Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun
dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami Ibu Dra. Sumilah, M.Pd. selaku
pengampu materi psikologi perkembangan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun  isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 03 September 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... 2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………... 3

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………. 3
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………...….. 3
C. TUJUAN………………………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 4

A. SEJARAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN…………………………………... 4


B. METODE-METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN……………………….. 9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..15

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, psikologi boleh dikatakan sebagai
ilmu yang masih muda dibandingkan dengan ilmu lainnya seperti: ilmu alam, biologi dan
lain-lain, karena baru pada akhir abad ke 19 psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri
dalam hal isi, metode dan penggunaannya.
Wilhelm Wundt dapat dikatakan sebagai bapak psikologi modern, ia telah berusaha
untuk menjadikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (otonom).
Sebelum abad ke-19, psikologi merupakan bagian dari filsafat. Perbedaan cara memecahkan
masalah jiwa dimasa lampau dengan dimasa modern, terutama terletak dalam cara
pendekatannya. Pendekatan dimasa lampau bersifat filosofis  (Renungan)
dan atomistik (berhubungan dengan hal-hal yang mistis), sedangkan masa modern dengan
pendekatan scientific (ilmiah),yaitu melalui penelitian-penelitian empirik.
Jiwa manusia sejak zaman Yunani telah menjadi topik pembahasan para filosof. Setelah
psikologi berdiri sendiri yaitu dimulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt mendirikan
laboratorium psikologi pertama di kota Leipzig, Jerman.
Untuk lebih memahami psikologi, tentu kita perlu juga memahami sejarah serta
perkembangannya dari masa ke masa. Maka dari itu, di dalam makalah ini akan dibahas
tentang sejarah perkembangan psikologi.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana sejarah psikologi perkembangan?
2) Apa saja metode-metode psikologi perkembangan?

C. TUJUAN
1) Untuk mengetahui sejarah psikologi perkembangan
2) Untuk mengetahui metode- metode psikologi perkembangan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Psikologi Perkembangan

Pada awalnya psikologi berkembang dimulai dari tahapan masalah usia. Namun untuk
mempelajari usia tentu berhubungan dengan tahapan perkembangan. Psikologi
perkembangan memiliki sejarah yang cukup panjang. Sejarah awal mula terbentuk psikologi
perkembangan dipengaruhi oleh pendapat para ahli di jaman dahulu dengan pemikiran-
pemikiran yang berbeda. Setiap pendapat yang dimunculkan akan mendapatkan pertentangan,
namun pertentangan- pertentangan yang muncul dapat melahirkan pemahaman atau pendapat
baru yang membawa perkembangan psikologi perkembangan menjadi lebih aktual dan
sistematis hingga modern seperti saat ini.

Sejarah dalam psikologi perkembangan ini dibagi menjadi tiga periode, yaitu (1)
Minat awal dalam mempelajari psikologi perkembangan pada anak, (2) Sebagai dasar dasar
secara ilmiah dalam psikologi perkembangan, (3) muncul psikologi perkembangan secara
modern. Ketiga periode itu akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Minat awal mempelajari perkembangan anak

Jauh sebelum studi ilmiah mulai banyak dikembangkan, dahulu perhatian terhadap
perkembangan anak- anak sangat sedikit. Bahkan buku-buku terkait perkembangan anak
sangat sedikit. Pemahaman tentang anak-anak dipengaruhi oleh keyakinan tradisional atau
budaya yang bersumber dari filosofi dan teolog tentang anak, lingkungan dan keturunan.

Plato merupakan seorang filsuf yang banyak mempengaruhi tentang pandangan


masyarakat mengenai anak- anak serta kehidupannya. Plato mengungkapkan bahwa ada
perbedaan- perbedaan secara individual dari dasar genetis atau keturunan. Potensi individu
ditentukan oleh faktor keturunan tersebut. Sejak anak terlahir, anak sudah memiliki bakat-
bakat kemampuan yang berasal dari orang tuanya dan berkembang melalui didikan dan
asuhan.

Pada awal abad ke 17, seorang filsuf bernama John Locke mengemukakan bahwa
pengalaman dan pendidikan merupakan faktor utama yang menjadi penentu dalam
perkembangan anak. Kemampuan bawaan diakui memiliki peranan penting, sebaliknya John

4
mengungkapkan bahwa kejiwaan seorang anak ketika dilahirkan diumpamakan seperti
secarik kertas yang masih kosong dan bersih, dimana bentuk kertas merupakan penentu
dalam penulisan di dalamnya. Hal ini di istilahkan sebagai ‘tabula rasa’ the blank state.

