Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Mohamad Irsyad Widyadi (5113416038)
2. Fahmi Syahida (5113416055)
3. Dwi Refiana M.N. (5113416049)
4. Humam Ariq Agni (5113416044)
5. Helmy Khrisna I. (5113416033)
6. Agung Setiyo Nugroho (5212416031)
7. Edi Santoso (3301416036)
8. Nafisatun
2.1. Penalaran
2.1.1. Hubungan Penalaran,Pikiran,dan Bahasa
Pengembangan penalaran tidak dapat dilepaskan dari pemikiran
tentang bahasa dan pikiran.Berbicara mengenai pikiran dan
bahsa,takubahnya seperti dua sisi mata uang,yakni sangat dekat jarak dan
hubungannya,dan tidak dapat dipisahkan.
Dalam hubungan dengan pikiran dan bahasa,dikenal adanya inner
speech dan external speech.inner speech merupakan suatu ujaran,yakni
pikiran yang berkaitan dengan kata.Kata-kata itu lenyap pada saat pikiran
terbentuk,sedangkan external speech menerangkan bahwa pikiran itu
terwujud dalam kata-kata (Dardjowidjojo 2003:284).
Hubungan antara pikiran dan bahasa pernah diteliti oleh
Piaget.Menurut Piaget ada dua macam modus pikiran-pikiran terarah
(directed) atau pikiran intelegen (intelligent) dan pikiran tak terarah atau
pikiran austitik (austitic).Keterkaitan antara bahasa dan pikiran seperti
penelitian diatas juga dilakukan pada abad 18 dan abad 19 oleh seorang
Jermanis yang akhirnya dikembangkan di Amerika oleh Franz Boas
dkk.Boas melihat bahwa cara berpikir seseorang dipengaruhi oleh
struktur bahasa yang mereka pakai (Dardjowidjojo 2003:284).
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa jalan pikiran
seseorang sangat terlihat dari bagaimana seseorang menggunakan
bahasanya.Demikian juga,bahasa seseorang akan menunjukkan
bagaimana cara diamenggunakan pikiran atau bernalar.
Bahasa adalah sarana bernalar.Bagaimana seseorang
berbahasa,termasuk menulis,akan mencerminkan pula bagaimana orang
itu menata jalan pikirannya (Akhadiah 2001).Berkenaan dengan
pengertian penalaran,Keraf (1982) dan Moeliono (1989) menegaskan
bahwa penalaran adalah proses berpikir dengan menghubung-hubungkan
bukti,fakta,petunjuk,eviden,atau hal yang lain yang bisa dianggap
sebagai bahan bukti yang dapat digunakan untuk menarik
2. Penalaran Deduksi
Penalaran deduksi adalah penalaran yang dimulai dari
peristiwaperistiwa yang umum mengarah pada kesimpulan yang
khusus. Pada dasarnya merupakan penguraian atau pembuktian sebuah
kesimpulan kedalam data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan
dalam penulisan paragraf deduktif, yaitu pada paragraf yang
kesimpulannya ditulis pada awal. Contoh:
Keberhasilan dunia pertanian membawa dampak pada
peningkatan kesejahteraan. Salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan pemuliaan tanaman. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
kuantitas dan kualitas produksi tanaman pangan. Usaha tersebut
diterapkan pada hampir semua jenis tanaman, misalnya: padi,
palawija, buah, sayur dan tanaman hias. Padi yang ditemukan
sekarang mempunyai umur singkat, batang pendek, dan butir gabah
banyak. Buah-buahan yang dijual di pasar selalu berkualitas tinggi
begitu juga dengan sayur dan tanaman hias, semua menunjukkan
kondisi baik.
3. Salah Nalar
Salah nalar (logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses
berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik simpulan.Kekeliruan
ini dapat terjadi karena factor emosional,kecerobohan,atau
ketidaktahuan (Suparno dan Yunus 2003:1.47).
Secara garis besar,salah nalar dapat dikelompokkan menjadi
lima,yakni generalisasi yang terlalu luas,kerancuan analogi,kekeliruan
kausalitas,kesalahan relevansi,dan penyandaran terhadap prestise
seseorang.
Generalisasi yang terlalu luas merupakan salah nalar yang
disebabkan oleh kurangnya data yang menjadi dasar generalisasi
(penyimpulan).
2.2. Paragraf
2.2.1. Pengertian Paragraf
Menurut Hasnah Faizah paragraf adalah suatu penuangan
ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu
dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik
atau tema.
