Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HAKIKAT PENGETAHUAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: Dr. Linda Ika Mayasari, M.Pd

Disusun oleh:

Dini Rahmawati Yuliana NPM: 20218600000

Yeti Afrilyani NPM: 20218600064

ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN dan PENDIDIKAN KUSUMA NEGARA JAKARTA

Jl. Raya Bogor Km. 24 Cijantung, Jakarta Timur

Tahun Pelajaran 2022


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Filsafat Ilmu “Hakikat Pengetahuan”

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam merampungkan makalah ini. 

Kami menyadari menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah di masa
mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan
berbagai pihak.

Bekasi, Februari 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakangan Masalah ………..………….……………..…….………….. 2

1.2 Rumusan masalah ………………………….…………………………………. 2

1.3 Tujuan Penulisan ………………………….………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hakikat Pengetahuan .…………….……………………………….. 3

2.1 Jenis-Jenis Pengetahuan ……….…….…….…….……………………….… 5

2.3 Sumber Pengetahuan ………………………….………….………..….….…. 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……….…………………….…..………………………………..…… 14

3.2 Saran ……………………………….……………………………………..………. 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya ilmu pengetahuan yang telah kita dapat dan yang berada di sekeliling
kita. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sangatlah pesat. Tidak jarang,
kemajuan ilmu dan teknologi serta pengetahuan yang kita dapat yang terus
berlangsung hingga saat ini, membuat banyak manusia khawatir, bingung dan
banyaknya terjadi kesalahpahaman terhadap sebuah ilmu dan pengetahuan yang
kita peroleh dari berbagai sumber. Manusia takut dan khawatir akan dampak
negatifnya sebuah pengetahuan dan ilmu apabila mereka tidak dapat menelaah atau
memahami betul arti dari sebuah ilmu dan pengetahuan. Apakah ilmu dan
pengetahuan tersebut baik atau buruk, membawa manfaatkah ilmu itu. Seharusnya
kita memahami terlebih dahulu tentang jenis ilmu pengetahuan, klasifkasi sebuah
pengetahuan dan sejarah dari perkembngan ilmu. Berawal dari itulah kita bisa
menelaah, mencerna dan memahami apa arti sesungguhnya dari pengetahuan dan
ilmu, dan kita juga dapat memilih atau menyaring mana ilmu yang baik untuk hidup
kita atau yang buruk.

1.2 Rumusan Masalah

1.Menjelaskan Definisi Hakikat Pengetahuan?

2.Menjelaskan Jenis-Jenis Pengetahuan?

3.Menjelaskan Hakikat Dan Sumber Pengetahuan?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui Definisi Dari Hakikat Pembelajaran

2. Memahami Jenis-Jenis Pengetahuan

3. Menetahui Sumber Pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hakikat Pengetahun

Pengetahuan Secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu
knowledge, secara terminologi pengetahuan adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Menurut aristoteles
pengetahuan bisa didapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman. Pengetahuan
adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang
mengenal sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri
atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang
ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek
yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang
merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang diketahuinya. Jadi bisa
dikatakan pengetahuan adalah hasil pengetahuan manusia terhadap sesuatu, atau
segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya,atau
hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.

Menurut Plato jenis pengetahuan itu dibagi menurut tingkatan-tingkatan


pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya. Pembagiannya adalah sebagai
berikut:

1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)

Pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran. Pengetahuan


ini isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau kesukaan
serta kenikmatan manusia. Pengetahuan dalam tingkatan ini misalnya seseorang
yang mengkhayal bahwa dirinya pada saat tertentu mempunyai rumah yang
mewah,besar dan indah,serta dilengkapi dengankendaraan dan lain-lain sehingga
khayalannya itu terbawa mimpi. Di dalam mimpinya, ia betul-betul merasa
mempunyai dan menempati rumah itu. Apabila seseorang dalam keadaan sadar dan
menganggap bahwa khayal dan mimpinya betul-betul berupa fakta yang ada dalam
dunia kenyataan

3
2. Pengetahuan Pistis (Subtansial)

Pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau


hal-hal yang dapat di indrai langsung. Objek pengetahuan pistis biasanya disebut
zooya karena isi pengetahuan semacam ini mendekati suatu keyakinan (kepastian
yang bersifat sangat pribadi atau kepastian subjektif) dan pengetahuan ini
mengandung nilai kebenaran apabila mempunyai syarat-syarat yang cukup bagi
suatu tindakan mengetahui, misalnya mempunyai pendengaran yang
baik,penglihatan yang normal, serta indra yang normal.

3. Pengetahuan Dianoya (Matematik)

Pengetahuan ini ialah tingkatan yang ada didalamnya sesuatu tidak hanya
terletak pada bagaimana cara berfkirnya. Contoh yang dituturkan oleh plato tentang
pengetahuan ini ialah para ahli matematika atau geometri,dimana objeknya adalah
matematik yakni sesuatu yang harus diselidiki dengan akal budi dengan melalui
gambar-gambar dan diagram. Dengan demikian dapat dituturkan bahwa bentuk
pengetahuan tingkat dianoya ini adalah pengetahuan yang banyak berhubungan
dengan masalah matematik atau kuantitas entah luas, isi, jumlah, berat.

4.Pengetahuan Noesis (Filsafat)

Plato menerangkan tentang pengetahuan ini adalah hampir sama dengan


pengetahuan pikir, tetapi tidak lagi menggunakan pertolongan gambar,diagram
melainkan dengan pikiran yang sungguh-sungguh abstrak. Tujuannya adalah untuk
mencapai prinsip-prinsip utama yang isinya hal-hal yang berupa kebaikan,
kebenaran, dan keadilan.

4
2.2 Jenis-Jenis Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan


pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang kemudian tertanam dalam benak
seseorang. Secara umum, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap
sesuatu sebagai hasil dari pengakuan pola. Ketika informasi dan data dari mampu
untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, pengetahuan
mampu tindakan langsung. Ini adalah apa yang disebut potensi menindaki.

Pada dasarnya pengetahuan pengetahuan manusia terbagi beberapa macam,


diantaranya :

1. Pengetahuan Sains (Scientific Knowledge)

Objek yang dapat diteliti oleh pengetahuan sains hanyalah objek empiris sebab ia
harus menghasilkan objek empiris

2. Pengetahuan Filsafat

Kebenarannya hanya dipertanggung jawabkan secara logis, tidak secara empiris.

3. Pengetahuan Mistik

Yaitu sejenis pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, tidak juga
secara logis.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala


sesutau yang dilihat, dikenal, dimengerti terhadap suatu objek tertentu yang
ditangkap melalui panca indera yakni indera pendengaran, penglihatan, penciuman,
perasaan dan perabaan.

5
Adapun pengertian pengetahuan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : 

1. Menurut Gordon

Pengetahuan adalah fakta prosedur dimana bila dilakukan akan memenuhi kinerja
yang mungkin.

2. Menurut Heidegger

Pengetahuan adalah peristiwa yang membuat kesadaran manusia menjadi terang


atau ada.

3. Menurut Nadler

Pengetahuan adalah proses belajar mengenai kebenaran untuk mengetahui apa


yang harus diketahui untuk dilakukan.

4. Menurut Martin atau Oxman

Pengetahuan adalah kemampuan untuk membentuk model mental yang


menggambarkan objek dengan tepat dan merealisasikannya dalam aksi pada suatu
objek.

5. Menurut Pudjawidjana

Pengetahuan adalah reaksi manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui
sentuhan objek dengan indera.

6. Menurut Notoatmodjo

Pengetahuan adalah hasil dari daya tahunya setelah orang tersebut melakukan
pengindraan.

7.Ngatimin

Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan
mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas
dari hal- hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan
ingatan akan keterangan yang sesuai.

