Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah ISLAM DAN SAINTS
Dosen Pengampu: Dr. Trisna Taufik Darmawansyah, M.E.
Zahrotunissa (231420185)
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah sehingga penyusunan makalh ini dapat terselesaikan. Makalah ini dapat terselesaikan
dengan judul “ASPEK ONTOLOGI ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM”. Terima kasih
kami sampaikan kepada Bapak Dr. Trisna Taufik Darmawansyah, M.E. selaku dosen mata
kuliah Islam dan Saints yang telah membingbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
terselesaikan tugas makalah ini. Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat
memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan kami kelompok 6 berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi diri kami dan khususnya teman – teman semuanya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
Latar Belakang..............................................................................................................................1
Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
Tujuan Penelitian..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2
Pengertian Ontologi......................................................................................................................2
Hubungan Ontologi dengan Filsafat Pendidikan..........................................................................2
Hakikat Ontologi...........................................................................................................................2
Karakteristik Ontologi Ilmu Pengetahuan.....................................................................................2
BAB III PENUTUP......................................................................................................................3
Kesimpulan ..................................................................................................................................3
Saran..............................................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................4
iii
BAB I
PENDAHUUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan merupakan hasil dari proses keingintahuan manusia akan sesuatu. Setiap
jenis pengetahuan juga berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung pada bagaimana cara
mendapatkan dan apa yang dikaji dari pengetahuan tersebut. Manusia mengembangkan
pengetahuan karena dua sebab yaitu: Pertama, manusia memiliki bahasa yang mampu untuk
mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.
Kedua, manusia memiliki cara berpikir yang sesuai alur yang kemudian disebut sebagai
penalaran.1 Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang diberikan
segala kemampuan jasmani, rohani dan kemampuan berpikir yang menjadikan manusia berbeda
dengan makhluk lainnya. Manusia juga makhluk yang sempurna dan yang pertama kali
menggunakan bahasa. Sebagai makhluk yang mulia, manusia memiliki tiga keistimewaan
dibandingkan dengan makhluk lainnya, keistimewaan tersebut diantaranya: memiliki penguasaan
bahasa, memiliki kemampuan berpikir, dan kesempurnaan bentuk ragawi. Dengan keistimewaan
tersebutlah manusia mendapatkan pengetahuan berdasarkan kemampuannya sebagai makhluk
yang berpikir, merasa, dan mengindra.2 Seperti dijelaskan di atas, bahwa pengetahuan itu banyak
jenisnya dan salah satunya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang objek
kajiannya adalah dunia empiris sebagai penentu kebenaran ilmu tersebut dan menggunakan
metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan. Sumber ilmu itu sendiri merupakan
penggabungan antara logika deduktif dan logika induktif.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
5
sinonim dengan metafisika, yaitu studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real
nature) dari suatu benda untuk menentukan arti, struktur, dan prinsip benda tersebut.
B. Hubungan Ontologi dengan Filsafat Pendidikan
Telah kita ketahui bersama bahwasanya ontologi ialah suatu kajian keilmuan yang
berpusat pada pembahasan tentang hakikat. Ketika ontologi dikaitkan dengan filsafat pendidikan,
maka akan munculah suatu hubungan mengenai ontologi filsafat pendidikan.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Disini bermakna bahwa adanya
pendidikan bermaksud untuk mencapai tujuan, maka dengan ini tujuan menjadi hal penting
dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat
membawa anak menuju kepada kedewasaan, dewasa baik dari segi jasmani maupun rohani.
Dengan mengetahui makna pendidikan maka makna ontologi dalam pendidikan itu sendiri
merupakan analisis tentang objek materi dari ilmu pengetahuan. Berisi mengenai hal-hal yang
bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa
yang diteliti ilmu. Dasar ontologi pendidikan adalah objek materi pendidikan dimana sisi yang
mengatur seluruh kegiatan kependidikan. Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati
posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah teletak undang-undang dasarnya
dunia ilmu.
Diatas telah disebutkan bahwa pendidikan ditinjau dari sisi ontologi berarti persoalan
tentang hakikat keberadaan pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa pendidikan selalu berada
dalam hubungannya dengan eksistensi kehidupan manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak
mungkin bisa menjalankan tugas dan kewajibannya di dalam kehidupan, pendidikan secara
khusus difungsikan untuk menumbuh kembangkan segala potensi kodrat (bawaan) yang ada
dalam diri manusia. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa ontologi pendidikan berarti
pendidikan dalam hubungannya dengan asal-mula, eksistensi, dan tujuan kehidupan manusia.
C. Hakikat Ontologi
Ontologi ketika melihat hakikat suatu kenyataan atau hakikat sesuatu yang ada melalui
dua macam sudut pandang yaitu: Pertama, kuantitatif yaitu dengan mempertanyakan apakah
kenyataan itu berbentuk tunggal atau jamak. Kedua, kualitatif yaitu dengan mempertanyakan
apakah kenyataan itu mempunyai kualitas tertentu. Sederhananya ontologi bisa dirumuskan
6
sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Aspek ontologi dari
ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan antara lain secara:
1. Metodis: menggunakan cara ilmiah.
2. Sistematis: saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.
3. Koheren: unsur-unsur nya tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan.
4. Rasional: harus berdasar pada kaidah berpikir yang benar (logis).
5. Komprehensif: melihat objek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara
multidimensional atau secara keseluruhan (holistik).
6. Radikal: diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinya.
7. Universal: muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja
Adapun karakteristik dari ontologi ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut:
Pertama, ilmu berasal dari suatu penelitian. Kedua, adanya konsep pengetahuan empiris dan
tidak ada konsep wahyu. Ketiga, pengetahuan bersifat rasional, objektif, sistematik, metodologis,
observatif, dan netral. Keempat, menghargai asas verifikasi (pembuktian), eksplanatif
(penjelasan), keterbukaan dan dapat diulang kembali, skeptisisme yang radikal, dan berbagai
metode eksperimen. Kelima, melakukan pembuktian bentuk kausalitas (causality) dan terapan
ilmu menjadi teknologi. Ketujuh, mengakui pengetahuan dan konsep yang relatif serta logika-
logika ilmiah. Kedelapan, memiliki berbagai hipotesis dan teori-teori ilmiah. Kesembilan,
memiliki konsep tentang hukum-hukum alam yang telah dibuktikan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran kami dalam makalah ini adalah untuk menambah lagi wawasan bagi para pembaca
agar kita sebagai bangsa Indonesia mampu manjunjung tinggi dan mengamalkan setiap sila-sila
pancasila.
8
DAFTAR PUSTAKA
Mubin, F. (2021). Filfafat Modern: Ditinjau Dari Aspek Ontologis, Epistemologis dan
Aksiologis.
Nurasa, A., Natsir, N. F., & Haryanti, E. (2022). Tinjauan Kritis terhadap Ontologi Ilmu
(Hakikat Realitas) dalam Perspektif Sains Modern. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(1),
181-191.
Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya Kontekstualisasi
Kaidah Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, 3(2), 299-214.
Ronaldo, R., Zulfikar, A., Saihu, Ismail, & Wekke, I. S. (2020). International relations of the asia
pacific in the age of trump. Journal of Environmental Treatment Techniques, 8(1), 244–246.
Şahin,
C. RELIGIA.