Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKSIOLOGI

Dosen Pembimbing:
Ahmad Fahim, S.Pd., ME.

Mata kuliah:
Filsafat Ilmu

Disusun oleh :
Kelompok 4

1. Figo Unggul Abda Alif (10)


2. Hikmatuz Zahwa (11)
3. Isnina Maulinda (12)

INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUDDIN


TAHUN PELAJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya yang bertema “AKSIOLOGI”.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Ahmad Fahim, S.Pd.,
ME. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami,
dengan ini kami bisa menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan aksiologi
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan oleh karna
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Gresik, Oktober 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1. Latar Belakang..............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3. Tujuan............................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................
2.1 Pengertian Aksiologi....................................................................................
2.2 Aspek-Aspek Aksiologi...............................................................................
2.3 Fungsi Aksiologi dalam Bidang Pendidikan................................................
2.4 Hubungan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu..................................................
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aksiologi adalah bagian dari filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang artinya nilai dan logos artinya
teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai dalam berbagai
bentuk.Dalam kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia tentang nilai-nilai khususnya etika.
Aksiologi menyangkut pembahasan masalah nilai kegunaan ilmu.
Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga
nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, dan bukan sebaliknya
menimbulkan bencana.
Ilmu termasuk sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena
dengan adanya ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi
secara praktis. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia seperti hal
memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah
kehidupan yang sulit lainnya. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa
merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, komunikasi, pendidikan,
dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu
manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan aksiologi?
2. Jelaskan aspek-aspek aksiologi?
3. Apakah fungsi aksiologi dalam bidang pendidikan?
4. Apa hubungan aksiologi dengan filsafat ilmu?

1
1.3 Tujuan
1. Makalah dibuat dengan tujuan salah satunya untuk memenuhi tugas
kuliah
2. Maksud dari penyusunan makalah ini adalah menjelaskan lebih detail
mengenai aksiologi
3. Tujuan penyusunan makalah ini untuk mengetahui tentang aksiologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aksiologi


Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu
“axios” yang berarti Nilai dan kata “logos” berarti ilmu atau teori.
Jadi,aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai. Dengan
kata lain, aksiologi adalah teori nilai. Aksiologi dalam Kamus Bahasa
Indonesia (1995:19) adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan
manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya.
Dalam Encyslopedia of philosophy dijelaskan aksiologi disamakan dengan
value and valuation :
1. Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak, Dalam pengertian yang
lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam
pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk
kewajiban, kebenaran dan kesucian.
2. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata
sebuah nilai atau nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada
sesuatu yang bernilai, seperti nilainya atau nilai dia.
3. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi
nilai atau dinilai.

Definisi Etika Menurut Para Ahli:


1. Menurut Suriasumantri mendefinisikan aksiologi adalah teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh.
2. Menurut Wibosono aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur
kebenaran, etika, dan moral sebagai dasar normative penelitian dan
panggilan, serta penerapan ilmu.
3. Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal
utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan begian filsafat nilai dan

3
penilaian yang membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah
bagian filsafat nilai dan penilaian mengandung karya manusia dari sudut
indah dan jelek.
4. Menurut Bramel aksiologi terbagi tiga bagian yaitu sebagai berikut :
1. Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin
khusus yaitu etika.
2. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan
keindahan.
3. Socio-political lifa, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan
melahirkan filsafta sosial politik
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Aksiologi
merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
di peroleh bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai sebagai tolak
ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normatif penelitian dan
penggalian, serta penerapan ilmu.

2.2 Aspek-Aspek Aksiologi


Aspek aksiologis dari filsafat membahas tentang masalah nilai atau moral
yang berlaku di kehidupan manusia. Dari aksiologi, secara garis besar muncul
dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia, yaitu etika
dan estetika.
Mengapa dalam filsafat ada pandangan yang mengatakan nilai sangatlah
penting, itu karena filsafat sebagai filosofi kehidupan mengajarkan nilai-nilai
yang ada dalam kehidupan yang berfungsi sebagai pengontrol sifat keilmuan
manusia. Teori nilai ini sama halnya dengan agama yang menjadi pedoman
kehidupan manusia.
Aspek-aspek aksiologi meliputi:
1. Etika
Etika merupakan salah satu cabang ilmu fisafat yang membahas
moralitas nilai baik dan buruk, etika bisa di definisikan sebagai nilai-nilai
atau norma-norma yang menjadi pegangan manusia atau masyarakat yang
mengatur tingkah lakunya.

4
Etika berasal dari dua kata ethos yang berarti sifat, watak, kebiasaan,
ethikos berarti susila, keadaban atau kelakuan dan perbuatan yang baik.
Dalam istilah lain dinamakan moral yang berasal dari bahasa latin mores,
jamak dari mos yang berarti adat, kebiasaan. Dalam bahasa arab disebut
akhlak yang berarti budi pekerti dan dalam bahasa Indonesia dinamakan
tata susila.
Ada berbagai pembagian etika yang dibuat oleh para ahli etika,
beberapa ahli membagi ke dalam dua bagian, yaitu etika deskriptif dan
etika normatif, ada juga yang menambahkan yaitu etika metaetika.
a. Etika deskriptif
Etika deskriptif adalah cara melukiskan tingkah laku moral dalam
arti luas seperti: adat kebiasaan, anggapan tentang baik atau buruk,
tindakan yang di perbolehkan atau tidak. Etika deskriptif mempelajari
moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan atau sub-kultur
tertentu. Oleh karena itu, etika deskriptif ini tidak memberikan
penilaian apapun, ia hanya memaparkan. Etika deskriptif lebih bersifat
netral. Misalnya, penggambaran tentang adat mangayau kepala pada
suku primitive.
Etika deskriptif dibagi ke dalam dua bagian:
1. Sejarah moral, yang meneliti cita-cita, norma-norma yang pernah
di berlakukan dalam kehidupan manusia pada kurun waktu dan
suatu tempat tertentu atau dalam suatu lingkungan besar yang
mencakup beberapa bangsa.
2. Fenomenologi moral, yang berupaya menemukan arti dan makna
moralitas dari berbagai fenomena moral yang ada.

b. Etika Normatif
Etika normatif mendasarkan pendiriannya atas norma.
mempersoalkan norma yang diterima seseorang atau masyarakat
secara lebih kritis. Ia bisa mempersoalkan apakah norma itu benar
atau tidak. Etika normatif berarti sistem-sistem yang dimaksudkan

5
untuk memberikan petunjuk atau penuntun dalam mengambil
keputusan yang menyangkut baik atau buruk.
Etika normatif kerap kali juga disebut filsafat moral atau juga
disebut etika filsafati. Etika normatif dapat dibagi kedalam dua teori,
yaitu: teori nilai dan teori keharusan. Teori nilai mempersoalkan sifat
kebaikan, sedangkan teori keharusan membahas tingkah laku.
Adapula yang membagi etika normatif kedalam dua golongan
sebagai berikut:
1. Konsekuensialis, berpendapat bahwa moralitas suatu tindakan
ditentukan oleh konsekuensinya.
2. Deontologi, merupakan pendekatan etika yang berfokus pada
kebenaran atau kesalahan dari tindakan itu sendiri, yang
bertentangan dengan kebenaran atau salahnya konsekuensi dari
tindakan tersebut. Artinya suatu keputusan harus dibuat dengan
mempertimbangkan faktor kewajiban dan hak-hak lainnya.
c. Metaetika
Metaetika merupakan hasil kajian dari etika deskriptif dengan etika
normatif, menjelaskan tentang ciri-ciri serta istilah yang berkaitan
dengan dengan tindakan bermoral atau sebaliknya seperti kebaikan,
kejahatan, tanggung jawab dan kewajiban. Penjelasan lain
menyatakan metaetika mempertanyakan makna yang di kandung oleh
istilah-istilah kesusilaan yang dipakai untuk membuat tanggapan-
tanggapan kesusilaan.Metaetika merupakan suatu bentuk analitik yang
berkaitan dengan menganalisis semua peraturan yang berkaitan
dengan tingkah laku baik dan jahat. Kritikal yang berkaitan dengan
mengkritik terhadapa apa-apa yang telah di analisis. Metaetika
mengkaji asal prinsip-prinsip etika dan penggunaannya

2. Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang mempersoalkan seni dan
keindahan. Istilah estetika berasal dari kata Yunai yang mempunyai arti
aesthesis, yang berati pencerapan indrawi, pemahaman intelektual, atau

6
bisa juga berati pengamatan spiritual. Istilah art berasal dari kata latin ars,
yang berarti seni, keterampilan, ilmu, atau kecakapan.
Estetika adalah cabang filsafat yang memberikan perhatian pada sifat
keindahan, seni, rasa, atau selera, kreasi, dan apresiasi tentang keindahan.
Secara ilmiahnya, ia didefinisikan sebagai studi tentang nilai-nilai yang
dihasilkan dari emosi-sensorik yang kadang dinamakan nilai
sentimentalitas atau cita rasa atau selera. Secara luasnya, estetika
didefinisikan sebagai refleksi kritis tentang seni, budaya, dan alam.
Estetika dikaitkan dengan aksiologi sebagai cabang filsafat dan juga
diasosiasikan dengan filsafat seni.
Estetika dapat dibagi kedalam dua bagian, yang pertama estetika
deskriptif, Estetika ini menguraikan dan melukiskan fenomena-fenomena
pengalaman keindahan. Kedua Estetika normative, estetika ini
mempersoalkan dan menyelidiki hakikat, dasar, dan ukuran pengalaman
keindahan. Adapula yang membagi estetika kedalam filsafat seni
(philosophy of art) dan filsafat keindahan (philosophy of beauty). Filsafat
seni mempersoalkan status ontologis dari karya-karya seni dan
memepertanyakan pengetahuan apakah yang dihasilkan oleh seni serta
apakah yang dapat diberikan oleh seni untuk menghubungkan manusia
dengan realitas. Filsafat keindahan membahas apakah keindahan itu ada
apakah nilai indah itu objektif atau subjektif.

2.3 Fungsi Aksiologi dalam Bidang Pendidikan


1. Aksiologi Ilmu Pendidikan sebagai Nilai Kegunaan Praktis
a. Kegunaan bagi praktek pendidikan
Pemahaman tenaga kependidikan secara komprehensif dan
sistematis turut serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri
dalam melakukan tugas-tugas profesionalnya. Hal ini terjadi karena
konsep-konsep ilmiah pendidikan menerangkan prinsip-prinsip
bagaimana orang melakukan pendidikan. Penguasaan yang mantap
terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan memberikan pencerahan
tentang bagaimana melakukan tugas-tugas profesional pendidikan.

7
Apabila hal ini terjadi, maka seorang tenaga pendidikan akan dapat
bekerja konsisten dan efisien, karena dilandasi oleh prinsip-prinsip
pendidikan yang jelas terbaca dan kokoh.

b. Kegunaan bagi seni pendidikan


Disamping memberi kemungkinan berkembangnya teknologi
pendidikan, penerapan konsep-konsep ilmiah tentang pendidikan
dalam praktek, dapat pula memberi peluang pada berkembangnya seni
pendidikan. Sebuah kegiatan pendidikan dikatakan sebuah seni
pendidikan apabila kegiatan tersebut tidak saja mencapai hasil yang
diharapkan, tetapi proses pelaksanaanya dapat memberi keasyikan dan
kesenangan, baik bagi peserta didik maupun pendidiknya. Dalam
kegiatan sebagai seni, berlangsungnya suatu proses hubungan sosial
melibatkan emosi yang cukup mendalam dan nilai-nilai kemanusiaan.
Hal ini mengandung arti bahwa penerapan konsep-konsep ilmiah
pendidikan dalam praktek pendidikan perlu memperhitungkan
terpenuhinya kebutuhan emosional, berupa rasa puas, rasa senang
ataupun rasa yang sejenisnya.

2. Aksiologi Pendidikan dalam Pendidikan Islam


Ajaran Islam merupakan perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup
secara Islami, sesuai dengan tuntunan Allah SWT yang telah tercatat
dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Aksiologi
Pendidikan Islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan
dicapai dalam pendidikan Islam. Sedangkan tujuan pendidikan
Islam menurut Abuddin Nata adalah untuk mewujudkan manusia yang
shaleh dan shalehah, taat beribadah dan gemar beramal untuk tujuan
akhirat. Nilai-nilai tersebut harus dimuat dalam kurikulum pendidikan
Islam, diantaranya:
a. Mengandung petunjuk Akhlak
b. Mengandung upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia
dibumidan kebahagiaan di akherat.

8
c. Mengandung usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.
d. Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan
kehidupan dunia dan akhirat

2.4 Hubungan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu


Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat
objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-
nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur
suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan
penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat
individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi
subjektif, apabila subjek berperan dalam memberi penilaian; kesadaran
manusia menjadi tolak ukur penilaian.
Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai
pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan
mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang. Bagaimana
dengan objektivitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan diterima oleh
berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif. Salah satu faktor yang
membedakan antara peryataan ilmiah dengan anggapan umum ialah terletak
pada objektifitasnya.
Seorang ilmuan harus melihat realitas empiris dengan mengesampingkan
kesadaran yang bersifat idiologis, agama dan budaya. Seorang ilmuan
haruslah bebas dalam menentukan topik penelitiannya, bebas melakukan
eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia hanya tertuju
kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan
baik. Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terikat
pada nilai subjektif .

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aksiologi adalah bagian dari filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang artinya nilai dan logos artinya
teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai dalam berbagai
bentuk.Dalam kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia tentang nilai-nilai khususnya etika.
Aspek aksiologis dari filsafat membahas tentang masalah nilai atau moral
yang berlaku di kehidupan manusia. Dari aksiologi, secara garis besar muncul
dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia, yaitu etika
dan estetika.
Fungsi aksiologi dibidang pendidikan, pertama aksiologi ilmu pendidikan
sebagai Nilai Kegunaan Praktis, yang meliputi Kegunaan bagi praktek
pendidikan dan kegunaan dalam seni pendidikan. Kedua aksiologi
pendidikan dalam pendidikan islam.
Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat
objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-
nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur
suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan
penilaian.

3.2 Saran
Dalam melakukan dan membuat makalah ini sebaiknya dilakukan dengan
teliti dan sungguh-sungguh, untuk mencari dan mendapatkan bahan makalah
yang baik dan sesuai dengan judul makalah
Untuk para pembaca, semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan
untuk menambah wawasan, dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
yang membutuhkan saran dan kritik agar lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://danikhoiruddin1998.blogspot.com/2017/12/contoh-makalah-aksiologi-part-
5.html?m=1 (diakses pada hari Kamis, 15 Oktober 2020 pukul 19.00)

http://blognyasharing.blogspot.com/2015/06/makalah-filsafat-ilmu-aksiologi-
filsafat.html?m=1 (diakses pada hari jumat, 16 Oktober 2020 pukul 20.00)

http://blognyasharing.blogspot.com/2015/06/makalah-filsafat-ilmu-aksiologi-
filsafat.html?m=1 (diakses pada hari senin, 19 Oktober 2020 pukul 08.00)

11

Anda mungkin juga menyukai