Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

DISUSUN OLEH:

Desy Ratna Ningsih S A (2023040202006)


Isra (2023040202024)

PASCA SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) KENDARI
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah. Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah swt. yang
telah memberi rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Filsafat dan Ilmu Pengetahuan” ini. Semua ini tak lepas
dari Rahman dan Rahim serta pertolongan-Nya, sehingga semua hambatan dan
kendala dalam penyusunan makalah ini dapat dilalui dengan mudah. Tak lupa
pula shalawat serta salam, selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
yang telah membimbing umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang
benderang.

Makalah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada para


mahasiswa juga pembaca lainnya yang ingin mempelajari Filsafat dan Ilmu
Pengetahuan agar lebih mudah dalam mempelajari Filsafat. Karena filsafat
merupakan salah satu hal penting dalam dunia Pendidikan manusia.

Semoga makalah ini dapat membantu semua teman mahasiswa/i dalam


mempelajari dan memahami mata kuliah “Filsafat Ilmu dan Filsafat Integrasi”.
Wallahu a’lam bis showab.

Kendari, 24 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan....................................................................3
2.2 Objek Ilmu Pengetahuan.......................................................................4
2.3 Syarat Ilmu Pengetahuan.......................................................................5
2.4 Kehadiran Filsafat Sebagai Ilmu Pengetahuan......................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................8
3.2 Saran......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seringkali pengetahuan manusia itu tumpuk menumpuk atau tumpang
tindih. Pengetahuan yang dimiliki itu sering sekali rumit dan saling berkaitan satu
sama lain. Untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu dari pengetahuan
yang lain itu tidaklah mudah. Khazanah kehidupan manusia yang begitu luas
memungkinkan menguasai segala pengetahuan. Satu orang yang lain menguasai
berbagai ilmu pengetahuan dan ada yang menguasai secara sederhana hingga yang
menguasai secara kompleks.
Ilmu Pengetahuan adalah rangkaian kata yang berbeda tapi memiliki
hubungan yang sangat kuat. Ilmu adalah kegiatan penelaahan mencari metode
agar menemukan pemahaman terhadap sesuatu, sedang pengetahuan agar dapat
menjelaskan berbagai gejala sehingga dapat dimengerti oleh manusia (Anugrah &
Radiana, 2022).
Filsafat adalah landasan berpikir manusia sebagai penalaran akal dalam
mencari dan mendalami ilmu pengetahuan. Filsafat kerap dijuluki sebagai Induk
dari semua pegetahuan, filsafatlah awalnya yang melahirkan berbagai macam
pengetahuan bagi umat manusia (Fadli, 2021). Filsafat memiliki upaya untuk
menemukan kebenaran dari sesuatu yang ada dengan menggunakan kemampua
akal secara optimal. Pemikiran ini bertujuan untuk memperoleh kebenaran.
Dalam memahami filsafat dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan
maupun sudut pandang. Pendekatan yang dimaksudkan adalah sudut pandang
filsafat sebagai proses dan filsafat sebagai produk. Filsafat sebagai proses
menggambarkan suatu cara atau metode berpikir sesuai dengan kaidah-kaidah
berpikir filsafat, sedangkan filsafat sebagai produk dapat dimaknai sebagai
sekumpulan pemikiran dan pendapat yang dikemukakan oleh para filsuf. Melalui
dua sudut pandang ini akan didapatkan pemahaman tentang filsafat yang
sesungghnya (Istikhomah & BS, 2021).

1
Filsafat dan ilmu pengetahuan berjalan beririgan. Sekarang ini,
perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat. Ada banyak cabang ilmu
pengetahuan yang ditemukan akibat dari fenomena kehidupan yang bisa
dibuktikan kebenarannya misalnya dalam dunia Kesehatan dan kedokteran,
perikanan, peternakan, astronomi, budaya, dan pendidikan. Hasil penemuan itu
maka manusia bisa merasakan bahwa kehidupan sekarang mengalami perubahan
dari waktu ke waktu. Hal ini akan terus terjadi sepanjang masih ada kehidupan
manusia di muka bumi ini karena ilmu pengetahuan terus merambat ke berbagai
aspek kehidupa manusia.
Begitu besarnya peran filsafat dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan
manusia, tidak dipungkiri ada pihak yang menyalahgunakan dan kurang
memahami mengenai hakikatnya di dunia ini. Karena itu, manusia perlu
meningkatkan pemahaman dan mendalami tentang Filsafat dan Ilmu Pengetahuan,
agar manusia dapat mengimplementasikan pengetahuan dalam kehidupannya
sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat ilmu pengetahuan?
2. Apa saja objek ilmu pengetahuan?
3. Apa syarat ilmu pengetahuan?
4. Bagaimana kehadiran filsafat sebagai ilmu pengetahuan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari hakikat ilmu pengetahuan
2. Untuk mengetahui objek ilmu pengetahuan
3. Untuk mengetahui syarat ilmu pengetahuan
4. Untuk mengetahui bagaimana kehadiran filsafat sebagai ilmu
pengetahuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan


Menurut Situmeang mengemukakan bahwa Ilmu adalah metode berpikir
obyektif untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia yang nyata.
Pengetahuan (Situmeang, 2021).
Makhmudah berpendapat bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu
yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek
tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat,
mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan bersikap dan
bertindak (Makhmudah, 2017).
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari
pengalaman, bisa juga dilihat berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi
secara spontan. Pengetahuan itu masih pada tatanan yang inderawi dan
spontanitas, belum juga ditata melalui metode-metode yang jelas. Pada intinya,
pengetahuan bersifat spontan, intuitif dan subjektif.
Pengetahuan yang sesungguhnya berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu
kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia itu sendiri dengan realitas
yang ada pada objeknya. Namun, terkadang kebenaran yang ada dalam
pengetahuan belum tertata secara rapi, dan belum teruji secara metodologis.
Contohnya, orang yang melihat gunung meletus, itu pengetahuan. Orang yang
merasakan gempa, lalu berlari keluar rumah itu pengetahuan. Pengetahuan masih
sering bercampur dengan yang namanya insting.
Hakikat sains merupakan akumulasi dari content, process dan context.
Content meliputi hal-hal yang berkaitan denga fakta, definisi, konsep, model, teori
dan terminologi. Process berkaitan dengan keterampilan atau kegiatan untuk
mendapatkan atau menemukan prinsip dan konsep. Context meliputi 3 hal yaitu:
individu, masyarakat, dan lingkungan sekitar (Istikhomah & BS, 2021).
Pada hakikatnya, Ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari fakta ilmiah
yang menurut aturan ilmiah. Mengetahui hal itu, setiap manusia akan mampu

3
mendapatkan kebenaran melalui proses tertentu baik dengan melakukan penelitian
Ilmiah atau dengan berbagai cara lain (Supriatna, 2019).
Seperangkat pengetahuan manusia dapat diturunkan dari studinya tentang
berbagai fenomena, baik fenomena alam maupun fenomena sosial yang dilakukan
dalam sadar dan berkelanjutan. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, perlu
dimiliki kemampuan menangkap berbagai peristiwa yang ada sehingga ilmu
pengetahuan pengetahuan dapat dirumuskan dengan baik (Helmi & Rahmaniah,
2020). Dalam pengembangan ilmu pengetahun diperlukan bantuan alat. Alat yang
dipakai adalah pengalaman indera, nalar, otoritas, intuisi, wahyu dan keyakinan.
2.2 Objek Ilmu Pengetahuan
Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek yang menjadi lapangan studi.
Objek diperoleh dari pendekatan atau cara pandang metode dan sistem tertentu.
Dengan adanya suatu objek menjadikan setiap ilmu pengetahuan itu berbeda
antara ilmu yang satu dengan ilmu lainnya (Parluhutan, 2020). Objek filsafat ilmu
adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan
pengetahuan.
Mujib menuliskan bahwa objek ilmu pengetahuan dalam filsafat ada dua,
yaitu objek materi dan objek formal (Mujib, 2019).
1. Objek Materi
Menurut Hutagalung, berpendapat bahwa objek materi merupakan
hal atau sesuatu yang diselidiki, dipandang, atau disoroti oleh suatu
disiplin ilmu (Hutagalung, 2019). Objek material mencakup segala hal
yang berwujud ataupun tidak berwujud (supranatural), hal-hal konkret
ataupun hal yang abstrak.
Objek materi tidak terbatas pada apakah hanya di dalam
kenyataan konkret seperti manusia ataupun alam semetesta ataukah
hanya di dalam realitas abstrak seperti Tuhan atau sesuatu yang bersifat
ilahiah lainnya. Bahkan juga mencakup tentang segala sesuatu yang
ada, baik dalam pikiran, kenyataan, maupun kemungkinan.
Objek material ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat
khusus. Yang bersifat umum biasanya menyelidiki atau mengkaji
tentang

4
hal-hal umum, begitu juga dengan objek material yang bersifat khusus
ini bersifat mutlak dan tidak mutlak contohnya terdiri dari manusia dan
alam (Parluhutan, 2020).
2. Objek Formal
Menurut Hutagalung dalam tulisannya berpendapat bahwa objek
formal adalah pemahaman dan menelaah dari objek materi dimana
sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu
di sorot (Hutagalung, 2019).
Dari sudut pandang objek formal filsafat ditujukan pada bahan-
bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan / dari objek mana
material itu dilihat.
Objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang yang ditujukan
pada bahan penelitian ini atau pembentukan pengetahuan, atau sudut
dari mana objek material disorot. Dalam praktiknya, objek resmi adalah
pusatnya ketertarikan pada studi dunia tentang fenomena itu, yang
merupakan perpaduan antara objek material dan objek formal sehingga
topik utama yang dibahas dalam pengetahuan ilmiah sebagai subjek
aktual dari cabang ilmu pengetahuan yang dimaksud (Parluhutan,
2020).
2.3 Syarat Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa syarat ilmiah yang dapat disebut sebagai ilmu. Sifat yang
ilmiah untuk syarat ilmu banyak pengaruhnya dari ilmu-ilmu alam yang sudah ada
terlebih dahulu (Mariyah et al., 2021) Ilmu pengetahuan memiliki syarat sebagai
berikut:
1. Objektif
Objek kajian harus ada dalam ilmu yang ada dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, terlihat dari luar maupun
bentuknya dari dalamnya. Objeknya juga bersifat ada, atau mungkin
juga ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam hal mengkaji
sebuah objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni penyesuaian
antara tahu dengan

5
objek, sehingga dapat disebut kebenaran objektif; bukan subjektif
berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metode
Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang artinya:
cara, jalan. Metodis artinya metode tertentu yang dipakai dan biasanya
merujuk kepada sebuah metode ilmiah. Usaha yang telah dilakukan
agar dapat meminimalisasi segala kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi dalam hal yang menyimpang dari hal mencari sebuah kebenaran.
Resiko yang harus di tanggung yakni untuk menjamin kepastian
kebenaran.
3. Sistematis
Di dalam pengalamannya mencoba menjelaskan dan mengetahui
suatu objek, ilmu harus terumus dan teruraikan di dalam hubungan yang
masuk akal (logis) dan teratur agar terbentuk suatu sistem yang
memiliki keutuhan, menyeluruh, terpadu dalam segi arti, dan dapat
memaparkan sebuah rangkaian sebab akibat menyangkut tentang
objektifnya. Pengetahuan yang dapat tersusun dengan sistematis
merupakan rangkaian sebab akibat dari syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal
Sebuah kebenaran yang akan dicapai yakni sebuah kebenaran
yang diungkapkan ilmu tidak mengenai sesuatu yang bersifat khusus
melainkan universal yang bersifat umum.
2.4 Kehadiran Filsafat Sebagai Ilmu Pengetahuan
Menurut Situmeang mengemukakan bahwa kehadiran filsafat ilmu
pengetahuan mengarahkan manusia untuk memikirkan dan merefleksikan
kegiatan ilmu pengetahuan dengan berbagai macam hal yang berkenaan dengan
ilmu pengetahuan sebagai objeknya secara rasional, menyeluruh dan mendasar
agar memperoleh pemahaman yang jelas, benar dan lengkap serta diharapkan
manusia dapat menemukan kejelasan pemahaman tentang ilmu pengetahuan
dengan segala unsurnya (Situmeang, 2021).
Menurut Rehayati dalam bukunya menuliskan bahwa kedudukan filsafat dan
hubungannya dengan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut (Rehayati, 2017):

6
1. Filsafat bertujuan memahami hakikat suatu objek yang menjadi kajian
tetap dipertahankan, informasi atau pengetahuan harus
dipertanggungjawabkan secara rasional (logis) dan faktual (dialami
langsung dalam kehidupan).
2. Filsafat bertujuan untuk mempersoalkan nilai suatu objek (aksiologi)
tetap dipertahankan.
3. Filsafat melakukan suatu kajian dan kritik terhadap persoalan
metodologi ilmu pengetahuan
Soelaiman menuliskan dalam bukunya tentang manfaat mempelajari filsafat
ilmu pengetahuan (Soelaiman, 2019) yaitu:
1. Melatih dalam berpikir logis dan kritis terhadap suatu kebenaran
2. Lebih sadar terhadap hakekat dan makna ilmu pengetahuan, metode,
dan prosedur pengembangan ilmu.
3. Lebih sadar akan pentingnya peranan etika dalam pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Fakta bahwa filsafat adalah induk dari semua ilmu pengetahuan, filsaftalah
yang melahirkan berbagai cabang ilmu yang dipelajari dan pahami manusia saat
ini. Perkembangan era revolusi industri saat ini melibatkan berbagai teknologi
dalam segala aspek kehidupan manusia.
Kondisi dan keadaan zaman sekarang perkembangan IPTEK telah
menguasai seluruh lapisan kegiatan sehari-hari manusia. Mengenai hal itu,
diperlukan sarana untuk membuat sang ilmuwan menjadi arif dan bijaksana.
Diperlukan juga adanya sesuatu yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi agar kehadirannya lebih banyak berimplikasi positif daripada
negatifnya. Menurut beberapa pakar, bahwa yang bisa menjadikan tonggak
aksiologis dalam mengarahkan perkembangan iptek secara positif untuk
kepentingan umat manusia dan lingkungannya adalah filsafat ilmu (Rofiq, 2018).

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hakikat ilmu pengetahuan ialah suatu proses pembentukan pengetahuan
yang terus-menerus sampai menjelaskan fenomena yang bersumber dari wahyu,
hati dan semesta sehingga dapat diperiksa atau dikaji secara kritis dengan tujuan
untuk memahami hakikat, landasan dasar dan asal usulnya, sehingga dapat juga
memperoleh hasil yang logis.
Objek ilmu pengetahuan dalam filsafat ada dua, yaitu objek materi dan
objek formal.
Syarat ilmu pengetahuan ada 4 yaitu obyektif, metode, sistematis dan
universal.
Kehadiran filsafat sebagai ilmu pengetahuan merupakan peranan penting
karena merupakan induk dari semua cabang ilmu pengetahuan yang diketahui
manusia saat ini. Hingga perkembangan IPTEK dan juga revolusi industri
sekarang diperlukan filsafat untuk para ilmuwan agar bersikap arif dan bijaksana
3.2 Saran
Era modern sekarang ini di tengah perkembangan teknologi, manusia perlu
mengimplementasikan hakikat filsafat dalam setiap ilmu pengetahuan yang
diterima.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, M. N., & Radiana, U. (2022). Filsafat Rasionalisme Sebagai Dasar


Ilmu Pengetahuan. 5(3), 182–187.

Fadli, M. R. (2021). Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan dan


Relevansinya Di Era Revolusi Industri 4.0 (Society 5.0). Jurnal Filsafat,
31(1), 130. https://doi.org/10.22146/jf.42521

Helmi, M., & Rahmaniah, S. (2020). Pandngan Filosofis dan Teologis Tentang
Hakikat Ilmu Pengetahuan Sebagai Landasan Pendidikan Islam. Tarbiah
Islam, 10, 78–88.

Hutagalung, J. M. (2019). Peranan Filsafat Ilmu Dalam Perkembangan Ilmu


Hukum. Krtha Bhayangkara, 13(2), 197–207.
https://doi.org/10.31599/krtha.v13i2.5

Istikhomah, R. I., & BS, A. W. (2021). Filsafat Sebagai Landasan Ilmu dalam
Pengembangan Sains. Jurnal Filsafat Indonesia, 4(1), 59–64.

Makhmudah, S. (2017). Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Modern dan


Islam. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman, 4(2), 202–
217. https://doi.org/10.53627/jam.v4i2.3173

Mariyah, S., Syukri, A., Badarussyamsi, B., & Fadhil Rizki, A. (2021). Filsafat
dan Sejarah Perkembangan Ilmu. Jurnal Filsafat Indonesia, 4(3), 242.
https://doi.org/10.23887/jfi.v4i3.36413

Parluhutan, A. (2020). Objek Formal dan Material Filsafat Ilmu Serta


Implikasinya Dalam Pendidikan. Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan,
7(3), 116–121.
http://www.jurnal.una.ac.id/index.php/pionir/article/view/2362

Rehayati, R. (2017). Filsafat Sebagai Induk Ilmu Pengetahuan. 3.

Rofiq, M. N. (2018). Peranan Filsafat Ilmu Bagi Perkembangan Ilmu


Pengetahuan. FALASIFA : Jurnal Studi Keislaman, 9(1), 161–175.
https://doi.org/10.36835/falasifa.v9i1.112

Situmeang, I. R. V. O. (2021). Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan dalam Kajian


Filsafat Ilmu Pengetahuan. IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan
Humaniora, 5(1), 1–17.

Soelaiman, D. A. (2019). Filsafat Ilmu Pengetahuan Pespektif Barat dan Islam.

Supriatna, E. (2019). Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Soshum Insentif, 128–
135. https://doi.org/10.36787/jsi.v2i1.106

9
1

Anda mungkin juga menyukai