Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT PENGETAHUAN
Makalah ini di buat atau di ajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah
“Filsafat Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu:
Dr. Asep Nursobah., S.Ag
Zaenal Muftie., M.Ag

Disusun Oleh:
Nabila Nur Faridatil Hasna 1212020182
Nabila Rachmi Insani 1212020173
Neneng Dewi Nurhayati 1212020178
Nisa Rahmawati 1212020187

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANDUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan dan menyusun makalah ini guna memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh bapak Wildan Baihaqi., M.Ag. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Psikologi
Belajar yang telah membantu mahasiswa baik secara materi maupun moral.
Shalawat serta salam selalu dan selamanya tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung saya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Saya menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari aspek penulisan, bahasa, maupun penyusunan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik pada masa yang akan datang. Semoga laporan yang
kami susun dapat memberikan wawasan bagi para pembaca dan dapat memberikan manfaat
untuk perkembangan dan peningkatan Ilmu pengetahuan.

Bandung, 09 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusann Masalah ................................................................................................. 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
A. Definisi Hakikah Pengetahuan ................................................................................ 6
B. Hakikat Sumber Pengetahuan ................................................................................. 6
C. Jenis-jenis pengetahuan .......................................................................................... 9
BAB III PENUTUPAN ..................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepanjang sejarahnya manusia dalam usahanya memahami dunia
sekelilingnyamengenal dua sarana, yaitu pengetahuan ilmiah dan penjelasan ghaib. Kini di satu
pihakmanusia memiliki sekelompok pengetahuan yang sistematis dengan berbagai hipotesis
yangtelah dibuktikan kebenaranya secara sah, tetapi di pihak lain sebagian mengenal pula
anekaketerangan serba ghaib yang tidak mungkin diuji sahnya untuk menjelaskan rangkaian
pristiwayang masih berada diluar jangkauan pemahamannya.
Terlepas dari berbagai macam pengelompokan atau pembagian dalam ilmu
pengetahuankita dapat mensinyalir bahwa peranan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan
manusia, baikindividual maupun sosial menjadi sangat menentukan. Karena itu implikasi yang
timbul adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang
lain serta semakinkaburnya garis batas antara ilmu dasar murni atau teoritis dengan ilmu
terapan atau praktis.
Banyaknya ilmu pengetahuan yang telah kita dapat dan yang berada di sekeliling
kita.Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sangatlah pesat. Tidak jarang, kemajuan ilmudan
teknologi serta pengetahuan yang kita dapat yang terus berlangsung hingga saat ini,membuat
banyak manusia khawatir, bingung dan banyaknya terjadi kesalahpahaman terhadapsebuah
ilmu dan pengetahuan yang kita peroleh dari berbagai sumber. Manusia takut dankhawatir akan
dampak negatifnya sebuah pengetahuan dan ilmu apabila mereka tidak dapatmenelaah atau
memahami betul arti dari sebuah ilmu dan pengetahuan. Apakah ilmu dan pengetahuan
tersebut baik atau buruk, membawa manfaatkah ilmu itu. Seharusnya kitamemahami terlebih
dahulu tentang jenis ilmu pengetahuan, teori-teori yang membenarkan pengetahuan itu,
klasifikasi sebuah pengetahuan dan sejarah dari perkembngan ilmu. Berawaldari itulah kita
bisa menelaah, mencerna dan memahami apa arti yang sesungguhnya dari pengetahuan dan
ilmu, dan kita juga dapat memilih atau menyaring mana ilmu yang baikuntuk hidup kita atau
yang buruk
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi hakikah pengetahuan?
2. Apa saja hakikat dan sumber pengetahuan?
3. Apa saja jenis-jenis pengetahuan

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hakikat pengetahuan
2. Untuk mengetahui hakikat dan sumber pengetahuan
3. Untyk mengetahui apa saja jenis pengetahuan

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hakikat Pengetahun
Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu
knowledge. Secara terminologi pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Menurut aristoteles pengetahuan
bisa didapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman.
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang
mengenal sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang
mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh
karena itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk
mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal
yang diketahuinya. Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah hasil pengetahuan manusia
terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang
dihadapinya,atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
B. Hakikat Dan Sumber Pengetahuan
1. Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui
sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun
gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Ada dua teori untuk mengetahui hakikat
pengetahuan, yaitu:
a) Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut
realisme adalah gambaran yang sebenamya dari apa yang ada di alam nyata (dari
fakta atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah dari
yang asli yang ada diluar akal Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat
dalam sebuah foto. Dengan demikian, relisme berpendapat bahwa pengetahuan
adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
b) Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar- benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses
psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis
hanya merupakan gambaran subjektif bukan gambaran objektif tentang realitas.
Subjektif dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang
6
membuat gambaran tersebut. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak
menggambarkan hakikat kebenaran. Yang diberikan hanyalah gambaran menurut
pendapat atau pengelihatan orang yang mengetahui.
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yg diketahui manusia. Suatu hal yang menjadi
pengetahuan selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran
mengenai hal yang ingin diketahui. Menurut Jujun S. Suria Sumantri, menyebutkan bahwa
dasar-dasar pengetahuan yang dimiliki manusia itu meliputi:
a. Penalaran Manusia
Penalaran manusia adalah satu - satunya makhluk yang mampu mengembangkan
pengetahuan karena memiliki kemampuan menalar. Manusia mengetahui mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang indah dan mana yang jelek melalui proses
penalaran yang dilakukan.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar
pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses
berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan
baru dianggap valid jika penarikan kesimpulan tersebut menurut cara tertentu, yang
disebut logika.
b. Logika
Untuk menarik suatu kesimpulan sebenarnya terdapat bermacam-macam cara,
namun untuk membuat kesimpulan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
memusatkan diri pada penalaran ilmiah. Terdapat dua jenis penarikan kesimpulan yakni
logika induktif dan logika deduktif.
1) Logika deduktif
Logika deduktif adalah cara berfikir dengan menarik suatu kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan yang bersifat umum kemudian ditarik suatu kesimpulan
yang bersifat khusus. Penalaran ini sering kita dengar dengan istilah silogisme.
Sebuah silogisme disusun dari dua buah pernyataan yang disebut premis dan sebuah
kesimpulan.
2) Logika Induktif
Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari
kasuskasus individual nyata menjadi suatu kesimpulan yang bersifat umum.

7
2. Sumber Pengetahuan Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber
pengetahuan antara lain:
a. Empirisme
Empirisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa pengetahuan
bersumber dari pengalaman, sehingga pengenalan indrawi merupakan pengenalan
yang paling jelas dan sempurna.
Tokoh utama dalam aliran empirisme ini adalah Francos Bacon (1210-1292 M).
berpendapat bahwa pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang
diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta. Pengalaman
merupakan sumber pengetahuan sejati.
b. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
kegiatan merangkap objek. Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan
kesesatan terletak dalam ide dan bukunya di dalam diri barang sesuatu. Jika
kebenaran mengandung makna mempunyai ide yang sesuai dengan yang menunjuk
kepada kenyataan, kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat
diperoleh dengan akal budi saja.
c. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari revolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran
dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu
usaha. la juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung,
yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan Sebagai dasar untuk
menyusun pengetahuan secara intuisi tidak dapat diandalkan. Pengetahuan intuisi
dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar
tidaknya pernyataan yang dikemukakan. Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja
saling membantu dalam menemukan kebenaran. Bagi Nietzchen intuisi merupakan
"inteligensi yang paling tinggi" dan bagi Maslow intuisi merupakan "pengalaman
puncak" (peak experience).
d. Wahyu

