Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas
Tinggi
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
(1401419198)
Rombel 5E
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang membimbing umatnya dari zaman
jahiliyah menuju zaman Islamiah agama Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD Kelas Tinggi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Lisan Siswa SD”. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
tentang peningkatan keterampilan berbahasa lisan di dalamnya.
Namun di samping itu, penulis menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya
membangun dari para pembaca sekalian agar kekurangan dalam makalah ini dapat
diperbaiki dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Pengertian Keterampilan Berbahasa Lisan..............................................................3
2.1.1 Menyimak................................................................................................................3
2.1.2 Berbicara..................................................................................................................4
2.2 Hubungan Menyimak dan Berbicara.......................................................................4
2.3 Strategi Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan Siswa SD..........................5
2.4 Manfaat Keterampilan Berbahasa Lisan Siswa SD.................................................8
2.5 Kendala Keterampilan Berbahasa Lisan Siswa SD.................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada waktu-waktu terakhir ini dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi. Karena bahasa menunjang manusia untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Melalui bahasa manusia bisa mempelajari apapun yang ada disekitarnya. Semua orang
menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh
tanpa bahasa.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian keterampilan berbahasa lisan
2. Mengetahui hubungan menyimak dan berbicara.
3. Mengetahui strategi meningkatkan keterampilan berbahasa lisan siswa SD
1
4. Mengetahui manfaat keterampilan berbahasa lisan siswa SD.
5. Mengetahui kendala keterampilan berbahasa lisan siswa SD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Menyimak
Menurut Tarigan (1985: 19), menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak berdasarkan pendapat tersebut merupakan suatu proses yang melibatkan indera
pendengaran, dilakukan dengan penuh konsentrasi, dengan tujuan memperoleh, menangkap
dan memahami maksud komunikasi lisan yang dilakukan oleh pembicara.
3
Menurut Dadan Djuanda dalam kegiatan di kelas, menyimak sudah menjadi bagian
dari pembelajaran bahasa. Namun dalam praktek pembelajarannya di kelas, menyimak
sering tidak dianggap sebagai pembelajaran yang perlu persiapan ataupun direncanakan.
Atau, keterampilan menyimak hanya sebagai bagian dari kegaiatan mendengarkan teks
bacaan yang dibaca nyaring tanpa persiapan dan penilaain yang terencana. Dengan kata
lain, pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan maksimal.
Tujuan utama pembelajaran menyimak adalah melatih siswa memahami bahasa lisan.
Hal ini perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Secara umum, bahan
pembelajaran menyimak dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca, menulis,
kosakata, karya sastra, bahan yang pendidik susun sendiri atau di ambil dari media cetak.
Teknik penyajiannya dapat dibacakan langsung oleh pendidik atau melalui alat perekam
suara.
2.1.2 Berbicara
Tarigan juga menyebutkan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Lebih luas lagi, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku
manusia yang memanfaatkan faktor- faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan
linguistik secara ekstensif dan luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang
paling penting bagi kontrol sosial.
Moris dan Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi
yang alami antar anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah
bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan menurut Nuraeni (2002) berbicara adalah proses
penyampaian informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang
diterimanya.
4
adanya komunikasi yang terjadi. Untuk itu keterampilan menyimak juga terkait
keterampilan berbicara. Orang yang melakukan percakapan akan terjadi hubungan
antara keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara sehingga keduanya harus
seimbang secara bergantian. Hal ini merupakan keterampilan bahasa secara lisan.
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat dan
tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara
dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam
bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya (“Upaya
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan (Berbicara) | Makalah Kuliah PGSD” n.d.).
5
5. Memperluas kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat. Kemudian guru mengucapkan kata atau
kelompok kata lain, kemudian siswa melengkapi kata-kata yang telah diucapkan
guru dengan kata lain ayang sesuai yang hasilnya kata-kata tersebut menjadi
sebuah kalimat yang utuh dan lebih luas.
6. Menyelesaikan Cerita
Guru memperdengarkan suatu cerita sampai selesai. Setelah siswa selesai
menyimak, guru menyuruh seseorang untuk menceritakan kembali dengan kata-
katanya sendiri. Sebelum selesai bercerita, guru menghentikan cerita siswa tadi
dan menggantikan dengan siswa lain yang bertugas menyelesaikan cerita
kawannya, begitu seterusnya sehingga cerita itu berakhir seperti yang disimaknya.
7. Membuat Rangkuman
Guru menyiapkan bahan simakan yang cukup panjang. Materi itu disampaikan
secara lisan kepada siswa dan siswa menyimak. Setelah selesai menyimak siswa
disuruh membuat rangkuman.
8. Permainan Untuk meningkatkan Ketrampilan Menyimak (Bisik Berantai).
Suatu pesan dapat dilakukan secara berantai. Mulai dari guru membisikkan pesan
kepada siswa pertama dan dilanjutkan kepada siswa berikutnya sampai siswa
terakhir. Siswa terakhir harus mengucapkannya dengan nyaring. Tugas guru
adalah menilai apakah yang dibisikkan tadi sudah sesuai atau belum. Jika belum
sesuai, bisikan dapat diulangi, jika sudah sesuai bisikan dapat diganti dengan topik
yang lain.
9. Mendengarkan Cerita Tujuan
Dalam kegiatan ini siswa dapat memaknai dengan cermat, cepat, dan tepat tentang
cerita yang didengarnya. Siswa mendengarkan cerita yang diputar atau dilisankan.
Kegiatan teknik pembelajaran ini dapat dilaksanakan secara persorangan maupun
kelompok.
10. Mendengarkan Berantai Tujuan
Dalam kegiatan ini siswa dapat memahami informasi yang dibisikkan oleh
temannya dengan cermat, cepat, dan tepat. Siswa mendengarkan informasi yang
disampaikan teman kemudian menyampaikan informasi yang didengar ke teman
sebelahnya secara berantai dalam kelompok.
6
Sedangkan keterampilan berbicara lebih mudah dikembangkan apabila siswa
memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan sesuatu secara alami kepada orang
lain. Selama kegiatan belajar di sekolah, guru menciptakan berbagai lapangan pengalaman
yang memungkinkan siswa mengembangkan kemapuan berbicara. Kegiatan-kegiatan untuk
melatih keterampilan berbicara itu antara lain sebagai berikut:
1. Menyajikan Informasi
Salah satu bentuk kegiatan untuk melatih penyajian informasi adalah dengan
berpidato. Tujuan kegiatan ini untuk menolong anak-anak mengembangkan rasa
percaya diri dalam berbicara dengan orang lain, belajar menyusun, dan menyajikan
suatu pembicaraan, dan mempelajari cara yang terbaik untuk berbicara di hadapan
sejumlah pendengar.
2. Berpartisipasi dalam Diskusi
Diskusi memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan siswa-
siswa yang lain dan guru, mengekspresikan pikiran secara lengkap, mengajukan
berbagai pendapat, dan mempertimbangkan perubahan pendapat apabila
berhadapan dengan bukti-bukti yang meyakinkan atau tanggapan yang masuk akal
yang dikemukakan oleh peserta diskusi. Hasil penelitian membuktikan bahwa
diskusi merupakan strategi yang membuat siswa bergairah dalam proses
pembelajaran.
3. Menghibur (Menyajikan Pertanyaan)
Siswa dapat menyajikan pertunjukan untuk teman atau teman sekelas, teman-teman
dari kelas yang lain, orang tua dan anggota masyarakat sekitar gedung sekolah.
4. Sandiwara Boneka
Di dalam kelas anak-anak dapat menggunakan boneka dengan dua cara. Mereka
menemukan (mencari) cerita yang sesuai dengan boneka-boneka yang sudah
tersedia, atau mereka dapat membuat boneka kemudian mengarang cerita yang
sesuai.
