Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEMATIKA STUDI FILSAFAT UMUM


Dosen Pembimbing : SARAH AZHARI POHAN, M.Pd

Disusun oleh :
ABDI SOBRI
NONIKA

Institute Agama Islam Edi Haryono Madani Riau


(EHMRI)
Kandis
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga makalah dengan judul “Sistematika Filsafat” dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.

Penulisan makalah ini dapat diselesaikan karena bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Kami harap
makalah tentang “Sistematika Filsafat” ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik
dan kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini.

Penulis menyadari makalah bertema “Sistematika Filsafat” ini masih memerlukan


penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Terlepas dari kekurangan-kekurangan
makalah ini kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan
amal soleh bagi kami, aamiin.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Terima kasih.

Kandis, 16 november 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistematika filsafat ......................................................................................... 2
B. Ontologi ......................................................................................................... 2
C. Epistimologi ................................................................................................... 3
D. Aksiologi ....................................................................................................... 4
E. Sistematika filsafat menurut para filsuf ......................................................... 6
F. Sistematika Filsafat menurut Lapangan Pendidikan ....................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistematika adalah ilmu yang mempelajari keanekaragaman kehidupan di bumi, baik


pada masa lalu maupun sekarang, serta hubungan antara makhluk hidup sepanjang sejarah.
Hubungan tersebut divisualisasikan dalam bentuk pohon evolusi.

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah


yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun
immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sastra yang sebenarnya, mencari
prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis, mendalam dan bebas, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah masalah dalam kehidupan
manusia dengan kata lain, filsafat tersebut bukan hanya sebuah kajian yang sebatas pada ilmu
saja (science for science), tetapi filsafat dapat dipergunakan untuk memberikan inspirasi dan
aspirasi dalam mencari solusi pemecahan masalah yang dihadapi manusia.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dibuat, dapat dirumuskan dengan pertanyaan, sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan sistematika filsafat “Ontologi, Epistemologi dan


Aksiologi?
2. Bagaimana sistematika filsafat menurut para filosof?
3. Bagaimana sistematika filsafat menurut lapangan pendidikan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian sistematika filsafat “Ontologi, Epistemologi,
Aksiologi”
2. Untuk mengetahui tentang sistematika filsafat menurut para filosof?
3. Untuk mengetahui tentang sistematika filsafat menurut lapangan pendidikan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistematika Filsafat

Secara bahasa kata sistematika filsafat berasal dari dua kata yaitu sistematika dan
filsafat. Sistematika atau struktur dalam bahasa inggris Systematic adalah susunan dalam
kamus bahasa indonesia sistematika adalah susunan aturan; pengetahuan mengenai sesuatu
sistem. Sedangkan filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akan budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.Jadi, sistematika filsafat adalah susunan
aturan tentang filsafat yang telah disusun atau ditulis. Menurut Ahmad Tafsir (2009: 22) Hasil
berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada itu tadi telah banyak sekali
terkumpul, di dalam buku-buku tebal dan tipis. Setelah disusun secara sistematis, ia
dinamakan sistematika filsafat.

B. Ontologi

Ontologi berasal dari bahasa yunani yaitu onto yang artinya hakikat atau ada,
sedangkan logos adalah teori. Jadi, ontologi adalah teori yang membicarakan tentang hakikat
(ada), menurut (Kusumaningrum, dkk 2009 : 2).Dalam kaitannya dengan ilmu, landasan
ontologi yaitu mempertanyakan tentangobjek yang ditelaah oleh ilmu, bagaimana wujud
hakikinya, serta bagaimana hubungannya dengan daya tangkap manusia yang berupa berpikir,
merasa, dan meng-indera yang membuahkan pengetahuan.

Objek telaah ontologi tersebut adalah yang membahas tentang yang ada secara
universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala
realitas dalam semua bentuknya. Adanya segala sesuatu merupakan suatu segi dari kenyataan
yang mengatasi semua perbedaan antara benda-benda dan makhluk hidup, antara jenis-jenis
dan individu-individu. Objek kajian ontologi dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek kajian
material dan objek kajian formal, menurut (Ahmad Susanto 2021). Objek formal ontologi
adalah hakikat seluruh realitas atau kenyataan. Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa
didekati Ontologidengan dua macam sudut pandang:

1. Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal

atau jamak?

2
2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut
memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan,
bunga mawar yang berbau harum. Sedangkan objek kajian material adalah meliputi
segala yang ada.

Dari pembahasannya memunculkan beberapa pandangan yang dikelompokkan dalam


beberapa aliran berpikir, menurut (Ahmad Susanto 2021: 28), yaitu :

1. Materialisme
Aliran ini mengatakan bahwa, hakikat dari segala sesuatu yang ada, itu adalah materi.
Suatu yang ada (yaitu materi) hanya mungkin lahir dari yang ada.
2. Idealisme (Spiritualisme)
Aliran ini mengatakan bahwa, hakikat pengada (kenyataan) itu justru rohani
(spiritual). Rohani adalah dunia ide yang lebih hakiki dibanding materi. Aliran ini
menjadi jawaban atas kelemahan dari materialisme.
3. Dualisme
Aliran ini mempersatukan antara materi dan ide. Aliran ini berpendapat bahwa hakikat
pengada (kenyataan) dalam alam semesta ini terdiri dari dua sumber, yaitu materi dan
rohani.
4. Agnotitisme
Aliran ini adalah pendapat dari filsuf yang mengambil sikap skeptis, yaitu sikap ragu
atas setiap jawaban yang mungkin benar dan yang mungkin pula tidak.

C. Epistemologi
Epistemologi juga berasal dari bahasa yunani yaitu episte yang artinya pengetahuan,
sedangkan logos adalah teori. Jadi, epistemologi adalah teori tentang pengetahuan, menurut
(A Arwani 2012). Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu
datang dan bagaimana mengetahuinya, bagaimana membedakannya dengan yang lain. Jadi,
bisa dibilang, epistemologi adalah yangmerumuskan atau membuktikan kebenaran yang
sudah didapat dari kajian ontologi. Sedangkan landasan dari epistemologi adalah proses apa
yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika,estetika, bagaimana cara dan
prosedur memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral, dan keindahan seni, serta apa
definisinya.
Dalam epistemologi muncul beberapa aliran berpikir, menurut (Ahmad Tafsir 2004), yaitu:

3
1. Empirisme, yang berarti pengalaman (emperia), dimana pengetahuan manusia
diperoleh dari pengalaman inderawi. Kelemahan aliran ini ialah indera terbatas,
contohnya benda yang jauh terlihat kecil. Indera menipu, contohnya gula pahit rasanya
bagi orang yang sakit dan objek menipu contohnya ilusi atau fatamorgana.
2. Rasionalisme, aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal dan manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan akal menangkap objek. Aliran ini mengoreksi
kelemahan aliran empirisme, seandainya akal digunakan maka kelemahan itu tak akan
terjadi. Contohnya benda yang jatuh di mata kecil, kecil karena jauh, gula pahit bagi
orang yang demam karena lidah orang demam tidak normal. Fatamorgana adalah
gejala alam dan sebagainya.
3. Positivisme, aliran ini brpendapat bahwa inera itu amat penting untuk memperoleh
pengetahuan, akan tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan dikuatkan oleh
eksperimen. Kekeliruan indera dapat dikoreksi melalui eksperimen dan ukuran
eksperimen harus jelas, panas diukur dengan derajat panas, jauh diukur dengan
meteran dan lain sebagainya. Aliran ini tidak berdiri sendiri. Ia hanya
menyempurnakan aliranempirisme dan rasionalisme yang bekerja sama. Ia
menyempurnakan dengan eksperimen-eksperimen untuk memperoleh pengetahuan
yang tepat.
4. Intuisionisme, aliran ini berpendapat bahwa tidak hanya akal yang terbatas, indera juga
terbatas. Objek-objek yang kita tangkap adalah objekyang berubah-ubah, dan
pengetahuan kita tentangnya tak pernah tetap. Aliran ini menyuguhkan intuisi sebagai
cara untuk menghasilkan pengetahuan yang tidak utuh (spatial). Kemampuan intuisi
ini adalah hasil evolusi dari pemahaman yang tertinggi dari kemampuan tingkat tinggi
yang dimiliki manusia.

D. Aksiologi

Aksiologi juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu aksi yang artinya nilai, sedangkan
logos adalah teori. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai atau tentang kegunaan filsafat,
menurut (Moh Wardi 2013), kita dapat memulainya dengan melihat filsafat dari tiga hal :

• Filsafat sebagai kumpulan teori filsafat, yaitu filsafat digunakan untuk memahami dan
mereaksi dunia pemikiran. Contohnya jika kita hendak ikut membentuk dunia atau
hendak mendukun suatu ide atau hendak menentang suatu system kebudayaan atau

4
system ekonomi atau system politik, maka sebaiknya anda lebih dulu mempelajari
teori-teori filsafat.
• Filsafat sebagai philosophy of life, yaitu filsafat sebagai pandangan hidupyang
berfungsi untuk menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupan.
• Filsafat sebagai methodology, yaitu filsafat sebagai methodology dalam memecahkan
masalah. Dalam hal ini, tentunya dalam memecahkan masalah filsafat harys secara
mendalam dan universal sehingga ditemukan akar penyebab suatu masalah.Aspek
nilai ini ada kaitannya dengan kategori :
1. Baik dan buruk
2. Indah dan jelek

