Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH LITERATUR

“MEMBANGUN ETIKA DAN MORAL DI ERA 4.0”

Dosen Pengampuh :
Pdt.Stendy Sella,S.Pd.,M.Th

Disusun Oleh :

MARSTELLA TUMUNDO
2314201177

Makalah literatur ini disusun untuk memenui project ujian tengah semester pada
mata kuliah agama kristen semester satu

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS


PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME atas rahmat dan karunianya saya telah
menyelesaikan makalah yang berjudul “Membangun Etika Dan Moral Di Era 4.0”
dengan baik dan sebagaiaman mestinya.
Makalah ini berisi tentang bagaimana membangun etika dan moral di era 4.0.
Makalah literatur ini disusun guna memenuhi project tengah semester satu oleh
dosen pengampuh Pdt.Stendy Sella,S.Pd.,M.Th pada mata kuliah Agama Kristen.
Saya berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
bagaimana membangun etika dan moral bangsa, masyarakat, maupun lingkungan
sekitar di era 4.0.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Pdt.Stendy Sella,S.Pd.,M.Th yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dalam perkuliahan.
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semakin
produktif dan kritis dalam hal yang saya tempuh. Sekian, terimakasih.

Manado, November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….…i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………..………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….…….1
1.3 Tujuan Penulisan………………..……………………………………..2
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………..…2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………....3
2.1 Pengertian Etika Dan Moral…………………………………………...3
2.2 Etika Dan Moral Dalam Kekristenan…………………………………4
2.3 Tantangan Dan Peluang Era 4.0………………………………………4
2.4 Pentingnya Etika Dan Moral Di Era 4.0……………………………...5
BAB III PENUTUP………………………………………………………………6
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………6
3.1 Saran…………………………………………………………….……..6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….……....7
LAMPIRAN………………………………………………………………………8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak dan moral (Febrian & Fadly, 2021b).
Menurut K. Bertens dikutip dari, pengertian etika, yakni:
a. Etika adalah nilai moral dan norma yang menjadi pedoman, baik bagi
suatu individu maupun suatu kelompok, dalam mengatur tindakan
atau perilaku.
b. Etika berarti ilmu mengenai baik dan buruknya manusia (moral).
c. Kemudian, etika juga diartikan sebagai kumpulan nilai moral dan asas
(kode etik).
Dalam pandangan filsafat, etika bertujuan untuk mendapatkan sebuah ide
yang sama untuk semua manusia pada setiap latar, alur tentang ukuran
tingkah laku baik atau buruk sejauh logika manusia (Ipandang, 2017).
Setiap orang pasti memandang kritis soal moralnya, tetapi kebanyakan
ayoritas orang juga tidak memandang kritis moralnya sendiri. Hampir senada
pendapat ini menurut Prof. Drs.Sumarjo Wreksosuhardjo dalam bukunya
dengan judul “Pancasila Sebagai Etika Politik”, pada halaman pertama
menyatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang membicarakan masalah
perilaku atau perbuatan manusia untuk dinilai dari segi baik-buruknya.
Studi filosofik atas manusia sebagai keutuhan menimbulkan cabang filsafat
yang dinamakan manusia atau philosophical anthropology (Suyatno, 2012).
Kata moral berasal dari latin mores yang artinya kebiasaan-kebiasaan, adapt
istiadat yang kemudian berarti kaedah-kaedah tingkah laku. Seseorang
(individu) yang tingkah lakunya menaati kaedah-kaedah yang berlaku dalam
masyarakat disebut baik secara moral, dan jika sebaliknya jika tidak baik
adalah amoral (immoral) (L. Pramuda. 1995:15).
Sebagai salah satu tokoh adalah Hans Kelsen sangat terpengaruh pandangan
Immanuel Kant (Dardji Darmodihardjo, 1976), Kant menjelaskan antara
legalitas (norma hukum) dan moralitas. Legalitas adalah perbuatan baik yang
tidak dilakukan untuk memenuhi hukum moral, sedangkan moralitas adalah
tindakan yang dilakukan sesuai dengan hati nurani, atau tindakan moral,
menurut Kant (Luthan, 2012). Nilai moral baru diperoleh di dalam moralitas
yang dimaksud Kant tentang moralitas adalah kesesuaian dari sikap serta
perbuatan menurut aspek logis manusia. Pengertian moral sering disamakan
dengan susila. Jadi moralitas disamakan dengan kesusilaan. Moral jauh lebih
luas dari pada susila, moral merupakan hasil penilaian tentang baik serta
buruk seseorang atau kepada suatu kelompok masyarakat yang mengartikan
bahwa penilaian disini merupakan suatu tindakan terhadap seseorang atau
masyarakat (Suyatno, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


Melihat latar belakang diatas, maka dirumuskan sebuah masalah yaitu ;
Apa itu etika dan moral dan bagaimana membangun etika dan moraldi era 4.0
?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mengerti apa itu etika dan moral dan
tantangan serta peluang era 4.0
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa memahami dan dapat membaca tantngan serta peluang
dalam era 4.0

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Institusi/kampus
Menambah bahan ajar atau bahan referensi dalam perpustakaan
1.4.2 Mahasiswa
Menambah wawasan pengetahuan, bahan referensi, dan daya kreatifitas
mahasiswa, serta menyelesaikan tugas mata kuliah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Dan Moral


“Etika” berasal dari bahasa Yunani dari kata “Ethos” yang artinya kebiasaan,
perilaku, kelakuan, dan etika merupakan ilmu pengetahuan filsafat tentang
perilaku manusia, dapat disebut ilmu kesusilaan atau ilmu akhlak (Listyo
Sukamto, 1994). Mengenai manusia, apabila ditinjau secara filosofik aspek
kognitif/ rasionalitasnya menimbulkan cabang filsafat yang dinamakan
epistimologi dan logika, apabila ditinjau secara filosofik aspek
emosionalitasnya menimbulkan cabang filsafat yang dinamakan estetika, dan
apabila ditinjau secara filosofik aspek konasi atau kemauannya menimbulkan
cabang filsafat yang dinamakan etika. Jadi persoalan etika itu adalah
persoalan kemauan manusia.
Orang yang sanggup berbuat kebaikan atau tidak itu erat kaitannya dengan
masalah kemauan, sedangkan orang yang kemauannya kuat cenderung tidak
melakukan hal-hal yang mengandung kebaikan itu memerlukan perjuangan,
maka dari tanpa adanya kemauan untuk berjuang sebagai seorang manusia
(sebagai warga negara) tidak akan melaksanakan sesuatu yang berkaitan
dengan segi kemanusiaan, dan karena etika melakukan pemikiran kritis
tentang moral, maka dapat dikatakan bahwa moral adalah bagian dari cabang
filsafat yang bernama etika itu sedangkan untuk pengkaji moral, etika selalu
mendudukkan dirinya pada sudut yang netral. Ia tidak akan berpihak pada
salah satu tipe moral kendati pun demikian etika akan berusaha menerangkan
karakteristik tiap-tiap moral yang dikajinya, dan selanjutnya terserah kepada
masing-masing individu atau pihak masyarakat tertentu untuk memilihnya
(Suyatno, 2012).
Etika dapat dikatakan sebagai perangai atau tingkah laku seseorang dan etika
sangat penting sehingga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan manusia (P Nafisah, 2022).
Etika dengan sendirinya merupakan teori yang berkaitan tentang perbuatan
manusia yang ditimbang menurut perbuatan manusia baik dan buruknya.
Etika dikelompokan menjadi tiga yaitu :
1. Etika hedonistic
Etika mengarahkan suatu keperluan untuk kesenangan umat mausia
2. Etika ultiralistik
Etika ini mengoreksi dengan menambahkan bahwa kesenagan atau
kebahagiaan, dihasilkan oleh suatu etika baik yng merupakan kebahagiaan
semua orang.
3. Etika deontologist
Etika memandang sumber bagi perbuatan dan etika adalah rasa kewajiban.
Moral dalam bahasa Latin mores adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai
positif (Febrian & Fadly, 2021a). Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya (Agustina et al., 2020). Sehingga moral
adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia (Novita et al., 2020).
Sekarang merupakan zaman globalisasi dimana remaja harus diselamatkan
dari globalisasi, karena ibaratnya kebebasan dari segala aspek sehingga
banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara tidak
cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan pergaulan bebas
terkhususnya yang sedang trend sekarang yaitu seks bebas itu tidak cocok
dengan kebudayaan kita.

2.2 Etika Dan Moral Dalam Kekristenan


Menurut Dag Heward-Mills, 2015 dikutip dari jurnal sosial dan humaniora
silalahi, barus, ndururu, dan wira menjelaskan bahwa etika Kristen
merupakan petunjuk atau ide yang menolong orang Kristen untuk
mempraktekan nilai-nilai iman Kristen. Sedangkan (Fletcher, 2007)
menjelaskan bahwa etika kristen mengajarkan kita harus menjadikan Allah
sebagai pusat dan teladan dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan.
Senada dengan Fletcher, Wogaman, 1993 berpendapat juga bahwa etika
kristen merupakan cara hidup rukun orang Kristen yang mempraktekkan
kasih tanpa terfokus pada materi dan dengan meneladani Kristus.
Menurut Ramsey (1950) dikutip dari jurnal sosial dan humaniora silalahi,
barus, ndururu, dan wira menjelaskan bahwa etika kristen merupakan
perbuatan yang dikehendaki oleh Allah, yang didasarkan pada nilai-nilai yang
sesuai dengan sifat Allah, sehingga orang Kristen melalukan perbuatan baik
dan sebagai tanggapan atas keselamatan yang dianugerahkan Allah. Lebih
lanjut lagi dijelaskan oleh Mealey, (2009) bahwa etika kristen merupakan
cara berperilaku atau bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran dalam Alkitab
dan memiliki tujuan untuk berperilaku yang berbeda dengan orang yang
belum percaya, seperti bertindak jujur dalam segala hal. Dalam hal ini,
termasuk etika atau prilaku mahasiswa harus sesuai dengan nilai-nilai
Alkitabiah, salah satu contoh juga etika atau prilaku yang harus dibiasakan
dan harus diterapkan dalam Galatia 5:22-23 kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan
diri (Alkitab). Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Dalam ayat ini
sudah di jelaskan bahwa tidak ada hukum yang menentang ayat itu. Etika
kristen diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa agar supaya
perilaku atau tindakan tidak melenceng ke jalur yang menyimpang dan
perilaku serta tindakannya sesuai dengan Firman Allah. Menurut Geisler
(2015) bahwa etika kristen didasarkan pada kehendak Allah, diperintahkan
oleh Allah sendiri yang sesuai dengan sifat Allah dan semua perintah ada di
dalam Alkitab.
Dalam pandangan kristen menjelaskan bahwa etika dan moral kekristenan
dicermin lewat iman, dimana iman seseorang yang bersih akan menjaga
perilaku, tindakan, serta sikap yang dimiliki. Di jaman sekarang, masyarakat
kristen kebanyakan tidak menghiraukan kepentingan moral dan etika,
mayoritas pun masih tetap terbiasa dalam zona dimana dipengaruhi oleh
aspek duniawi.

2.3 Tantangan Dan Peluang Di Era 4.0


Tantangan yang saat ini dhadapi dalam era 4.0 adalah dalam keamanan data
dan privasi, perubahan ketenaga kerjaan, dan kesenjangan digital antara
negara berkembang dan negara maju. Dalam perkembangan yang sedang
marak ini, termasuk perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan Teknologi
Komunikasi) membuat masyarakat berubah atau perkembangan ini merubah
gaya hidup masyarakat tentang hedonisme, dan kesenjangan digital. Namun,
dibalik perubahan akan perkembangan tersebut, terdapat banyak peluang
seperti pertumbuhan ekonomi disuatu negara meningkat, pengembangan
inovasi yang berkelanjutan memudahkan untuk bekerja, dan peningkatan
kualitas hidup lewat teknologi yang semakin canggih di negara berkembang
dan negara maju. Jenis tantangan yang perlu diatasi dalam era 4.0 untuk
mengoptimalkan manfaat dan beradaptasi dengan perubahan yang dibawanya
antara lain, yaitu ; transformasi tenaga kerja, keamanan dan privasi data,
keterampilan manajemen dan kepemimpinan, sikronisasi regulasi dan
kebijakan, dan ketimpangan digital. Ada juga beberapa peluang utama dalam
era 4.0, seperti ; efisiensi operasional, inovasi produk dan layanan,
fleksibilitas dan costumization, layanan pelanggan yang lebih baik, dan
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru.

2.4 Pentingnya Etika Dan Moral Di Era 4.0


Pentingya pendidikan etika dan moral sangat mempengaruhi, apalagi hidup
dalam perkembangan era 4.0 ini membuat sebagian masyarakat lupa akan
etika dan moral. Berbagai perilaku yang diterapkan di masyarakat luas tidk
mengandung unsur etika dan moral. Maka dikuatkanlah pendidikan moral dan
etika bagi anak-anak disekolah, remaja, maupun mahasiswa, agar tidak
terpengaruh oleh kesenjangan sosial yang membuat sebagian generasi muda
penerus bangsa terkena dampak negatif seprti berperilaku buruk, tergabung
dalam pergaulang bebas, seks bebas, narkoba, dll.
Ada beberapa halyang mendorong krisis moral dan etika dalam masyarakat,
yaitu :
a. Kurangnya pendidikan moral dalam lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat
b. Pengaruh globalisasi
c. Kurangnya peran agama
Nilai-nilai etika serta moral harus diterapkan dalam pendidikan pada era atau
jaman sekarang, nilai-nilai tersebut adalah ; jujur, toleransi, disiplin, mandiri,
kerja keras, kreatif, demokratis, dan religius. Manfaat moral yaitu memotivasi
masyarakat luas dalam bertindak, bertutur kata, dan berperilaku dengan baik
yang didasari oleh kewajiban mempertimbangkan semua tindakan yang akan
dilakukan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Moral merupakan suatu kebiasaan dalam bertingkah laku dan bersikap baik
yang susila. Pendidikan moral merupakan suatu kesadaran seorang individu
(pendidik) untuk membantu individu lain (peserta didik) melalui sebuah ilmu
pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan dan nilai-nilai moral yang
dapat memberikan konstribusi pada kepuasan individu serta dalam kehidupan
sosial.
Pendidikan 4.0 merupakan suatu pendidikan yang bercirikan pendidikan lebih
memanfaatkan teknologi digital. Pendidikan moral sangatlah penting
diterapkan pada penerus generasi muda. Mengingat sekarang kita telah berada
pada era 4.0 yang mana semua serba digital. Peran pendidikan moral di era
4.0 disini diharapkan mampu menyiapkan seorang peserta didik dalam
menghadapi beberapa hal, diantaranya menyiapkan peserta didik yang
bermoral untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada;
menyiapka peserta didik yang bermoral dalam menyelesaikan masalah yang
masalahnya saat ini belum muncul; menyiapkan peserta didik yang bermoral
dalam menggunakan teknologi.

3.2 Saran
Sebagai Penulis, saya merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat saya harapkan agar saya bisa memperbaikinya di makalah
yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Listyo Sukamto. (1994). Etika Pancasila dan 36 Butir P.4. Surakarta: UNS Press

Pramuda. L. (1995). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Surakarta: UNS

Dardji Darmodihardjo. Mimbar 76/XIII/1995/6. Pengertian tentang Nilai, Norma,


Moral, Etika dan Pandangan Hidup. Manggala BP7

Febrian, A., & Fadly, M. (2021b). The Impact of Customer Satisfaction with
EWOM and Brand Equity on E-Commerce Purchase IntentioFebrian, A., &
Fadly, M. (2021). The Impact of Customer Satisfaction with EWOM and
Brand Equity on E-Commerce Purchase Intention in Indonesia Moderated by
Cultur. Binus Business Review, 12(1), 41–51. [Online]
https://doi.org/10.21512/bbr.v12i1.6419. Diakses pada 01 November 2023

Febrian, A., & Fadly, M. (2021a). Brand Trust As Celebrity Endorser


Marketing Moderator’S Role. Jurnal Aplikasi Manajemen, 19(1), 207–216.
[Online] https://doi.org/10.21776/ub.jam.2021.019.01.19. Diakses pada 01
November 2023

Agustina, Y., Sukmasari, D., & Sari, T. D. R. (2020). Impact of risk,


commitment, and bonus on completion of difficult targets: Carbon emissions
case. In The Future Opportunities and Challenges of Business in Digital
Era 4.0(pp. 222–226). Routledge

Novita, D., Husna, N., Azwari, A., Gunawan, A., & Trianti, D. (2020).
Behavioral Intention Toward Online Food delivery (The Study Of Consumer
Behavior During Pandemic Covid-19). 17(1), 52–59.

Luthan, S. (2012). Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Perspektif Filsafat


Hukum. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 19(4), 506–523.
https://doi.org/10.20885/iustum.vol19.iss4.art2

Suyatno. (2012). NILAI, NORMA, MORAL, ETIKA DAN PANDANGAN HIDUP


PERLU DIPAHAMI OLEH SETIAP WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA. Jurnal PKN Progresif, Vol.7, No.1. [Online]
https://media.neliti.com/media/publications/158683-ID-nilai-norma-moral-etika-
dan-pandangan-hi.pdf. Diakses pada tanggal 05 november 2023

Sri Wahyuningsih. (2022). Konsep Etika Dalam Islam. Jurnal An-Nur: Kajian
Pendidikan dan Ilmu Keislaman, Vol. 8, No.1. [Online] 167-Article Text-637-1-
10-20220611.pdf. diakses pada 05 november 2023

P Nafisah. (2022). LITERASI DIGITAL PENDIDIKAN TENGKA : ANALISIS


AKSIOLOGI PESAN-PESAN MORAL DALAM AKUN YOUTUBE MATA PENA.
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Vol.06, No.02, Hal.210-2022. [Online]
https://journalfai.unisla.ac.id. diakses pada 05 november 2023
LAMPIRAN
BUKTI UJI PLAGIATRISME
BUKTI LAINNYA DITAMPILKAN DI PDF

Anda mungkin juga menyukai