6
Berikut Jenis-jenis pengtahuan menurut Burhanuddin Salam

1. Pengetahuan Biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan


istilah common sense atau nalar wajar; sesuatu yang masuk akal. Terkadang
disebut sebagai good sense pula yang berarti pengetahuan yang diterima secara
baik. 

Contohnya, semua orang menyebutnya sesuatu itu hijau karena memang itu hijau,
benda itu dingin karena memang dirasakan dingin dan sebagainya. Kadang-kadang
terdapat beberapa pengetahuan biasa yang sebetulnya kurang tepat hingga tidak
benar, akan tetapi sudah diterima apa adanya oleh masyarakat.

2. Pengetahuan biasa (common sense) Pengetahuan yang digunakan terutama


untuk kehidupan sehari-hari, tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya
dan seluas-luasnya. Seorang yang dahulunya belum tahu tentang bagaimana cara
belajar sesuatu hal dan setelah melalui suatu proses seseorang tahu tentang
sesuatu hal tersebut, maka orang tersebut disebut sebagai memiliki pengetahuan
biasa. Dengan kata lain disebut pengetahuan yang dimiliki yang kadar sekedar tahu.
Memenuhi faktor ketidaktahuannya.

3. Pengetahuan Ilmiah atau Ilmu Pengetahuan diperoleh dengan cara khusus, bukan
hanya digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam dan luas mengetahui
akan kebenarannya, tetapi masih berkisar pada pengalaman. 

Pengetahuan ilmiah atau ilmu yakni ilmu sebagai terjemahan dari science yang pada
prinsipnya adalah usaha untuk mengorganisasikan, mensistemisasikan common
sense, suatu pengetahuan yang asalnya dari pengalaman dan pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari atau dugaan lain yang belum dibuktikan. 

Untuk kemudian dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti
menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara
objektif (objective thinking), tujuannya yaitu untuk menggambarkan dan memberi
makna terhadap dunia factual. 

7
Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi,
eksperimen, dan klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan mengenyampingkan unsur
pribadi atau subjektif, pemikiran logika yang diutamakan, netral dan juga menjunjung
fakta.

3. Pengetahuan Filsafat, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang


kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat itu menekankan pada universalitas
kedalaman kajian mengenai ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang
mengerucut, sementara filsafat membahas hal-hal yang lebih luas namun tetap
mendalam. 

Dan juga filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis
sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup dapat dilonggarkan
Pengetahuan filsafat merupakan pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga
yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai diluar dan
diatas pengalaman biasa. Pengetahuan filsafat biasanya berkenaan dengan hakikat
sesuatu (transenden) sehingga kadang perbincangannya seputar hal-hal yang
abstrak terhadap bangunan sebuah pengetahuan. 

Objek pembahasannya selalu mengedepankan aspek ontologi, epistimologi, dan


aksiologi. Pembahasan tentang pengetahuan filsafat akan diuraikan dalam
pembahasan hakikat filsafat.

4. Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat
para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak, absolut dan wajib diyakini
oleh para penganut-penganutnya tanpa bukti empiris sekalipun. Dengan menjadikan
ajaran agama sebagai tolak ukur kebenaran, maka pengetahuan agama sangat
sarat dengan nilai baik, nilai buruk, nilai, salah, dan nilai benar.

Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara
berhubungan dengan Tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertikal
dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering disebut juga dengan
hubungan horizontal.

8
2.3.Hakikat Dan Sumber Pengetahuan

1. Akal sebagai sumber pengetahuan ( Rasionalisme )

Di kalangan kaum rasionalis, hanya akal yang menjadi sumber pengetahuan


sedangkan yang lainnnya hanya memperkuat atau membantu memberi bahan-
bahan pemikiran bagi akal intuisi yang datang kepada manusia lebih banyak tidak
rasional, baik itu berupa wahyu maupun ilham dan jenis jenis lainnya. Intuisi sifatnya
rasonal, karena orang lain yang tidak mengalaminya tidak dapat di katakan sebagai
pemegang pengetahuan intuitif. Demikian pula, dengan wahyu sifatnya personal
apabila wahyu tersebut disampaikan kepada orang lain yang tidak mengalaminya
tentu orang yang dimaksud tidak mengenalnya.dengan demikian,diterima-tidaknya
berita dan penjelasan yang di transferkan kepada orang lain oleh penerima wahyu,
bergantung pada rasionalitas si penerima. Oleh karena itu,tidak sedikit ”pada masa
jahiliyah” ketika muhammad saw menyampaikan al-quran, ada yang berpandangan
sebagai hal yang tidak masuk akal, bahkan dianggapnya sebagai cerita biasa atau
dongeng-dongeng di masa lalu.

Nabi Muhammad saw menyampaikan ajaran Al-Qur’an dengan berbagai


strategi, diantaranya dengan menantang orang-orang kafir jahiliyah untuk membuat
ayat yang semisal dengan al-quran,yang dalam ilmu al-qur’an disebut sebagai ‘ijaz
al-quran. oleh karena itu secara filosofis,akal menjadi sumber utama pengetahuan,
sedangkan intuisi,meskipun wahyu, sifatnya personal dan membutuhkan berbagai
strategi dalam menyampaikan kepada orang lain agar mempercayainya sebagai
kebenaran. keyakinan terhadap firman tuhan dalam al-quran tidak segampang yang
dialami umat islam kultural, yang lahir dari keluarga muslim.

Rasionalisme merupakan faham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah


alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan. Menurut ahmad tafsir, rasionalisme
mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. alat dalam berfikir
ialah kaidahkaidah logis atau logika. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber
pengetahuan yang paling ideal adalah akal, yang dapat digolongkan pada jenis-jenis
dibawah ini

9
1. Akal awwam yaitu akal yang dimiliki oleh orang-orang pada umumnya yang
lebih mengandalkan pengertian pada kebiasaan, pengalaman, dan
pentaklidan.
2. Akal khawasah, yaitu akal yang dimiliki orang,yang memiliki pengetahuan
disebabkan oleh semakin bertambahnya pengetahuan.
3. Akal potensial, adalah akal yang diberikan kepada semua manusia untuk
memiliki kemampuan menangkap materi dengan rangsangan panca indera.
4. Akal aktual, adalah akal yang lebih tinggi daripada akal potensial, artinya
mampu menangkap isi dan bentuk konseptual dari materi tanpa dibantu oleh
Panca indera.
5. Akal mustafad, sebagai akal tertinggi yang mampu menghubungkan potensi
berfikirnya hingga mencapai objek yang bersifat immaterial. akal ini dapat
mencapai atau berhubungan langsung dengan akal aktif.

2. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan ( Empirisisme )

Empirisme kata ini berasal dari kata yunani empeirikos, artinya pengalaman.
menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya.dan
bila dikembalikan kepada kata yunani, pengalaman yang dimaksud ialah
pengalaman inderawi. Penganut empirisisme berpandangan bahwa pengalaman
merupakan sumber pengetahuan bagi manusia, yang jelas-jelas mendahului rasio.
tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran
tertentu kalaupun menggambarkan sedemikian rupa, tanpa pengalaman, hanyalah
hayalan belaka. Empirisisme ”mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan,
keadaan akalnya masih bersih ibarat kertas yang kosong yang belum bertuliskan
apapun [tabularasa].

Selain john locke, pada era modern muncul pula george barkeley [1685-
1753] yang berpandangan bahwa seluruh gagasan dalam pikiran atau ide datang
dari pengalaman dan tidak ada jatah ruang bagi gagasan yang lepas begitu saja dari
pengalaman oleh karena itu, idea tidak bersifat independen.

10
Pengalaman konkret adalah mutlak sebagai sumber pengetahuan utama bagi
manusia, karena penalaran bersifat abstrak dan membutuhkan rangsangan dari
pengalaman, berbagai gejala fisikal akan ditangkap oleh indera dan dikumpulkan
dalam daya ingat manusia, sehingga pengalaman inderawi menjadi akumulasi
pengetahuan yang berupa fakta-fakta. kemudian upaya faktualisasinya dibutuhkan
akal. dengan demikian fungsi akal tidak sekedar menjelaskan dalam bentukbentuk
khayali semata-mata, melainkan dalam konteks realistik.

Munculnya rasionalisme dan empirisime menjadi indikator lahirlah periode


modern dalam alam fikiran barat. masing-masing ingin menang sendiri, rasionalisme
meragukan semua pandangan empirisisme. demikian juga, sebaliknya empirisisme
memandang rasionalisme penuh dengan subjektivitas dan sangat personalistik.
Immanuel kant memandang rasionalisme dan empirisisme senantiasa berat sebelah
dalam menilai akal dan pengalaman sebagai sumber pengetahuan.ia mengatakan
bahwa pengenalan manusia merupakan sintesis antara unsur-unsur apriori dan
unsur-unsur aposteriori. Kant tidak menentang adanya akal murni ia hanya
menunjukkan bahwa akal murni itu terbatas. Akal murni menghasilkan pengetahuan
tanpa dasar inderawi atau independen dari alat panca indera, pengetahuan inderawi
tidak dapat menjangkau hakikat objek, tidak sampai pada kebenaran umum. adapun
kebenaran umum harus bebas dari pengalaman, artinya harus jelas dan pasti
dengan sendirinya.

Kebenaran apriori diperoleh melalui struktur jiwa kita yang inheren secara
aktif, jiwa mengoordinasi sensasi-sensasi yang masuk dalam ide. oleh karena itu,
pengenalan berpusat pada subjek bukan pada objek.

Ada tiga tahap pengenalan:

1. Pengenalan pada taraf indera.

2. Pengenalan pada taraf akal.

3. Pengenalan pada taraf rasio.

11
3. Intuisi dan wahyu sebagai sumber pengetahuan

Telah dijelaskan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio dan pengalaman


yang masing-masing saling mengklaim sebagai yang paling utama.dengan gagasan
dalam fikiran pengetahuan tanpa pengalaman mampu dikeluarkan. rasio disebuT
juga dengan akal, demikian juga empirisme yang ngototnya bukan main bahwa
pengalamanlah yang merupakan sumber utama pengetahuan. Menurut henry
bedson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. kemampuan ini
mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya.
pengembangan kemampuan ini memerlukan suatu usaha, ia juga mengatakan
intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan
pengetahuan yang nisbi.

Akal berfungsi melakukan penalaran terhadap berbagai kejadian dari


penalaran dan pengetahuan inderawinya penalaran yang valid adalah wahyu yang
ditransmisi oleh akal sehingga akal yang sesuai dengan wahyu. Sehebat apapun
akal manusia kaum khawash, tidak berarti bahwa akal dapat memperoleh seluruh
pengetahuan yang wajib baginya tentang tuhan dan tentang alam ghaib. Daya akal
bukanlah tidak terbatas. Sebagian sifat tuhan seperti berfirman, melihat, dan
mendengar, yang dinyatakan sebagai sifat-sifat wajib tidak dapat diketahui melalui
akal. manusia dapat mengetahuinya hanya melalui wahyu, demikian pula akal
manusia tidak dapat mengetahui keadaan dan hakikat hidupnya di alam ghaib nanti.
Akal umpamanya tidak dapat mengetahui perincian kebahagiaan dan kesengsaraan
yang menunggunya di akhirat dan cara menghitung perbuatan baik dan buruknya
nanti.oleh karena itu, manusia berhajat kepada wahyu, yang akan membantunya
memperoleh pengetahuan lebih luas tentang tuhan dan masa depannya di alam
ghaib.

Keharusan manusia menggunakan akalnya bukanlah hanya merupakan ilham


yang terdapat dalam dirinya, tetapi juga ajaran yang termuat dalam wahyu.kitab suci
al-quran memerintahkan manusia untuk berfikir dan mempergunakan akal dan
melarang bersikap taklid tuhan tidak semata-mata memberi perintah, tetapi juga
memotivasi manusia untuk berfikir.

12
Kitab suci alquran adalah wahyu yang memberikan fungsi informatif dan
konfirmatif bagi akal, sedang assunah merupakan sumber hukum islam yang
mempermudah dalam mepelajari al-quran dan sebagai tradisi pelaksanaan perintah-
perintah tuhan melalui keteladanan Muhammad saw. Wahyu adalah pengetahuan
yang disampaikan oleh tuhan kepada manusia lewat perantara para nabi. para nabi
memperoleh pengetahuan dari tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa
memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas
kehendak tuhannya. wahyu berisikan pengetahuan agama, baik mengenai
kehidupan mencakup masalah transcendental seperti latar belakang dan tujuan
penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.

Dalam konteks lain kebenaran wahyu seluruhnya diakui oleh akal, bahkan
pengalaman manusia secara historis tergambarkan dengan jelas dalam wahyu.
Dibawah ini adalah beberapa makna wahyu yang diperkuat oleh ayat-ayat al-quran
sebagaimana dikemukakan oleh Mana’al kathan dalam mabahits fii ‘ulum al-quran:

1. Wahyu diartikan pula dengan ilham yang diberikan kepada manusia,


sebagaimana ilham yang diberikan kepada nabi Musa A.S yang terdapat
dalam surat al-qashas ayat 7
2. Wahyu dimaknakan sebagai ilmu yang diberikan kepada hewan atau
binatang sebagaimana allah memberi ilham kepada lebah, yang
dijelaskan dalam surat An-nahl ayat 68
3. Wahyu diartikan dengan isyarat yang cepat,sebagaimana terdapat dalam
surat Maryam ayat 1
4. Wahyu diartikan sebagai bisikan syetan didalam jiwa manusia dan
perundngan. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-anam ayat 112 dan
121.
5. Wahyu adalah kalam allah kepada malaikat agar menjalankan perintahnya
untuk disampaikan kepada para nabi dan orang-orang terpilih dan
beriman.sebagaimana terdapat dalam surat Al-anfal ayat 1.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa


inggris yaitu knowledge, Menurut aristoteles pengetahuan bisa didapat berdasarkan
pengamatan dan pengalaman. Menurut Plato jenis pengetahuan itu dibagi menurut
tingkatantingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya.
Pembagiannya adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)

2. Pengetahuan Pistis (Substansial)

3.Pengetahuan Dianoya (matematik)

4.Pengetahuan Noesis (flsafat) Jenis-jenis pengetahuan menurut Burhanuddin


salam pengetahuan yang dimiliki manusia itu ada empat yaitu:

1.Pengetahuan Biasa

2.Pengetahuan Ilmu

3.Pengetahuan Filsafat

4.Pengetahuan Agama

A. Hakikat Pengetahuan Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan,


yaitu: a.Realisme b. Idealisme

B. Sumber Pengetahuan a. Empirisme b. Rasionalisme c. Intuisi d. Wahyu

3.2 SARAN

Demikian penulisan makalah mata kuliah ”Filsafat ilmu” dengan judul “Hakikat
Pengetahuan” Semoga makalah ini bisa berguna untuk semua, saran dan kritik kami
terima, mohon maaf atas kehilafan kami terimakasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/rahmi75258/5fa7c00ad541df53850c7f92/definisi-dan-
jenis-jenis-pengetahuan

filsafat illu , Bandung: Remaja rosda karya, 2012. Burhanuddin Salam, Per aa tak

https://www.academia.edu/19085107/5_MAKALAH_HAKIKAT_PENGETAHUAN_1_

Anda mungkin juga menyukai