Kategori nilai yang nomor satu dibawah kajian filsafat tingkah laku disebut etika. Sedangkan
kategori nilai yang nomor dua merupakan objek kajian filsafatkeindahan atau estetika,
menurut (Qiqi Yuliata Zaqiah, A Rusdiana 2014)

a. Etika
Etika disebut juga filsafat moral (moral philosophy), yang berasal dari kata ethos
(Yunani) yang berarti watak. Moral berasal dari kata mos atau mores(Latin) yang
artinya kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia istilah moral atau etika diartikan
kesusilaan. Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, sedang
objek formal etika adalah kebaikan atau keburukan,bermoralatau tidak
bermoral.Moralitas manusia adalah objek kajian etika yang telah berusia sangat lama.
Sejak masyarakat manusia terbentuk, persoalan perilaku yang sesuai dengan moralitas
telah menjadi bahasan. Berkaitan dengan hal itu, kemudian muncul dua teori yang
menjelaskan bagaimana suatu perilaku itu dapat diukur secara etis. Teori yang
dimaksud adalah deontologis dan teologis, menurut (Agus Hamzah, Septiana Dwiputri
Maharani 2021)
• Deontologis

Teori Deontologis diilhami oleh pemikiran Immanuel Kant, yang terkesan


kaku,konservatif dan melestarikan status quo, yaitu menyatakan bahwa baik buruknya
suatu perilaku dinilai dari sudut tindakan itu sendiri, dan bukan akibatnya. Suatu
perilaku baik apabila perilaku itu sesuai norma-norma yang ada.

5
• Teologis

Teori teologis lebih menekankan pada unsur hasil. Suatu perilaku baik jika buah dari
perilaku itu lebih banyak untung daripada ruginya, dimana untung dan rugi ini dilihat
dari indikator kepentingan manusia. Teori ini memunculkan dua pandangan, yaitu
egoisme dan utilitarianisme (utilisme). Tokoh yang mengajarkan adalah Jeremy
Bentham (1742 – 1832), yang kemudian diperbaiki oleh john Stuart Mill (1806 – 1873)
menurut (Agus Hamzah, Septiana Dwiputri Maharani 2021)

b. Estetika

Estetika disebut juga dengan filsafat keindahan (philosophy of beauty), yang berasal
dari kata aisthetika atau aisthesis (Yunani) yang artinya hal-hal yang dapat diserap
dengan indera atau serapan indera. Estetika membahas hal yangberkaitan dengan
refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas sesuatu yang disebut indah atau tidak indah.

Dalam perjalanan filsafat dari era Yunani kuno hingga sekarang muncul persoalan
tentang estetika, yaitu: pertanyaan apa keindahan itu, keindahan yang bersifat objektif
dan subjektif, ukuran keindahan, peranan keindahan dalam kehidupan manusia dan
hubungan keindahan dengan kebenaran. Sehingga dari pertanyaan itu menjadi polemik
menarik terutama jika dikaitkan dengan agama dan nilai-nilai kesusilaan, kepatutan,
dan hukum.

E. Sistematika Filsafat menurut Para Filsuf

Ada beberapa sistematika filsafat menurut para filosof, menurut (JS Praja 2020) yaitu:

1. H. De Vos menggolongkan filsafat sebagai berikut: metafisika, logika, ajaran


tentang alam, filsafat sejarah, etika, estetika, dan antropologi.
2. Prof. Albuerey Castell membagi masalah-masalah filsafat menjadi enam bagian,
yaitu : masalah teologis, masalah metafisika, masalah epistemology, masalah
etika, masalah politik, masalah sejarah.
3. Aristoteles, mengadakan pembagian secara kongkret dan sistematismenjadi empat
cabang, yaitu :
• Logika. Ilmu ini dianggap sebagai ilmu pendahuluan bagi filsafat.

6
• Filsafat teoritis. Cabang ini mencangkup : ilmu fisika yang mempersoalkan
dunia materi dari alam nyata ini, ilmu matematika yang mempersoalkan
hakikat segala sesuatu dalam kuantitasnya, ilmu metafisika yang
mempersoalkan hakikat segala sesuatu. Inilahyang paling utama dari filsafat.
• Filsafat praktis. Cabang ini mencakup: ilmu etika yang mengatur kesusilaan
dan kebahagiaan dalam hiodup perseorang, ilmu ekonomi yang mengaturg
kesusilaan dan kemakmuran di dalam negara.
• Filsafat peotika (Kesenian). Pembagian Aristoteles ini merupakan permulaan
yang baik sekali bagi perkembangan pelajaran filsafat sebagai suatu ilmu yang
dapat dipelajari secara teratur. Ajaran Aristoteles sendiri, terutama ilmu logika,
hingga sekarang masih menjadi contoh-contoh filsafat klasik yang dikagumi
dan dipergunakan.
1. Metafisika : filsafat tentanngn hakikat yang ada di balik fisika, hakikat
yang bersifat transenden, di luar jangkauan pengalaman manusia.
2. Logika : filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah.
3. Etika : filsafat tentang perilaku yang baik dan yang buruk.
4. Epistemology : filsafat tentang ilmu pengetahuan.
5. Filsafat-filsfat khusus lainnya : filsafat agama, filsafat manusia, filsafat
hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat pendidikan, dan sebagainya.

F. Sistematika Filsafat menurut Lapangan Pendidikan


Filsafat pendidikan adalah suatu pendekatan dalam memahami dan memecahkan
persoalan-persoalan yang mendasar dalam pendidikan, seperti dalam menentukan
tujuan pendidikan, kurikulum, metode pembelajaran, manusia, masyarakat, dan
kebudayaan yang tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan itu sendiri, menurut
(Widodo 2015 : 1). Filsafat pendidikan juga sebagai suatu lapangan studi mengarahkan
pusat perhatiannya dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi normative ilmiah,
menurut (Ali Saifullah 1983), yaitu :
• Pendekatan Progresif
Bahwa dasar pendidikan adalah sosiologi atau filsafat social humanisme yang
skeptis terhadap kenyataan yang metafisis transcendental. Kenyataan adalah
perubahan artinya kenyataan hidup yang essensial adalah kenyataan yang
selalu berubah dan berkembang,bahwa tujuan dan dasar hidup dan pendidikan

7
relative ditentukan oleh perkembangan tenaga pengambang sejarah atau sosial
manusia dan alat saran hidup dan penghidupan manusia ditentukan oleh tenaga
social dan keduanya bersifat kontinyu.
• Pendekatan Tradisional
Bahwa dasar pendidikan adalah filsafat dan ilmu pengetahuan normatif yang
lain, sehingga mempelajari filsafat harus mengetahui tentang filsafat bahwa
nilai norma yang benar adalah nilai norma yangabsolud, universal dan
obyektif. Tujuan yang baik dan benar menentukan alat dan sarana artinya
tujuan yang baik harus dicapai dengan saran yang baik pula serta factor-faktor
pengembang dan social adalah memberikan alat dan tujuan hidup pendidikan
yang didasarkan pada aliran filsafat tertentu.Klasifikasi aliran-aliran filsafat
pendidikan, menurut (Ali Saifullah 1981 : 121) adalah sebagai berikut:
a. Kategori filsafat pendidikan akademik skolastik. Kategori ini meliputi dua
kelompok yang tradisional meliputi aliran paranialisme, essensialisme,
idialisme, dan realism dan kelompok progesif meliputi progressivisme,
rekontruksionisme, dan eksistensialisme.
b. Kategori filsafat religious theistis meliputi segala macam aliran agama
yang paling tidak terdiri atas empat besar agama di dunia dan segala variasi
sekte-sekte agama masing-masing.
c. Kategori filsafat sisial politik. Kategori ini dalam sejarah dikenal
bermacam aliran antara lain aliran humanism, nasionalisme, liberalism,
sekuralisme, iasisme dan sosialisme.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistematika filsafat berasal dari dua kata yaitu "Sistematika" yang artinya struktur
sedangkan "Filsafat" sendiri artinya mencari atau mengkaji ilmu sedalam-dalamnya. Dari
keterangan tersebut arti sistematika filsafat ialah sebuah uraian yang menyangkut seluruh
permasalahan tentang filsafat yang secara sistematis. Dengan kata lain, ontologi adalah teori
yang membicarakan sesuatu yang nyata atau realitas, ataupun ontologi membahasa tentang
apa yang ingin diketahui atau merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang hakiki
(yang ada). Epistemologi berasal dari kata episte yang artinya pengetahuan sedangkan logos
adalah teori atau ilmu. Epistemologi disebut juga teori pengetahuan, yakni cabang filsafat
yang membicarakan tentang cara memperoleh pengetahuan, hakikat pengetahuan dan sumber
pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi adalah yang merumuskan atau membuktikan
kebenaran yang sudah didapat dari kajian ontologi. Aksiologi berasal dari kata aksi yang
artinya nilai, sedangkan logos adalah teori. Aksiologi disebut juga cabang filsafat yang
membicarakan tentang orientasi atau nilai suatu kehidupan.Aksiologi ini dibagi menjadi dua
yaitu etika dan estetika.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : Konsep sistematika filsafat


menempuh tiga tahap yaitu :

a. Ontologi

b. Epistemologi

c. Aksiologi

9
DAFTAR PUSTAKA

makalah-sistematika-filsafat-klmpk-03_compress.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai