Anda di halaman 1dari 11

“ASUHAN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH

PENYAKIT GAGAL GINJAL”

Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas kelompok dari Mata Kuliah
Metodologi keperawatan yang dibimbing oleh Ns. Tri Yani Sunoto.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 4
Putri A Sagita Ayuba 22210049
Anisa Putri Latjube 22210008
Martstella Tumundo 22210039
Maria Friska Puansalaing 22210038

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III


MANADO T.A 2022/2023
1. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung aktual maupun potensial.
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (metabolisme anaerob-
nyeri sendi) d/d pasien tampak meringis, frekuensi nadi
meningkat, dan gelisah
2. Hipervolemia b/d kelebihan asupan cairan dan kelebihan asupan
natrium d/d edema anasarka dan/atau edema perifer, berat badan
meningkat dalam waktu singkat, dan oliguria
3. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen d/d frekuensi jantung meningkat >20% dari
kondisi istirahat dan gambaran EKG menunjukan iskemia
4. Gangguan pertukaran gas b/d PH arteri menurun, takikardia, dan
warna kulit abnormal
5. Gangguan integritas kulit b/d kelebihan volume cairan dan
perubahan pigmentasi d/d kerusakan jaringan dan/atau lapisan
kulit

2. Rencana asuhan keperawatan

No Diagnosa keperawatan Luaran/Outcome Intervensi keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


pencedera fisiologis
keperawatan selama 8 jam Observasi :
(metabolisme anaerob-
nyeri sendi) d/d pasien maka Tingkat nyeri menurun  Identifikasi lokasi,
tampak meringis,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi nadi
meningkat, dan gelisah  Meringis menurun frekuensi, kualitas, intensitas
 Frekuensi nadi membaik nyeri
 Gelisah membaik  Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non
verbal
 Monitor efek samping

25
penggunaan analgetik

Terapeutik:
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri

Edukasi :
 Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik
dengan dokter.

26
2. Hipervolemia b/d Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Cairan
kelebihan asupan cairan
keperawatan selama 8 jam Observasi :
dan kelebihan asupan
natrium d/d edema maka Keseimbangan Cairan  Identifikasi tanda-tanda
anasarka dan/atau
meningkat dengan kriteria hipervolemia (mis.edema
edema perifer dan berat
badan meningkat dalam hasil : perifer, edema anasarka, berat
waktu singkat
 Edema anasarka dan badan menurun dalam waktu
edema perifer menurun singkat)
 Berat badan meningkat  Monitor Intake dan Output
dalam waktu singkat cairan
membaik
Terapeutik :
 Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien.
 Dokumentasikan hasil
pemantauan.

Edukasi :
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu.

Kolaborasi :-

3. Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan Terapi Aktivitas


ketidakseimbangan
keperawatan selama 8 jam
antara suplai dan Observasi :
kebutuhan oksigen d/d maka intoleransi aktivitas
 Identifikasi defisit tingkat
frekuensi jantung
meningkat dengan kriteria aktivitas
meningkat >20% dari
 Identifikasi kemampuan
kondisi istirahat dan hasil :
berpartisipasi dalam
gambaran EKG
 Saturasi oksigen aktivitas tertentu
menunjukan iskemia
meningkat  Identifikasi sumber daya
 Frekuensi nadi untuk aktivitas yang

27
meningkat diinginkan
 Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
 Identifikasi makna aktivitas
rutin (mis.bekerja) dan
waktu luang
 Monitor respon emosional,
fisik, sosial, dan spiritual
terhadap aktivitas

Terapeutik :
 Fasilitasi fokus pada
kemampuan, bukan defisit
yang dialami
 Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan
rentang aktivitas
 Fasilitasi memilih aktivitas
dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten
sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan sosal
 Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
 Fasilitasi makna aktivitas
yang dipilih
 Fasilitasi transportasi untuk
menghadiri aktivitas, jika
sesuai
 Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomodasi
aktivitas yang dipilih
 Fasilitasi aktivitas fisik
rutin (mis.ambulasi,
mobilisasi, dan perawatan
diri), sesuai kebutuhan
 Fasilitasi aktivitas
pengganti saat mengalami
keterbatasan waktu, energi,
atau gerak
 Fasilitasi aktivitas motorik
kasar untuk pasien
hiperaktif