Paragraf tidak lain dari kesatuan pemikiran yang biasa
terdapat pada kalimat utama ditambah dengan kalimat penjelas. Ia
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan (Nursalim,
2005: 49).
4) Paragraf deduksi
Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya
terletak diawal.
5) Paragraf Induksi
Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat utamanya
terletak diakhira paragraph
6) Paragraf kombinasi (campuran)
Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya
terletak diawal dan diakhir paragraf.
7) Paragraf deskripsi
Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang tidak memiliki
b. Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi:
1) Paragraf narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi
terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu.
Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi
suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan
konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga
unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur.
Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot
atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi
yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah
pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi: novel,
cerpen, cerbung, ataupun cergam.
2) Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ialah karangan yang berisi gambaran
mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca
seolaholah melihat, mendengar, atau merasakan hal
tersebut.
3) Paragraf eksposisi
1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
0
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu
topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan
tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat
dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
4) Paragraf argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/
bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan
pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur
opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong
opini tersebut.
5) Paragraf persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk
berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan
adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan
yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang
dianjurkan penulis dalam karangannya.
1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
1
c. Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan Paragraf
perbandingan dan pertenntangan ialah cara pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang ,
subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu
(Keraf dalam Mudlofar 2002: 99).
Fanatisme dan semangat yang dua hari lalu sempat pudar, di
pertandingan semi final hari Kamis malam telah kembali.
Dengan modal itu pula dan teknik permainan yang lumayan
baik PSSI A maju ke final turnamen sepak bola Piala
Kemerdekaan V, setelah mendudukkan Malaysia 2-0 (1-0). Di
final hari Sabtu, PSSI A menghadapi Australia yang
mengalahkan Thailand 2-0. (Sumber: Kompas)
d. Pengembangan analogi
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk
membandingkan sesuatu yang sudah terkenal umum dengan
yang tidak dikenal umum.
e. Pengembangan contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar
pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret.
Ilustrasi konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi
contoh-contoh.
f. Pengembangan Akibat -Sebab akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa
hubungan sebab akibat dan akibat sebab. Sebab dapat
bertindak sebagai kalimat utama, sedangkan akibat
merupakan kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat
sebagai pikiran utama dan sebab sebagai pikiran penjelas.
g. Pengembangan definisi luas
Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang
bermaksud memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah
istilah atau hal (keraf dalam Mudlofar 2002: 102).
h. Pengembangan klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan
pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan.
1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
2
Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan,
yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu
kelompok., dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari
kelompok yang lain (keraf dalam Mudlofar 2002: 103).
i. Pengembangan umum khusus-khusus umum
Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum
merupakan cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum
khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada
awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada
kalimatkalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf khusus
umum, mulamula dikembangkan rincian-rincian kemudian
pada akhir paragraf disampaikan generalisasinya.
1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
3
BAB III
PENUTUP
2.3 KESIMPULAN
Dari pembahasan ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa
Penalaran adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari
kalimat yang dibaca. Dalam penalaran dibagi dua yaitu secara deduktif
dan induktif.
Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan
hanya memiliki satu tema kemudian terdapat didalamnya kalimat
utama dan kalimat penjelas.
Diantara tujuan penggunaan paragraf adalah memudahkan
pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dengan
tema yang lain. tujuan lainnya adalah memisahkan dan menegaskan
perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti
lebih lama daripada perhentian kalimat terakhir.
Ada banyak jenis-jenis paragraf yang dapat kita pelajari antara
lain paragraf pembuka, paragraf penghubung, paragraf penutup, dan
paragraf merata. Kemudian berdasarkan kalimat utamanya dapat
dibedakan menjadi tiga, deduktif, induktif dan campuran.
1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
4
DAFTAR PUSTAKA
Adjat Syakri. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Bandung.
Aleka & H. Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Kencana Prenada.
Doyin,Mukh,Wagiran.2012.BAHASA INDONESIA Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang:UNNES PRESS
Imam Syafi’I, 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Ikip Malang
Rahman,Zikri.2012. Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya: Pola
Penalaran (Deduktif dan Induktif).
http://cicibon.blogspot.com/2012/07/paragrafbahasa-indonesia-dan.html. Diakses
pada tanggal 8 Oktober 2013.
1
PENALARAN DAN PENGEMBANGAN PARAGRAF
5