5. Bercerita atau Membaca Puisi
Cerita atau puisi yang digunakan harus yang menarik bagi anak-anak, yang mudah
dipahmi secara lisan, dan yang mudah dihafalkan. Guru hendaknya tidak terlalu
mengharapkan penampilan yang benar-benar bagus, tetapi ia harus menolong
murid-murid belajar menafsirkan karya sastra secara lisan untuk memperoleh
kesenangan.
7
6. Cerita Berangkai Tujuan
Siswa dapat melanjutkan cerita yang disampaikan temannya dengan tepat dan
dalam lingkup topik yang sama. Satu kelompok (5 orang) berdiri di depan kelas
kemudian bercerita tentang topik tertentu yang diawali dari kiri ke kanan atau dari
kanan ke kiri. Alat yang diperlukan adalah buku catatan.
Cara menerapkan:
(1) guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu,
(2) siswa membagi kelompok,
(3) kelompok menentukan topik yang akan dibawakan di depan kelas,
(4) siswa bercerita secara berangkai di depan kelas,
(5) kelompok lain memberi komentar tentang cerita berangkai temannya,
(6) guru merefleksikan hasil pembelajaran hari itu.
7. Menerangkan Obat/Makanan/Minuman/Benda Lainnya
Dalam hal ini siswa dapat menjelaskan sesuatu secara runtut dan benar. Siswa
menerangkan sebuah benda yang sudah mereka kenal. Dalam waktu singkat mereka
menerangkan mengenai karakter benda tersebut. Benda dapat berupa minuman,
obat-obatan, makanan, tas, sepatu, dan lain-lain. Alat yang diperlukan adalah botol
obat, botol minuman, makanan instant, tas, bolpoint, dan lain-lain. (Kegiatan
dilakukan secara kelompok). Cara menerapkan:
(1) guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu,
(2) siswa mengambil benda yang mereka kenal,
(3) dalam waktu dua menit, secara bergantian siswa menerangkan karakteristik
benda yang mereka bawa ke dalam kelompok,
(4) siswa lain memberi komentar tentang penjelasan temannya,
(5) siswa merefleksikan proses pembelajaran yang mereka alami,
(6) guru merefleksikan hasil pembelajaran hari
8
sama guna mencapai tujuan komunikasi. Ketermapilan berbahasa bermanfaat dalam
melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan
bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat ketermapilan
berbahasa yang dimiliki oleh seseorang,misalnya profesi sebagai manager, jaksa, pengacara,
guru dan wartawan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan merupakan sebuah keterampilan
yang digunakan untuk berhubungan dengan sesama manusia baik dalam hal
komunikasi ataupun menentukan identitas diri. Keterampilan berbahasa lisan akan
mencakup keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara. Hubungan dari
keterampilan menyimak dan berbicara saling terikat. Kegiatan menyimak didahului oleh
kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu
menjadi komunikasi lisan seperti dalam sebuah percakapan.
Stategi dari meningkatkan keterampilan berbahasa lisan bagi siswa SD akan terbagi
menjadi 2 yaitu strategi menyimak keterampilan dan strategi keterampilan berbicara.
Contoh dari strategi keterampilan menyimak seperti, simak – ulang ucap, simak – tulis
(dikte), simak – kerjakan, simak – terka, memperluas kalimat, menyelesaikan cerita,
membuat rangkuman, permainan untuk meningkatkan ketrampilan menyimak (bisik
berantai). mendengarkan cerita tujuan. mendengarkan berantai tujuan. Sedangkan strategi
keterampilan berbicara seperti, menyajikan informasi, berpartisipasi dalam diskusi,
menghibur (menyajikan pertanyaan), sandiwara boneka, bercerita atau membaca puisi,
cerita berangkai tujuan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Henry Guntur Tarigan. 1983. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa. h.19
Ii, B A B, and Taman Kanak-kanak. 1980. “Bab Ii Landasan Teoretis,” no. 4: 1–32.
11