Anda di halaman 1dari 9

OBJEK ILMU DAN SUMBER-SUMBER ILMU

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah

FILSAFAT ILMU

Dosen pengampu : Ustad. Towil Akhiruddin S.S.I, M.Pd

Disusun Oleh:

Syifa Trisna Wati ( 22012029)

Abdullah Al Farizi (

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS DARUNNAJAH

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “OBJEK ILMU DAN SUMBER-SUMBER ILMU” dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan nikmat-Nya, baik berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Teknologi Pendidikan
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi kami yakin makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
lebih maju di masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “OBJEK ILMU DAN SUMBER-
SUMBER ILMU”” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4

 Latar belakang masalah....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Pengertian filsafat sebagai ilmu........................................................................


B. Sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran dalam filsafat.......................
C. Objek kajian filsafat dan ilmu pengetahuan...................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................11

 Kesimpulan.........................................................................................................
..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk yang berfikir. Karena berfikir itulah manusia dapat dikatakan
sebagai manusia. Berfikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan
pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Ilmu atau Ilmu pengetahuan, merupakan produk kegiatan berfikir, merupakan obor dan
semen peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidupnya dengan lebih
sempurna. Berbagai peralatan dikembangkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya
dengan jalan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.

Proses penemuan dan penerapan itulah yang menghasilkan kapak dan batu zaman dulu
sampai dunia komputer saat ini. Berbagai masalah memasuki benak pemikiran manusia dalam
menghadapi kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran telah dihasilkan sebagai
bagian dari sejarah kebudayaannya.

Masalah yang menjadi bahan pemikiran manusia, begitu banyak dan beragam. Namun
pada hakikatnya upaya manusia untuk mendapatkan pengetahuan karena dilandasi oleh tiga
masalah pokok yaitu; landasan ontologis, Obyek apa yang ditelaah ilmu?, landasan
epistemologis, bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa
ilmu? landasan aksiologis, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?

B. Rumusan masalah

1. Obyek apa yang di telaah filsafat?


2. Bagaimana proses yang memungkinkan di timbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan?
C. Tujuan penulisan

1. Mendeskripsikan pengertian filsafat sebagai ilmu.


2. Mendekripsikan dan memberi contoh objek filsafat.
3. Mendeskripsikan hubungan manusia, ilmu pengetahuan , dan kebenaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT SEBAGAI ILMU

a. Apa itu Filsafat?

Menurut Aristoteles “filsafat” adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari
prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada.

Menurut Rene descartes, filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya adalah mengenai Tuhan,alam, dan manusia.

Filsafat merupakan proses berfikir secara radikal,sistematik, dan universalbterhadap


manusia itu sendiri. Dengan kata lain filosofi adalah berfikir secara radikal(mendasar,
dalam,sampai keakar-akarnya tentang manusia)sistematik ( teratur,runtut,logis,dan tidak
serampangan)untuk mencapai kebenaran universal( umum,terintegral,dan tidak khusus)

b. Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan terdiri dari dua kata yaitu ilmu dan pengetahuan. Ilmu merupakan salah
satu dari hasil usaha manusia untuk memperadab dirinya. Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat
positif. Ilmu adalah suatu bentuk aktifitas manusia yang dengan melakukannya umat manusia
memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan lebih cermattentang alam
dimasa lampau,sekarang, dan kemudian hari,serta kemampuan yang meningkat untuk
menyesuaikan dirinya dan mengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.

Adapun pengetahuan menurut Amsal Bakhtiar, adalah semua milik atau isi pemikiran.
Dengan demikian pengetahuan adalahhasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Dalam kamus
filsafat di jelakan bahwa pengetahuan adalah proses kehidupan yang di ketahui manusia secara
langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam pristiwa ini yang mengetahui( subjek) memiliki yang
di ketahui(objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu
menusun yang di ketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan yang aktif.

