Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKSIOLOGI

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Pada mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu:

Subur Amin Mubarok. MA

Anggiota Kelompok

1. Husnul Khotimah
2. Irpan Rosadi Al-Bantany
3. Muhamad Husni Rusdan
4. Suhendra
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat yang
luarbiasa, keteguhan, serta kekuatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat
beserta salam semoga tercurahkan limpahkan kepada Nabi kita semua Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarganya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan atau rujukan dari berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
ikut membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang cukup seputar Aksiologi. Di dalamnya
dikupas sekilas tentang pengertian, macam-macam, dan dampak dari media terhadap pendidikan
atau pembelajaran.

Kami sadar betul bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya penulis
sangat menghargai masukan atau kritik yang membagun supaya bisa lebih baik lagi dalam
penyusunan makalah kedepannya.

Tangerang,Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTARISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aksiologi.................................................................... 2

B. Fungsi Aksiologi.......................................................................... 3

C. Pendekatan Dalam Aksiologi........................................................ 4

D. Kaitan Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu ..........................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 5

B. Saran........................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam

mengenai ketuhanan, alam manusia, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia setelah mencapai
pengetahuan. Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah
polemik baru karena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai
netralitas pengetahuan (value free). Sebaliknya ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada
keterikatan nilai. Sekarang mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan
pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai? Bagian dari filsafat pengetahuan
membicarakan tentang ontologis, epistomologis dan aksiologi, Pembahasan aksiologi
menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu
tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan
bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apa pengertian aksiologi?

2. Apa fungsi aksiologi ?

3. Apa saja pendekatan – pendekatan dalam aksiologi?

4. Apa kaitan aksiologi dengan filsafat ilmu?

C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan pengertian aksiologi

2. Untuk mengetahui fungsi aksiologi

3. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan dalam aksiologi

4. Untuk mengetahui kaitan aksiologi dengan filsafat ilmu


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aksiologi

Pengertian secara etimologi, kata aksiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu axios yang berarti layak atau pantas dan logos yang berarti ilmu atau studi mengenai. Selain
itu, nilai juga berasal dari bahasa latin Valere yang berarti berarti berguna, mampu akan, berdaya,
berlaku atau kuat yang bermakna kualitas sesuatu hal yang menjadikannya dapat disukai

diinginkan bermanfaat atau menjadi objek kepentingan. Namun juga bisa bermakna sebagai apa
yang dihargai, dinilai tinggi, atau dihargai sebagai suatu kebaikan (Zaprulkhan, 2016).

Berdasarkan pengertian menurut bahasa sebagaimana tersebut di atas, maka penegertian


aksiologi secara istilah adalah merupakan studi yang berkaitan dengan teori tentang nilai atau
studi segala sesuatu yang dapat bernilai atau memberikan manfaat. Nilai merupakan suatu
fenomena tapi tidak berada dalam suatu ruang dan waktu. Selain itu, nilai juga merupakan
esensi-esensi logis dan dapat dipahami melalui akal.

Istilah aksiologi dalam pandangan agama Islam bukanlah merupakan hal yang baru karena Nabi
Muhammad selalu memintanya setiap pagi dengan berdoa “Allahumma inni asaluka ‘ilman
naafi’an wa rizqan thoyyiban wa ‘amalan mutaqabbalan” artinya: “Yaa Allah sungguh aku
memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima” (HR. Ibnu
As-Sunni dan Ibnu Majah). Jadi aksiologi akan terkait dengan kemanfaatan daripada ilmu yang
membicarakan tentang value atau nilai suatu kehidupan. Istilah aksiologi yang berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu axion yang berarti nilai dan logos yang berarti teori.
Dengan demikian, aksiologi dapat didefenisikan sebagai teori tentang nilai .

Pembahasannya mencakup tiga hal berupa tindakan moral yang melahirkan etika, ekspresi
keindahan yang melahirkan estetika dan kehidupan social politik yang melahirkan filsafat sosial
politik. Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek tapi bukan objek itu sendiri.
Dari pengertian secara etimologi, makna aksiologi menurut Kattsof adalah sains mengenai
hakikat nilai yang biasanya dilihat dari sudut pandang kefilsafatan (Louis Kattsoff, 2004).

Berdasarkan defenisi dari aksiologi sebagaimana disebutkan diatas, dapat dipahami bahwa aspek
aksiologi dari filsafat mempelajari dan menjelaskan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan moral dan nilai- nilai.

B. Fungsi Aksiologi

Aksiologi ilmu pengetahuan sebagai strategi untuk mengantisipasi

perkembangan dan teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena itu daya
kerja aksiologi antara lain :

1. Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.

2. Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat
manusia, dan tidak merendahkan martabat manusia.

3. Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yang
memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta memberikan keseimbangan alam lewat
pemanfaatan ilmu.

C. Pendekatan-Pendekatan dalam Aksiologi

Pendekatan-pendekatan dalam aksiologi dapat dijawab dengan tiga macam

cara, yaitu :

1. Nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai- nilai merupaka
reaksi-reaksi yang diberkan oleh manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung pada
pengalaman-pengalaman mereka.

2. Nilai-Nilai merupakan kenyataan-kenyataan yang ditinjau dari segi ontologi namun tidak
terdapat dalam ruang dan waktu.

3. Nilai-Nilai merupakan unsur-unsur obyektif yang menyusun kenyataan.

D. Hubungan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu

Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat

objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung
pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan
pada subjek yang melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada
pendapat individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila
subjek berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.

Nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti
perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
Bagaimana dengan objektivitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan diterima oleh
berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif. Salah satu faktor yang membedakan antara
peryataan ilmiah dengan anggapan umum ialah terletak pada objektifitasnya.

Seorang ilmuan harus melihat realitas empiris dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat
idiologis, agama dan budaya. Seorang ilmuan haruslah bebas dalam menentukan topik
penelitiannya, bebas melakukan eksperimen- eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia
hanya tertuju kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan baik.
Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terikat pada nilai subjektif .

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Totok Wahyu. 2016. Aksiologi: Antara Etika, Moral, dan Estetika. KANAL (JURNAL ILMU
KOMUNIKASI). 4(2), 187-204.

Amsal, Bachtiar. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Barnadib, Imam. 1990. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Andi offset.

Jalius Jama. 2008. Filsafat Ilmu.

Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Jujun , S. Suriassumantri. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan

https://www.coursehero.com/
file/55532917/Aksiologi-ilmu-pengetahuandoc/

Anda mungkin juga menyukai