Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKSIOLOGI ILMU FILSAFAT


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat

Dosen Pengampuh :
Dr. Nur Iftitahul Husniyah, S.Pdi, M.Pd

Disusun oleh :

1. Ahmad Alfan Rijalullah (012210003)


2. Fadlilah Himmah Soraya (012210015)
3. Wardatuz Zahro (012210033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2022
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut Nama Allah Ta'ala Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang Kami Panjatkan Puja Dan Puji Syukur Atas Kehadirat-Nya Yang Telah
Melimpahkan Rahmat, Hidayah Dan Inayah–Nya Kepada Kami, Sehingga Kami
Telah Menyelesaikan Makalah Ini Yang Berjudul “AKSIOLOGI ILMU
FILSAFAT”
Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari
berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikanya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapapun.

Lamongan, 26 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................2

2.1 Pengertian Aksiologi .............................................................................2


2.2 Nilai Dalam Aksiologi ..........................................................................3
2.3 Karakteristik Nilai .................................................................................5
2.4 Kegunaan aksiologi ...............................................................................5
BAB III PENUTUP ....................................................................................7

3.1 Kesimpulan ............................................................................................8


3.2 Saran .......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai ketuhanan, alam manusia, dan manusia sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh
yang dapat dicapai akal manusia setelah mencapai pengetahuan.
Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan
sebuah polemik baru karena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau
yang bisa kita sebut sebagai netralitas (value free). Sebaliknya ada jenis
pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai. Sekarang mana yang
lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang
didasarkan pada keterikatan nilai? Bagian dari filsafat pengetahuan
membicarakan tentang ontologis, epistimologis, dan aksiologi.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Artinya
pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai
budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut
dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan
bencana.1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aksiologi?
2. Bagaimana nilai dalam aksiologi?
3. Apa karakteristik nilai dalam aksiologi?
4. Apa saja kegunaan aksiologi?

1
https://www.academia.edu/45603392/Makalah_Aksiologi_Filsafat_Ilmu_

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aksiologi
Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai
dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”.
Sedangkan arti aksiologi yang terdapat didalam bukunya Jujun S.
Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa aksiologi
diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.
Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat, nilai
merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial, dan
agama. Sedangkan menurut Richard Bender suatu nilai adalah sebuah
pengalaman yang memberikan kepuasan batin dan memiliki nilai
manfaat pada kehidupan.2
Beberapa definisi tentang aksiologi menurut para ahli:
1. Menurut Suriasumantri, aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
2. Menurut wibisono, aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur
kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normatif penelitian dan
penggalian serta penerapan ilmu.
3. Scheleer mengontraskan aksiologi dengan praxeology, yaitu suatu
teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering dikontraskan dengan
deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara moral.
4. Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua
hal utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat
nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang, sedangkan
estetika adalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang
memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek.

2
Ali Abri, MA, Filsafat Umum Suatu Pengantar, Untuk Kalangan Sendiri.
Hal.33

2
5. Kattsof mendefinisikan aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut
pandang kefilsafatan.
Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa
permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah
sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan
tentang apa yang dinilai. 3
Jadi, aksiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat
nilai. Jika epistimologi bertujuan untuk mendapatkan kebenaran secara
teoritis-rasional, maka aksiologi lebih menekankan pada masalah kebaikan,
dan estetika terkait erat dengan masalah keindahan.
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membicarakan
tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia
menggunakan ilmu tersebut. Jadi yang ingin dicapai oleh aksiologi adalah
hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Jadi objek
kajian aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu karena
ilmu dalam kontek filsafat tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap
tertentu, ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu
masyarakat sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh
masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan
sebaliknya, justru menimbulkan bencana.4
2.2 Nilai Dalam Aksiologi
Dalam aksiologi, ada dua komponen mendasar yakni etika
(moralitas) dan estetika (keindahan).
1. Etika
Etika adalah cabang filsafat aksiologi yang membahas tentang
masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada prilaku, norma

3
https://id.scribd.com/document/503373349/Makalah-Filsafat-Ilmu-
Aksiologi-Mumud
4
Drs. Loekisno Choiril Warsito, M.Ag. dkk, Pengantar Filsafat,
Surabaya, IAIN Sunan Ampel Press, 2011, hal.92-93

3
dan adat istiadat yang berlaku pada komunitas tertentu. Etika merupakan
salah satu cabang filsafat tertua karena ia telah menjadi pembahasan
menarik sejak masa Sokrates dan para kaum Shopis. Di situlah
dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan
sebagainya. Etika sendiri dalam buku Etika Dasar yang ditulis oleh
Franz Magnis Suseno diartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan
mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.
Dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia adalah
tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya adalah
tingkah laku yang penuh tanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap
diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap tuhan sebagai sang
pencipta.
Dalam perkembangan sejarah etika, ada empat teori etika sebagai
sistem filsafat moral yaitu, hedonisme, eudemonisme, utiliterisme, dan
deontologi.
a. Hedonisme adalah pandangan moral yang menyamakan baik
menurut pandangan moral dengan kesenangan,
b. Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia
diorientasikan untuk mengejar tujuan. Dan tujuan manusia itu
sendiri adalah kebahagiaan,
c. Utiliterisme yang berpendapat bahwa tujuan hukum adalah
memajukan kepentingan para warga Negara dan bukan
memaksakan perintah-perintah ilahi atau melindungi apa yang
disebut hak-hak kodrati,
d. Deontologi adalah pemikiran tentang moral dalam bentuk suatu
kehendak baik manusia.
2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan
tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa di dalam
diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan
harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh.

4
Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat
selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.
Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan suatu kualitas objek,
melainkan sesuatu yang senantiasa bersangkutan dengan perasaan.
2.3 Karakteristik Nilai
Ada beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teori nilai (the
theory of value), yaitu:
1. Nilai objektif atau subjektif.
Nilai itu objektif jika ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran
yang menilai. Sebaliknya nilai itu subjektif jika eksistensinya,
maknanya, dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang
melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat
psikis atau fisik.
2. Nilai absolute atau relatif.
Suatu nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai yang berlaku
sekarang sudah berlaku sejak masa lampau dan akan berlaku sepanjang
masa, berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun kelas
sosial. Di pihak lain ada yang beranggapan bahwa semua nilai relative
(bisa berubah) sesuai dengan keinginan atau harapan manusia.5
2.4 Kegunaan aksiologi
1. Ilmu, nilai, dan tanggung jawab ilmuwan
Dalam tahap awal perkembangannya, ilmu sudah dikaitkan
dengan tujuan tertentu. Ilmu tidak saja digunakan untuk menguasai
alam melainkan juga untuk memerangi sesama manusia, atau
menguasai manusia. Tidak jarang manusia diperbudak oleh ilmu.
Dengan ilmu, kadang-kadang manusia mengorbankan nilai-nilai
kemanusiannya.

5
Drs. Loekisno Choiril Warsito, M.Ag. dkk, Pengantar Filsafat,
Surabaya, IAIN Sunan Ampel Press, 2011, hal.94-98

5
Sikap sosial ilmuwan harus selalu konsisten dengan proses penelaahan
ilmu yang dilakukan. Beberapa sikap sosial yang mungkin dilakukan ilmuwan
sebagai cermin tanggung jawab sosial antara lain:
a. Menjelaskan semua permasalahan yang tidak diketahui masyarakat
dengan bahasa yang mudah dicerna.
b. Memengaruhi opini dalam rangka memunculkan masalah yang penting
untuk segera dipecahkan.
c. Meramalkan apa yang terjadi dengan sebuah fenomena. d. Menemukan
alternatif dari objek permasalahan yang menjadi pusat perhatian.
d. Di bidang etika, ilmuwan tidak hanya memberikan informasi tetapi juga
memberikan contoh.
Sikap etis dalam pengembangan ilmu pengetahuan merupakan isu yang
dianggap cukup penting dalam filsafat ilmu, terutama sekali jika kita kaitkan
dengan pertanyaan apakah ilmu bebas nilai atau tidak.
Dalam perkembangannya, ada 2 pihak yang saling bertentangan dalam
membahas ini, antara paham positivisme yang menganggap bahwa ilmu harus
bebas nilai. Di pihak lain ada juga yang beranggapan bahwa ilmu tidak
mungkin bebas nilai karena dalam penerapannya akan sangat dipengaruhi oleh
kepentingan sosial. Dengan demikian, nilai adalah sesuatu yang masih banyak
diperdebatkan oleh ilmuwan ketika memandang nilai dari sebuah ilmu.
Secara teoretis ilmu pengetahuan dibiarkan menjelaskan rahasia alam
dan menafsirkan realitas objek dengan penekanan padanya. Dalam hal ini ilmu
selalu terbuka bagi usaha-usaha penguatan, pendalaman, bahkan pembatalan.
Namun di sisi lain, netralis ilmu pengetahuan semakin tidak dapat
dipertahankan ketika masuk dalam tataran praktis aksiologis.
Ilmu pengetahuan dalam hal ini benar-benar sarat nilai. Ilmu
pengetahuan sudah harus mempertimbangkan dimensi etika yang
melingkupinya. Kepentingan yang melekat kepada pengguna ilmu
menyebabkan ilmu tidak bisa bebas dari tataran teoretis.
2. Kegunaan aksiologi terhadap tujuan ilmu pengetahuan
Untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu
itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal,
yaitu:

6
a. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan untuk memahami dan
mereaksikan dunia pemikiran. Jika seseorang hendak ikut membentu
dunia atau ikut mendukung suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau
hendak menentang suatu sistem kebudayaan, sistem ekonomi, atau
sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya.Inilah
kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.
b. Filsafat sebagai pandangan hidup. Dalam hal ini, semua teori ajarannya
diterima kebenarannya dan dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu
sebagai pandangan hidup digunakan sebagai petunjuk dalam menjalani
kehidupan.
c. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah. Dalam hidup
ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batu di depan pintu, setiap
keluar dari pintu itu kaki kita tersandung maka dapat diasumsikan bahwa
batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah
masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah,
mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang
digunakan amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselesaikan
secara tuntas. Penyelesaian yang detail itu biasanya dapat mengungkap
semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam
pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana
dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti
kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material. Lebih dari itu
nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine
quanon yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan
penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu. Jadi, aksiologi adalah teori
tentang nilai. Dalam filsafat, nilai akan berkaitan dengan logika, etika,
estetika. Logika akan menjawab tentang persoalan nilai kebenaran sehingga
dengan logika akan diperoleh sebuah keruntutan. Etika akan berbicara
mengenai nilai kebenaran, yaitu antara yang pantas dan tidak pantas, antara
yang baik dan tidak baik. Adapun estetika akan mengupas tentang nilai
keindahan atau kejelekan. Estetika biasanya erat berkaitan dengan karya
seni.
3.2 SARAN
Makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sekalian sangat kami harapkan
demi tercapainya kesempurnaan dari makalah kami ini kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/45603392/Makalah_Aksiologi_Filsafat_Ilmu

Ali Abri, MA, Filsafat Umum Suatu Pengantar, Untuk Kalangan Sendiri.

https://id.scribd.com/document/503373349/Makalah-Filsafat-Ilmu-
Aksiologi-Mumud
Drs. Loekisno Choiril Warsito, M.Ag. dkk, Pengantar Filsafat, Surabaya,
IAIN Sunan Ampel Press, 2011

Anda mungkin juga menyukai