B. SUMBER PENGETAHUAN DAN KRITERIA KEBENARAN DALAM FILSAFAT

Terjadinya pengetahuan, menurut Surajiyo, (2007: 55), adalah masalah yang amat penting
dalam epistemologi, sebab jawaban terhadap terjadinya pengetahuan maka seseorang akan
berwarna pandangan atau paham filsafatnya. Jawaban yang paling sederhana tentang terjadinya
pengetahuan ini apakah berfilsafat apriori atau aposteriori.
Pengetahuan apriori adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman.
Baik pengalaman indra maupun pengalaman batin. Adapun pengetahuan aposteriori adalah
pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman.

Dengan demikian, pengetahuan ini bertumpu pada kenyataan objektif.

a. Sumber Pengetaahuan

Dalam hal ini ada beberapa pendapat mengenai sumber ilmu pengetahuan diantaranya:

1) Empirisme

Kata ini berasal dari Yunani Empirikos, yang artinya pengalaman. Menrut aliran ini manusia
memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya dan bila dikembalikan kepada kata Yunani,
pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman indrawi (Tafsir,. 2007: 24).

2) Rasionalisme

Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang
benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan
menangkap objek. Akal menggunakan konsep-konsep rasional atau ide-ide universal. Konsep
tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat universal. Yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip universal adalah abstraksi dari benda-benda konkrit (Harun,Nasution, 1987: 15).

3) Intuisi

Menurut Henry Bergson, bahwa intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.
Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya.
Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa
intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak. Menurutnya, mengatasi sifat
lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analis, menyeluruh, mutlak, dan
tanpa dibantu penggambaran secara simbolis. Karena itu intuisi adalah sarana untuk mengetahui
secara langsung dan seketika (Salam, Burhanuddin. 1987: 102).

4) Wahyu

Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara
para nabi. Para nabi memperoleh dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah. Pengetahuan
mereka terjadi atas kehendak Tuhan. Tuhan mensucikan jiwa mereka untuk memperoleh
kebenaran dengan jalan wahyu (Salam, Burhanuddin. 1987: 103). Pengetahuan dengan jalan ini
merupakan kekhususan para nabi. Hal inilah yang membedakan mereka dengan manusia lainnya.
Akal meyakinkan bahwa kebenaran pengetahuan mereka berasal dari Tuhan, karena pengetahuan
ini memang ada pada saat manusia biasa tidak mampu mengusahakannya, karena hal ini memang
diluar kemampuan manusia. Bagi manusia tidak ada jalan lain kecuali menerima dan
membenarkan semua yang berasal dari Nabi (Mustafa, H.A.1997: 106).
b. Kriteria Kebenaran dalam Fiksafat

Menurut Titus, (1987: 245), kriteria kebenaran cenderung menekankan salahsatu atau lebih dari
tiga pendekatan yaitu :

1) yang benar adalah yang memuaskan keinginan kita.

(2) yang benar adalah yang dapat dibuktikan dengan eksperimen,

(3) yang benar adalah yang membantu dalam perjuangan hidup biologis.

Oleh karena teori-teori kebenaran (koresponden,koherensi, dan pragmatisme) itu lebih


bersifat saling menyempurnakan daripada saling bertentangan, maka teori tersebut dapat
digabungkan dalam suatu definisi tentang kebenaran. kebenaran adalah persesuaian yang setia
dari pertimbangan dan ide kita kepada fakta pengalaman atau kepada alam seperti adanya. Akan
tetapi karena kita dengan situasi yang sebenarnya, maka dapat diujilah pertimbangan tersebut
dengan konsistensinnya dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang kita anggap sah dan
benar, atau kita uji dengan faidahnya dan akibat-akibatnya yang praktis (Titus, 1987:245).

