Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA LISAN


SISWA SD

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas
Tinggi

Dosen Pengampu:

Drs. Suwandi, M.Pd

Disusun Oleh:

Muhammad Nur Kurnia Rahman

(1401419198)

Rombel 5E

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang membimbing umatnya dari zaman
jahiliyah menuju zaman Islamiah agama Islam.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD Kelas Tinggi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Lisan Siswa SD”. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
tentang peningkatan keterampilan berbahasa lisan di dalamnya.

Namun di samping itu, penulis menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya
membangun dari para pembaca sekalian agar kekurangan dalam makalah ini dapat
diperbaiki dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan kita semua.

Kendal, 4 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Pengertian Keterampilan Berbahasa Lisan..............................................................3
2.1.1 Menyimak................................................................................................................3
2.1.2 Berbicara..................................................................................................................4
2.2 Hubungan Menyimak dan Berbicara.......................................................................4
2.3 Strategi Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan Siswa SD..........................5
2.4 Manfaat Keterampilan Berbahasa Lisan Siswa SD.................................................8
2.5 Kendala Keterampilan Berbahasa Lisan Siswa SD.................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada kehidupan lingkungan sehari-hari, manusia akan selalu bergantung kepada
manusia lain karena sifatnya yaitu sebagai makhluk sosial. Sosial dalam hal ini manusia
akan melakukan serangkaian komunikasi agar saling mengerti baik secara lisan ataupun
tertulis. Sarana dari komunikasi secara lisan agar saling memahami yaitu melalui bahasa.

Pada waktu-waktu terakhir ini dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi. Karena bahasa menunjang manusia untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Melalui bahasa manusia bisa mempelajari apapun yang ada disekitarnya. Semua orang
menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh
tanpa bahasa.

Dalam keterampilan berbahasa secara lisan terdapat pemababagan yang membagi


yaitu menyimak dan berbicara. Siswa sekolah dasar dalam kegiatan belajar mengajar
dilatih agar memiliki kemampuan berbicara yang memadai untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya namun dalam kenyataan kondisinya berbeda dengan seharusnya.
Banyak siswa yang berkemampuan berkomunikasi secara lisan masih kurang. Bahkan
mengalami kesulitan dalam mengungkapkan idea tau gagasan secara lisan. Maka
diperlukan upaya dalam meningkatkan keterampilan berbahasa lisan khususnya berbicara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian keterampilan berbahasa lisan?
2. Bagaimana hubungan menyimak dan berbicara?
3. Bagaimana strategi meningkatkan keterampilan berbahasa lisan siswa SD?
4. Bagaimana manfaat keterampilan berbahasa lisan siswa SD?
5. Bagaimana kendala keterampilan berbahasa lisan siswa SD?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian keterampilan berbahasa lisan
2. Mengetahui hubungan menyimak dan berbicara.
3. Mengetahui strategi meningkatkan keterampilan berbahasa lisan siswa SD

1
4. Mengetahui manfaat keterampilan berbahasa lisan siswa SD.
5. Mengetahui kendala keterampilan berbahasa lisan siswa SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Berbahasa Lisan


Bahasa adalah ilmu yang tertua di dunia sejak dari jamannya Socrates 400 tahun BC
dan zamannya LaotZe, 2000 tahun BC (Pangaribuan 2013). Keterampilan berbahasa
merupakan keterampilan merupakan sebuah keterampilan yang digunakan untuk
berhubungan dengan sesama manusia baik dalam hal komunikasi ataupun menentukan
identitas diri. Keterampilan berbahasa terbagi menjadi 4 yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Seluruh keterampilan tersebut saling berhubungan secara teratur resepetif meliputi
menyimak dan produktif meliputi berbicara, membaca, dan menulis.

Keterapilan berbahasa lisan merupakan keterampilan seseorang untuk


mengungkapkan “sesuatu” dan memahami “sesuatu” yang diungkapkan oleh orang lain
secara lisan. Dengan bahasa lisan seseorang dapat mengembangkan kemampuan
intelektualnya, kepekaan sosial dan kematangan emosionalnya. Keterampilan berbahasa
lisan terdiri dari keterampilan menyimak dan berbicara. Keterampilan menyimak dan
berbicara sangat erat kaitannya bersifat resiprokal. Dalam kehidupan sehari-hari, penyimak
dan pembicara bisa berganti peran secara spontan, yaitu dari penyimak menjadi pembicara
dan dari pembicara menjadi penyimak.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasannya keterampilan berbahasa lisan merupakan


sebuah keterampilan seseorang dari hal yang dipahami (menyimak yang diungkapkan
kepada orang lain dalam bentuk lisan (berbicara).

2.1.1 Menyimak
Menurut Tarigan (1985: 19), menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak berdasarkan pendapat tersebut merupakan suatu proses yang melibatkan indera
pendengaran, dilakukan dengan penuh konsentrasi, dengan tujuan memperoleh, menangkap
dan memahami maksud komunikasi lisan yang dilakukan oleh pembicara.

3
Menurut Dadan Djuanda dalam kegiatan di kelas, menyimak sudah menjadi bagian
dari pembelajaran bahasa. Namun dalam praktek pembelajarannya di kelas, menyimak
sering tidak dianggap sebagai pembelajaran yang perlu persiapan ataupun direncanakan.
Atau, keterampilan menyimak hanya sebagai bagian dari kegaiatan mendengarkan teks
bacaan yang dibaca nyaring tanpa persiapan dan penilaain yang terencana. Dengan kata
lain, pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan maksimal.

Tujuan utama pembelajaran menyimak adalah melatih siswa memahami bahasa lisan.
Hal ini perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Secara umum, bahan
pembelajaran menyimak dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca, menulis,
kosakata, karya sastra, bahan yang pendidik susun sendiri atau di ambil dari media cetak.
Teknik penyajiannya dapat dibacakan langsung oleh pendidik atau melalui alat perekam
suara.

2.1.2 Berbicara
Tarigan juga menyebutkan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Lebih luas lagi, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku
manusia yang memanfaatkan faktor- faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan
linguistik secara ekstensif dan luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang
paling penting bagi kontrol sosial.

Moris dan Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi
yang alami antar anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah
bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan menurut Nuraeni (2002) berbicara adalah proses
penyampaian informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan
pengetahuan, sikap dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang
diterimanya.

Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi, sehinggga banyak diungkapkan bahwa


bahasa merupakan alat komunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif,
sayogyanya si pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikannya
(Ii and Kanak-kanak 1980).

2.2 Hubungan Menyimak dan Berbicara


Menyimak merupakan keterampilan reseptif dimana kegiatan tidak hanya
mendengarkan tetapi juga memahami. Akan tetapi jika hanya menyimak maka tidak

4
adanya komunikasi yang terjadi. Untuk itu keterampilan menyimak juga terkait
keterampilan berbicara. Orang yang melakukan percakapan akan terjadi hubungan
antara keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara sehingga keduanya harus
seimbang secara bergantian. Hal ini merupakan keterampilan bahasa secara lisan.

Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat dan
tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara
dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam
bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya (“Upaya
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan (Berbicara) | Makalah Kuliah PGSD” n.d.).

2.3 Strategi Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan Siswa SD


Strategi untuk meningkatkan keterampilan berbahasa lisan siswa SD akan terbagi
menjadi 2 yaitu untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara.
Beberapa strategi dalam yang dapat dilaksanakan oleh guru di SD untuk meningkatkan
keterampilan menyimak, antara lain sebagai berikut:

1. Simak – Ulang Ucap


Teknik simak-ulang ucap digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan
pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas. Guru dapat mengucapkan atau
memutar rekaman bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, idiom,
semboyan, kata-kata mutiara, dengan jelas dan intonasi yang tepat. Siswa
menirukan. Teknik ini dapat dilakukan secara individual, kelompok, dan klasikal.
2. Simak – Tulis (Dikte)
Guru mengucapkan bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, idiom,
semboyan, kata-kata mutiara, dengan jelas dan intonasi yang tepat. Siswa harus
menyimak apa yang diucapkan guru, kemudian siswa menuliskannya.
3. Simak – Kerjakan
Guru mengucapkan bunyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, idiom,
semboyan, kata-kata mutiara, dengan jelas dan intonasi yang tepat. Siswa harus
menyimak apa yang diucapkan guru, kemudian siswa mengerjakan apa yang
diperintahkan atau dikatakan dalam kegiatan menyimak.
4. Simak – Terka
Guru menyusun deskripsi suatu benda atau mainan siswa yang paling disukai atau
gambar foto tanpa menyebutkan mana bendanya. Deskripsi diperdengarkan
kepada siswa. Siswa menyimak teks deskripsi dan harus menerkanya.

5
5. Memperluas kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat. Kemudian guru mengucapkan kata atau
kelompok kata lain, kemudian siswa melengkapi kata-kata yang telah diucapkan
guru dengan kata lain ayang sesuai yang hasilnya kata-kata tersebut menjadi
sebuah kalimat yang utuh dan lebih luas.
6. Menyelesaikan Cerita
Guru memperdengarkan suatu cerita sampai selesai. Setelah siswa selesai
menyimak, guru menyuruh seseorang untuk menceritakan kembali dengan kata-
katanya sendiri. Sebelum selesai bercerita, guru menghentikan cerita siswa tadi
dan menggantikan dengan siswa lain yang bertugas menyelesaikan cerita
kawannya, begitu seterusnya sehingga cerita itu berakhir seperti yang disimaknya.
7. Membuat Rangkuman
Guru menyiapkan bahan simakan yang cukup panjang. Materi itu disampaikan
secara lisan kepada siswa dan siswa menyimak. Setelah selesai menyimak siswa
disuruh membuat rangkuman.
8. Permainan Untuk meningkatkan Ketrampilan Menyimak (Bisik Berantai).
Suatu pesan dapat dilakukan secara berantai. Mulai dari guru membisikkan pesan
kepada siswa pertama dan dilanjutkan kepada siswa berikutnya sampai siswa
terakhir. Siswa terakhir harus mengucapkannya dengan nyaring. Tugas guru
adalah menilai apakah yang dibisikkan tadi sudah sesuai atau belum. Jika belum
sesuai, bisikan dapat diulangi, jika sudah sesuai bisikan dapat diganti dengan topik
yang lain.
9. Mendengarkan Cerita Tujuan
Dalam kegiatan ini siswa dapat memaknai dengan cermat, cepat, dan tepat tentang
cerita yang didengarnya. Siswa mendengarkan cerita yang diputar atau dilisankan.
Kegiatan teknik pembelajaran ini dapat dilaksanakan secara persorangan maupun
kelompok.
10. Mendengarkan Berantai Tujuan
Dalam kegiatan ini siswa dapat memahami informasi yang dibisikkan oleh
temannya dengan cermat, cepat, dan tepat. Siswa mendengarkan informasi yang
disampaikan teman kemudian menyampaikan informasi yang didengar ke teman
sebelahnya secara berantai dalam kelompok.

6
Sedangkan keterampilan berbicara lebih mudah dikembangkan apabila siswa
memperoleh kesempatan untuk mengkomunikasikan sesuatu secara alami kepada orang
lain. Selama kegiatan belajar di sekolah, guru menciptakan berbagai lapangan pengalaman
yang memungkinkan siswa mengembangkan kemapuan berbicara. Kegiatan-kegiatan untuk
melatih keterampilan berbicara itu antara lain sebagai berikut:

1. Menyajikan Informasi
Salah satu bentuk kegiatan untuk melatih penyajian informasi adalah dengan
berpidato. Tujuan kegiatan ini untuk menolong anak-anak mengembangkan rasa
percaya diri dalam berbicara dengan orang lain, belajar menyusun, dan menyajikan
suatu pembicaraan, dan mempelajari cara yang terbaik untuk berbicara di hadapan
sejumlah pendengar.
2. Berpartisipasi dalam Diskusi
Diskusi memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan siswa-
siswa yang lain dan guru, mengekspresikan pikiran secara lengkap, mengajukan
berbagai pendapat, dan mempertimbangkan perubahan pendapat apabila
berhadapan dengan bukti-bukti yang meyakinkan atau tanggapan yang masuk akal
yang dikemukakan oleh peserta diskusi. Hasil penelitian membuktikan bahwa
diskusi merupakan strategi yang membuat siswa bergairah dalam proses
pembelajaran.
3. Menghibur (Menyajikan Pertanyaan)
Siswa dapat menyajikan pertunjukan untuk teman atau teman sekelas, teman-teman
dari kelas yang lain, orang tua dan anggota masyarakat sekitar gedung sekolah.
4. Sandiwara Boneka
Di dalam kelas anak-anak dapat menggunakan boneka dengan dua cara. Mereka
menemukan (mencari) cerita yang sesuai dengan boneka-boneka yang sudah
tersedia, atau mereka dapat membuat boneka kemudian mengarang cerita yang
sesuai.
5. Bercerita atau Membaca Puisi
Cerita atau puisi yang digunakan harus yang menarik bagi anak-anak, yang mudah
dipahmi secara lisan, dan yang mudah dihafalkan. Guru hendaknya tidak terlalu
mengharapkan penampilan yang benar-benar bagus, tetapi ia harus menolong
murid-murid belajar menafsirkan karya sastra secara lisan untuk memperoleh
kesenangan.

7
6. Cerita Berangkai Tujuan
Siswa dapat melanjutkan cerita yang disampaikan temannya dengan tepat dan
dalam lingkup topik yang sama. Satu kelompok (5 orang) berdiri di depan kelas
kemudian bercerita tentang topik tertentu yang diawali dari kiri ke kanan atau dari
kanan ke kiri. Alat yang diperlukan adalah buku catatan.
Cara menerapkan:
(1) guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu,
(2) siswa membagi kelompok,
(3) kelompok menentukan topik yang akan dibawakan di depan kelas,
(4) siswa bercerita secara berangkai di depan kelas,
(5) kelompok lain memberi komentar tentang cerita berangkai temannya,
(6) guru merefleksikan hasil pembelajaran hari itu.
7. Menerangkan Obat/Makanan/Minuman/Benda Lainnya
Dalam hal ini siswa dapat menjelaskan sesuatu secara runtut dan benar. Siswa
menerangkan sebuah benda yang sudah mereka kenal. Dalam waktu singkat mereka
menerangkan mengenai karakter benda tersebut. Benda dapat berupa minuman,
obat-obatan, makanan, tas, sepatu, dan lain-lain. Alat yang diperlukan adalah botol
obat, botol minuman, makanan instant, tas, bolpoint, dan lain-lain. (Kegiatan
dilakukan secara kelompok). Cara menerapkan:
(1) guru memberikan penjelasan singkat tentang kegiatan hari itu,
(2) siswa mengambil benda yang mereka kenal,
(3) dalam waktu dua menit, secara bergantian siswa menerangkan karakteristik
benda yang mereka bawa ke dalam kelompok,
(4) siswa lain memberi komentar tentang penjelasan temannya,
(5) siswa merefleksikan proses pembelajaran yang mereka alami,
(6) guru merefleksikan hasil pembelajaran hari

2.4 Manfaat Keterampilan Berbahasa Lisan Siswa SD


Berbicara dan mendengarkan adalah dua jenis keterampilan berbahasa lisan yang
sangat erat kaitannya.Berbicara bersifat produktif, sedangkan mendengarkan bersifat
reseftif.Dalam pemerolehan atau belajar suatu bahasa, keterampilan berbahasa jenis reseftif
tampak banyak mendukung pemerolehan bahasa jenis produktif. Dalam suatu peristiwa
komunikaasi sering kali beberapa jenis keterampilan berbahasa digunakan secara bersama-

8
sama guna mencapai tujuan komunikasi. Ketermapilan berbahasa bermanfaat dalam
melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan
bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat ketermapilan
berbahasa yang dimiliki oleh seseorang,misalnya profesi sebagai manager, jaksa, pengacara,
guru dan wartawan.

2.5 Kendala Keterampilan Berbahasa Lisan Siswa SD


Faktor yang menimbulkan kesulitan dalam berbicara biasanya datang dari teman
bicara. Apabila teman bicara tidak dapat menangkap makna pembicaraan maka tujuan
komunikasi tidak tercapai. Selain itu, usaha untuk meningkatkan keterampilan berbicara
bahasa Indonesia di sekolah akan ditemui hambatan yang datang dari lingkungan sekolah
itu sendiri, seperti diantaranya:

 Adanya pandangan guru bahwa berbicara bahasa Indonesia dalam keseharian di


sekolah itu tidak lazim. Hal ini tercermin ketika dalam pergaulan sehari-hari mereka
enggan berbicara bahasa Indonesia bahkan dengan lugasnya berbicara seenaknya.
 Belum adanya penilaian bagi siswa yang berbicara bahasa Indonesia. Keadaan yang
demikian menimbulkan sikap apatis pada diri siswa karena merasa tidak ada gunanya
baik yang berbicara bahasa Indonesia maupun yang tidak.
 Tidak adanya program berbahasa Indonesia dari lembaga pendidikan. Untuk
sementara ini pada setiap lembaga pendidikan belum ada yang mempunyai inisiatif
memberlakukan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Entah karena gengsi
atau merasa bahasa Indonesia tidak terkenal.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan merupakan sebuah keterampilan
yang digunakan untuk berhubungan dengan sesama manusia baik dalam hal
komunikasi ataupun menentukan identitas diri. Keterampilan berbahasa lisan akan
mencakup keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara. Hubungan dari
keterampilan menyimak dan berbicara saling terikat. Kegiatan menyimak didahului oleh
kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu
menjadi komunikasi lisan seperti dalam sebuah percakapan.

Stategi dari meningkatkan keterampilan berbahasa lisan bagi siswa SD akan terbagi
menjadi 2 yaitu strategi menyimak keterampilan dan strategi keterampilan berbicara.
Contoh dari strategi keterampilan menyimak seperti, simak – ulang ucap, simak – tulis
(dikte), simak – kerjakan, simak – terka, memperluas kalimat, menyelesaikan cerita,
membuat rangkuman, permainan untuk meningkatkan ketrampilan menyimak (bisik
berantai). mendengarkan cerita tujuan. mendengarkan berantai tujuan. Sedangkan strategi
keterampilan berbicara seperti, menyajikan informasi, berpartisipasi dalam diskusi,
menghibur (menyajikan pertanyaan), sandiwara boneka, bercerita atau membaca puisi,
cerita berangkai tujuan.

Manfaat dari keterampilan berbahasa lisan bermanfaat dalam melakukan interaksi


komunikasi dalam masyarakat. Adapun kendala dari keterampilan berbahasa lisan seperti,
pandangan guru bahwa berbicara bahasa Indonesia dalam keseharian di sekolah itu tidak
lazim, belum adanya penilaian bagi siswa yang berbicara bahasa Indonesia, tidak adanya
program berbahasa Indonesia dari lembaga pendidikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, D. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar.


Bandung:Pustaka Latifah.

Henry Guntur Tarigan. 1983. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa. h.19

Ii, B A B, and Taman Kanak-kanak. 1980. “Bab Ii Landasan Teoretis,” no. 4: 1–32.

Pangaribuan, Tagor. 2013. “Paradigma Bahasa.” Graha Ilmu 53 (9): 1689–99.

“Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Lisan (Berbicara) | Makalah Kuliah PGSD.”


n.d. Accessed September 4, 2021.
https://kuliahpgsdbjm2010.blogspot.com/2015/01/upaya-meningkatkan-
keterampilan.html.

11

Anda mungkin juga menyukai