Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Nugraheti Sismulyasih SB, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Wahyu Tri Atmaja (04 / 1401419183)
2. Miske Megarani F N (14 / 1401419194)
3. Isni Nur Azizah (21 / 1401419206)
4. Isma Febilla Ayuning Tyas (30 / 1401419225)
5. Sa’idatul Maulidiyah (46 / 5402420054)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul "Penalaran dan Pengembangan Paragraf”.
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dari dosen kami Nugraheti
Sismulyasih SB, S. Pd., M. Pd. selaku pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Rembang, 10 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Penalaran.....................................................................................2
B. Jenis-jenis Penalaran.....................................................................................3
C. Pengertian Paragraf.......................................................................................7
D. Macam-Macam Paragraf...............................................................................9
E. Teknik Pengembangan Paragraf...................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Simpulan.....................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraph-paragraf
penyusunnya tidak baik. Sama halnya dengan paragraf, tidak mungkin menjadi
paragraf yang baik bila kalimat-kalimat penyusunnya juga tidak baik. Demikian
juga dengan kalimat, tidak mungkin diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata
penyusunnya tidak tepat dan tidak sesuai.
Oleh karena itu, makalah ini a membahas tentang penalaran dan
pengembangan paragraf. Materi penalaran dan pengembangan paragraf ini
dimanfaatkan ketika penulis karya ilmiah yaitu ketika sedang melaksanakan
pengembangan paragraf dan penyusunan draf karya ilmiah. Materi ini akan
menuntut penulis karya ilmiah mengembangkan gagasan secara runtut, sistematis,
dan bernalar sehingga gagasannya mudah dipahami.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penalaran?
2. Apa saja jenis-jenis penalaran?
3. Apa yang dimaksud paragraf?
4. Apa saja macam-macam paragraf?
5. Bagaimana teknik pengembangan paragraf?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penalaran?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis penalaran?
3. Untuk mengetahui pengertian paragraf?
4. Untuk mengetahui macam-macam paragraf?
5. Untuk mengetahui teknik pengembangan paragraf?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penalaran
1. Hubungan Penalaran, Pikiran, dan Bahasa
Pengembangan penalaran tidak dapat dilepaskan dari pemikiran tentang
bahasa dan pikiran. Berbicara mengenai pikiran dan bahasa, tak ubahnya
seperti dua sisi mata uang, yakni sangat dekat jarak dan hubungannya, dan
tidak dapat dipisahkan. Dalam hubungan dengan pikiran dan bahasa, dikenal
adanya inner speech dan external speech. Inner speech merupakan suatu
ujaran, yakni pikiran yang berkaitan dengan kata. Kata-kata itu lenyap pada
saat pikiran terbentuk,sedangkan external speech menerangkan bahwa pikiran
itu terwujud dalam kata-kata (Dardjowidjojo 2003:284).
Hubungan antara pikiran dan bahasa pernah diteliti oleh Piaget. Menurut
Piaget ada dua macam modus pikiran-pikiran terarah (directed) atau pikiran
intelegen (intelligent) dan pikiran tak terarah atau pikiran austitik (austitic).
Keterkaitan antara bahasa dan pikiran seperti penelitian diatas juga dilakukan
pada abad 18 dan abad 19 oleh seorang Jermanis yang akhirnya
dikembangkan di Amerika oleh Franz Boas dkk. Boas melihat bahwa cara
berpikir seseorang dipengaruhi oleh struktur bahasa yang mereka pakai
(Dardjowidjojo 2003:284).
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa jalan pikiran
seseorang sangat terlihat dari bagaimana seseorang menggunakan bahasanya.
Demikian juga bahasa seseorang akan menunjukkan bagaimana cara
diamenggunakan pikiran atau bernalar.

2
Bahasa adalah sarana bernalar. Bagaimana seseorang berbahasa,
termasuk menulis, akan mencerminkan pula bagaimana orang itu menata jalan
pikirannya (Akhadiah 2001). Berkenaan dengan pengertian penalaran, Keraf
(1982) dan Moeliono (1989) menegaskan bahwa penalaran adalah proses
berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk, eviden, atau
hal yang lain yang bisa dianggap sebagai bahan bukti yang dapat digunakan
untuk menarik kesimpulan. Secara umum, penalaran dapat dilakukan melalui
dua cara, yakni secara induktif dan secara deduktif.

