Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA DAN ESTETIKA DALAM ILMU PENGETAHUAN


Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
Aan Anshorullah (41182911210077)
Ajeng Dwi Andini (41182911210085)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM 45

BEKASI

2022
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalh ini dalam
bentuk maupun isi yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapt dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan. Baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak saangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikkan ucapan terimakasih


yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka


memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.

Penulis

Juli 2022

i
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB 1..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................4
BAB 2..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Pengertian Aksiologis........................................................................................5
2.2 Pengertian Estetika............................................................................................9
2.3 Etika Keilmuan dan Etika Ilmiah........................................................................9
BAB 3................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Filsafat kerap kali dipandang sebagai ilmu yang abstrak, padahal filsafat ini
dekat sekali dengan kehidupan manusia. seperti etika dan estetika.

Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis. Etika tidak
memberikan ajaran melainkan memeriksa kebiasaan, nilai, norma, dan pandangan
moral secara kritis. Etika mengacu kepada perbuatan dan tingkah laku manusia.
Sedangkan estetika cabang filsafat yang berbicara tentang keindahan seperti
keindahan jasmani dan keindahan rohani, keindahan alam dan keindahan seni.

Etika dan estetika akan menentukan bagaimana sikap atau tingkah laku
baik, buruk, indah seorang manusia. Maka dari itu filsafar tidak akan terpisah dari
kehidupan manusia.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aksiologi?
2. Apa pengertian Etika?
3. Apa pengertian Estetika?

2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian aksiologi
2. Untuk mengetahui pengertian etika.
3. Untuk mengetahui pengertian estetika

3
1.4 Manfaat Penulisan

4
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aksiologis
Istilah aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai,
dan logos yang berarti ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Nilai yang
dimaksud sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan
tentang apa yang dinilai.1 Dalam Aksiologi, ada dua penilain yang umum
digunakan, yaitu etika dan estetika.
Landasan Aksiologi Ilmu

Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang di dalam dirinya memiliki


karakteristik kritis, rasional, logis, objektif dan terbuka.Hal ini merupakan suatu
keharusan bagi seorang ilmuwan untuk melakukannya. Namun selain itu juga
masalah yang mendasar yang dihadapi ilmuwan setelah ia membangun suatu
bangunan yang kokoh kuat adalah masalah kegunaan ilmu bagi kehidupan
manusia. Memang tak dapat disangkal bahwa ilmu telah membawa manusia
kearah perubahan yang cukup besar.akan tetapi dapatkah ilmu yang kokoh, kuat,
dan mendasar itu menjadi penyelamat manusia bukan sebaliknya. Di sinilah letak
tanggungjawab seorang ilmuwan.2

Pengertian Etika

Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani, yakni ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Secara teriminologi, etika adalah cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan
baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia, yaitu yang
menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan, kata-kata dan sebagainya.3

1
Susanto, Filsafat Ilmu : suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis : (Jakarta: PT
BUMI AKSARA,2011)hl.116
2
Abbas Hamami, “Etika Keilmuan”, dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat Ilmu, Yogyakarta:
Liberty, 1996, h. 155
3
Surajino,Ilmu Filsafat suatu pengantar : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2014)hl.88

5
Menurut Conny R. Semiawan (2005: 158) menjelaskan tentang etika itu
sebagai: “the study of the nature of morality and judgement”, kajian tentang
hakikat moral dan keputusan (kegiatan menilai). Selanjutnya Semiawan
menerangkan bahwa atika sebagai prinsip atau standar prilaku manusia, yang
kadang-kadang disebut dengan “moral”.4

Makna etika terdapat dua bentuk arti, pertama, etika merupakan suatu
perkumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan
manusia. kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-
hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lain.

Dari pengertian diatas dapat disederhanakan bahwa etika itu ialah sebuah
kajian yang membicarakan atau mengarah kepada nilai tingkah laku atau
perbuatan seorang manusia. Meliputi bagaimana caranya agar dapat hidup lebih
baik dengan cara menghindari keburukan.

Etika dapat dibagi menjadi etika deskriptif dan etika normatif. Etika
deskriptif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa adanya, tidak
memberi penilaian, tidak memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Adapun
etika normatif sudah memberikan penilaian mana yang baik dan mana yang
buruk, mana yang harus dikejakan mana yang tidak. Etika normatif dapat dibagi
menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum membicarakan prinsip-prinsip
umum, seperti apakah nilai, motivasi suatu perbuatan, dan sebagainya. Etika
khusus adalah pelaksanaan dari prinsip-prinsip umum, seperti etika pergaulan,
etika dalam perkerjaan, dan sebagainya. Pembagian etika lainnya adalah etika
individual dan etika sosial.5

Moral berasal dari kata Latin Mos jamaknya Mores yang berarti adat atau
cara hidup. Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada
sedikit perbedaan.

4
Susanto, Filsafat Ilmu : suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis :
(Jakarta: PT BUMI AKSARA,2011)hl.118
5
Surajino,Ilmu Filsafat suatu pengantar : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2014)hl.88

6
Etika pada umumnya diidentikkan dengan moral (atau moralitas). Namun,
meskipun sama terkait dengan baik buruknya tindakan manusia, etika dan moral
memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat, jika moral lebih condong kepada
pengertian “nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri”, maka
etika berarti “ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk”. Jadi, bisa
dikatakan, etika berfungsi sebagai teori dari perbuatan baik dan buruk (ethics atau
‘ilm al-akhlaq), dan moral (akhlaq) adalah praktiknya. Dalam disiplin filsafat,
terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.

Ajaran moral adalah ajaran, khotbah, atau peraturan, apakah lisan atau
tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi
manusia yang baik. Sumber langsung ajaran moral adalah berbagai orang dalam
kedudukan yang berwenang, seperti orang tua dan guru, para pemuka masyarakat
dan agama.

Etika pada hakikatnya mengamati moral secara kritis. Etika tidak


memberikan ajaran melainkan memeriksa kebiasaan, nilai, norma, dan
pandangan-pandangan moral secara kritis.

Tindakan manusia ini ditentukan olah bermacam-macam norma. Dalam hal


ini, kepribadian yang merupakan cerminan watak dan tingkah laku seseorang
dapat berpengaruh terhadap etika orang tersebut di masyarakat. Artinya, nilai-nilai
yang telah diterima oleh seseorang akan menentukan corak kepribadian orang
tersebut. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral.

Prinsip Dasar Etika Islam

Agama adalah sumber nilai-nilai etika yang tak pernah kering, karena
agama melihat hakikat manusia pada perbuatan baiknya.Dalam agama, tinggi
rendah seseorang tidak ditentukan oleh harga, ilmu ataupun kekuasaan, tetapi
ditentukan sepenuhnya oleh perbuatan baik atau taqwanya dan seberapa jauh
nilai-nilai etika menjiwai dan mewarnai segala tindakannya. Oleh karena agama
untuk manusia, dengan sendirinya etika menjadi salah satu ajaran yang amat
penting dalam agama apapun, dan dari sudut pandangan etika, rasanya semua

7
agama sepakat mempunyai pandangan yang sama, semua agama memerintahkan
pemeluknya berbuat baik dan melarang berbuat jahat.

Peran dan Fungsi Etika

Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya yaitu:

1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat mengemukakan penilaian


tentang perilaku manusia
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau
kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai
mahasiswa
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang
kita hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam
menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan
etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

8
2.2 Pengertian Estetika
Estetika dari kata Yunani Aesthesis atau pengamatan adalah cabang filsafat
yang berbicara tentang keindahan. Objek dari estetika adalah pengamalan akan
keindahan. Dalam estetika yang dicari adalah hakikat dari keindahan, bentuk-
bentuk pengalaman keindahan (seperti keindahan jasmani dan keindahan rohani,
keindahan alam dan keindahan seni), diselidiki emosi manusia sebagai reaksi
terhadap yang indah, agung, tragis, bagus, mengharukan, dan sebagainya.6

2.3 Etika Keilmuan dan Etika Ilmiah


Tidak dapat dielakkan lagi bahwa ilmu dan teknologi telah banyak
membantu manusia dalam pengertian yang sangat luas,tetapi juga tidak dapat
diabaikan begitu saja adanya dampak negatif. Dalam hal ini manusia tidak
seharusnya menjadi budak teknologi, tetapi ilmu dan teknologi yang harus berada
di tangan manusia atau di bawah kendali manusia. Dengan demikian iIlmu dan
teknologi dapat dikembangkan oleh dan bagi manusia untuk kepentingan
kesejahteraan manusia. Dalam pandangan AGM Van Nelsen, ilmu dikembangkan
pada mulanya sebagai teori yaitu untuk mendalami pengertian diri manusia dan
alam sekitar, sehingga manusia sampai pada inti dirinya.
Pada tahap ini ilmu manusia lebih bersifat mendeskrispsikan realitas. Ilmu
pengetahuan dimaksudkan agar manusia mampu menjadi manusia yang sungguh-
sungguh menyadari diri dan kedudukannya yang unik dalam kosmos.31 Dalam
hal ini problemetis ilmu pengetahuan adalah menyangkut adanya
keteganganketegangan antara realitas yang ada (das sein) dan relitas yang
seharusnya ada (dassolen).7

Etika Ilmiah
6
Surajino,Ilmu Filsafat suatu pengantar : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2014)hl.101
7
Ibid., h. 72.

9
Ilmu filsafat terbagi atas dua kelompok cabang yaitu filsfat teoritis dan
filsafat praktis. kelompok pertama mempertanyakan segala sesuatu yang ada,
sedangkan kelompok kedua membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa
yang ada tersebut. filsafat teoritis mempertanyakan dan berusaha mencari jawaban
tentang segala sesuatu, misalnya manusia, alam, hakikat realitas sebagai
keseluruhan, tentang pengetahuan, tentang apa yang kitaketahui, tentang yang
transenden, dan sebagainya. dalam hal ini filsafat teoritis pun mempunyai maksud
dan berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis, karena pemahaman yang dicari
untuk menggerakkan kehidupan.'tika termasuk kelompok filsfat praktis, Rasyidi
2011 menyatakan bahwa etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

a. etika secara umum merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar


tentang ajaran-ajaran dan pandangan&pandangan moral. Etika
berkaitan erat dengan berbagaimasalah-masalah predikat nilai susila
dan tidak susila baik dan buruk.
b. etika khusus adalah bagaimana seseorang harus bertindak dalam
bidang atau masalahtertentu, dan bidang itu perlu ditata agar mampu
menunjang pencapai kebaikan hidupmanusia sebagai manusia

etika ilmiah merupakan nilai&nilai yang dipatuhi dan diikuti dalam dunia ilmiah
dan penelitian. Nilai-nilai ilmiah dalam masyarakat perlu dibangun guna
membenahi cara berfikir masyarakat terutama dunia ilmiah. Para ahli membuat
cara dalam melakukan penelitiansecara ilmiah menggunakan nilai&nilai yang
berkarakter (syamsi, 2011)

10
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aksiologi berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai atau sesuatu
yang berharga, logos artinya akal, teori. Aksiologi merupakan salah satu cabang
filsafat yang membahas tentang nilai (value).

Etika pada umumnya diidentikkan dengan moral (atau moralitas). Namun,


meskipun sama terkait dengan baik buruknya tindakan manusia, etika dan moral
memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat, jika moral lebih condong kepada
pengertian “nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri”, maka
etika berarti “ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk”. Jadi, bisa
dikatakan, etika berfungsi sebagai teori dari perbuatan baik dan buruk (ethics atau
‘ilm al-akhlaq), dan moral (akhlaq) adalah praktiknya. Dalam disiplin filsafat,
terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.

Estetika berasal dari kata aistheton atau aisthetikos, yang dalam bahasa
Yunani Kuno berarti persepsi atau kemampuan mencerap sesuatu secara indrawi.
Menurut plato, keindahan adalah realitas yang sebenarnya dan tidak pernah
berubah-ubah. Bagi Plato , keindahan itu merupakan pancaran akal ilahi. Bila
yang hakikat ilahi itu menyatakan dirinya atau memancarkan sinarnya pada, atau
dalam realitas penuh, maka itulah keindahan Akhlak dan moral merupakan suatu
hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan. Karenanya barang siapa yang
bertambah ilmunya tetapi moralnya tidak bertambah, maka dia semakin jauh dari
Tuhannya.

11
3.2 Saran

12
DAFTAR PUSTAKA
(hal. Susanto, Filsafat Ilmu : suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis, dan
aksiologis : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2011)hl.116)

(hal. Abbas Hamami, “Etika Keilmuan”, dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat Ilmu,
Yogyakarta: Liberty, 1996, h. 155)

(hal. Surajino,Ilmu Filsafat suatu pengantar : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2014)hl.88)

(Susanto, Filsafat Ilmu : suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis, dan
aksiologis : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2011)hl.118)

( Surajino,Ilmu Filsafat suatu pengantar : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2014)hl.88)

(Surajino,Ilmu Filsafat suatu pengantar : (Jakarta: PT BUMI AKSARA,2014)hl.101)

13

Anda mungkin juga menyukai