Oleh:
Kelompok 15
Assalammualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Ontologi
Dakwah” yang banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Dr.
Jasafat, M.A yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai “Ontologi Dakwah” Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….
A. Pengertian Ontologi……………………………………………….
B. Landasan Ontologi ilmu dakwah………………………………….
C. Ontologi Dakwah ………………………………………………...
D. Perspektif ontologi terhadap ilmu dakwah……………………….
BAB III PENUTUP ……………………………………………………….
Kesimpulan……………………………………………………………
DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Pengertian Ontologi
Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : On/Ontos =
ada, dan Logos ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan
menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,
yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak.
Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari Konsepsi
Aristoteles Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti
karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika
yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari
suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi
ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM)
Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat
yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan
dikaji secara tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri.
Pengertian ontologi ini menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan
berjalannya waktu.
Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit
dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base.
Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk
menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah
knowledge base”. Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang
makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang
mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan
filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.
B. Landasan Ontologi Ilmu Dakwah
C. Ontologi Dakwah
Bidang kajian ilmu dakwah bersifat empirik, dalam hal ini harus dibedakan
dari kajian ilmu agama yang juga membahas hal-hal yang tidak empirik dalam
pengertian tidak dapat dijangkau dengan pengalaman. Jika ilmu agama mengkaji
hal-hal seperti ketuhanan, hari kiamat, dan yang sejenisnya, maka ilmu dakwah
mengakaji hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia, sosial, kehidupan
keagamaan, pemikiran, budaya, estetika dan filsafat dimana kesemua hal diatas
dapat diverifikasi/ diuji langsung (empiris).
Ketika membahas landasan ontologis ilmu dakwah maka kita akan bertemu
isitilah-istilah filsafat ilmu seperti adanya aspek fenomental dan aspek
structural. Aspek fenomentalmenunjukan ilmu dakwah yang mengewejantahkan
dalam bentuk masyarakat proses dan produk, sebagai masyarakat atau
kelompok“elit” yang dalam kehidupan kesehariannya begitu mematuhi kaidah-
kaidah ilmiah ynag menurut paradigma Mertan disebut universalisme,
komunisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah sebagai proses ilmu dakwah
menampakan diri sebagai aktivitas atau kegiatan kelompok elit dalam upayanya
menggali dan mengembangkan ilmu melalui penelitian, ekspedisi, seminar,
kongres dan lain-lainnya, sedangkan sebagai produk ilmu dakwah dan
menghasilkan berupa teori, ajaran, paradigma, temuan-temuan dan lain
sebagainya disebar luaskan melalui karya-karya publikasi dan kemudian
diwariskan kepada madsyarakat dunia.
Ketika berbicara mengenai ontologi dakwah, maka ada tiga hal mendasar yang
harus dilihat secara cermat dalam kajian tersebut yaitu:
Kata ontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu : on/ontos yang berarti
“ada”, dan logos yang artinya “ilmu”. Jadi, ontologi ialah ilmu tentang yang
ada. Ontologi sendiri adalah teori tentang ada dan realitas. Meninjau persoalan
secara ontologis adalah mengadakan penyelidikan terhadap sifat dan realitas. Jadi
ontologi adalah bagian dari metafisika yang mempelajari hakikat dan digunakan
sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan. Ontologi meliputi permasalahan
apahakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inbern dengan
pengetahuan yang tidak terlepas dari persepsi kita tentang apa dan bagaimana
ilmu itu.
The Liang Gie membuat struktur pengetahuan filsafat yang terbagi ke dalam
tiga bidang, yaitu filsafat sistematis, filsafat khusus dan filsafat keilmuan.
Sebagian dari filsafat sistematis adalah metafisika. Dan ontologi sendiri
menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara-cara yang
berbeda dalam entitas dari kategori-kategori logis yang berlainan (seperti objek
fisis, hal universal, abstaksi, bilangan dan lain-lain) dapat dikatakan ada. Dalam
kerangka tradisonal, ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip
umum mengenai hal “ada”, sedangkan dalam pemakaiannya pada akhir-akhir ini
ontologi dipandang sebagai teori mengenai “apa yang ada”. Ontologi berusaha
mengungkapkan makna eksistensi, tidak termasuk mengenai persoalan asal mula
perkembangan dan struktur kosmos (atau alam semesta) yang merupakan titik
perhatian dari kosmologi.
Filsafat dakwah menurut sistematika filsafat yang dibuat The Liang Gie
termasuk dalam filsafat khusus, yaitu filsafat agama. Namun dalam kaitannya
dengan filsafat keilmuan, seperti yang diadaptasikan oleh Buhtanuddin Agus,
masalah ontologi dari filsafat dakwah berkaitan dengan pandangan tentang
hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah di sekitar persoalan dakwah.
Kesimpulan
Ontologi berasal dari dua kata on dan logi artinya ilmu tentang ada.
Ontologi adalah teori tentang ada dan realitas. Jadi ontologi adalah bagian dari
metafisika yang mempelajari hakikat dan digunakan sebagai dasar untuk
memperoleh pengetahuan atau dengan kata lain menjawab dengan pertanyaan
apakah hakekat ilmu itu. Ontologi dalam Dakwah yang juga menjadi perhatian
filsafat dakwah selain ilmu-ilmu lainnya.