8
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantaraan para nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya,
tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan
seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, seperti latar belakang dan tujuan
penciptaan manusia, dunia, dan
C. Jenis – Jenis Pengetahuan
Pada umumnya jenis pengetahuan dibagi menjadi 6 yaitu:
a. Pengetahuan langsung (immediate)
Pengetahuan immediate adalah Pengetahuan langsung adalah pengetahuan
langsung yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Umumnya
dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya
perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah dikenal sebelumnya seperti
pengetahuan tentang pohon, rumah, binatang, dan beberapa individu manusia.
b. Pengetahuan Tidak Langsung (mediated)
Pengetahuan tidak langsung adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses
berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui dari benda-
benda eksternal banyak berhubungan dengan penafsiran dan penyerapan pikiran kita.
c. Pengetahuan Indrawi (perceptual)
Pengetahuan Indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra
lahiriah. Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti
adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggotaangota indra
badan (seperti mata, telinga, dan lain-lain), dan pikiran yang mengubah benda-benda
partikular menjadi konsepsi universal, serta faktor-faktor sosial (seperti adat istiadat).
Dengan faktor-faktor tersebut tidak bisa dikatakan bahwa pengetahuan indrawi hanya
akan dihasilkan melalui indra-indra lahiriah.
d. Pengetahuan Konseptual (conceptual)
Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran
manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsepsi-konsepsi tentang
objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal.
Alam luar dan konsepsi saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di
antara keduanya merupakan aktivitas pikiran
e. Pengetahuan Partikular (particular)

9
Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu,
atau realitas-realitas khusus. Misalnya ketika kita membicarakan satu kitab atau
individu tertentu, maka hal ini berhubungan dengan pengetahuan partikular itu sendiri.
f. Pengetahuan universal (universal)
Pengetahuan yang meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusian
misalnya; agama dan filsafat
Adapun jenis-jenis pengetahuan ditinjau dari sudut bagaimana pengetahuan itu diperoleh,
bukan pada bahasan nilai (value) dari pengetahuan tersebut antara lain:
a. Pengetahuan Biasa (common sense)
Pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang digunakan terutama untuk
kehidupan sehari-hari, tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan
seluas-luasnya. Seorang yang dulunya belum tahu tentang cara belajar sesuatu hal dan
setelah melalui suatu proses seseorang tahu tentang sesuatu hal tersebut, maka orang
tersebut disebut memiliki pengetahuan biasa
b. Pengetahuan Ilmiah atau Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan ilmiah atau Ilmu, pengetahuan yang diperoleh dengan cara khusus,
bukan hanya untuk digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam dan luas
mengetahui kebenarannya, tetapi masih berkisar pada pengalaman. Pengetahuan Ilmiah
atau Ilmu (Science) pada dasarnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan sehari-hari yang dilanjutkan
dengan suatu pemikiran cermat dan seksama dengan menggunakan berbagai metode.
c. Pengetahuan Filsafat
Pengetahuan filsafat, pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga yang
dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai diluar dan diatas
pengalaman biasa. Objek pembahasannya selalu mengedepanan aspek ontologi,
epistimologi dan aksiologi.
d. Pengetahuan Agama
Pengetahuan agama adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat
para Nabi dan Rasul-Nya yang bersifat mutlak dan wajib diikuti para pemeluknya.
Dengan menjadikan ajaran agama sebagai tolak ukur kebenaran, maka pengetahuan
agama sangat sarat dengan nilai baik dan buruk, benar dan salah. Sepanjang
pengetahuan itu tidak bertentangan dengan ajaran yang tertuang dalam kitab yang
diperpegangi, maka pengetahuan itu dianggap benar.

10
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu
knowledge. Secara terminologi pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang
diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Menurut aristoteles pengetahuan
bisa didapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman.
Hakikat Dan Sumber Pengetahuan
Hakikat Pengetahuan, ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan. Yaitu:
1. Realisme
2. Idealisme
Sumber Pengetahuan
1. Empirisme
2. Rasionalisme
3. Intuisi
4. Wahyu
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, namun inilah usaha maksimal kami dalam penulisan. Kami
berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai
Musyarakah. Dan kami juga berharap bagi para pembaca semoga bisa memberikan kritikan
dan masukan yang dapat membangunn kepada kami selaku penulis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir filsafat ilmu. (Bandung: Remaja rosda karya, 2004), hlm. 144.

Burhanuddin Salum, Pengantar Filsafat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm, 167.

Ivan Delfes Dafrita, Ilmu dan Hakekat Ilmu Pengetahuan dan Nilai Agama.

Ivonne Ruth Vitamaya Oishi Situmeang, Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian
Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 1 Bulan Maret 2021

Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: universitas Indonesia UI Press), 1986
hlm.122.

12

Anda mungkin juga menyukai