28
 Tingkatkan aktifitas fisik
untuk memelihara berat
badan, jika sesuai
 Fasilitasi aktivitas motorik
untuk merelaksasi otot
 Fasilitasi aktivitas dengan
komponen memori implisit
dan emosional
(mis.kegiatan keagamaan
khusus) untuk pasien
demensia, jika sesuai
 Libatkan dalam permainan
kelompok yang tidak
kompetitif, terstruktur, dan
aktif
 Tingkatkan keterlibatan
dalam aktivitas rekreasi dan
diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan
(mis.vocal group, bola volli,
tenis meja, jogging,
berenang, tugas sederhana,
permainan sederhana, tugas
rutin, tugas rumah tangga,
perawatan diri, dan teka-
teki dan kartu)
 Libatkan keluarga dalam
aktivitas, jika perlu
 Fasilitasi mengembangkan
motivasi dan penguatan diri
 Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
 Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari-hari
 Berikan penguatan positif
atas partisipasi dalam
aktivitas

Edukasi :
 Jelaskan metode aktivitas
fisik sehari-hari, jika perlu
Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
 Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,

29
spiritual, dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
 Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
 Anjurkan keluarga untuk
memberi penguatan positif
atas partisipasi dalam
aktivitas

Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program aktif
 jika sesuai rujuk pada pusat
atau program aktivitas
komunitas, jika perlu

4. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen


gas b/d PH arteri keperawatan selama 8 jam
menurun, takikardia, maka Observasi :
dan warna kulit  Monitor kecepatan aliran
abnormal oksigen Monitor posisi alat
terapi oksigen
 Monitor aliran oksigen
secara periodik dan pastikan
fraksi yang diberikan cukup
 Monitor efektifitas terapi
oksigen (mis. oksimetri,
analisa gas darah Monitor
kemampuan melepaskan
oksigen saat makan
 Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
 Monitor tanda dan gejala
toksikasi oksigen dan
atelektasis Monitor tingkat
kecemasan akibat terapi
oksigen
 Monitor integritas mukosa
hidung akibat pemasangan
oksigen

30
Terapeutik
 Bersihkan sekret pada
mulut, hidung dan trakea,
jika perlu
 Pertahankan kepatenan
jalan napas Siapkan dan
atur peralatan pemberian
oksigen
 Berikan oksigen tambahan,
jika perlu Tetap berikan
oksigen saat pasien
ditransportasi
 Gunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien

Edukasi
 Ajarkan pasien dan
keluarga cara menggunakan
oksigen di rumah

Kolaborasi

 Kolaborasi penentuan dosis


oksigen
 Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
5. Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan integritas Kulit
kulit b/d kelebihan keperawatan selama 8 jam
volume cairan dan maka Observasi :
perubahan pigmentasi  Identifikasi penyebab
d/d kerusakan jaringan gangguan integritas kulit
dan/atau lapisan kulit (mis. perubahan sirkulasi,
perubahan stata nutriel,
penurunan kelembaban,
suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas)

Terapeutik :
 Ubah posisi tiap 2 jam jika
tirah baring
 Lakukan pemijatan pada
area penonjolan tulang, jika
perlu Bersihkan perineal
dengan air hangal, terutama
selama periode diare

31
Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada
kulit kering
 Gunakan produk berbahan
ringan/alarni dan
hipoalergik pada kulit
sensitif
 Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering

Edukasi :
 Anjurkan menggunakan
pelembab (mis. lotion,
serum)
 Anjurkan minum air yang
cukup Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
 Anjurkan menggunakan
tabir surya SPF minimal 30
saat berada di luar rumah
Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya

3. Implementasi keperawatan
Implementasi atau Pelaksanaan keperawatan adalah realisasi dari
perencanaan tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respons klien selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan serta menilai data yang baru.

4. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses menentukan nilai untuk suatu hal atau objek
yang berdasarakan pada acuan-acuan tertentu untuk menentukan
tujuan tertentu.

32
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk
menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan
menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium,
dan kalium) dalam darah.
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni
gagal ginjal akut (acute renal failure = ARF) dan gagal ginjal kronik
(chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan
fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa
minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan
kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat.
Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara
perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung terus
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai ginjal tidak dapat
berfungsi sama sekali (end stage renal disease).

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan.
2. Bagi mahasiswa diharapkan bisa melaksakan tindakan asuhan
keperawatan sesuai prosedur yang ada.

33
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC

Neptunus Ners. (2023). Makalah Gagal Ginjal. Academia Edu [Online] https:/
/id.scribd.com/doc/236611760/LP-GAGAL-GINJAL. Diakses pada 29 mei 2023

Vika Nurani, Sulis Mariyanti. (2013). Gambaran makna hidup pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisa. Vol.11, no.1. Fakultas Psikologi Universitas Esa
Unggul Jakarta : Jurnal Psikologi. Hal.1-3

(2015). Anatomi Fisiologi Ginjal. RS.Muhammadyah Bandung. [Online]


hhtp://rsmb.co.id/2015/01/24/p2652/. Diakses pada 29 mei 2023

34

Anda mungkin juga menyukai