Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FILSAFAT ILMU ISLAMI

“AKSIOLOGI”

Oleh:
SARIANA

JURUSAN
FAKULTAS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Aksiologi” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Filsafat Ilmu Islami. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Makassar, 20 Juli 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Aksiologi......................................................................................................3
B. Aspek Aksiologi.............................................................................................................3
1. Etika.........................................................................................................................3
2. Estetika.....................................................................................................................5
C. Fungsi Aksiologi............................................................................................................6
1. Kegunaan Teoritis....................................................................................................6
2. Kegunaan Praktis.....................................................................................................6
D. Contoh Aksiologi dalam Kehidupan Sehari-Hari.........................................................7
1. Penggunaan Ilmu Membuat Kursi..........................................................................7
2. Norma Hukum.........................................................................................................7
3. Sopan dan Tidak Sopan...........................................................................................7
BAB III PENUTUP...................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembeda manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia memiliki
akal. Dengan akal itu kemudian manusia memilikikecenderungan untuk berpikir. Dan
kekshasan manusia berada padaadanya hasrat untuk berpikir, begitu setidaknya kata
Aristoteles. Berpikirtentang kenyataan semesta, sosial dan kealaman, yang kompleks
untukdapat terlepas dari belenggu kebodohan. Itu pula yang membanguneksistensi
manusia sebagai khalifah Allah di bumi.
Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan
diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi yang
benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari si
ilmuannya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan kepentingan pribadi
atau kah kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuan serta
masalah bebas nilai. Untuk itulah Tanggung jawab seorang ilmuwan haruslah dipupuk
dan berada pada tempat yang tepat tanggung jawab akademis dan tanggung jawab
moral.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia tentang nilai-nilai khususnya etika. Pembahasan
aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya
pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya
dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan
oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan
sebaliknya menimbulkan bencana.

Pernyataan diatas berkaitan  dengan wewenang penjelajahan sains, kaitan ilmu


dengan moral, nilai yang menjadi acuan seorang ilmuan, dan tanggung jawab sosial
ilmuan telah menempatkan aksiologi ilmu pada posisi yang sangat penting. Karena
itu, salah satu aspek pembahasan integrasi keilmuan ialah aksiologi ilmu.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
yaitu, sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan aksiologi ?
2. Apa aspek aksiologi dan fungsi aksiologi ?
3. Apa contoh peran aksiologi dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah tersebut
adalah :
1. Mengetahui pengertian dari aksiologi.
2. Mengetahui aspek aksiologi dan fungsi aksiologi.
3. Memahami contoh peran aksiologi dalam kehidupan sehari-hari

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata  axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai,
dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”.
Aksiologi menurut Inu Kencana Syafeii, adalah membicarakan penerapan nilai ilmu
pengetahuan dimulai dari klasifikasi ilmu, dilanjutkan dengan melihat tujuan ilmu itu,
dan akhirnya dilihat perkembangannya.  Dalam filsafat Yunani kuno, tema aksiologi
lebih banyak berhubungan dengan masalah-masalah konkret, seperti api, udara, dan
air.
Secara umum, aksiologi bisa diartikan sebagai cabang ilmu filsafat yang
mempelajari tentang tujuan ilmu pengetahuan dan bagaimana manusia menggunakan
ilmu tersebut. Sehingga mendalami dulu dasar-dasar dari ilmu pengetahuan.

Supaya lebih mudah lagi dalam memahami apa itu aksiolog dan aspek penting
lain yang menyertainya. Maka berikut adalah sejumlah pendapat ahli yang
mendefinisikan cabang ilmu filsafat tersebut.
 Sumantri melalui salah satu bukunya menjelaskan tentang definisi dari aksiologi.
Menurutnya, aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dan
pengetahuan yang diperoleh. Sehingga Sumantri disini berpendapat bahwa
aksiologi sejatinya adalah sebuah teori nilai yakni sebuah ilmu yang membahas
mengenai nilai. Nilai-nilai yang dibahas kemudian berkaitan dengan pengetahuan
yang didapatkan dan digunakan oleh manusia.

 Pendapat berikutnya datang dari Kattsoff, dijelaskan bahwa aksiologi adalah  


ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang umumnya ditinjau dari
sudut pandang kefilsafatan. Sehingga membahas mengenai definisi nilai-nilai
dalam kehidupan menggunakan dasar ilmu filsafat. Dasar ini kemudian
membantu memahami nilai secara mendalam dan dikaitkan dengan unsur yang
lebih murni dan mendasar.
 Berikutnya ada pendapat dari Wibisono, menjelaskan bahwa aksiologi adalah
nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika serta moral sebagai dasar normatif
penelitian dan juga penggalian, dan juga penerapan ilmu.
 Terakhir adalah pendapat dari Jujun S. Suriasumantri, menurutnya aksiologi
adalah teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Sehingga segala nilai yang berhubungan dengan manfaat pengetahuan
akan dikaji atau dibahas di dalam cabang ilmu filsafat satu ini.
Melalui beberapa pendapat tersebut maka bisa disimpulkan bahwa aksiologi
merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang nilai-nilai kehidupan yang
mengarah pada manfaat atau kegunaan dari pengetahuan bagi hidup manusia. Nilai
yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat
mengacu pada permasalahan etika dan estetika.

2
B. Aspek Aksiologi
1. Etika
Aspek yang pertama di dalam aksiologi adalah etika, etika diketahui
berasal dari bahasa Yunani. Yakni dari kata ethos yang memiliki arti “adat
kebiasaan”. Istilah lain untuk menyebutkan unsur etika adalah istilah moral.  
Etika sendiri adalah cabang ilmu filsafat aksiologi yang membahas masalah-
masalah moral, perilaku, norma, dan adat istiadat yang berlaku pada komunitas
tertentu. Sehingga di dalamnya akan membahas mengenai suatu adat kebiasaan
yang berlaku di dalam suatu komunitas, misalnya suatu kelompok masyarakat.  
Dalam cabang ilmu etika ini ada tiga bidang studi utama atau materi
yang akan dibahas secara mendalam. Yaitu: 
a. Meta etika, merupakan bidang studi yang membahas mengenai makna
teoritis dan juga acuan yang digunakan untuk menerapkan maupun
membangun etika atau moral dalam suatu kelompok masyarakat. 
b. Etika normatif, merupakan bidang studi etika yang membahas mengenai cara
praktis untuk menentukan suatu tindakan moral. Sehingga disini akan
dibahas mengenai cara-cara praktis menentukan tindakan apa saja yang
dianggap beretika dan sebaliknya.
c. Etika terapan, merupakan bidang studi di dalam etika yang membahas
mengenai apa yang wajib dilakukan seseorang dalam situasi tertentu atau
wilayah tindakan tertentu
Kebenaran etik adalah kebenaran yang bersumber dari etika atau dapat
diartikan juga sebagai kebenaran yang berdasarkan prinsip-prinsip dan tindakan
moral. Dengan bersumber pada kebenaran etik ini, kita dapat menentukan apakah
suatu tindakan benar atau salah dan mengapa tindakan-tindakan itu dianggap
benar atau salah. Kebenaran Etik menurut para filsuf meliputi kejujuran,
keberanian, dapat dipercaya, keramah-tamahan, keadilan dan dapat diandalkan,
dengan titik sentral keadilan dan keinginan untuk berbuat baik. Untuk dapat
menentukan apakah suatu tindakan benar atau salah, kita harus memiliki kepekaan
yang kuat terhadap nilai-nilai tersebut. Kepekaan sebenarnya merupakan
ketrampilan, dan ketrampilan atau kepekaan tersebut dapat menjadi kuat jika
dipraktekkan.

Ilmu sangat bermanfaat, tetapi juga bias menimbulkan bencana bagi


manusiadan alam semesta tergantung dengan orang-orang yang menggunakannya.
Untuk itu, perlu adanya etika, ukuran-ukuran yang diyakini oleh para ilmuwan
yang dapat menjadikan pengembangan ilmu dan aplikasinya bagi kehidupan
manusia tidak menimbulkan dampak negative. Tentang masalah etik dalam
pengembangan ilmu, Noeng Muhadjir membaginya menjadi empat klaster, yaitu:
a. Temuan Basic Research dan Masalah Etika
Dalam hal ini, bias kata contohkan sebagai berikut: Dunia ilmu telah
menemukan DNA sebagai konstitusi genetic makhluk hidup. Ditemukan DNA
unggul dan DNA cacat. Ketika mengembangkan DNA jati unggul untuk

3
memperluas, mempercepat, dan meningkatkan kualitas reboisasi kita, tidak
jadi masalah. Juga ketika cloning domba kita berhasil dan tergambarkan
bagaimana domba masa depan akan lebih dapat memberikan protein hewani
kepada manusia yang semakin bertambah dengan pesat, juga tidak
menimbulkan masalah. Tetapi ketika masuk ranah manusia, apakah manusia
unggul perlu dikloning dan apakah manusia yang memiliki DNA cacat tidak
diberi hak untuk memiliki keturunan, hal ini akan menimbulkan masalah
HAM.
Amerika Latin ditemukan DNA keluarga cacat secara turun-temurun,
ditemukan pada keluarga tersebut tidak ada bulu-bulunya, berbeda dengan
DNA yang pada umunya berbulu. Telah ditemukan tiga partikel radioaktif,
yaitu sinar alpha, sinar beta dan sinar gamma dan sejenisnya yang dikenal
dengan sinar x, sangat berguna bagi dunia kedokteran, sinar beta yang dikenal
dengan sinar laser sangat berguna bagi dunia konstruksi, sinar alpha
merupakan radioaktif dan partikel alpha dikenal sebagai atom helium dan
atomhy drogen.
Temuan tiga basic researchitu sangat berguna bagi manusia, tetapi juga
sekaligus direkayasa untuk tujuan perang, mendeteksi musuh dalam gelap,
untuk membuat senjata laser dan bomatom, sangat menyedihkan jika
dihadapkan untuk tujuan perang. Temuan DNA dan atom merupakan sebagai
temuan basic research memang benar-benar hebat. Pengembangan DNA untuk
teknlogi genetic berprosfek bagus, sekaligus membuka masalah
pengembangan temuan atom untuk pengembangan teknologi energy dan
teknologi medis sangat menjanjikan bagi manusia, tetapi sekaligus
menimbulkan masalah dalam penggunaannya dan juga terhadap eksesnya.

b. Temuan Rekayasa Teknologi dan Masalah Etik


Thalidomide suatu temuan obat tidur yang dianggap aman yang telah
diujikan kepada binatang dan manusia. Kemudian para ilmuan menemukan
bahwa obat itu berbahaya jika dikonsumsi oleh ibu hamil memasuk ibu lan
kedua karena akan mengakibatkan anaknya cacat, ekses obat ini menyangkut
masa depan anak yang selamanya cacat fisik dan mengerikan.
Kapal Tetanik (1912) dicanangkan sebagai kapal pesiar terbesar dan termewah
dan diyakini tidak akan mungkin tenggelam, tetapi kenyataannya tenggelam
dari jumlah penumpang 2.227 orang hanya 705 orang yang selamat.

c. Dampak Sosial Pengembangan Teknologi dan Masalah Etik


Dampak pengembangan teknologi dapat dipilah menjadi dua, yaitu
dampak pada kualitas hidup individu dan dampak pada kualitas hidup  social
menyeluruh. Dengan ditemukanya energy partikel alpha yang radioaktifd alam
konstruksi pemikiran destruktif telah dipergunakan untuk membuat bom nuklir
yang mengakibatkan kehancuran secara masal dan merusak kelestarian alam.

d. Rekayasa Sosial dan Masalah Etik

4
Sistem kapitalis medan system sosialis meadalah merupakan rekayasa
sosial. Sistem sosialisme Rusia yang komonistik terbukti gagal sehingga
memang harus ditinggalkan. Sistem sosialisme Inggris dan Perancis
mengalami banyak sekali modifikasi sehingga semakin mendekat dengan
kapitalisme, sementara kapitalisme itu sendiri juga mengalam ibanyak sekali
perubahan. Idedemokrasi yang mengakui persamaan antar manusia merupakan
rekayasa social yang konter terhadap legitimasi monarkiatau system kasta.
Idedemokrasi kapitalistik menampilkan struktur masyarkat bentuk piramidal,
halmana40%merupakan masyarakat miskin yang diidealkan menerima kue
kekayaan dan pendapatan hanya sekitar 16%, dan kenyataanya banyak yang
lebih kecil dari 10%. Marxisme menteorikan bahwa masyarakat terbelah
menjadi dua golongan, yaitubor juis dan proleter yang anta gonistik. Ternyata
munculan tarkeduan yag olongan menengah yang makin besar.

Berkaitan dengan etika pengembangan ilmu ini, Yusuf Al-Qardhawi


dalam bukunya Metode dan Etika Pengembangan Ilmu Perspektif Sunnah
mengemukakan bahwa ada tujuh moralitas ilmu yang harus diperhatikan oleh
setiap ilmuwan, yaitu:
a. Rasa tanggung jawab di hadapan Allah SWT.
b. Amanat Ilmiah
c. Tawadhu
d. Izzah
e. Mengutamakan Ilmu
f. Menyebarkan Ilmu
g. Adanya Hak Cipta dan Penerbit

2. Estetika
Aspek kedua di dalam Aksiologi adalah estetika dan merupakan
cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan keindahan, rasa, dan segala hal
yang berhubungan dengan perasaan atau penilaian personal (subjektif). Dalam
estetika, penentuan nilai suatu hal melibatkan rasa atau perasaan sehingga
dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya dipengaruhi oleh suasana hati, saat
suasana hati buruk maka segala hal dinilai buruk juga, begitupun sebaliknya.  
Beberapa orang yang mencintai dan memahami dunia seni dan dekat dengan
keindahan. Maka akan melihat segala hal dari nilai keindahannya, bahkan segala
hal bisa dinilai sebagai sesuatu yang indah. Meskipun melibatkan perasaan,
namun logika dalam menentukan sebuah nilai tetap berjalan. Sesuatu yang
bagus, rapi, dan memang sedap dipandang mayoritas orang akan menilainya
punya estetika yang tinggi. Demikian juga jika melihat sesuatu yang
berkebalikan.
Secara umum, estetika adalah keindahan yang tentunya memiliki
fungsi. Estetika sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. dalam kita
menilai segala seusuatu yang baik atau yang buruk dengan menggunaka estetika
ini. Ilmu estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang
berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut

5
keindahan. Namun disini bukan hanya keindaan suatu karya, yang dimaksudkan
adalah segala sesuatu tentang aspek kehidupan yang berhubungan tentang
keindahan, entah itu pengetahuan, kejiwaan, emosi, dll.

Estetika ini dapat dibagi kedalam dua bagian, yakni estetika deskriptif
dan estetika normative.

a. Estetika deskriptif ubu menguraikan serta melukiskan fenomena-fenomena


pengalaman keindahan.
b. Estetika normative ini mempersoalkan serta juga menyelidiki hakikat, dasar,
dan juga ukuran pengalaman keindahan.

Adapula yang membagi estetika kedalam filsafat seni (philosophy of


art) serta juga filsafat keindahan (philosophy of beauty). Filsafat seni ini
menitikberatkan status ontologis dari karya-karya seni serta juga
memepertanyakan pengetahuan apakah yang dihasilkan oleh seni dan juga apakah
yang dapat diberikan oleh seni untuk menghubungkan manusia dengan realitas.
Filsafat keindahan membahas mengenai apakan keindahan itu ada apakah nilai
indah itu objektif atau juga subjektif.

C. Fungsi Aksiologi
Aksiologi dilihat dari kajian ilmu filsafat memiliki banyak sekali kegunaan,
kemudian dibedakan menjadi dua fungsi. Yakni: 
1. Kegunaan Teoritis
Fungsi atau kegunaan yang pertama adalah secara teoritis, sehingga
aksiologi memiliki fungsi yang sifatnya berupa teori. Berhubungan dengan segala
materi pembelajaran di dunia pendidikan. Semua ilmu pengetahuan biasanya
dirangkum dalam bentuk tulisan yakni bisa dalam bentuk buku, ensiklopedia, dan
lain sebagainya. Ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan adalah unsur
utama. Digunakan untuk membangun sumber daya manusia yang memiliki etika
dan memiliki estetika dalam menilai suatu hal. Sekaligus bisa mendapatkan lebih
banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka. 
Ilmu secara teori atau nilai-nilai kehidupan secara teori akan memberi
pemahaman mendasar. Bisa mengetahui suatu nilai secara mendalam dan
mencoba memahaminya dulu dengan akal dan logika. Jika sudah menguasai
aksiologi secara teori maka kemudian akan memudahkan proses prakteknya.
Suatu nilai akan lebih mudah dipraktekan jika sudah dipahami teorinya seperti
apa. Maka fungsi pertama dari aksiologi adalah sebagai unsur teoritis. 
2. Kegunaan Praktis 
Kegunaan yang kedua adalah secara praktis. Secara sederhana bisa
diartikan sebagai penerapan atau aplikasi dari pemahaman nilai-nilai dalam suatu
kehidupan. Jika mendapatkan ilmu pengetahuan maka tugas pertama adalah
mempraktekannya. Dalam dunia pendidikan, ilmu yang didapatkan selama belajar
atau sekolah akan dipraktekan setelah lulus dari bangku sekolah maupun
perguruan tinggi. Praktek ini bisa dalam bentuk membangun interaksi dengan
masyarakat sebagai bagian dari mereka. 

6
Selain itu, dapat digunakan dalam bentuk mendirikan sebuah
perusahaan menggunakan ilmu yang dikuasai, dapat juga digunakan untuk meniti
karir di sebuah perusahaan, sebuah perusahaan akan merekrut karyawan yang
memiliki pengetahuan sesuai bidang bisnis mereka. Nilai-nilai yang dibahas di
dalam aksiologi kemudian juga berfungsi membantu setiap manusia atau individu
untuk memberi penilaian dengan cermat. Bisa membedakan mana hal baik dan
mana hal buruk, mana yang perlu dilakukan dan mana yang seharusnya dihindari.
Pemahaman tentang semua pengetahuan di dalam aksiologi kemudian membantu
menciptakan keteraturan dan adat istiadat yang baik. Sekaligus bisa diterima oleh
seluruh masyarakat di suatu wilayah bahkan dunia.

D. Contoh Aksiologi dalam Kehidupan Sehari-Hari


Supaya lebih mudah memahami mengenai apa itu aksiologi maka penting
sekali untuk mengetahui beberapa contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut
contoh-contohnya:
1. Penggunaan Ilmu Membuat Kursi 
Seseorang memiliki ilmu dan keterampilan untuk membuat kursi, saat
kursi selesai dibuat maka pengrajin ini bisa tahu kegunaan kursi ini untuk apa
saja. Misalnya bisa digunakan untuk duduk, digunakan untuk memberi
kenyamanan saat bekerja, menaruh barang seperti lipatan baju, dan lain
sebagainya.

2. Norma Hukum
Dalam sebuah negara tentunya akan berlaku norma hukum, sifatnya
tertulis dan dilengkapi dengan undang-undang yang terdiri dari banyak pasal
sebagai landasannya. Lewat norma hukum inilah masyarakat bisa tahu tindakan
apa saja yang salah dan melanggar hukum dan tidak, sekaligus tahu nilai-nilai
keadilan.

3. Sopan dan Tidak Sopan


Aksiologi juga bicara mengenai etika atau moral yang mengarah pada
sopan santun. Seseorang yang memiliki etika yang baik tentunya akan
menghormati siapa saja dan berlaku sopan kepada siapa saja. Misalnya saat
melewati orang tua, maka mereka akan tersenyum, menyapa, dan sedikit
membungkukan badan sebagai bentuk rasa hormat. 
Aksiologi menjadi pembahasan penting untuk diketahui dan dikuasai, agar bisa
mengetahui hakikat dari ilmu dan kegunaannya. Lewat pemahaman ini maka setiap
ilmu yang dimiliki kemudian akan lebih mudah untuk dimanfaatkan dalam
keseharian.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aksiologi berasal dari kata  axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai, dan
logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”.
2. Melalui beberapa pendapat tersebut maka bisa disimpulkan bahwa aksiologi
merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang nilai-nilai kehidupan
yang mengarah pada manfaat atau kegunaan dari pengetahuan bagi hidup manusia .
3. Aspek aksiologi yaitu, (1) Etika adalah cabang ilmu filsafat aksiologi yang
membahas masalah-masalah moral, perilaku, norma, dan adat istiadat yang berlaku
pada komunitas tertentu, dan (2) Estetika merupakan cabang ilmu filsafat yang
berhubungan dengan keindahan, rasa, dan segala hal yang berhubungan dengan
perasaan atau penilaian personal (subjektif).
4. Fungsi atau kegunaan yang pertama adalah secara teoritis, sehingga aksiologi
memiliki fungsi yang sifatnya berupa teori. Berhubungan dengan segala materi
pembelajaran di dunia pendidikan. Kegunaan yang kedua adalah secara praktis.
Secara sederhana bisa diartikan sebagai penerapan atau aplikasi dari pemahaman
nilai-nilai dalam suatu kehidupan.
5. Contoh Aksiologi dalam Kehidupan Sehari-Hari, (1) penggunaan ilmu membuat
kursi dimana seseorang memiliki ilmu dan keterampilan untuk membuat kursi, saat
kursi selesai dibuat maka pengrajin ini bisa tahu kegunaan kursi ini untuk apa saja.
(2) norma hukum dalam sebuah negara tentunya akan berlaku, sifatnya tertulis dan
dilengkapi dengan undang-undang yang terdiri dari banyak pasal sebagai
landasannya. (3) sopan dan tidak sopan merpakan ilmu aksiologi yang bicara
mengenai etika atau moral yang mengarah pada sopan santun.

B. Saran
Kepada setiap manusia tetntunya memiliki hak dan wewenang serta tanggungjawab,
namun disamping itu tentunya tidak dapat dipisahkan dengan hubungan saling
menghargai sesama manusia, karena sesorang yang memiliki biasa tapi memiliki etika
dan moral lebih mulia dari pada orang yang cerdas, terpandang dan bertahta tapi
mengesampingkan etika dan moral.

8
DAFTAR PUSTAKA

Khoiruddin, Dani. 2017. Makalah Aksiologi. Sukoharjo. From contoh-makalah-aksiologi-


part-5.html

Alfan, Muhammad. 2013. Pengantar Filsafat Nilai. Bandung: Pustaka Setia

Uyoh, Dalan. 2017. Makalh Aksiologi. Bandung. From https://tugasmereka.blogspot.com


makalah-aksiologi.html.

Kurniawan henry. 2013. Makalah Aksiologi. Semarang. From https://www slideshare.net


henryakurniawan makalah-aksiologi

Uriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.

Abdul, Yusuf. 2022. Pengertian Aksiologi, Aspek, Fungsi dan Contoh. From https://
penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-aksiologi.

Anda mungkin juga menyukai