2. Jenis-Jenis Penalaran
a. Penalaran Induksi
Penalaran induksi adalah penalaran yang dimulai dari
peristiwaperistiwa yang khusus kemudian beranjak ke peristiwa yang
sifatnya umum. Secara umum penalaran induksi dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Penalaran Generalisasi
Penarikan penalaran berdasarkan data yang sesuai dengan fakta
(data). Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian, pengamatan,
atau hasil survei. Jumlah data atau fakta khusus yang dikemukakan
harus cukup dan dapat mewakili. Jenis penalaran ini dimulai dengan
mengemukakan peristiwa-peristiwa yang khusus kemudian menuju
peristiwaperistiwa yang umum. Contohnya adalah:
 Bensin merupakan jenis bahan bakar apabila terkena api akan
mudah terbakar. Demikian jugaminyak tanah, termasuk bahan
bakar yang mudahterbakar. Solar pun demikian pula halnya,
bilaterkena api akan mudah terbakar. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasemua jenis bahan bakar
apabila terkena api akan mudah terbakar.
 Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir Jalan Jendral Sudirman.
Seminggu kemudian, seorang anak wanita hilang ketika pulang dari
sekolah. Sehari kemudian, polisi menemukan bercak-bercak darah
dikursi belakang mobil Anwar. Polisi juga menemukan potret dua

3
orang anak yang tewas di Jalan Jenderal Sudirman dalam kantung
celana Anwar. Dengan demikian, Anwar adalah orang yang dapat
dimintai pertanggung jawaban tentang hilangnya tiga anak itu.
2) Penalaran Analogi
Penalaran ini membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi
memiliki kesamaan. Berdasarkan banyaknya kesamaan tersebut
ditariklah suatu kesimpulan. Penalaran jenis ini berdasarkan dari dua
peristiwa khusus yang mempunyai kesamaan satu dengan yang lain
untuk diambil kesimpulan apakah apa yang berlaku pada satu hal itu
berlaku pada sesuatu hal lainnya. Contohnya adalah :

 Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya tidak


akan menjalani hidupnya dengan baik, ia akan selalu dalam
keraguan, sama seperti seseorang yang hidup di dalam rumah tanpa
penerangan. Ia akan berjalan tak tahu arah, tak jelas kemana ia
berjalan sehingga ia akan mudah tertabrak benda yang ada
disekitarnya.

 Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas


putih. Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang
diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal
sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik
maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Jadi, membentuk
kepribadian baik seseorang anak ibarat menulis kertas putih dengan
hal-hal yang bermanfaat.

3) Penalaran Sebab Akibat


Penalaran dimulai dengan mengemukakan fakta berupa sebab
kemudian disusul dengan kesimpulan yang berupa akibat. Penalaran
jenis ini dimulai dengan mengemukakan peristiwaperistiwa sampai
dengan kesimpulan peristiwa itu merupakan akibat dari suatu

4
fenomena. Penalaran Induksi hubungan sebab akibat dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
a) Hubungan Sebab Akibat
Pertama-tama dikemukakan peristiwa-peristiwa yang menjadi
sebab, sampai kemudian pada kesimpulan yang menjadi akibat.
Contohnya adalah :

 Karena warga sering buang sampah sembarangan, maka


daerah ciputat sering banjir.

 Karena kemarin Arief kehujanan, maka hari ini Arief


sakit.

a. Hubungan Akibat Sebab


Pada awalnya dikemukakan peristiwa yang menjadi akibat
selanjutnya dikemukakan peristiwa-peristiwa yang menjadi
penyebabnya. Contohnya adalah :

 Ciputat termasuk daerah yang sering banjir, hal itu


disebabkan warganya sering buang sampah sembarangan.

 Arief mendapat IPK 3.81, karena Arief rajin belajar.

b) Hubungan Sebab Akibat 1 – Akibat 2


Dalam hubungan ini dikemukakan sebab dapat menimbulkan
lebih dari satu akibat. Akibat yang pertama dapat menjadikan sebab
yang akan menimbulkan akibat yang kedua dan seluruhnya.
Contohnya adalah :

 Mang Kodir adalah seorang perokok berat, karena dia


sering merokok tanpa henti akhirnya dia menagalami radang
paru-paru, tidak lama kemudian dia dinyatakan radang paru-paru
kronis oleh pihak rumah sakit. Andi keponakan mang Kodir tiba-
tiba batuk serta mengeluarkan darah padahal andi tidak merokok,

5
setelah diperiksa ternyata Andi menjadi seorang perokok pasif
akibat mamangnya si Kodir.

