Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

(Penalaran dan Pengembangan Paragraf)

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Mohamad Irsyad Widyadi (5113416038)
2. Fahmi Syahida (5113416055)
3. Dwi Refiana M.N. (5113416049)
4. Humam Ariq Agni (5113416044)
5. Helmy Khrisna I. (5113416033)
6. Agung Setiyo Nugroho (5212416031)
7. Edi Santoso (3301416036)
8. Nafisatun

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2017

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila


paragrafparagraf penyusunnya tidak baik. Sama halnya dengan paragraf, tidak
mungkin menjadi paragraf yang baik bila kalimat-kalimat penyusunnya juga
tidak baik. Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin diperoleh kalimat
yang baik bila kata-kata penyusunnya tidak tepat dan tidak sesuai.
Oleh karena itu,dalam makalah ini akan membahas tentang penalaran
dalam penulisan karya ilmiah dan pengembangan paragraph dalam penulisan
karya ilmiah.Materi penalaran dan pengembangan paragraph ini dimanfaatkan
ketika penulis karya ilmiah sedang melaksanakan pengembangan paragraph
dan penyusunan draf karya ilmiah.Materi ini akan menuntut penulis karya
ilmiah mengembangkan gagasan secara runtut,sistematis,dan bernalar
sehingga gagasannya mudah dipahami.

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penalaran
2.1.1. Hubungan Penalaran,Pikiran,dan Bahasa
Pengembangan penalaran tidak dapat dilepaskan dari pemikiran
tentang bahasa dan pikiran.Berbicara mengenai pikiran dan
bahsa,takubahnya seperti dua sisi mata uang,yakni sangat dekat jarak dan
hubungannya,dan tidak dapat dipisahkan.
Dalam hubungan dengan pikiran dan bahasa,dikenal adanya inner
speech dan external speech.inner speech merupakan suatu ujaran,yakni
pikiran yang berkaitan dengan kata.Kata-kata itu lenyap pada saat pikiran
terbentuk,sedangkan external speech menerangkan bahwa pikiran itu
terwujud dalam kata-kata (Dardjowidjojo 2003:284).
Hubungan antara pikiran dan bahasa pernah diteliti oleh
Piaget.Menurut Piaget ada dua macam modus pikiran-pikiran terarah
(directed) atau pikiran intelegen (intelligent) dan pikiran tak terarah atau
pikiran austitik (austitic).Keterkaitan antara bahasa dan pikiran seperti
penelitian diatas juga dilakukan pada abad 18 dan abad 19 oleh seorang
Jermanis yang akhirnya dikembangkan di Amerika oleh Franz Boas
dkk.Boas melihat bahwa cara berpikir seseorang dipengaruhi oleh
struktur bahasa yang mereka pakai (Dardjowidjojo 2003:284).
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa jalan pikiran
seseorang sangat terlihat dari bagaimana seseorang menggunakan
bahasanya.Demikian juga,bahasa seseorang akan menunjukkan
bagaimana cara diamenggunakan pikiran atau bernalar.
Bahasa adalah sarana bernalar.Bagaimana seseorang
berbahasa,termasuk menulis,akan mencerminkan pula bagaimana orang
itu menata jalan pikirannya (Akhadiah 2001).Berkenaan dengan
pengertian penalaran,Keraf (1982) dan Moeliono (1989) menegaskan
bahwa penalaran adalah proses berpikir dengan menghubung-hubungkan
bukti,fakta,petunjuk,eviden,atau hal yang lain yang bisa dianggap
sebagai bahan bukti yang dapat digunakan untuk menarik

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF 3


kesimpulan.Secara umum,penalaran dapat dilakukan melalui dua
cara,yakni secara induktif dan secara deduktif.

2.1.2. Jenis-Jenis Penalaran


1. Penalaran Induksi
Penalaran induksi adalah penalaran yang dimulai dari
peristiwaperistiwa yang khusus kemudian beranjak ke peristiwa yang
sifatnya umum. Secara umum penalaran induksi dibagi menjadi tiga,
yaitu :
a. Penalaran Generalisasi
Penarikan penalaran berdasarkan data yang sesuai dengan
fakta (data). Fakta atau data dapat diperoleh melalui
penilaian, pengamatan, atau hasil survei. Jumlah data atau
fakta khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat
mewakili. Jenis penalaran ini dimulai dengan mengemukakan
peristiwa-peristiwa yang khusus kemudian menuju
peristiwaperistiwa yang umum. Contohnya adalah :
● Bensin merupakan jenis bahan bakar apabila terkena api
akan mudah terbakar. Demikian juga minyak tanah,
termasuk bahan bakar yang mudah terbakar. Solar pun
demikian pula halnya, bila terkena api akan mudah
terbakar. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa semua jenis bahan bakar apabila
terkena api akan mudah terbakar.
● Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir Jalan Jendral
Sudirman. Seminggu kemudian, seorang anak wanita
hilang ketika pulang dari sekolah. Sehari kemudian, polisi
menemukan bercak-bercak darah dikursi belakang mobil
Anwar. Polisi juga menemukan potret dua orang anak
yang tewas di Jalan Jenderal Sudirman dalam kantung
celana Anwar. Dengan demikian, Anwar adalah orang
yang dapat dimintai pertanggung jawaban tentang
hilangnya tiga anak itu.
b. Penalaran Analogi

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF 4


Penalaran ini membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi
memiliki kesamaan. Berdasarkan banyaknya kesamaan
tersebut ditariklah suatu kesimpulan. Penalaran jenis ini
berdasarkan dari dua peristiwa khusus yang mempunyai
kesamaan satu dengan yang lain untuk diambil kesimpulan :
apakah apa yang berlaku pada satu hal itu berlaku pada
sesuatu hal lainnya. Contohnya adalah :
● Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya tidak
akan menjalani hidupnya dengan baik, ia akan selalu
dalam keraguan, sama seperti seseorang yang hidup di
dalam rumah tanpa penerangan. Ia akan berjalan tak
tahu arah, tak jelas kemana ia berjalan sehingga ia akan
mudah tertabrak benda yang ada disekitarnya.
● Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti
kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai
dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih
dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan
pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik maka akan
seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Jadi,
membentuk kepribadian baik seseorang anak ibarat
menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.

c. Penalaran Sebab Akibat


Penalaran dimulai dengan mengemukakan fakta berupa sebab
kemudian disusul dengan kesimpulan yang berupa akibat.
Penalaran jenis ini dimulai dengan mengemukakan
peristiwaperistiwa sampai dengan kesimpulan peristiwa itu
merupakan akibat dari suatu fenomena. Penalaran Induksi
hubungan sebab akibat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1) Hubungan Sebab Akibat

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF 5


Pertama-tama dikemukakan peristiwa-peristiwa yang
menjadi sebab, sampai kemudian pada kesimpulan yang
menjadi akibat. Contohnya adalah :
● Karena warga sering buang sampah sembarangan,
maka daerah ciputat sering banjir.
● Karena kemarin Arief kehujanan, maka hari ini Arief
sakit.
2) Hubungan Akibat Sebab
Pada awalnya dikemukakan peristiwa yang menjadi
akibat selanjutnya dikemukakan peristiwa-peristiwa yang
menjadi penyebabnya. Contohnya adalah :
● Ciputat termasuk daerah yang sering banjir, hal itu
disebabkan warganya sering buang sampah
sembarangan.
● Arief mendapat IPK 3.81, karena Arief rajin belajar.
3) Hubungan Sebab Akibat 1 – Akibat 2
Dalam hubungan ini dikemukakan sebab dapat
menimbulkan lebih dari satu akibat. Akibat yang pertama
dapat menjadikan sebab yang akan menimbulkan akibat
yang kedua dan seluruhnya. Contohnya adalah :
● Mang Kodir adalah seorang perokok berat, karena dia
sering merokok tanpa henti akhirnya dia menagalami
radang paru-paru, tidak lama kemudian dia
dinyatakan radang paru-paru kronis oleh pihak rumah
sakit. Andi keponakan mang Kodir tiba-tiba batuk
serta mengeluarkan darah padahal andi tidak
merokok, setelah diperiksa ternyata Andi menjadi
seorang perokok pasif akibat mamangnya si Kodir.
● Gunung semeru mulai aktif dan mengeluarkan gas
panas, para penduduk yang hidup di kaki gunung
semerupun akhirnya harus mengungsi dari sana.
Werdhibuana organisasi pencinta alam SMAN 82
harus mengundur jadwalnya ke gunung semeru

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF 6


setelah mendengar kabar bahwa gunung semeru
mulai mengeluarkan gas panas.

2. Penalaran Deduksi
Penalaran deduksi adalah penalaran yang dimulai dari
peristiwaperistiwa yang umum mengarah pada kesimpulan yang
khusus. Pada dasarnya merupakan penguraian atau pembuktian sebuah
kesimpulan kedalam data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan
dalam penulisan paragraf deduktif, yaitu pada paragraf yang
kesimpulannya ditulis pada awal. Contoh:
Keberhasilan dunia pertanian membawa dampak pada
peningkatan kesejahteraan. Salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan pemuliaan tanaman. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
kuantitas dan kualitas produksi tanaman pangan. Usaha tersebut
diterapkan pada hampir semua jenis tanaman, misalnya: padi,
palawija, buah, sayur dan tanaman hias. Padi yang ditemukan
sekarang mempunyai umur singkat, batang pendek, dan butir gabah
banyak. Buah-buahan yang dijual di pasar selalu berkualitas tinggi
begitu juga dengan sayur dan tanaman hias, semua menunjukkan
kondisi baik.
3. Salah Nalar
Salah nalar (logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses
berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik simpulan.Kekeliruan
ini dapat terjadi karena factor emosional,kecerobohan,atau
ketidaktahuan (Suparno dan Yunus 2003:1.47).
Secara garis besar,salah nalar dapat dikelompokkan menjadi
lima,yakni generalisasi yang terlalu luas,kerancuan analogi,kekeliruan
kausalitas,kesalahan relevansi,dan penyandaran terhadap prestise
seseorang.
Generalisasi yang terlalu luas merupakan salah nalar yang
disebabkan oleh kurangnya data yang menjadi dasar generalisasi
(penyimpulan).

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF 7


Kerancuan analogi merupakan salah nalar yang terjadi karena
penggunaan analogi yang tidak tepat.Dua hal yang dibandingkan tidak
memiliki kesamaan karakter yang esensial (pokok).Kesamaan yang
terjadi hanya sebagian kecil.
Kekeliruan kausalitas merupakan salah nalar yang terjadi
sebagai akibat kekeliruan menentukan gejala atau peristiwa yang
menjadi sebab atau akibat.
Kesalahan relevansi merupakan jenis salah nalar yang terjadi
sebagai akibat jika bukti,peristiwa,atau alas an yang diajukan tidak
berhubungan atau tidak menunjang sebuah kesimpulan,
Penyandaran pada prestise seseorang tanpa memperhatikan
keahlian seseorang,jenis pernyataan,serta kebenaran pernyataan yang
menjadi sandaran.Bila kita akan mengutip pernyataan seseorang
tentang kondisi ekonomisebagai sebuah sandaran kesimpulan
perlumemperhatikan apakah orang tersebut memang ahl
iekonomi,yang dibicarakan tentang ekonomi yang berasal dari
pemikiran yang telah teruji kebenarannya. Contohnya adalah :
● Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan
mengurusi makam leluhurnya.
● Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah
jodohnya.

2.2. Paragraf
2.2.1. Pengertian Paragraf
Menurut Hasnah Faizah paragraf adalah suatu penuangan
ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu
dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik
atau tema.
Paragraf tidak lain dari kesatuan pemikiran yang biasa
terdapat pada kalimat utama ditambah dengan kalimat penjelas. Ia
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan (Nursalim,
2005: 49).

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF 8


Jadi, paragraf merupakan kumpulan kalimat yang saling
berkaitan dan hanya memiliki satu tema kemudian terdapat
didalamnya kalimat utama dan kalimat penjelas.
2.2.2 Syarat-syarat paragraph
Paragraf yang baik dan efektif memenuhi syarat seperti
kesatuan koherensi dan perkembangan paragraf. Nursalim
berpendapat bahwa yang termasuk syarat-syarat pembentukan
paragraf adalah:
a. Kesatuan
Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang
membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan
suatu hal atau suatu tema tertentu.
b. Koherensi
Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah
kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf
itu.
c. Pengembangan Paragraf
Bagaimana kita dapat menghubungkan antara gagasan
utama dengan gagasan penjelas.

2.2.3 Macam-macam paragraf


a. Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
1) Paragraf pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan
sebagai pengatur untuk sampai kepada masalah yang akan
diuraikan
2) Paragraf penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat
antara paragraf pembuka dan penutup yang berisi uraian
masalah yang dibahas.
3) Paragraf penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan atau bagian karangan.

PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF 9


Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:

4) Paragraf deduksi
Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya
terletak diawal.
5) Paragraf Induksi
Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat utamanya
terletak diakhira paragraph
6) Paragraf kombinasi (campuran)
Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya
terletak diawal dan diakhir paragraf.
7) Paragraf deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang tidak memiliki
b. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi:
1) Paragraf narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi
terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu.
Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi
suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan
konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga
unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot
atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi
yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah
pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel,
cerpen, cerbung, ataupun cergam.
2) Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ialah karangan yang berisi gambaran
mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca
seolaholah melihat, mendengar, atau merasakan hal
tersebut.
3) Paragraf eksposisi

1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
0
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu
topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan
tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat
dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
4) Paragraf argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/
bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan
pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur
opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong
opini tersebut.
5) Paragraf persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk
berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan
adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan
yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang
dianjurkan penulis dalam karangannya.

2.2.4. Teknik Pengembangan Paragraf


a. Pengembangan alamiah
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat
menggunakan pola yang sudah ada pada obyek atau kajian
yang dibicarakan. Penulis dapat menggunakan dua pola.
Pertama, pola spesial atau urutan ruang, misalnya gambaran
dari depan ke belakang, dari luar kedalam dan sebagainya.
Kedua, pola kronologis atau urutan waktu, misalnya
gambaran urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau
tindakan, tadi sekarang, nanti, besok, dan sebagainya.
b. Pengembangan klimaks dan antiklimaks
Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan
utama yang rinci dari persoalan yang paling rendah
kedudukannya. Sementara itu pengembangan antiklimaks
merupakan kebalikan dari klimaks.

1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
1
c. Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan Paragraf
perbandingan dan pertenntangan ialah cara pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang ,
subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu
(Keraf dalam Mudlofar 2002: 99).
Fanatisme dan semangat yang dua hari lalu sempat pudar, di
pertandingan semi final hari Kamis malam telah kembali.
Dengan modal itu pula dan teknik permainan yang lumayan
baik PSSI A maju ke final turnamen sepak bola Piala
Kemerdekaan V, setelah mendudukkan Malaysia 2-0 (1-0). Di
final hari Sabtu, PSSI A menghadapi Australia yang
mengalahkan Thailand 2-0. (Sumber: Kompas)
d. Pengembangan analogi
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk
membandingkan sesuatu yang sudah terkenal umum dengan
yang tidak dikenal umum.
e. Pengembangan contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar
pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret.
Ilustrasi konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi
contoh-contoh.
f. Pengembangan Akibat -Sebab akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa
hubungan sebab akibat dan akibat sebab. Sebab dapat
bertindak sebagai kalimat utama, sedangkan akibat
merupakan kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat
sebagai pikiran utama dan sebab sebagai pikiran penjelas.
g. Pengembangan definisi luas
Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang
bermaksud memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah
istilah atau hal (keraf dalam Mudlofar 2002: 102).
h. Pengembangan klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan
pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan.

1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
2
Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan,
yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu
kelompok., dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari
kelompok yang lain (keraf dalam Mudlofar 2002: 103).
i. Pengembangan umum khusus-khusus umum
Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum
merupakan cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum
khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada
awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada
kalimatkalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf khusus
umum, mulamula dikembangkan rincian-rincian kemudian
pada akhir paragraf disampaikan generalisasinya.

1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
3
BAB III
PENUTUP

2.3 KESIMPULAN
Dari pembahasan ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa
Penalaran adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari
kalimat yang dibaca. Dalam penalaran dibagi dua yaitu secara deduktif
dan induktif.
Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan
hanya memiliki satu tema kemudian terdapat didalamnya kalimat
utama dan kalimat penjelas.
Diantara tujuan penggunaan paragraf adalah memudahkan
pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dengan
tema yang lain. tujuan lainnya adalah memisahkan dan menegaskan
perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti
lebih lama daripada perhentian kalimat terakhir.
Ada banyak jenis-jenis paragraf yang dapat kita pelajari antara
lain paragraf pembuka, paragraf penghubung, paragraf penutup, dan
paragraf merata. Kemudian berdasarkan kalimat utamanya dapat
dibedakan menjadi tiga, deduktif, induktif dan campuran.

1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
4
DAFTAR PUSTAKA

Adjat Syakri. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Bandung.
Aleka & H. Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Kencana Prenada.
Doyin,Mukh,Wagiran.2012.BAHASA INDONESIA Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang:UNNES PRESS
Imam Syafi’I, 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Ikip Malang
Rahman,Zikri.2012. Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya: Pola
Penalaran (Deduktif dan Induktif).
http://cicibon.blogspot.com/2012/07/paragrafbahasa-indonesia-dan.html. Diakses
pada tanggal 8 Oktober 2013.

1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
5

Anda mungkin juga menyukai