Makalah Penalaran Lintang
Makalah Penalaran Lintang
penalaran
DISUSUN OLEH
NAMA : Lintang anggi alzanna
Npm : 22031305
FAKULTAS : ekonomi manajemen
Kelas : 1 K 2022
Universitas asahan
t.a 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penalaran” ini dengan baik dan tepat
waktu. Adapun makalah ini dibuat oleh penulis guna memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
pada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis guna memperbaiki makalah
selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan menalar ini, menjadikan manusia mampu mengembangkan pengetahuan
yang merupakan rahasia-rahasia kekuasaan-Nya. Secara simbolik, manusia memakan buah
pengetahuan lewat Adam dan Hawa. Setelah itu, manusia mau tidak mau harus hidup
berbekal pengetahuan ini.
Manusia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan
mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Sadar ataupun tidak, mau
ataupun tidak, rela ataupun tidak; secara terus-menerus manusia dipaksa harus mengambil
pilihan : mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah, mana tindakan yang baik dan
mana tindakan yang buruk, serta mana yang dikatakan indah dan mana yang dikatakan jelek.
Nah, dalam menghadapi pilihan ini, manusia berpaling kepada pengetahuan (bukan berpaling
dari pengetahuan).
Seperti yang pernah dikatakan Taufiq Ismail dalam Sadjak Ladang Djagung,
"Bagaimana kalau dulu bukan buah khuldi yang dimakan Adam, tetapi buah alpukat....?!".
(Taufiq Ismail dalam Sadjak Ladang Djagung).
Seekor kera, misalnya, dia tahu mana buah jambu yang enak dan mana yang tidak, dia
tahu mana buah pisang yang segar dan mana yang tidak. Atau seperti anak tikus, dia tahu
mana kucing yang ganas dan mana yang tidak. Anak tikus ini tentu saja diajari oleh induknya
untuk sampai pada pengetahuan bahwa kucing itu berbahaya bagi dirinya. Jadi anak tikus
juga sebenarnya pernah ditatar oleh induknya masing-masing.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi penalaran?
2. Apa konsep dan lambang penalaran?
3. Apa saja syarat syarat kebenaran dalam penalaran?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi penalaran
2. Untuk mengetahui konsep dan lambang penalaran
3. Untuk mengetahui Apa saja syarat syarat kebenaran dalam penalaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi
empirik) yang menghasilkan sejumlah pengertian dan konsep. Kata “menalar” berasal dari
bahasa Arab yaitu “nazar” artinya melihat. Ini berarti mengisyaratakan bahwa menalar
artinya cara orang memandang sesuatu dari sudut logikanya.
Dalam menalar, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Premis dibedakan menjadi premis mayor
dan premis minor.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan
bertindak. Sikap dan tindakannya yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat
kegiatan merasa atau berpikir. Meskipun pernah dikatakan BLAISE PASCAL (1623-1662)
bahwa hatipun mempunyai logika tersendiri, namun patut kita sadari bahwa tidak semua
kegiatan berpikir itu harus menyandarkan diri pada penalaran.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa
yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama. Benar bagi kita, belum tentu bagi orang
lain; benar bagi orang lain, belum tentu bagi kita. Maka oleh sebab itu, proses kegiatan
berpikir untuk dapat menghasilkan pengetahuan yang benar, itupun berbeda-beda. Dapat
dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran.
Dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut.
2. Metode deduktif
Jika dalam penalaran, konklusi lebih sempit dari premisnya. Penalaran tersebut
disebut dengan deduktif. Pada penalaran deduktif konklusi lebih sempit dari premis.
Contoh:
Semua makhluk hidup akan mati (premis mayor)
Bambang adalah makhluk hidup (premis minor)
Jadi: Bambang akan mati (konklusi)
BAB III
PENTUP
A. Kesimpualan
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran, dan sebab itu lebih rumit dibanding
pengertian dan proposisinya.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi. Syarat
tersebut diantaranyaa, Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Dan Metode deduktif Pada penalaran
deduktif konklusi lebih sempit dari premis.
DAFTAR PUSTAKA
Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Gemar Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK
Press, 2010.