Pandangan yang diungkapkan John locke ini menjadi pertentangan kemudian hari.
Jean jacques Rousseau seorang filsuf dari perancis abad ke- 18 mengungkapkan
pandangannya bahwa anak memiliki perbedaan kualitatif dengan orang dewasa. Dia
menyatakan penolakan bahwa bayi merupakan makhluk pasif yang berkembang ditentukan
pengalaman. Dalam bukunya yang berjudul emile ou I’education yang diterbitkan tahun
1762, Rousseau menyatakan penolakannya dan menyebutkan pandangan bahwa anak
memiliki sifat bawaan yang buruk. Rousseau juga menegaskan bahwa semua hal itu baik
seperti keluar dari tangan Sang pencipta, segalanya menjadi memburuk dalam tangan
manusia.

Yang disebutkan demikian “ All things are good as they come out of the hands their
creator, but everything degenerates in the hands of man”. Aliran ini dikenal sebagai
pandangan beraliran ‘nativisme’. Sedangkan Locke merupakan aliran ‘empirisme’ kemudian
kedua pertentangan ini menjadi titik awal perkembangan ‘teori belajar’ di kemudian hari /
learning theory.

2. Pembentukan psikologi perkembangan secara ilmiah

Plato , Locke, dan Rousseau telah mengemukakan pandangannya tentang masa anak-
anak yang pada dasarnya berspekulatif karena tidak ada bukti- bukti yang nyata dari hasil
riset ilmiah atau observasi pada anak- anak. Tetapi dengan munculnya asumsi tersebut
muncullah perhatian lebih lanjut untuk mempelajari perkembangan anak- anak dan
kehidupannya, juga perkembangan psikis anak. Hal ini baru dimulai pada abad ke- 18
meskipun peninjauan dari segi ilmiah dan sistematika masih belum terlalu memuaskan.

Pada periode ini, perkembangan anak dipelajari dengan membuat catatan-catatan


harian mengenai perkembangan dan tingkah laku anak. Pada awalnya catatan-catatan itu
dituliskan berdasarkan anak- anaknya sendiri, misalnya seorang ahli pendidikan dari Swiss
bernama John Heiinrich pestalozzi pada tahun 1774 menerbitkan catatan mengenai
perkembangan anaknya sendiri yang pada saat itu berusia 3,5 tahun. Pestalozzi memberikan
dukungan terhadap pernyataan Rousseau bahwa anak memiliki segi segi baik sebagai
dasarnya dan perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh aktivitas anak itu sendiri.

5
Kemudian, Dietrich Tiedeman, yang merupakan seorang tabib dari Jerman juga
melakukan hal yang sama. Tiedeman memperkenalkan hasil pengamatannya berdasarkan
catatan harian terhadap perkembangan anaknya sendiri yang berusia 2,5 tahun. Tiedeman
mempubilkasikan hal ini pada tahun 1787. Dia juga menuliskan perkembangan meliputi
perkembangan sensoris, motorik, bahasa, dan juka kecerdasan anak.

Sedangkan pengamatan yang sesungguhkan terhadap perkembangan anak melalui


observasi secara langsung baru dimulai pada abad ke- 19 dengan tokoh yang cukup
berpengaruh yaitu Charles darwin dan Wilhelm Wundt. Darwin mengungkapkan bahwa
catatan catatan harian tidak memiliki nilai ilmiah yang kuat sebagai data. Namun merupakan
titik awal untuk mendapatkan studi yang lebih sistematis. Darwin mengungkapkan bahwa
perkembangan sebagai pembukaan dari kemampuan atau ciri khusus yang sudah terprogram
sehak lahir secara genetik. Bahkan darwin juga mengembangkan risetnya pada psikologi
perkembangan biologi- saraf.

Sementara pengaruh Wilhem Wundt yang merupakan pelopor disiplin ilmu yang
berdiri sendiri. Hal ini ditandai dengan dibuatnya laboratorium psikologi pertama di Leipzig
pada tahun 1879. Dia memiliki harapan baru pada penelitian psikologi dengan membuat
persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah penelitian.

3. Munculnya studi psikologi perkembangan modern

Psikologi perkembangan mengalami perkembangan yang cukup signifikan pada abad


ke- 20. Penelitian penelitian di zaman ini lebih bersikap deskriptif dan menitikberatkan pada
ciri khas yang umum menurut golongan umur serta perkembangan tertentu.