C. OBJEK KAJIAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

Ahmad Tafsir, (2001: 21), mengakatagorikan objek kajian filsafat kepada dua objek, yaitu
objek materi filsafat dan objek formal filsafat, kedua obkek tersebut, adalah sebagai berikut:

a. Objek Materi Filsafat

Adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada yang meliputi segala sesuatu yang
konkrit seperti manusia,benda, binatang,dan lain-lain maupun yang bersifat abstrak. Tentang
objek materi ini banyak yang sama dengan objek materi sains, bedanya ialah dalam dua hal,
yaitu: (1) sains menyelidiki hal yang empiris, filsafat menyelidiki objek itu juga tetapi bukan
bagian yang empiris melainkan bagian yabg abstrak; dan (2) ada objek materi filsafat yang tidak
diteliti oleh sains seperti Tuhan,hari akhir, yaitu objek materi yang untuk selama-lamanya tidak
empiris jadi objek materi filsafat lebih luas dari objek materi sains.

b. Objek Formal Filsafat

Cara memandang seorang peneliti terhadap objek materi tertentu. Suatu objek materi
tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda, yang mana objek
formal filsafat ialah penyelidikan yang mendalam artinya ingin taunya filsafat ingin tau bagian
dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu tentang objek yang tidak empiris. Penyelidikan
sains tidak mendalam karea ia hanya ingin tau sampai batas objek itu dapat diteliti secara
empiris.sedangkan objek penelitian filsafat adalah pada daerah tidak dapat diriset tetapi dapat
dipilarkan secara logis jadi sains menyelidiki dengan riset sedangkan filsafat menyelidiki dengan
pemikiran.
Adapun, dalam memahami objek ilmu pengetahuan, yaitu ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang bertujuan untuk mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang
diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach),metode (method),dan sistem
tertentu.

Menurut Saeful Anwar, (2007: 89), objek ilmu pengetahuan itu ada yang berupa materi (objek
materi) dan ada yang berupa bentuk (objek formal). Objek materi adalah sasaran material suatu
penyelidikan, pemikiran, atau penelitian keilmuan bisa berupa benda-benda material maupun
yang nonmaterial,bisa pula berupa hal-hal,masalah-masalah, ide-ide dan konsep-konsep.

a. Objek Material

Objek Material. seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu
ilmu.

b. Objek Formal

Objek Formal; objek materia yang disoroti oleh suatu ilmu,sehingga membedakan ilmu
satu dengan ilmu lainnya,jika berobjek material lsama. Pada garis besarnya, objek ilmu
pengetahu-an ialah alam dan manusia. Dari keterangan diatas dapat dipahami bahwa menurut
objek formalnya, ilmu pengetahuan itu justru berbeda-beda dan banyak jenis serta sifatnya. Ada
yang tergolong ilmu pengetahuan fisis (ilmu pengetahuan alam), karena pendekatan yang
dilakukan menurut segi yang fisis. Ada pula yang tergolong ilmu pengetahuan non-fisis (ilmu
pengetahuan sosial dan humaniora serta ilmu pengetahuan Ketuhanan), Karena pendekatannya
menurut segi kejiwaan. Golongan pertama termasuk ilmu pengetahuan yang bersifat kuantitatif,
sedangkan golongan kedua merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kualitatif.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Fisafat sebagai ilmu didasarkan bahwa filsafat, merupakan suatu aktivitas berfikir manusia
untuk dapat menemukan kebenaran atas pengetahuan yang ada untuk dapat dibuktikan karena
apa yang disebut benar oleh seseorang belum tetu benar bagi orang lain oleh karena itu
diperlukan suatu ukuran kriteria kebenaran dengan cara berfikir. Ada beberapa pendapat
mengenai sumber ilmu pengetahuan diantaranya; 1) empirisme, manusia memperoleh
pengetahuan melalui pengalamannya; 2) rasionalisme; bahwa pengetahuan yang benar diperoleh
dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek;
3) intuisi; adalah hasil dari evolusi emahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan
insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini
(intuisi) memerlukan suatu usaha, dan 4) wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh
Allah kepada manusia melalui perantara para nabi.

Objek kajian filsafat dikelompokan kepada dua objek, yaitu objek materi filsafat dan objek
formasal filfat. Adapun, dalam memahami objek ilmu pengetahuan,yaitu ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan yang bertujuan untuk mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu,
yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach),metode (method),dan sistem
tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai