh anak untuk
mengulangi membaca kalimat tersebut tanpa mengunyam.
- Jelaskan pada anak bahwa membaca mengunyam dapat menghambat
keefektifan membaca.
Sedangkan untuk menghadapi anak yang menggunakan jari telunjuk dalam
membaca, dapat dilakukan kegiatan berikut:
- Perhatikan apakah anak mengalami gangguan mata.
- Gunakan bacaan yang cetakannya besar dan jelas.
- Latihkan teknik membaca prosa.
- Peringkatkan anak untuk tidak menggunakan jari telunjuk dalam membaca.;
k. Bimbingan terhadap anak yang kesulitan mengucapkan bunyi konsonan
dapat dilakukan bimbingan antara lain (Fitriatul, 2018: 21-24) :
-Kembangkan anak dalam mendengarkan konsonan yang sulit misalnya
tuliskan kata-kata yang dimulai dengan konsonan (depan, adat, dapat, diri
dan sebagainya).
-Suruh anak mencari dan mengumpulkan kata yang didalamnya terkandung
konsonan tersebut.

19
-Latihkan anak mengucapkan kata-kata yang didalamnya terkandung
konsonan.
2. Memilih media pembelajaran
3. Memilih bahan pelajaran
4. Memotivasi siswa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

20
1. Membaca permulaan adalah tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah
dasar kelas awal. Pembelajaran membaca Permulaan diberikan di kelas 1 dan 2.
Membaca permulaan dikelas 1 SD untuk melatih siswa mengusai tehknik
membaca, melatih keterampilan atau mengucapkan tulisan dengan baik.
2. Metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis adalah
metode eja/abjad, metode suku kata, metode kata, metode global, metode sas,
3. Langkah-langkah pembelajaran MMP yaitu menggunkan tanpa buku dan
menggunkan buku.
4. Faktor yang menyebabkan anak kesulitan membaca permulaan yaitu faktor
internal meliputi motivasi, minat baca, kematangan emosional dan Kepemilikan
Kompetensi membaca sedangkan faktor ekseternal yaitu unsure-unsur yang
berasal dari lingkungan baca.
B. SARAN
Penulis mengaharapkan kita bisa memahami dan mempelajari materi ini yang
berjudul Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan. Menyadari jika makalah ini
masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, penulisan dan pemilihan kata serta
cakupan masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah
ini. Karena dengan saran dan kritikan membangun sangat kami untuk dalam
penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

21
Suastika, Nyoman. 2018. Problematika Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan Di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dsar. Vol. 3, No.1
Yuliana, Rina. 2017. Pembelajaran Membaca Permulaan Dalam Tinjauan Teori Artikulasi
Peserta. Jurnal Pendidikan. Vol. 2, No. 6
Muhyidin, dkk. 2018. Metode Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan di Kelas
Awal. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar. Vol. 4, No.1
Slamet, St. 2014. Pembelajaran Bahasa Bahasa Dan Sastra Indonesia. Sukarta: Unspress.
Setyowati, Irna. 2010. Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Kelas 1 Sekolah Dasar.
Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Pandawa, Nurhayati. 2009. Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Tenaga Pendidikan Bahasa.
Sunaryo. 2018. Instrumen Asesmen Menulis Permulaan Pada Anak Dengan Hambatan
Kecerdasan Ringan. Jurnal Jassi Anakku. Vol. 19, No.2
Krisandi. 2020. Sastra Anak Indonesia. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Pramestuti, Dewi. 2010. Pembelajaran Penulis Permulaan. Skripsi. Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Halidjah, Siti. 2018. Pembelajaran Membaca Membaca Permulaan. Artikel. Universitas
Tanjung Pura.
Agussalim. 2021. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Rendah. Yogyakarta: Utama
Bahasa.
Setiawan. 2003. Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan.
Rizkiana. 2016. Analisis Kesulitan Mmembaca Permulaan Kelas 1 SD. Skripsi. Univesitas
Negri Yogyakarta.
Rohman, Muhammad Miftakhur. 2013. Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Menulis
Permulaan Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah. (Online)
https://mumiro29.blogspot.com/2013/05mengatasi-kesulitan-belajar-
membaca.html?=1 (Di akses Rabu, 30 Mei 2013).
Khoiroh, Fitriatul. 2018. Uapaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Permulaan
Pada Siswa Kelas Satu. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.

22

Anda mungkin juga menyukai