Perubahan dalam studi psikologi perkembangan ini terjadi setelah J. B. Watson


memperkenalkan tentang teori Behaviorisme. Pada teori Watson ini dia menggunakan
prinsip- prinsip ‘classical conditioning’ untuk mengamati perkembangan tingkah laku lebih
jelas lagi.
Menurut Watson, prinsip- prinsip conditioning ini dan juga prinsip belajar dapat diterapkan
pada semua ranah perkembangan psikologis. Pernyataan dari hasil pengamatan Watson ini
memicu timbulnya perkembangan teori-teori psikologi baru yang bertentangan.

Pada zaman dan kurun waktu yang hampir sama, Sigmund Freud juga menyatakan
pendapatnya mengenai psikologi perkembangan. Dalam kunjungannya ke Amerika atas

6
undangan G. Stanley hall pada tahun 1909, Sigmund mengungkapkan pada ceramahnya yaitu
tentang penjelasan teori psikoanalisa dan menekankan pengalaman masa bayi dan anak- anak
memiliki pengaruh untuk menentukan perkembangan kepribadian dan tingkah laku pada
orang dewasa.

Pada awalnya teori ini banyak menerima pertentangan dari psikologi perkembangan.
Namun pada tahun 1930- an banyak dilakukkan usaha atau penyelidikan lebih dalam dalam
bentuk penelitian tentang aspek perkembangan yang didasari oleh teorinya.

Namun pengaruh dari Watson dan Freud juga tokoh lain masih sangat besar dalam
disiplin ilmu psikologi perkembangan. Hingga tahun 1930-an penelitian psikologi
perkembangan masih bersifat deskriptif. Hal ini menjadikan publikasi riset tentang psikologi
perkembangan masih sangat kurang hingga akhir tahun 1949. Tidak berlangsung lama,
kemudian pada tahun 1950 psikologi perkembangan memasuki periode baru yang lebih
terbuka dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan. Ada tiga faktor utama yang
menyebabkan diaktifkannya kembali bidang studi psikologi perkembangan ini:

 Pertama

Perubahan orientasi dalam riset psikologi perkembangan menjadi bersifat


eksperimental. Teknik ini terbukti efektif dalam hal pengukuran dan pengontrolan. Perubahan
fokus penelitian juga berkembangan menjadi lebih spesifik seperti persepsi, problem solving,
dan sebagainya. Cara pendekatan yang digunakan juga berbeda-beda dengan alur berfikir
psikologi yang lebih umum.

 Kedua

Jean Piaget, seorang psikolog secara terus menerus aktif melakukan penelitian tentang
perkembangan kognitisi pada anak dari mulai bayi hingga remaja. Jean mampu menyusun
teori secara komprehensif mengenai perkembangan kognisi. Ia juga menentang pendapat
kaum behavioris yang menganggap bahwa individu sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan,
atau pendapat lain yang menganggap pengaruh genetik.

Pieget berpendapat bahwa hasil interaksi antara individu dengan sekitarnya baik orang
lain maupun lingkungan merupakan penyebab individu selaltu melakukan proses adaptasi
bertujuan menjaga keseimbangan antara dirinya dan lingkungan. Karyanya yang dinilai

7
cukup rumit dan sulit baru bisa diterbitkan pada tahun 1950-an. Sejak karyanya diterbitkan,
pengaruh yang diberikan cukup mendominasi psikologi perkembangan.

 Ketiga

Munculnya minat baru terhadap asal mulai tingkah laku dan munculnya banyak riset-
riset terhadap bayi dan perkembangannya. Selain itu peningkatan ini juga didukung dengan
perkembangan alat-alat yang semakin berkembang dan modern. Pada awal tahun 1950-an
studi mengenai tingkah laku, kondisi psikis, dan fungsi kepribadaian individu menjadi lebih
fokus pada anak dan kemudian disebut dengan psikologi anak. Psikologi anak menaruh
banyak perhatian pada aspek- aspek praktis dari tingkah laku serta perkembangan
kepribadian yang berasal dari masalah masalah yang timbul.

Alfred L. Baldawin pada tahun 1967 menyebutkan cara pendekatan yang mereka
lakukan disebut dengan teori sosial belajar. Tokoh- tokoh lain seperti Gewitz, Walters, dan
Bandura lebih meneliti mengenati perilaku agresivitas. Psikologi perkembangan pada
akhirnya lebih dikenal sebagai penelitian terhadap anak dengan perubahan tingkah laku yang
dialaminya. Namun karena cakupannya lebih luas maka menggantikan sebutan psikologi
anak. Sebutan psikologi anak kemudian diubah menjadi psikologi perkembangan pada tahun
1957.

Penjelasan diatas sudah mencakup perkembangan munculnya psikologi


perkembangan yang lebih memusatkan perhatian pada masa anak- anak hingga remaja dan
mempelajari tentang tingkah laku dan psikisnya. Psikologi perkembangan dalam konsepnya
lebih luas dari pada psikologi anak. Riset psikologi perkembangan dilakukan dengan
mengamati dan memberikan catatan catatan pada perilaku anak dan respon psikologisnya
dalam beraktivitas sehari-hari.

Tingkah laku yang diamati termasuk interaksinya dengan masyarakat atau sosial
lingkungan disekitarnya. Dijelaskan bahwa manusia termasuk anak dari awal memiliki
insting untuk melakukan adaptasi diri atau penyesuaian diri dengan kondisi lingkungannya.
maka dari itu psikologi perkembangan bisa diamati mulai dari usia anak- anak smpai dengan
remaja.

8
B. Metode- Metode Psikologi Perkembangan

Beberapa metode dimaksudkan untuk memberikan lebih banyak pengertian akan


gejala perkembangan, beberapa metode lain lagi memberikan pengertian bagaimana cara
mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Dapat pula dibedakan antara pendekatan
yang lebih umum dan metode yang lebih spesifik. Pendekatan yang lebih umum memberikan
pengertian akan keseluruhan proses perkembangan atau beberapa aspeknya, misalnya
perkembangan intelektual, atau pengertian akan faktor endogen dan eksogen bagi
perkembangan seseorang.
Termasuk metode yang lebih spesifik adalah cara-cara khusus yang dipakai untuk
mengetahui gejala perkembangan yang sedang timbul.

A. Metode yang umum

Metode yang lebih umum mengandung dua pengertian, yaitu :memberikan lebih
banyak data mengenai keseluruhan perkembangan atau beberapa aspeknya, dan meninjau
pengaruh faktor endogen (bawaan) atau eksogen (lingkungan, khususnya kebudayaan) bagi
perkembangan seseorang. Yang mana metode umum ini terdapat 4 metode, yaitu :

a. Metode Kros-seksional/Metode Transversal


Metode kros seksional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan
penelitian beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relatif singkat. Metode kros-
seksional diselidiki orang-orang atau kelompok orang dan tingkatan usia yang berbeda-beda.
Dengan mengambil kelompok orang dari tingkatan umur yang berurutan akhirnya dapat
ditemukan gambaran mengenai proses perkembangan satu atau beberapa aspek kepribadian
seseorang.

b. Metode Longitudinal
Metode Longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara
menyelidiki anak dalam jangka waktu yang lama.

9
Dengan pendekatan ini biasanya diteliti beberapa aspek tingkah laku pada satu atau dua orang
yang sama dalam waktu beberapa tahun. Dengan begitu akan memperoleh gambaran aspek
perkembangan secara menyeluruh.

c. Metode Sekuensial
Metode sekuensial ini merupakan kombinasi dari metode kros-seksional/tranversal
dan metode longitudinal. Dalam banyak hal, pendekatan ini mulai dengan studi kros-
seksional yang mencakup individu dari usia yang berbeda. Berbulan-bulan atau betahun-
tahun setelah pengukuran awal, individu yang sama diuji lagi (ini merupakan aspek
longitudinal dari rancangan). Pada waktu selanjutnya, sekelompok subjek baru diukur pada
masing-masing tingkat usia. Kelompok baru pada masing-masing tingkat ditambahkan pada
waktu berikutnya untuk mengontrol perubahan yang (gugur) dari studi, pengujian ulang
mungkin telah meningkat kinerja mereka.

d. Metode Cross-Cultural/Pendekatan Lintas Budaya


Metode Cross-Cultural adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang
mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan atau kebudayaan yang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Pendekatan ini banyak digunakan uttuk mengetahui perbedaan-
perbedaan atau persamaan-persamaan perkembangan anak pada beberapa latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini adalah karena dengan pendekatan ini dapat diperoleh
pengertian yang lebih mendalam tentang proses perkembangan sesorang.
Melalui pendekatan ini bisa dijelaskan hipotesa-hipotesa yang ada melalui faktor-faktor yang
diperoleh.

