Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MAKNA AKSIOLOGI, LANDASAN, CABANG DAN KEGUNAAN


AKSIOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Filsafat Ilmu

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8

GUSNA YANTI : 3322312


SUCI RAHMA GUSRIANI : 3322288
ATHOYA FARHAN : 3322298
DOSEN PEMBIMBING :

YENITA OKTAVIA

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI M.DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas nikmat yang
diberikannya. Sehingga kami dapat menyelsesaikan pembuatan makalah kami dengan lancar dan
tanpa hambatan yang berjudul “Makna Aksiologi, Landasan, Cabang, Dan Kegunaan Aksiologi”
” dengan tepat waktu ,untuk memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat Ilmu” ini. Shalawat
dan salam tak lupa kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memeberi
rahmatnya kepada kita semua .

Dalam pembuatan makalah ini ,kami mendapatkan materi banyak sumber dari
berbagai buku dan jurnal sehingga dalam pembuatan makalah ini kami juga mendapat banyak
ilmu dan pengetahuan yang baru yang mungkin belum kami ketahui. dan terimakasih kepada
pihak- pihak yang sudah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Dan terimakasih juga atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan oleh karena itu kami meminta maaf .dan
juga kami harap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran agar ada peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain diwaktu yang akan datang

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi semua
orang yang membacannya.

Bukittinggi, 20 September
2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aksiologi.................................................................................................
B. Makna Aksiologi.......................................................................................................
C. Landasan Aksiologi...................................................................................................
D. Cabang Aksiologi......................................................................................................
E. Kegunaan Aksiologi................................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Kritik dan Saran.......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
ketuhanan, alam manusia, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengentahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat di capai akal manusia setelah mencapai
pengetahuan. Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah
polemik baru karena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut
sebagai netralitas pengetahuan. membicarakan tentang Makna Aksiologi, Landasan,
Cabang dan Kegunaan Aksiologi, pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai
kegunaan ilmu. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan
nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut
dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama,
bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.

B. RUMUSAN MASALAH
1...............................................................................................Pengertian Aksiologi
2.....................................................................................................Makna Aksiologi
3.................................................................................................Landasan Aksiologi
4....................................................................................................Cabang Aksiologi
5................................................................................................Kegunaan Aksiologi

C. TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian Aksiologi
2. Mengetahui Makna Aksiologi
3. Mengetahui Landasan Aksiologi
4. Mengetahui Cabang Aksiologi
5. Mengetahui Kegunaan Aksiologi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aksiologi

Aksiologi menurut bahasa berasal dari bahasa yunani “axios” yang berarti
bermanfaat dan “logos” berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Secara istilah, aksiologi
adalah ilmu pengetahuan yang memiliki hakikat nilai yang di tinjau dari sujud ke
filsafatan. Sejalan dengan itu juga aksiologi adalah studi tenteng hakikat tertinggi,
realitas, dan arti dari nilai-nilai (kebaikan, keindahan dan kebenaran). Dengan
demikian aksiologo adalah studi tentang hakikat tertinggi dari nilai-nilai etika dan
estetika. Dengan kata lain, apakah yang baik atau bagus itu.

Secara etimologis, istilah aksiologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari kata “
aksios” yang berarti nilai dan kata “logos” yang berati teori. Jadi aksiologi merupakan
cabang filsafat yang mempelajari nilai1

Menurut suriyasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang di peroleh. Menurut kamus bahasa indonesia aksiologi adalah
kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai
khususnya etika.2

1
Uyoh sadulloh, pengantar filsafat pendidikan, ( bandung: penerbit alfabeta,2007), hal.36
2
Jujun S. sumantri. Filsafat ilmu: sebuah pengantar popular. ( Jakarta:2005, sinar harapan), hal 105
B. Makna Aksiologi
Kebenaran ilmiah perlu dicari, karena dengan mendapatkan kebenaran yang
ilmiah akan diperoleh kesamaan dan kesesuaian antara pikiran manusia dengan
keadaan senyatanya yang bersifat runtun dan saling berhungan dan saling membentuk
sistem tertentu secara empirik. Problematik mengenai kebenaran, seperti hal nya
problematik tentang pengetahuan, masalah-maslah hidup dan kehidupan juga
mengacu pada perkembangan fisafat ilmu. Ketika manusia memberikan prioritas
kepada peranan pengetahuan, dan percaya bahwa dengan pengetahuan itu manusi
akan menemukan kebenaran dan kepastian, untuk itu harus ada keberanian mencari
jawaban terhadap pertanyaan terkait hal-hal mendasar dan hal-hal yang mandasari
sikap dan wawasan manusia.
Pemikiran tentang kebenaran sudah dimuali sejak jaman plato, dan kemudia di
teruskan oleh aristoteles. Plato melalui metode dialog telah membangun teori
pengetahuan yang cukup lengkap sebagai teori pengetahuan yang paling awal. Sejak
itulah teori pengetahuan berkembang terus untuk mendapatkan penyempurnaan
sampai saat ini.
Apakah pengetahuan yang kita miliki telah mengikuti nilai-nilai kebenaran atau
belum, bagaimana sikap dan prilaku manusia dalam proses pencapaian pengetahuan
tersebut?. Apakah hanya kegiatan dan kemampuan akal pikir semata ataukah melalui
kegiatan indra lainnya yang mengantarkan manusia sampai pada mamiliki
pengetahuan dengan nilai-nilai kebenaran? Namun, bagaimana dengan sikap kreptis
yang menganggap pengetahuan tidaklah mempunyai nilai kebenaran, karena semua
diragukan atau keraguan itukah yang dianggap sebagai kebenaran? Kebenran
pengetahuan dapat ditemukan secara terus-menerus sesuai dengan perkembangannya.
Untuk menemukan kebenaran pengetahuan dalam berfilsafat, salah satu landasannya
dalah aksiologi yang mengedepankan tataran nilai guna ilmu. Hal ini senada dengan
pendapat Erlina Hasan (2007:19) yang menjelaskan bahwaa doamain aksiologi
dipahami sebagai tatran yang mambahas nilai guna keilmuan, sehingga objek telah
aksiologi mencangkup penerapan pengetahuan, yang membahas sesuatu mulai dari
klasifikasinya, tujuan pengetahuan serta perkembangannya.
C. Landasan aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji nilai kebenaran, keindahan,
kebaikan, dan religious yang berasal dari nilai- nilai leluhur hidup manusia. Hakikat
nilai merupakan kualitas yang melekat dan menjadi ciri sesuatu yang sudah ada di
alam semesta dan dihubungkan dengan kehidupan manusia.
Harakhi nilai di kelompokkan menjadi empat tingkatan yakni:
1. Nilai kenikmatan, meliputi nilai-nilaiyang menyebabkan seseorang senang dan
mengenakkan secara jasmani.
2. Nilai kehidupan, meliputi nilai-nilai yang sangat penting untuk pribadi dalam
kehidupan di masyarakat.
3. Nilai Spritual, merupakan nilai kejiwaan yang tidak bergantung pada keadaan
jasmani yang meliputi kebenaran, keindahan dan kebaikan.

Landasan ontologi dan landasan epistemologi sangat mempengaruhi landasan


aksiologi esensialisme. Nilai etika merupakan hukum kosmos yang bersifat objektif,
dimana manusia harus bisa dianggap baik jika banyak berhubungan dan
melaksanakan hukum yang tersedia. Esensialisme beranggapan bahwa sikap, tingkah
laku dan eksperesi yang timbul dari perasaan dan yang memiliki hubungan terhadap
kualitas baik dan buruk. Pemikiran paham esensialisme sependapat dengan
pandangan realisme terkait dengan etika dimana semua pengetahuan manusia
terdapat pada keteraturan lingkup hidupnya. Dengan kata lain perilaku baik atau
buruknya manusia pada dasarnya mendapat pengaruh dari keturunan dan
lingkungannya. Perilaku manusia merupakan hasil kolaborasi yang muncul karena
adanya interaksi antara unsur-unsur pembawa hidup dan pengaruh lingkungan.
D. Cabang Aksiologi

Aksiologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang menekankan pembahasannya


di sekitar nilai guna atau manfaat suatu ilmu pengetahuan. Di antara kegunaan ilmu
pengetahuan adalah memberikan kemaslahatan dan berbagai kemudahan bagi
kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Aspek ini menjadi sangat penting dalam
proses pengembangan ilmu pengetahuan, sebab suatu cabang ilmu yang tidak
memiliki nilai aksiologis, maka cenderung mendatangkan kemudharatan bagi
kelangsungan hidup manusia. Bahkan tidak menutup kemungkinan ilmu yang
bersangakutan menjadi ancaman yang sangat berbahaya, baik bagi keberlangsungan
kehidupan sosial maupun keseimbangan alam.

Ketika kita mencoba mencermati arah pemikiran para ilmuan barat- meskipun tidak
semua mereka sependapat - bahwa orientasi pemikiran keilmuan dalam bidang
apapun harus bersifat bebas nilai (free values) sebab - menurut mereka – ilmu
pengetahuan yang disandarkan kepada nilai-nilai tertentu akan mengandung bias dan
bersifat tidak netral. Namun di sisi lain, sebagian mereka juga ikut merumuskan -
terutama kaum pragmatisme dan penganut filsataf moral/etika – bahwa setiap
rumusan baru dalam dunia ilmu pengetahuan akan diakui kebenarannya ketika ia
bersifat pragmatis (bernilai guna) bagi kehidupan sosial.

Ketika berpijak pada landasan Aksiologis, maka sesungguhnya suatu pernyataan


ilmiah atau proposisi dapat dianggap benar bila ia mangandung unsur aksiologis di
dalamnya, yaitu adanya nilai manfaat bagi kehidupan manusia. Bila ruh ilmu
pengetahuan itu sendiri menginginkan adanya nilai manfaat dari ilmu, maka
sesungguhnya pengamalan terhadap ilmu itu juga harus berlandaskan pada tat nilai
yang ada. Penghilangan terhadap unsur nilai manfaat (aksiologis) dari ilmu
pengetahuan dapat bermakna telah memperlemah posisi ilmu itu sendiri dari sudut
pandang filsafat ilmu pengetahuan.3

3
Lihat Shahih Muslim, juz II hal. 70 hadist nomor: 1631
E. Kegunaan Aksiologi
1. Aksiologi ilmu pendidikan Sebagai nilai kegunaan teoretis
a. Kegunaan bagi ilmu dan teknologi
Hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek dan
dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala kehidupan manusia. Pemahaman
tersebut secara potensial dapat dipergunakan untuk lebih mengembangkan
konsep-konsep ilmiah pendidikan, baik dalam arti meningkatkan mutu
(validitas dan signifikan) konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada,
maupun melahirkan atau menciptakan konsep-konsep baru, yang secara
langsung dan tidak langsung bersumber pada konsep-konsep ilmiah
pendidikan yang telah ada. Dengan kata lain, pemahaman terhadap konsep-
konsep ilmiah pendidikan secara potensial mempunyai nilai kegunaan untuk
mengembangkan isi dan metode ilmu pendidikan, mengembangkan mutu
profesional teoretikus dan praktisi pendidikan.
Rowntree dalam educational technologi in curuculum development antara lain
menyatakan bahwa: oleh karena teknologi pendidikan adalah seluas
pendidikan itu sendiri, maka teknologi pendidikan berkenaan dengan desain
dan evaluasi kurikulum dan pengalaman-pengalaman belajar, serta salah-
masalah pelaksanaan dan perbaikannya. Pada dasarnya teknologi pendidikan
adalah suatu pendekatan pemecahan masalah pendidikan secara rasional,
suatu cara berfikir skeptis dan sistematis tentang belajar dan mengajar.
b. Kegunaan bagi Filsafat
Konsep-konsep ilmiah yang dihasilkan oleh ilmu pendidikan, secara potensial
dapat mengundang berkembangnya kritik pendidikan, baik yang adatang dari
kalangan para pengamat pendidikan pada umumnya, maupun yang adatang
dari kalangan yang propesional pendidikan, yang termasuk di dalamnya para
ilmuwan pendidikan, para filosof pendidikan serta para pengelola dan
pengembang pendidikan.
2. Aksiologi ilmu pendidikan sebagai nilai kegunaan praktis
a. Kegunaan bagi Praktek pendidikan
Pemahaman tenaga kependidikan secara konprehensif dan sistematis turut
serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melakukan tugas-
tugas profesionalnya. Hal ini terjadi karena konsep-konsep ilmiah pendidikan
menerangkan prinsip-prinsip bagaimana orang melakukan pendidikan.
Penguasaan yang mantap terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan
memberikan pencerahan tentang bagaimana melakukan tugas-tugas
profesional pendidikan. Apabila hal ini terjadi, maka seorang tenaga
pendidikan akan dapat bekerja konsisiten dan efisien, karena dilandasi oleh
prinsip-prinsip pendidikan yang jelas terbaca dan kokoh. Tindakan-
tindakannya akan menunjukkan arah yang lebih jelas, dan bentuknya pun
tidak asal-asalan, tetapi lebih terpola yang dipilih berdasarkan pertimbangan
prinsip-prinsip pendidikan yang diyakini dan dianutnya.
b. Kegunaan bagi seni pendididkan
Disamping memberi kemungkinan berkembangnya teknologi pendidikan,
penerapan konsep-konsep ilmiah tenteng pendidikan dalam praktek, dapat
pula memberi peluang pada berkembangnya seni pendidikan. Sebuah kegiatan
pendidikan dikatakan sebuah seni pendidikan apabila kegiatan tersebut tidak
saja mencapai hasil yang di harapkan, tetapi proses pelaksanaanya dapat
memberi keasyikan dan kesenangan, baik bagi peserta didik maupun
pendidiknya.
Dalam kegiatan sebagai seni, berlangsungnya suatu proses hubungan sosial,
melibatkan emosi yang cukup mendalam dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini
mengandung arti bahwa penerapan konsep-konsep ilmiah pendidikan dalam
praktek pendidikan perlu memperhitungkan terpenuhinya kebutuhan
emosional, berupa rasa puas, rasa senang ataupun rasa yang sejenisnya. Hal
ini dapat dicapai hanya apabila dikemas dalam bentuk prosedur dan teknik-
teknik pendidikan yang manusiawi dalam arti memperhitungkan aspek
emosional. 4

4
Salam B. (1997), Logika material filsafat ilmu pengetahuan, jakarta: Rinekacipta
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata yunani yaitu axios yang berati sesuai atau
wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai.
Aksiologi ilmu (nilai) adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, yang
umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.
Kaitan antara aksiologi dengan filsafat ilmu adalah nilai itu bersifat objektif tapi kadang-
kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilaitidak tergantung pada subjek
atau kesadaran ysng menilai.
Aksiologi memberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di
pergunakan. Baimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah nilai.
Bagimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai. Bagaimana
kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan
norma-norma nilai.

B. KRITIK DAN SARAN


Mengenai isi serta Penulisan yang tertera di dalam makalah ini, tentunya pemakalah tak
akan luput dari kesalahan ini. Semoga kita semua mendapatkan hal positif yang
pemakalah sampaikan, serta mohon maaf jika ada kesalahan di dalam makalah yang
kami buat ini.
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan acuan dan semangat untuk mengkaji dan
membuat makalah yang semakin baik. Pembahsan makalah ini mungkn masih belum
sempurna. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan saran dan perbaikan dan pada
pembaca.

.
DAFTAR PUSTAKA

Uyoh sadulloh, pengantar filsafat pendidikan, bandung: Penerbit alfabeta,2007


Jujun S. sumantri. Filsafat ilmu: sebuah pengantar popular. Jakarta:, sinar harapan, 2005
Salam B. (1997), Logika material filsafat ilmu pengetahuan, jakarta: Rinekacipta
Lihat Shahih Muslim, juz II hal. 70 hadist nomor: 1631

Anda mungkin juga menyukai