 Gunung semeru mulai aktif dan mengeluarkan gas


panas, para penduduk yang hidup di kaki gunung semerupun
akhirnya harus mengungsi dari sana. Werdhibuana organisasi
pencinta alam SMAN 82 harus mengundur jadwalnya ke gunung
semeru setelah mendengar kabar bahwa gunung semeru mulai
mengeluarkan gas panas.

b. Penalaran Deduksi
Penalaran deduksi adalah penalaran yang dimulai dari peristiwa-
peristiwa yang umum mengarah pada kesimpulan yang khusus. Pada
dasarnya merupakan penguraian atau pembuktian sebuah kesimpulan
kedalam data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan dalam penulisan
paragraf deduktif, yaitu pada paragraf yang kesimpulannya ditulis pada
awal. Contoh:
 Keberhasilan dunia pertanian membawa dampak pada peningkatan
kesejahteraan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan pemuliaan
tanaman. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas
produksi tanaman pangan. Usaha tersebut diterapkan pada hampir
semua jenis tanaman, misalnya: padi, palawija, buah, sayur dan
tanaman hias. Padi yang ditemukan sekarang mempunyai umur singkat,
batang pendek, dan butir gabah banyak. Buah-buahan yang dijual di
pasar selalu berkualitas tinggi begitu juga dengan sayur dan tanaman
hias, semua menunjukkan kondisi baik.
c. Salah Nalar
Salah nalar (logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir
karena keliru menafsirkan atau menarik simpulan. Kekeliruan ini dapat
terjadi karena factor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan (Suparno
dan Yunus 2003:1.47).

6
Secara garis besar, salah nalar dapat dikelompokkan menjadi lima,
yakni generalisasi yang terlalu luas, kerancuan analogi, kekeliruan
kausalitas, kesalahan relevansi, dan penyandaran terhadap prestise
seseorang. Generalisasi yang terlalu luas merupakan salah nalar yang
disebabkan oleh kurangnya data yang menjadi dasar generalisasi
(penyimpulan).
Kerancuan analogi merupakan salah nalar yang terjadi karena
penggunaan analogi yang tidak tepat.Dua hal yang dibandingkan tidak
memiliki kesamaan karakter yang esensial (pokok). Kesamaan yang terjadi
hanya sebagian kecil. Kekeliruan kausalitas merupakan salah nalar yang
terjadi sebagai akibat kekeliruan menentukan gejala atau peristiwa yang
menjadi sebab atau akibat. Kesalahan relevansi merupakan jenis salah
nalar yang terjadi sebagai akibat jika bukti, peristiwa, atau alas an yang
diajukan tidak berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan.
Penyandaran pada prestise seseorang tanpa memperhatikan keahlian
seseorang, jenis pernyataan, serta kebenaran pernyataan yang menjadi
sandaran. Bila kita akan mengutip pernyataan seseorang tentang kondisi
ekonomi sebagai sebuah sandaran kesimpulan perlu memperhatikan
apakah orang tersebut memang ahl iekonomi,yang dibicarakan tentang
ekonomi yang berasal dari pemikiran yang telah teruji kebenarannya.
Contohnya adalah :
 Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan
mengurusi makam leluhurnya.
 Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

7
B. Paragraf
1. Pengertian Paragraf
Menurut Hasnah Faizah paragraf adalah suatu penuangan ide penulis
melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain yang
berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau tema. Paragraf tidak lain
dari kesatuan pemikiran yang biasa terdapat pada kalimat utama ditambah
dengan kalimat penjelas. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat
yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan
(Nursalim, 2005: 49). Jadi, paragraf merupakan kumpulan kalimat yang
saling berkaitan dan hanya memiliki satu tema kemudian terdapat
didalamnya kalimat utama dan kalimat penjelas.
2. Syarat-syarat paragraf
Paragraf yang baik dan efektif memenuhi syarat seperti kesatuan
koherensi dan perkembangan paragraf. Nursalim berpendapat bahwa yang
termasuk syarat-syarat pembentukan paragraf adalah:

a. Kesatuan

Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang


membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau
suatu tema tertentu.

b. Koherensi

Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat


dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu.

c. Pengembangan Paragraf

Bagaimana kita dapat menghubungkan antara gagasan utama


dengan gagasan penjelas.

8
3. Macam-macam paragraf

a. Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi :

1) Paragraf pembuka

Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai


pengatur untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan

2) Paragraf penghubung

Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara


paragraf pembuka dan penutup yang berisi uraian masalah yang
dibahas.

3) Paragraf penutup

Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk


mengakhiri karangan atau bagian karangan.

Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:

4) Paragraf deduksi

Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya


terletak diawal.

5) Paragraf Induksi

Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat utamanya


terletak diakhir paragraf.

6) Paragraf kombinasi (campuran)

Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya


terletak diawal dan diakhir paragraf.

7) Paragraf deskripsi

9
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang tidak memiliki
pemahaman yang sama dengan informasi yang disampaikan.
Ciri-ciri paragraf deskripsi adalah bersifat informatif.

b. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi:

1) Paragraf narasi

Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi


terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di
dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu
konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu
bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi
adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Narasi
dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi fakta:
biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi
yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.

2) Paragraf deskripsi

Paragraf deskripsi ialah karangan yang berisi gambaran


mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

3) Paragraf eksposisi

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu


topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan
tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat
dilengkapi dengan grafik, gambar, atau statistik.

4) Paragraf argumentasi

10
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti.
Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran
pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga
fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.

5) Paragraf persuasi

Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk


berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan
adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang
dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis
dalam karangannya.

4. Teknik Pengembangan Paragraf

a. Pengembangan alamiah

Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat


menggunakan pola yang sudah ada pada obyek atau kajian yang
dibicarakan. Penulis dapat menggunakan dua pola. Pertama, pola
spesial atau urutan ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang,
dari luar kedalam dan sebagainya. Kedua, pola kronologis atau urutan
waktu, misalnya gambaran urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau
tindakan, tadi sekarang, nanti, besok, dan sebagainya.

b. Pengembangan klimaks dan antiklimaks

Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama


yang rinci dari persoalan yang paling rendah kedudukannya.
Sementara itu pengembangan antiklimaks merupakan kebalikan dari
klimaks.

c. Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan

11
Paragraf perbandingan dan pertentangan ialah cara pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang , subjek atau
gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf dalam
Mudlofar 2002: 99).

 Fanatisme dan semangat yang dua hari lalu sempat pudar, di


pertandingan semi final hari Kamis malam telah kembali. Dengan
modal itu pula dan teknik permainan yang lumayan baik PSSI A
maju ke final turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan V, setelah
mendudukkan Malaysia 2-0 (1-0). Di final hari Sabtu, PSSI A
menghadapi Australia yang mengalahkan Thailand 2-0. (Sumber:
Kompas)

d. Pengembangan analogi

Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk


membandingkan sesuatu yang sudah terkenal umum dengan yang
tidak dikenal umum.

e. Pengembangan contoh-contoh

Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar


pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi
konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi contoh-contoh.

f. Pengembangan Akibat -Sebab akibat

Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan


sebab akibat dan akibat sebab. Sebab dapat bertindak sebagai kalimat
utama, sedangkan akibat merupakan kalimat penjelas. Dapat pula
sebaliknya, akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai pikiran
penjelas.

g. Pengembangan definisi luas

12
Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang
bermaksud memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah
atau hal (keraf dalam Mudlofar 2002: 102).

h. Pengembangan klasifikasi

Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan


pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan
ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama
mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua,
memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain (keraf dalam
Mudlofar 2002: 103).

i. Pengembangan umum khusus-khusus umum

Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum


merupakan cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum khusus
dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada awal paragraf
kemudian rician-rincian berada pada kalimatkalimat berikutnya.
Sebaliknya paragraf khusus umum, mulamula dikembangkan rincian-
rincian kemudian pada akhir paragraf disampaikan generalisasinya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-
fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan.
Terdapat dua jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif.
Metode induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasi pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat umum. Metode deduktif adalah suatu penalaran
yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang kesimpulannya berupa
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Bentuk bentuk penalaran antara lain silogisme, entinem, generalisasi dan
analogi. Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal, entinem
merupakan kesimpulan dari silogisme, generalisasi adalah proses penalaran yang
bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum dan analogi adalah
membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama. Pada intinya penalaran
berguna untuk menambah daya berpikir logika sehingga menimbulkan disiplin
intelektual untuk memperoleh kebenaran dan menghindari kesesatan.

B. Saran
Agar dapat menambah pengetahuan tentang penalaran dan pengembangan
paragraf ketika penulis karya ilmiah baik dari pengembangan paragraf dan
penyusunan draf karya ilmiah. Materi ini akan menuntun penulisan karya ilmiah
agar mengembangkan gagasan secara runtut, sistematis, dan bernalar sehingga
gagasannya mudah dipahami.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adjat Syakri. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Bandung.

Aleka & H. Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Kencana
Prenada.

Doyin,Mukh,Wagiran.2012.BAHASA INDONESIA Pengantar Penulisan Karya


Ilmiah. Semarang: UNNES PRESS

Imam Syafi’I, 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Ikip Malang

Rahman, Zikri.2012. Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya: Pola

Penalaran (Deduktif dan Induktif). Diambil dari:


http://cicibon.blogspot.com/2012/07/paragrafbahasa-indonesia-dan.html. ( 10
Noovember 2020)

15

Anda mungkin juga menyukai