B. Metode yang Spesifik

Metode yang spesifik adalah cara-cara khusus yang digunakan untuk mengetahui gejala
perkembangan yang sedang timbul. Di antara metode yang spesifik yang digunakan dalam
psikologi perkembangan adalah :

a. Metode Observasi
Metode obsservasi adalah sutau cara yang digunakan untuk mengamati semua tingkah
laku yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan

10
tertentu. Atau bisa dikatakan juga bahwa metode observasi adalah kegiatan mengenali
tingkah laku individu yang biasanya akan diakhiri dengan mencatat hal-hal yang dipandang
penting sebagai penunjang informasi mengenai klien.
Atau, metode observasi adalah metode serba sengaja dan sistematis mengamati aktivitas
individu lain. Metode observasi ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Observasi Alami (Natural Observation)
Observasi alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-
hari secara alamiah/wajar. Jadi dalam observasi alami peneliti melakukan semua pencatatan
terhadap kehidupan anak tanpa mengubah suasana atau mengontrol dalam situasi-situasi yang
direncanakan. Atau bisa dikatakan sebagai metode observasi non partsipan yang dimana
peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh yang diobservasi. Jadi peneliti
hanya sebagai penonton saja.
Kalau dalam psikodiagnostik terkenal dengan istilah observasi medan atau alamiah (field
setting), yaitu observasi di lapangan atau kancah atau di tempat yang sesugguhnya.

2. Observasi Terkontrol (Controlled Observation)


Observasi terkontrol dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah
sedemikian rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacam-macam reaksi atau
tingkah laku anak diharapkan akan timbul. Atau bisa disebut sebagai observasi laboratories
(laboratory setting), yakni observasi dengan situasi laboratorium, sehingga situasinya dapat
dikendalikan sepenuhnya oleh observer.
Metode ini dianggap lebih objektif dan hasilnya lebih akurat, karena itu observasi terkontrol
dapat dilakukan dengan tujuan eksperimental dengan pendekatan dan metode yang sesuai
dengan lapangan psikologi eksperimental.

b. Metode Eksperimen
Penelitian terhadap anak tidak mudah dilakukan. Alasan pertama karena anak-anak
sangat sugestibel dan selalu berusaha menyenangkan hati sipenanya. Alasan kedua karena
sukar untuk mengetahui dengan jelas apa yang dimaksud oleh anak itu.
Metode eksperimen adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak.
Pengunaan eksperimen terhdap anak-anak hanya terbatas pada penyelidikan yang dapat
diamati dengan alat indera karena gejala-gejala jiwa yang bersifat ruhaniah masih sangat
samar-samar.

11
c. Metode Klinis
Metode klinis adalah suatu metode penelitian yang khusus ditujukan untuk anak-anak,
dengan cara mengamati, mengajak bercakap-cakap dan tanya jawab. Penggunaan metode
klinis merupakan penggabungan eksperimen dan observasi. Pelaksanaannya dilakukan
dengan cara mengamati atas pertimbangan bahwa anak itu belum mampu memngungkapkan
isi pikiran dan perasaan dengan bahasa yang lancar.
Prof. Jean Piaget, seorang ilmuwan berasal dari perancis, menggunakan metode klinis untuk
meneliti cara berpikir dan perkembangan bahasa anak-anak. Metode observasi, eksperimen,
klinis termasuk metode langsung karena metode itu dapat lansung memperoleh inromasi dan
data-data dari sumbernya.

d. Metode Test
Metode Test adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu
tertentu terhadap objeknya. Test merupakan instrument penting dalam psikologi kontenpore,
yang digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap, dan hasil kerja.
Dalam hal ini, para peneliti biasanya menggunakan tes-tes psikolkogi yang sudah
distandardisasi.
Atau bisa dikatakan bahwa test adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasarkan atas bagaimana testee menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil
kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standart atau testee yang lainnya.

e. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan angket ini kami bagi dalam tiga bagian, diantaranya yaitu :
1. Metode Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab atau daftar isian yang harus diisi
berdasarkan kepada sejumlah subjek. dan berdasar atas jawaban dan atau isian penyelidik
mengambil kesimpulan mengenai subjek yang diselidiki.
Bentuk angket dapat pula dipakai untuk menguji suatu hipotesis. Bentuk angket berupa daftar
pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data-data dan informasi dari
objek yang dipelajari.

2. Metode Biografi

12
Secara etimologis metode biografis adalah metode yang menggunakan bahan-bahan
yang berwujud tulisan mengenai kehidupan subjek yang diselidiki baik tulisan itu dibuat oleh
subjek sendiri mupun oleh orang lain.
Biografi, yakni tulisan mengenai peri kehidupan yang dibuat oleh orang lain sering sangat
bermanfaat dalam pengungkapan kepribadian sesorang hanya saja kiranya mudah dimengerti
bahwa tulisan ini sanggat dipengaruhi oleh sikap dan penilaian penulis terhadap orang yang
ditulis biografinya.
Jika menganalisis biografi/otobiografi perlu memperhatikan bahwa tidak semua subjek
bertindak dan menulis secara jujur mengenai dirinya. Ada subjek dengan sengaja menutupi
kelemahan dirinya. Untuk hal ini diperlukan penelusuran yang sangat hati-hati agar diperoleh
data yang akurat dan jujur.

3. Buku Harian (diary).


Buku harian ditulis oleh seseorang, biasanya berisikan hal-hal yang bersifat pribadi
dan biasanya yang dianggap rahasia oleh yang bersangkutan. Biasanya, diary dipakai sebagai
tempat pencurahan hal-hal yang positif dan negatif serta tempat untuk mengemukakan
pandangan-pandangan.
Biasanya anak pubertas suka menulis buku harian. Buku itu sangat bermanfaat untuk
mengungkapkan kejiwaan. Buku harian yang dibuat anak di masa pubertasnya harus hati-hati
mempelajarinya. Alasan pertama karena tidak memberikan kesan-kesan yang umum. Kedua,
karena hanya sedikit anak-anak yang suka membuat buku harian dalam jangka waktu yang
lama. Alasan lainnya, kalangan tertentu tidak menulis buku hariannya dengan teratur dan
sistematis sehingga tidak mungkin menjadikan buku harian itu sebagai pedoman untuk
memahami keadaan remaja.
Justru karena isinya yang demikian itulah maka buku harian dapat merupakan sumber
data yang sangat berharga untuk keperluan penyelidikan psikologis. Hanya saja harus pula
diingat bahwa buku harian itu belum tentu memberi gambaran yang jujur mengenai
penulisnya.

13
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Sejarah psikologi perkembangan dibagi menjadi 3 periode yaitu :

a. Minat awal mempelajari psikologi perkembangan anak


b. Dasar-dasar psikologi perkembangan ilmiah
c. Munculnya psikologi perkembangan secara modern

Metode psikologi perkembangan dibedakan menjadi 2 yaitu metode yang bersifat


spesifik dan bersifat umum. Metode yang bersifat spesifik terdiri dari : metode eksperimen,
klinis, tes, observasi, dan pengumpulan data, sedangkan yang bersifat umum terdiri dari
metode transversal, longitudinal, sekuensial, dan lintas budaya.

Dalam pendekatan dan metode psikologi perkembangan, pendekatan yang lebih umum
memberikan pengertian akan keseluruhan proses perkembangan atau beberapa
aspeknya.Sedangkan beberapa metode dimaksudkan untuk memberikan lebih banyak
pengertian akan gejala perkembangan, beberapa metode yang lain lagi memberikan
pengertian bagaimana caranya mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Para
peneliti melakukan berbagai pendekatan dengan metode tertentu untuk mendapatkan analisa
dari suatu gejala yang terjadi dalam suatu proses perkembangan. Pada pemakaian metode
yang terpadu menambah kemungkinan untuk memperoleh pengertian mengenai hubungan
gejala perkembangan satu dengan yang lain, baik mengenai tingkah laku, pendapat maupun
kondisi tertentu dalam proses perkembangan seseorang. Maka dari itu, kita harus bisa
mengetahui tahap yang dilakukan seorang peneliti untuk mendapatkan data. Sehingga, bila
suatu saat nanti kita dihadapkan pada lingkungan yang menuntut kita untuk terjun pada
analisa dunia perkembangan, kita mengetahui berbagai hal yang bersangkutan dengan
perkembangan tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://irmaalhanaah.wordpress.com/2013/09/14/psikologi-perkembangan-sejarah-dan-
metode-psikologi-perkembangan/

http://dokumenzainalabidin.blogspot.com/2015/10/sejarah-perkembangan-dan-
metode.html

https://dosenpsikologi.com/sejarah-psikologi-perkembangan

https://pakdhekeong.blogspot.com/2013/04/makalah-sejarah-psikologi-
perkembangan.html

15

Anda mungkin juga menyukai