Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKSIOLOGI NILAI KEGUNAAN ILMU

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Studi Filsafat Ilmu

Dosen pengampu :
DR. H. ZAINUDDIN FANANI, SEI, M.Pd.I

Makalah ini disusun oleh :


ALFINUR ROHMAN
ANGGUN ANA AULIA
ANISA ZAHARA SALSABILA
JIMLY BAHRONI
M. RIZKY
RIZKI ILYAS ALIFI
RAHMA NISSA ASCLEPYAS C
VANEL IMAN HAQIQI

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-QOLAM GONDANGLEGI
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Filsafat ilmu
dengan judul “ AKSIOLOGI NILAI KEGUNAAN ILMU”
Kami memilih judul tersebut dengan maksud agar para pembaca,
masyarakat umum serta mahasiswa pada khususnya agar dapat memahami
dan mengetahui tentang aksiologi nilai kegunaan ilmu.
Selanjutnya pada kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan
terima kasih kepada :

1. DR. H. ZAINUDDIN FANANI, SEI, M.Pd.I yang telah memberikan


bimbingan dan arahan kepada kami sehingga terwujudnya makalah ini.
2. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu yang turut
membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.

Kami sadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih


banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami mohon ma’af serta
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan
makalah ini.
Akhirnya dengan iringan do’a yang tulus ikhlas semoga makalah ini
dapat bermanfa’at bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.

Malang, 19 Oktober 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................................2
PEBAHASAN..........................................................................................................................................2
A. Pengertian Aksiologi Filsafat...........................................................................................................2
B. Kegunaan Aksiologi Filsafat............................................................................................................4
C. Cara Aksiologi Memecahkan Masalah............................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua
keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah.
Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat
berhutang kepadailmu. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal
memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan dan berbagai wajah kehidupan yang sulit
lainnya. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya
seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi dan sebagainya. Singkatnya
ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.

Aksiologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manuasia
menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari bahasa yunani yaitu
axsios yang artinya nilai dan logos yang artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi teori
tentang nilai dalam berbagai bentuk.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi
kehidupan manusia tentang nilai-nilai khususnya etika.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai.
Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus di sesuaikan dengan nilai-nilai
budaya, moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan
oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya
menimbulkan bencana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Aksiologi?
2. Apa fungsi Aksiologi?
3. Bagaimana cara Aksiologi Filsafat memecahkan masalah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Aksiologi.
2. Untuk mengetahui apa fungsi Aksiologi Filsafat.
3. Untuk mengetahui cara Aksiologi Filsafat memecahkan masalah

1
BAB II
PEBAHASAN

AKSIOLOGI NILAI KEGUNAAN ILMU

A. Pengertian Aksiologi Filsafat

Menurut bahasa Yunani AKSIOLOGI berasal dari kata axios artinya nilai
dan logos artinya Teori atau Ilmu. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia
Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia kajian
tentang nilai-nilai khususnya etika. Dalam Encyclopedia of philosophy dijelaskan
aksiologi disamakan dengan value dan valuation :
1. Nilai digunakan sebagai benda abstrak. Dalam pengertian yang lebih sempit
seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas
mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran, dan kesucian.
2. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai
atau nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai,
sepertinya atau nilai dia.
3. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja ekspresi menilai, memberi nilai atau
dinilai.
Dari definisi aksiologi diatas terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama
adalah mengenai nilai. Nilai yang di maksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia
untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang di nilai. Teori tentang
nilai yang dalam filsafat mengacu pada etika dan estetika.
Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian
makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan
yang menjelajahi berbagai kawasan seperti kawasan sosial, kawasan simbolik
ataupun fisik material.
Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Berikut ini di jelaskan beberapa
definisi aksiologi
a) Menurut Suriasumantri (1990:234) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperleh.
b) Menurut Wibosono (dalam Surajiyo, 2009:152) aksiologi adalah nilai- nilai
sebagai tolak ukur kebenaran, etika, dan moral sebagai dasar normative
penelitian dan panggilan, serta penerapan ilmu.

2
c) Scheleer dan Langeveld mengontraskan aksiologi dengan praxeology, yaitu
suatu teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering dikontrask an dengan

3
3

deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara normal.


d) Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama,
yaitu etika dan estetika. Etika merupakan begian filsafat nilai dan penilaian
yang membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat
nilai dan penilaian mengandung karya manusia dari sudut indah dan jelek.
e) Kattsoff (2004:319) mendefinisian aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakekat nilai yang umunya ditinjau dari sudut pandang
kefilsafatan.
f) Menurut Bramel (dalam Asmal 2009:163) aksiologi terbagi tiga bagian yaitu
sebagai berikut:
i. Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin
khusus yaitu etika.
ii. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan
keindahan.
iii. Socio-political lifa, yaitu kehidaupan sosial politik, yang akan melahirkan
filsafat sosial politik.
4

B. Kegunaan Aksiologi Filsafat

Apa guna pengetahuan filsafat? Atau, apa kegunaan filsafat? Tidak setiap
orang perlu mengetahui filsafat. Tetapi orang yang merasa perlu berpartisipasi
dalam membangun dunia perlu mengetahui filsafat. Mengapa? Karena dunia
dibangun oleh dua kekuatan : Agama dan Filsafat.
Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulainya dengan
melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan teori pilsafat,
kedua filsafat sebagai metode pemecahan masalah, ketiga, filsafat sebagai
pandangan hidup (Philosophy of life).
Mengetahui teori-teori filsafat amat perlu karena dunia dibentuk oleh
teori-teori itu. Jika anda tidak senang pada komonisme maka anda harus
mengetahui Marxisme, karena teori filsafat untuk komonisme itu ada dalam
marxisme. Jika anda menyenangi ajaran Syari'ah Dua belas di Iran, Maka anda
hendaknya mengetahui filsafat Mulla Shadra. Begitulah kira-kira. Dan jika anda
hendak membentuk dunia, baik dunia besar ataupun dunia kecil (Diri Sendiri),
maka anda tidak dapat mengelak dari penggunaan teori filsafat. Jadi, mengetahui
teori-teori filsafat amatlah perlu. Filsafat sebagai teori filsafat juga perlu
dipelajar dalam bidang filsafat.
Yang amat penting ialah filsafat sebagai Methodology yaitu cara
memecahkan masalah yang dihadapi. Disini filsafat digunakan sebagai satu cara
atau model pemecahan masalah secara mendalam dan universal. Filsafat perlu
mencari sebab terakhir dan dari sudut pandang seluas-luasnya. Hal ini diuraikan
pada bagian lain sesudah ini.
Filsafat sebagai pandangan hidup tentu perlu juga diketahui. Mengapa
Misalnya salah seorang presiden Amerikaa (Bill Clinton, 1998), telah mengaku
berzina, dan masyarakatnya yang memberikan dukungan? Mungkinkah hal ini
seperti itu untuk Indonesia? Presiden Indonesia yang mengaku berzina pasti
akan dicopot oleh masyarakat Indonesia. Mengapa berbeda? Karena masyarakat
Indonesia berbeda pandangan hidup dengan masyarakat Amerika.
Filsafat sebagai Fhilosophy of live sama dengan agama, dalam hal sam
mempengaruhi sikap dan tindakan penganutnya, bila agama dari tuhan atau dari
langit maka filsafat (Sebagai Pandangan Hidup) yang berasal dari pandangan
manusia.
5

Berikut uraian yang membahas tentang kegunaan filsafat dalam menentukan


Philosophy of life. Banyak orang memiliki pandangan hidup, banyak orang yang
menganggap Philosophy of life itu sangat penting dalam menjalani kehidupan.
1.Kegunaan Filsafat Bagi Aqidah
Akidah adalah bagian dari ajaran islam yang mengatur cara berkeyakinan.
Pusatnya ialah keyakinan kepada tuhan. Posisinya dalam keseluruhan ajaran
islam sangat penting, merupakan fondasi ajaran islam secara keseluruhan,
diatas kaidah itulah keseluruhan ajaran Islam berdiri dan didirikan.
Keterangan seperti ini berlaku juga bagi Agama selain Islam.
Karena kedudukan akidah seperti itu, maka akidah seseorang muslim
haruslah kuat, dengan kuat akidah akan kuat pula keislamannya secara
keseluruhan. Untuk memperkuat akidah perlu dilakukan sekurang-kurangnya
dua hal pertama, mengamalkan keseluruhan ajaran islam secara sungguh-
sungguh. Kedua, mempertajam pengertian ajaran Islam itu. Jadi, akidah dapat
diperkuat dengan pengalaman dan pemahaman kita tentang tuhan?
Thomas Aquinas (1225-1274) berusaha menyusun argumen logis untuk
membuktikan adanya Tuhan. Dalam bukunya Theologia ia berhasil menyusun
lima argumen tentang adanya Tuhan.
Pertama, argumen gerak. Alam ini selalu bergerak. Gerak itu tidak mungkin
berasal dari alam itu sendiri, gerak itu menunjukan adanya Penggerak. Tuhan
adalah Penggerak.
Kedua, argument kuasalitas tidak ada seasuatu yang mempunai penyebab
pada dirinya sendiri, sebab itu harus diluar dirinya. Dalam kenyatan ada
rangkaian penyebab. Penyebab pertama adalah tuhan yang tidak memerlukan
penyebab yang lain.
Ketiga, argument kemungkinan. Adanya alam ini bersifat mungkin;
mungkin ada dan mungkin tidak ada. Kesimpulan diperoleh dari kenyataan
alam ini dimulai dari tidak ada, lalu muncul atau ada kemudian berkembang,
akhirnya rusak dan hilang.
Keempat, argument tingkatan. Isi alam ini ternyata bertingkat- tingkat
(levels). Ada yang dihormati, lebih dihormati, terhormat. Ada indah, lebih
indah, sangat indah, dan seterusnya. Tingkat tertinggi menjadi penyebab
tingkat dibawahnya, panas yang rendah menjadi penyebab yang sempurna.
Yang atas menjadi penyebab yang bawahnya. Api yang mempunyai panas
yang tinggi menjadi penyebab panas yang randah dibawahnya, begitu
seterusnya. Yang Maha Sempurna adalah penyebab yang sempurna, yang
sempurna adalah penyebab yang kurang sempurna. Yang atas menjadi
6

penyebab yang bawah. Tuhan adalah yang tertinggi, ia penyebab yang


dibawah-Nya.
Kelima, argument teologis. Ini adalah argument tujuan. Alam ini bergerak
menuju sesuatu, padahal mereka tidak tahu tujuan itu. Ada sesuatu yang
mengatur alam menuju tujuan alam. Itu adalah tuhan (lihat Ahmad tafsir,
Filsafat Umum, 1997:86-88).
Argument yang dikemukakan oleh Thomas Aquinas itu sebenarnya tidak
akan membawa kita manahami Tuhan secara sempurna Argumen-argumen itu
memiliki kelemahan. Karena itu kant menyatakan bahwa Tuhan tidak dapat
dipahami melalui akal (ia menyebutkan akal teroris) tuhan dapat dipahami
melalui suara hati yang disebut moral, adanya tuhan itu bersifat harus, hati
saya -kata Kant- yang mengatakan Tuhan harus ada. Kant mengatakan bahwa
adanya Tuhan itu bersifat imferatif Siapa yang memerintah? Ya, suara hati
atau moral itu.
Menurut Kantindera dan akal itu terbatas kemampuanya. Indra dan akal
(maksudnya rasio) hanya mampu memasuki daerah fenomena, bila indra
masuk kedaerah neumena ia akan tersesat dalam paralogism. Daerah
noumena itu hanya mungkin diarungi oleh akal praktis, demikian kata Kant
(lihat Ahmad Tafsir 1997:159). Akal praktis adalah moral atau suara hati.
Menurut Kant akal teoritis (akal rasional) tidak melarang kita mempercayai
Tuhan, kesadaran moral (Suara hati) kita memerintahkan untuk
mempercayainya. Rousseau benar ketika ia mengatakan bahwa diatas akal
rasional di kepala ada perasaan hati; Pascal benar tatkala ia menyatakan
bahwa hati mempunyai akal miliknya sendiri yang tidak pernah dapat
dipahami oleh akal rasional.
Agaknya kita dapat menyimpilkan bahwa filsafat (dalam hal ini akal logis)
dapat berguna untuk dapat memperkuat keimanan, ini menurut I sebagian
filosof, seperti Thomas Aquinas; tetapi menurut filosof lain, seperti Kant
bahwa bukti yang sangat kuat tentang tuhan adalah suara hati. Suara hati itu
memerintah, bahkan rasiopun tidak mampu melawannya.
2.Kegunaan Filsafat bagi hukum
Istilah hukum islami sering rancu. Kadang-kadang hukum islami itu diartikan
syari'ah, kadang-kadang pikih (fiqh). Yang dimaksud disini ialah fikih.
7

Fikih secara bahasa berrti mengetahui. Al-Qur'an menggunkan kata Al-fiqh


dalam pengertian memahami atau paham. Pada zaman Nabi Muhammad
SAW kata Al-fiqh tu tidak hanya berarti paham tentang hukum tetapi paham
dalam arti uum. Fiqiha artinya paham, mengerti, tahu.

Dalam perkembangan terakhir fikih diahami oleh kalangan pakar usul fiqih
sebagai hukum praktis hasil ijtihat. Sementara dikalangan pakar fikih, al-fiqh
dipahami sebagai kumpulan hukum islami yang mencakup semua aspek syar'i
baik yang tertuang secara tekstual maupun hasil penalaran terhadap sesuatu
teks. Itulah sebabnya dikalangan ahli ushul al-fiqh konsep syariah dipahami
sebagai teks syar'i yakni Al-Qur'an dan al-sunah yang tetap dan tidak pemah
mengalami perubahan.
Butir-butir aturan dan ketentuan hukum yang ada dalam fikih pada garis
besarnya cukup tiga unsur pokok. Pertama, perintah seperti shalat, zakat,
puasa, dan sebagainya. Kedua, larangan, seperti larangan musyrik, zina, dan
sebagainya. Ketiga, petunjuk, seperti cara shalat, cara puasa, dan sebagainya.
Keseluruhan unsur pokok diatas bila dilihat dari sudut sifatnya, ia dapat dibagi
menjadi dua. Pertama, bersifat tetap, tidak terpengaruh oleh kondisi tertentu,
seperti sebagian aqidah dan seluruh ibadah mahdhah; dalam hal ini ijtihat
tidak berlaku padanya. Kedua, yang bersifat dapat berubah sesuai dengan
kondisi tertentu.
Hukum islami yang dijadikan aturan beramal ada didalam fikih sebagai
kumpulan hukum. Fikih (dalam arti kumpulan hukum) itu dibuat berdasarkan
kaidah-kaidah hukum (yang berfungsi sebagai teori) yang digunakan dalam
menetapkan hukum tersebut. Ternyata kaidah-kaidah pembuatan hukum (usul
al-fiqh) itu dibuat berdasarkan teori-teori filsafat. Karena itu manthiq (mantik,
logika) amat penting bagi ulama usul al-fiqh. Jadi, kesimpulannya, memang
benar, filsafat, khususnya filsafat sebagai metodologi.
3.Kegunaan Filsafat Bagi Bahasa
Disepakati oleh para ahli bahwa bahasa berfungsi sebagai alat untuk
mengekspresikan perasaan dan pikiran. Telihat adanya hubungan yang erat
antara bahasa dan pikiran. Akhmad Abdurrahman hamad (Al-'Alaqah bayn
al-Lughah wa al-Fikr, dan al-Ma'rifah al-jami'iyyah) menggambarkan
hubungan itu bagaikan satu mata uang yang mempunyai dua sisi.
Tatkala bahasa berfungsi sebagai alat berfikir ilmiah muncul problem yang
serius, ini diselesaikan anatara lain dengan bantuan filsafat. Begitu juga
tatkala pemikiran (filsafat) sampai pada perumusan konsep yang rumit,
8

bahasa juga memahami persoalan, yaitu bahasa sering kurang mampu


menggambarkan isi konsep itu. Bahasa dalam hal ini harus mencari kata dan
menyusun baru untuk menggambarkan isi konsep itu.
Filosof adalah "prototype" orang bijaksana. Orang bijaksana tentu harus
menggunkana bahasa yang benar. Bahasa yang benar itu akan mampu
mewakili konsep logis yang dibawakannya. Karena itu pada pada logika lah
kita menemukan kaitan erat antara bahasa dan filsafat dan pada logika pula
kita temukan manfaaty kontret bahasa, peran logika dalam bahasa ialah
memperbaiki bahasa, logika dapat mengetahui kesalan bahasa.
Kesimpulannya adalah filsafat sangat berperan didalam menentukan kualitas
bahasa tanpa peran serta filsafat (logika) kekeliruan dalam bahasa tidak
mungkin dapat diperbaharui.
C. Cara Aksiologi Memecahkan Masalah
Kegunan filsafat yang lain ialah sebagai methodology, maksudnya sebagai
metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode
dalam memandang dunia (world view).

Dalam hidup kita, pasti kita banyak masalah. Masalah artinya kesulitan.
Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah terseleaikan. Ada banyak cara
dalam menyelesaikan masalah, mulai dari yang amat sederhana sampai yang
rumit.
Ada rapat disebuah RT. Yang dibicarakan masalah keamanan. Pak ketua RT.
Menyatakan bahwa akhir-akhir ini dikampung kita banyak pencurian, tidak
seperti biasanya. Menanggapi itu hamper semua orang yang hadir mengusulkan
agar ronda malam ipergiat inilah kira-kira cara orang awam menyelesaikan
masalah.
Disitu ada orang yang berpendapat lain ia bertanya barang apa saja yang
biasanya dicuri. Sejak bulan apa, pada ukul berapa biasanya terjadi. Lantas ia
mengusulkan selain meningkatkan ronda, sebalinya digiatkan juga pengajian. Ia
melakukan identifikasi lebih dahulu, lantas ia melihat penyebab lebih mendasar,
ia piker bila perondanya bermoral buruk, bias-bisa peronda itu sendiri yang
mencuri. Orang ini ilmuan. Kira-kira beginilah penyelesaian sains. Filsafat pun
mempunyai cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah.
Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan
universal. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal
masalah. Universal, artinya filsafat ingin masalah itu dilihatdalam hubungan
seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas
9

mungkin.
Banyak orang Islam tidak menyenangi sebagian Budaya Barat, khususnya
tentang kebebasan seks. Mereka mengatakan kebebasan seks harus diberantas.
Ini penyelesaian langsung sedikit mendalam bila kita mengusulkan perketat
masuknya informasi dari Barat terutama yang menyangkut kebebasan seks, atau
kita mengusulkan sensor film biperberat. Filsafat belum puan dengan
penyelesaian itu. Lalu bagaimana?
Menyelesaian ini mendalam, karena telah menemukan penyebab yang paling
asal. Penyelesaian itu juga universal, karena akan diperbaiki pada akhirnya kelak
bukan hanya persoalan kebebasan seks,hal lain yang merupakan turunan
Rasionalisme juga akan dengan sendirinya hilang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut bahasa Yunani AKSIOLOGI berasal dari kata axios artinya nilai dan
logos artinya Teori atau Ilmu Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan
bagi kehidupan manusia kajian tentang nilai-nilai khususnya etika
2. Kegunan filsafat yang lain ialah sebagai methodology, maksudnya sebagai
metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode
dalam memandang dunia (world view).
3. Nilai adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat
mengacu pada masalah etika dan estetika.

10
DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003

Jurnal HMJ Aqidah dan Filsafat UIN SGD Bandung Vol. I No. 1, April 2013

Tafsir, Ahmad Prof.Dr.Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


http://ilmukriminologi.blogspot.com/2012/09/filsafat-aksiologi-naldi.html (akses
tgl 12 mei 2014)

http://www.academia.edu/5571813/MAKALAH AKSIOLOGI FILSAFAT ISLA


M(akses tgl 12 Mei 2014)

11

Anda mungkin juga menyukai