2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah – Nya Penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Aksiologi Ilmu Pengetahuan, sebagai suatu
barang yang berguna dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Ibu Sari Henda Astuti, M.Pd., yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai penulis.
Kami sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai materi ini. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Apa yang di maksud dengan Aksiologi ?
2. Bagaimana Aksiologi dalam pandangan Islam ?
3. Apa saja perbedaan mendasar mengenai Aksiologi yang dikembangkan
oleh ilmuwan barat dan ilmuwan islam ?
4. Bagaimana pembagian konsep dalam Aksiologi ?
5. Bagaimana kaitannya Aksiologi dengan filsafat ilmu ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang kami peroleh dari pembahasan isi makalah ini
adalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengetahui. Jalaluddin mengutip pernyataan Van Puersen yang
menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu pengetahuan yang
terorganisir dengan rapi baik berkaitan dengan sistem maupun metode
tertentu dalam rangka menemukan hubungan antar berbagai fenomena
yang ada.
4
Adapun perbedaan pendapat tentang aksiologi dalam pandangan Barat
dan Islam adalah sebagai berikut :
1. Ilmuan Islam menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap
nilai-nilai baik secara ontologis (hakikat hidup) maupun aksiologis.
Dalam hal ini, ilmuwan Barat adalah menemukan pengetahuan dan
terserah pada orang lain untuk mempergunakannya, apakah ilmu
tersebut digunakan untuk tujuan baik atau untuk tujuan buruk.
2. Ilmuan Barat berpendapat bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai
hanyalah terbatas pada metafisika keilmuan, sedangkan dalam
penggunaannya ilmu terletak pada objek penelitian harus dilandaskan
pada asas-asas moral. Oleh karena itu, bahwa ilmu tidak ada yang
benar-benar bebas nilai, tetapi disangat tergantung kepada siapa dan
dokma yang diyakini. Sedangkan aksiologi Islam, memandang bahwa
ilmu itu berasal dari Allah Swt, sang maha pencipta (pemberi Nilai).
Karena nilai kebaikan dan keburukan itu sejatinya adalah dari tuhan
untuk manusia. Dan manusia yang akan memberikan nilai terhadap
prilaku dan perbuatan.
5
1) Khusus; aturan yang berlaku dalam bidang tertentu, dan
mengharuskan ketaatan bagi orang-orang yang berada di
lingkungan khusus tersebut.
2) Umum;
Etiket (prancis) atau kesopanan, hakikatnya kepatuhan.
Hukum merupakan himpunan petunjuk hidup yang
sanksinya bersifat mengikat dan memaksa.
Kebiasaan.
Moral merupakan baik buruknya perbuatan; sikap,
akhlak, budi pekerti, asusila.
A-moral : perilaku yang bebas dilakukan karna
tidak berhubungan dengan moral hukumnya
Mubah
Im-moral : tidak bermoral, tidak berakhlak,
hukumnya jahat
6
memberikan ajaran, melainkan memeriksa kebiasaan, nilai-nilai,
norma-norma dan pandangan-pandangan moral secara kritis.
Etika terbagi menjadi beberapa konsep diantaranya :
a. Hedonisme : sesuatu yang baik itu adalah yang mengandung
kenikmatan bagi kehidupan manusia. Dikembangkan oleh Epicurus
(341-217 SM).
b. Eudemonisme : kegiatan manusia yang orientasinya pada tujuan
dan tujuan akhirnya ialah mendapatkan kebahagiaan. Pandangan
ini berasal dari filsuf terkenal yaitu Aristoteles (384-322 SM).
c. Utilitarisme : bagaimana sesuatu itu diorientasikan kepada
kepentingan golongan terbanyak bukan pada sekelompok orang
tertentu. Jeremy Bentham (1748- 1832) dan John Stuart Mill
(1806-1873) the greatest happiness for the greatestn number.
d. Pragmatisme : sesuatu dikatakan benar apabila berguna atau
bermanfaat (utility) bagi kehidupan, tentu saja maksudnya adalah
kehidupan di dunia ini. Pelopor aliran pragmatisme adalah Charles
Sanders Pierce (1819-1914).
2) Estetic Expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan
keindahan yang menyangkut perasaan. Tidak semata-mata pada bentuk
atau kualitas objeknya, tetapi juga isi atau makna yang dikandungnya.
Dengan demikian sebuah estetika akan ditemukan dalam sisi lahirnya
maupun batinnya, bukan hanya sepihak.
3) Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan
melahirkan, filsafat sosial politik.
7
terikat oleh nilai-nilai yang ada. Sedangkan ilmu dikatakan bernilai karena
menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya kebenarannya objektif.
Oleh karena itu nilai tersebut masih diperdebatkan oleh para ilmuan.
Nilai ilmu terletak pada manfaat yang diberikannya sehingga manusia
dapat mencapai kemudahan dalam hidup. Sikap social yang mungkin
dilakukan ilmuwan sebagai cermin tanggung jawab social antara lain :
a) Menjelaskan semua permasalahan yang tidak diketahui masyarakat
dengan bahasa yang mudah dicerna.
b) Memengaruhi opini dalam rangka memunculkan masalah yang penting
untuk segera dipecahkan.
c) Meramalkan apa yang terjadi dengan sebuah fenomena.
d) Menemukan alternatif dari objek permasalahan yang menjadi pusat
perhatian.
e) Di bidang etika, ilmuan tidak hanya memberikan informasi tetapi juga
memberikan contoh
8
BAB III
PENUTUP
Lebih jauh, kajian ini ingin menelusuri axiologi ilmu dakwah. Kajian
tentang kebermanfaatan ilmu (aksiologis) ini salah satunya bertujuan ingin
memberikan dukungan terhadap proses kemajuan ilmu dakwah di antara ilmu-
ilmu lainnya. Memang tidak mudah untuk menentukan kriteria/ ukuran suatu ilmu
itu bermanfaat atau tidak. Namun demikian, tulisan ini mencoba memberikan
kriteria kebermanfaatan itu secara sederhana dalam perspektif ilmu dakwah.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.stital.ac.id/index.php/alibrah/article/download/80/60/,
diakses pada tanggal 20 April 2021.
iii