Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH bahasa indonesia

penalaran

DOSEN : BUDI WICAKSONO M. Pd

DISUSUN OLEH
NAMA : Lintang anggi alzanna
Npm : 22031305
FAKULTAS : ekonomi manajemen
Kelas : 1 K 2022

Universitas asahan
t.a 2022/2023

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penalaran” ini dengan baik dan tepat
waktu. Adapun makalah ini dibuat oleh penulis guna memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia

Dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
pada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis guna memperbaiki makalah
selanjutnya.

Kisaran, 19 Oktober 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan menalar ini, menjadikan manusia mampu mengembangkan pengetahuan
yang merupakan rahasia-rahasia kekuasaan-Nya. Secara simbolik, manusia memakan buah
pengetahuan lewat Adam dan Hawa. Setelah itu, manusia mau tidak mau harus hidup
berbekal pengetahuan ini.

Manusia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan
mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Sadar ataupun tidak, mau
ataupun tidak, rela ataupun tidak; secara terus-menerus manusia dipaksa harus mengambil
pilihan : mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah, mana tindakan yang baik dan
mana tindakan yang buruk, serta mana yang dikatakan indah dan mana yang dikatakan jelek.
Nah, dalam menghadapi pilihan ini, manusia berpaling kepada pengetahuan (bukan berpaling
dari pengetahuan).

Seperti yang pernah dikatakan Taufiq Ismail dalam Sadjak Ladang Djagung,
"Bagaimana kalau dulu bukan buah khuldi yang dimakan Adam, tetapi buah alpukat....?!".
(Taufiq Ismail dalam Sadjak Ladang Djagung).

Manusia, adalah satu-satunya makhluk Tuhan yang mampu mengembangkan


pengetahuan ini dengan sungguh-sungguh. Bukankah hanya manusia satu-satunya makhluk
Tuhan yang dianugerahi akal dan nafsu ? Makhluk lainnya hanyalah : ada yang hanya
dianugerahi akal saja, dan ada yang hanya dianugerahi nafsu saja; jadi selain manusia, tidak
dianugerahi kedua-duanya. Apapun alasannya, hanya manusia yang mampu
"mengembangkan" pengetahuan tersebut. Binatang juga sebenarnya mempunyai
pengetahuan, namun pengetahuannya hanya "terbatas" pada kelangsungan hidupnya saja
(survival).

Seekor kera, misalnya, dia tahu mana buah jambu yang enak dan mana yang tidak, dia
tahu mana buah pisang yang segar dan mana yang tidak. Atau seperti anak tikus, dia tahu
mana kucing yang ganas dan mana yang tidak. Anak tikus ini tentu saja diajari oleh induknya
untuk sampai pada pengetahuan bahwa kucing itu berbahaya bagi dirinya. Jadi anak tikus
juga sebenarnya pernah ditatar oleh induknya masing-masing.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi penalaran?
2. Apa konsep dan lambang penalaran?
3. Apa saja syarat syarat kebenaran dalam penalaran?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi penalaran
2. Untuk mengetahui konsep dan lambang penalaran
3. Untuk mengetahui Apa saja syarat syarat kebenaran dalam penalaran

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi
empirik) yang menghasilkan sejumlah pengertian dan konsep. Kata “menalar” berasal dari
bahasa Arab yaitu “nazar” artinya melihat. Ini berarti mengisyaratakan bahwa menalar
artinya cara orang memandang sesuatu dari sudut logikanya.
Dalam menalar, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Premis dibedakan menjadi premis mayor
dan premis minor.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan
bertindak. Sikap dan tindakannya yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat
kegiatan merasa atau berpikir. Meskipun pernah dikatakan BLAISE PASCAL (1623-1662)
bahwa hatipun mempunyai logika tersendiri, namun patut kita sadari bahwa tidak semua
kegiatan berpikir itu harus menyandarkan diri pada penalaran.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa
yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama. Benar bagi kita, belum tentu bagi orang
lain; benar bagi orang lain, belum tentu bagi kita. Maka oleh sebab itu, proses kegiatan
berpikir untuk dapat menghasilkan pengetahuan yang benar, itupun berbeda-beda. Dapat
dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran.
Dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut.

B. Konsep dan lambang penalaran


Penalaran juga merupakan aktivitas pemikiran yang abstrak. Untuk mewujudkannya
diperlukan lambang. Lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga
wujud penalaran akan tampak berupa argumen.
Tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada
ada proposisi tanpa penalaran dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama
dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari
proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk
menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
C. Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan
kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua
premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun
material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan –
aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai
premis tepat.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
1. Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulakan pada fenomena
yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah
bentuk dari metode berpikir induktif. Pada penalaran induktif konklusi lebih luas dari
premis.
Contoh:
Logam 1 memuai kalau dipanaskan (premis mayor)
Logam 2 memuai kalau dipanaskan (premis minor)
Semua logam memuai kalau dipanaskan (konklusi)

2. Metode deduktif
Jika dalam penalaran, konklusi lebih sempit dari premisnya. Penalaran tersebut
disebut dengan deduktif. Pada penalaran deduktif konklusi lebih sempit dari premis.
Contoh:
Semua makhluk hidup akan mati (premis mayor)
Bambang adalah makhluk hidup (premis minor)
Jadi: Bambang akan mati (konklusi)

BAB III
PENTUP
A. Kesimpualan
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran, dan sebab itu lebih rumit dibanding
pengertian dan proposisinya.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi. Syarat
tersebut diantaranyaa, Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Dan Metode deduktif Pada penalaran
deduktif konklusi lebih sempit dari premis.

DAFTAR PUSTAKA
Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Gemar Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK
Press, 2010.

Buku Bahasa Indonesia 2 penalaran deduktif.

Junaidi, Ahmad Syihabuddin Fanani, Hayatun Nufus. 2018. Penalaran.


https://4shared.com. Diakses pada: Minggu 24 Juni 2018

Firt Diyana. 2011. Konsep dan Symbol Penalaran.


http://firstdiyana.blogspot.com/2011/04/konsep-dan-simbol-dalam-penalaran.html. Diakses
pada: Minggu 24 Juni 2018

Gaosur Rohim. 2011. Apa itu Penalaran?. http://komunitasfilsafat.blogspot.com/2011/03/apa-


itu-penalaran.html. Diakses pada: Minggu 24 Juni 2018

Istavita tama. 2018. Makalah Penalaran. https://underpapers.blogspot.com. Diakses pada:


Minggu 24 Juni 2018

Efenni Prima. 2015. Materi Penalaran Bahasa Indonesia.


http://efenniprimacanceria.blogspot.com/2015/10/materi-penalaran-bahasa-indonesia.html.
Diakses pada: Minggu 24 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai