Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI, ORTOLOGI

Disusun Oleh :
Bentar Wijaya (2022151189)

Semester :
1 (Satu) E

Mata Kuliah :
Azaz dan Filsafat Olahraga

Dosen Pengampuh :
Sugar Wanto, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha

pengasih dan penyayang yang telah memberikan barokah dan ridho-Nya kepada saya,

sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Akhirnya saya menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran agar penyusunan

makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita

semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, 21 Oktober 2022

Bentar Wijaya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................................. 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2
A. Epistemologi, Aksiologi, Ontologi ...................................................................................... 2
1. Epistemologi..................................................................................................................... 2
2. Aksiologi .......................................................................................................................... 4
3. Ontologi............................................................................................................................ 7
B. Filsafat Olahraga .................................................................................................................. 9
BAB III ......................................................................................................................................... 11
PENUTUP..................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu tidak terlepas dari landasan epistemologi, aksiologi, dan ontologi. Ontologi

membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang “ada“ dengan perkataan lain

bagaimana hakikat obyek yang ditelaah sehingga membuahkan pengetahuan.

Epistemologi membahas tentang bagaimana proses memperoleh pengetahuan. Dan

aksiologi membahas tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan

yang diperoleh. Dengan membahas ketiga unsur ini manusia akan mengerti apa hakikat

ilmu itu. Berdasarkan uraian teroretis di atas, maka penulis akan membahas pengertian

Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi sebagai unsur yang sangat penting dalam filsafat

ilmu yang dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Epistimologi?

2. Apa pengertian Aksiologi?

3. Apa pengertian Ontologi?

C. Tujuan Pembahasan

1. Agar dapat mengetahui apa itu Epistimologi.

2. Agar dapat mengetahui apa itu Aksiologi.

3. Agar dapat mengetahui apa itu Ontologi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Epistemologi, Aksiologi, Ontologi

1. Epistemologi

Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu

pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan

yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya. Objek telaah

epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita

mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan

situasi dan kondisi ruang serta waktu mengenai sesuatu hal. Jadi yang menjadi

landasan dalam tataran epistemologi ini adalah proses apa yang memungkinkan

mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur

memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut

dengan kebenaran ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral. Dalam memperoleh

ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan berpikir secara rasional

ataupun sebaliknya berpikir secara empirik saja karena keduanya mempunyai

keterbatasan dalam mencapai kebenaran ilmu pengetahuan. Jadi pencapaian

kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah yang

merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme dengan empirisme sebagai

satu kesatuan yang saling melengkapi.

Metode ilmiah adalah suatu rangkaian prosedur tertentu yang diikuti untuk

mendapatkan jawaban tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Epistemologi dari

metode keilmuan akan lebih mudah dibahas apabila mengarahkan perhatian kita

2
kepada sebuah rumus yang mengatur langkah-langkah proses berfikir yang diatur

dalam suatu urutan tertentu.

Kerangka dasar prosedur ilmu pengetahuan dapat diuraikan dalam enam

langkah sebagai berikut:

1. Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah.

2. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan.

3. Penyusunan atau klarifikasi data.

4. Perumusan hipotesis.

5. Deduksi dari hipotesis.

Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari

asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya pengetahuan. Secara singkat

epistemologi adalah menjawat tentang “Bagaimana”, berikut adalah pandangan

olahraga ditinjau dari aspek epistemologi.

Olahraga yang baik dan benar yaitu olahraga yang dilakukan secara teratur

dan terukur. Lakukan olahraga sekurang-kurangnya 30 menit perhari dengan baik dan

benar agar bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Sebagai contoh :

1. Turun dari bus lebih awal menuju tempat kerja yang kira-kira menghabiskan 20

menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di halte yang menghabiskan kira-kira

10 menit berjalan kaki menuju rumah.

2. Membersihkan rumah selama 10 menit, dua kali dalam sehari ditambah 10 menit

bersepeda.

3
2. Aksiologi

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana

manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata

Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti

ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.Suriasumantri mengartika

aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang

diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada

pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu

sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.

Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan

itu sendiri. Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat

yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada

yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang

mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak

bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan

nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut

dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan

bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.

Berolahraga tidak hanya untuk mengencangkan otot dan meningkatkan

stamina tubuh. Ada banyak manfaat lain seperti efek psikologi yang disebabkan

4
karenanya, dan ini membuktikan bahwa berolahraga memiliki multi manfaat. Fakta-

fakta berikut ini menunjukkan kebenaran dari manfaat berolahraga :

a. Berolahraga akan meningkatkan kapasitas otak.

b. Menggerakkan tubuh mampu mencairkan stres anda.

c. Berolahraga akan memberikan energi.

d. Tidak sulit mencari waktu untuk berolahraga.

e. Berolahraga akan melawan penyakit.

f. Berolahraga akan memompa jantung anda lebih baik.

g. Berolahraga akan memperbaiki diet anda.

h. Berolahraga meningkatkan stamina anda.

Kegunaan Aksiologi Terhadap Tujuan Ilmu Pengetahuan

Berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama,

tak dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat

manusia, dengan ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia.

Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa

filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai

tiga hal, yaitu:

1. Filsafat sebagai kumpulan teori

Filsafat digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran. Jika

seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang

membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau

5
sistem ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori

filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.

2. Filsafat sebagai pandangan hidup.

Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima

kebenaranya dan dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan

hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan.

3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.

Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batu didepan

pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah.

Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah masalah itu dapat diselesaikan.

Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai

yang paling rumit. Bila cara yang digunakan amat sederhana maka biasanya

masalah tidak terselesaikan secara tuntas. Penyelesaian yang detail itu biasanya

dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.

a. Penilaian Dalam Aksiologi

Dalam aksiologi, ada dua penilain yang umum digunakan, yaitu etika dan

estetika. Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis

masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada prilaku, norma dan adat

istiadat manusia. Etika merupakan salah-satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia

telah menjadi pembahasan menarik sejak masa Sokrates dan para kaum shopis. Disitu

dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan sebagianya. Etika

sendiri dalam buku Etika Dasar yang ditulis oleh Franz Magnis Suseno diartikan

sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan

6
pandangan-pandangan moral. Isi dari pandangan-pandangan moral ini sebagaimana

telah dijelaskan diatas adalah norma-norma, adat, wejangan dan adat istiadat manusia.

Berbeda dengan norma itu sendiri, etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau

perintah dan larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan

dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggung jawabkan

apa yang ia lakukan.

b. Kaitan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu

Nilai itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan

objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai.

Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan

penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu

melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek

berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.

Dengan demikian, nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang

dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau

tidak suka, senang atau tidak senang.

3. Ontologi

Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian

dari metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah

ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi

membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang

dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.

7
Setelah menjelajahi segala bidang utama dalam ilmu filsafat, seperti filsafat

disusunlah uraian ontologi. Maka ontologi sangat sulit dipahami jika terlepas dari

bagian-bagian dan bidang filsafat lainnya. Dan ontologi adalah bidang filsafat yang

paling sukar. Metafisika membicarakan segala sesuatu yang dianggap ada,

mempersoalkan hakekat. Hakekat ini tidak dapat dijangkau oleh panca indera karena

tak terbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat. Dengan mempelajari hakikat kita

dapat memperoleh pengetahuan dan dapat menjawab pertanyaan tentang apa hakekat

ilmu itu. Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat

empiris. Objek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji

oleh panca indera manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang

sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat

dibuktikan secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai ciri

tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris.

Untuk Aristoteles ada empat dimensi ontologis yang berbeda :

1. Menurut berbagai kategori atau cara menangani yang sedang seperti itu

2. Menurut kebenaran atau kesalahan (misalnya emas palsu dan uang palsu)

3. Apakah itu ada dalam dan dari dirinya sendiri atau hanya 'datang bersama' oleh

kecelakaan

4. Sesuai dengan potensinya, gerakan (energi) atau jadi kehadiran (Buku Metafisika

Theta).

Beberapa filsuf, terutama dari sekolah Plato, berpendapat bahwa semua kata

benda (termasuk kata benda abstrak) mengacu kepada badanada. Filsuf lain

berpendapat bahwa kata benda tidak selalu entitas nama, tetapi beberapa memberikan

8
semacam singkatan untuk referensi untuk koleksi baik benda atau peristiwa. Dalam

pandangan yang terakhir, pikiran, bukannya merujuk pada suatu entitas, mengacu

pada koleksi peristiwa mental yang dialami oleh seseorang masyarakat yang mengacu

pada kumpulan orang-orang dengan beberapa karakteristik bersama, dan geometri

mengacu pada koleksi dari jenis yang spesifik intelektual. Aktivitas diantara kutub

realisme dan nominalisme, ada juga berbagai posisi lain, tetapi ontologi apapun harus

memberi penjelasan tentang kata-kata yang mengacu kepada badan usaha, yang tidak,

mengapa, dan apakah tegori hasil. Ketika seseorang berlaku proses ini untuk kata

benda seperti elektron, energi, kontrak, kebahagiaan, ruang, waktu, kebenaran,

kausalitas, dan Tuhan, ontologi menjadi dasar untuk banyak cabang filsafat.

Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin

kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian

mengenai teori tentang ada. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :

a. Apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,

b. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan

c. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti

berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

B. Filsafat Olahraga

Filsafat Olahraga adalah cabang ilmu filsafat yang berupaya menganalisa konsep

masalah-masalah akan olahraga sebagai kegiatan manusia.

Penerapan filsafat dalam pendidikan jasmani dan olahraga merupakan hal yang

vital, sebab melalui nilai filosofis yang dipercaya kebenarannya, dapat disoroti beragam

9
fakta untuk menciptakan dasar-dasar yang akan digunakan sebagai pedoman atau acuan

untuk mengembangkan dan menjalankan program pendidikan jasmani dan olahraga.

Hal itu berarti bahwa melalui proses berpikir (filosofis) akan menciptakan

pemikiran baru sebagai pedoman atau acuan untuk menjalankan dan menyelesaikan

permasalahan yang muncul dalam program pendidikan jasmani dan olahraga.

Olahraga mempunyai hasil berdasarkan tindakan. Dalam hal ini, filsafat

digunakan untuk menyoroti faktor kunci penting dari suatu hasil tersebut. Filsafat

berupaya mencegah kesalahan tertentu agar sejarah tidak terulang kembali. Kegiatan

olahraga yang sering dilakukan oleh manusia dapat menjadi sebuah daya tenaga untuk

meningkatkan kebugaran jasmani.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan cabang dari filsafat yang bersifat khusus. Filsafat

pendidikan dapat di artikan juga upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi, agar

potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Filsafat

Olahraga adalah cabang ilmu filsafat yang berupaya menganalisa konsep masalah-

masalah akan olahraga sebagai kegiatan manusia. Objek dalam Filsafat Ilmu Pendidikan

dapat di bedakan menjadi 3 macam yaitu, Epistemologi adalah ilmu pendidikan yang

membahas tentang hakikat objek formal dan material ilmu pendidikan. Aksiologi yaitu

ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat nilai kegunaan teoritis dan praktis ilmu

pendidikan. Dan yang terakhir adalah Ontologi adalah ilmu pendidikan yang membahas

tentang hakikat subtansi dan pola organisasi ilmu pendidikan.

B. Saran

Demikianlah makalah ini telah di buat, jika masih banyak kekurangan saya

mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran

yang membangun demi perbaikan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Harsuki, MA ( 2003 ). PERKEMBANGAN OLAHRAGA TERKINI (Kajian

Para Pakar). Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada

Alwi, Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

Jakarta : Balai Pustaka

Beerling, R.F., 1966, Filsafat Dewasa Ini,

Balai Pustaka, Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai