OLEH:
APRIANTI TIWI MAMAHIT(2314201087)
A6/SEM 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pendidikan.Makalah ini dibuat digunakan untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh dosen. Dengan makalah ini juga dapat di buat untuk bahan pembelajaran atau
pelengkap buku modul pelajaran agama Kristen dalam materi pembelajaran tentang Etika dan
Moral.
Dalam makalah ini dijelaskan juga tentang apa itu pengertian etika dan moral
serta menjelaskan perbedaan dan persamaan etika dan moral. Tidak hanya tentang pengertian
serta macam-macam etika dan moral, tetapi juga bagaimana kegunaan etika dan moral dalam
kehidupan sehari-hari orang Kristen.Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kerenanya saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Manado,November 2023
DAFTAR ISI
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Etika
Untuk memahami pengertian etika, perlu diketahui akar kata dari etika itu
sendiri. Verkuyl (Etika Kristen: Bagian 1, Tahun 2000) menyatakan bahwa kata etika berasal
dari bahasa Yunani, ethos, yang artinya kebiasaan, adat. Kata etos dan ethikos lebih berarti
kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati seseorang dalam melakukan sesuatu
perbuatan.
Etika bukanlah ilmu pengetahuan alam. Oleh karena itu juga Etika bukanlah
ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif, yang hanya menjelaskan dan menguraikan
tindakan dan kelakuan manusia, seperti halnya dengan ilmu bangsa-bangsa (antropologi
kultural), yang menguraikan dan membahas adat-istiadat dan keadaan bangsa-bangsa. Etika
merupakan Ilmu yang mempelajari norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia. Etika
berbicara tentang keharusan yang dilakukan oleh manusia tentang apa yang baik, benar dan
tepat.
Kata ethos yang menjadi etika berarti kebiasaan, baik kebiasaaan individu
maupun kebiasaan masyarakat. Etika tidak hanya bermimpi dengan segi lahiriah seperti
kelakuan dan tindakan, tetapi juga bermimpi dengan segi batiniah seperti sikap, motif,
karakter atau tabiat.
Ajaran etik Yesus Kristus di antaranya terdapat dalam Injil-injil sinoptis (Matius,
Markus, Lukas), salah satu ajaran tersebut adalah khotbah di bukit (Mat 5-7; Luk 6:20-49).
Dalam khotbah di bukit, Yesus mempermasalahkan etik orang farisi yang sangat berpegang
teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi tidak mengarah kepada kegenapan hukum taurat
dan kitab para nabi. Dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa "jika hidup keagamaanmu tidak
lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga" (Mat 5:20) karena Kerajaan Allah sudah
dekat kepadamu (Luk 10:9).
Selain itu, ajaran etik Yesus juga meminta kepada manusia untuk menjadi seorang
manusia yang bersifat ilahi. Kata ilahi ini memiliki arti menjadi seseorang yang lebih baik
dari yang lain. Sebagai contoh, Yesus mengajarkan "Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena
mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa yang menyuruh engkau berjalan
berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. (Matius 5;39-41).
B. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores, yang merupakan kata jamak dari mos
yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai
susila. Moral adalah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Abineno (1996) menuliskan bahwa
istilah atau kata mos mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Yunani “etos”, yaitu
kebiasaan adat istiadat.
Kata atau istilah ini lebih banyak digunakan oleh Gereja katolik Roma, kalau
dibandingkan dengan Gereja-gereja Protestan. Dalam gereja Katolik Roma teolog yang
menghususkan diri di bidang moral disebut teolog moral. Dalam gereja-gereja protestan
teolog demikian disebut tetikius, maksudnya: teolog dibidang etika. Kalau kita membaca
karya para teolog katolik Roma kita mendapat kesan, bahwa pada waktu-waktu yang akhir ini
istilah atau pengertian ‘teolog moral” makin lama makin kurang digunakan, diganti dengan
istilah atau pengertian etikus”.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki
moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata
manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral
secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa
moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan atau adat istiadat masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah
laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Apabila yang dilakukan
seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima
serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral
yang baik, begitu juga sebaliknya.
Meskipun secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang sama, tetapi
tidak persis dengan moralitas. Etika semacam penelaah terhadap aktivitas kehidupan manusia
sehari-hari, sedangkan moralitas merupakan subjek yang menjadi penilai benar atau tidak.
beberapa perbedaan etikadan moral adalah:
1. moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran
2. moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau
bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
3. moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
4. moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan
5. moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan
sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
6. moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan
mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan .
7. moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan
8. moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman
9. moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
10. moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering
berorientasi pada sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb.
Tanpa pedoman moral manusia tidak mempunyai dasar bagaimana berperilaku dalam
dunia yang multi arah. manusia tidak akan mampu mengambil keputusan etis yang baik,tepat,
dan benar. pada dasarnya hidup manusia akan cendeerung salah arah tanpa acuan moral.
Persamaan
Ada beberapa persamaan etika, dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Pertama, etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan,
tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
2. Kedua, etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar
martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan
moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas
kemanusiaannya.
3. Ketiga, etika dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata
merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi
merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan
aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan
keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan
dan konsistensi yang tinggi.
Etika adalah pemikiran yang sistematis tentang moralitas, yang dihasilkan secara
langsung bukan hanya kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan
kritis.
Ada beberapa alasan mengapa etika pada zaman ini semakin perlu yaitu:
1. Kita hidup dalam masyarakat yang pluralistic, juga dalam bidang moralitas.
2. Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding.
3. Kita seringkali cepat-cepat memeluk segala pandangan yang baru, tetapi juga sering
menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum bisa.
Era 4.0 berdampak dalam segala hal, termasuk dalam kehidupan orang Kristen.
Tulisan ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana Pendidikan Agama Kristen dapat
berperan dalam membimbing generasi muda Kristen dalam menyikapi perubahan di era
4.0 serta derasnya hoaks akibat fenomena pasca kebenaran. Dengan kajian deskriptif
dan metode studi kepustakaan, akan digambarkan kondisi dan tantangan yang dihadapi,
khususnya sehubungan dengan penggunaan gawai sebagai piranti teknologi, serta peran
PAK dalam menyampaikan kebenaran dan menjadi sarana untuk membimbing generasi
muda yang sanggup menjadi saksi-saksi Kristus yang harus memegang teguh kebenaran
dan membangun relasi yang baik dengan sesama.
Masalah lingkungan hidup menjadi masalah etika karena manusia seringkali “lupa”
dan kehilangan orientasi dalam memperlakukan alam. Karena “lupa” dan kehilangan
orientasiitulah, manusia juga memperlakukan alam dengan tidak hormat. Dalam
keadaanseperti itu, mereka juga tidak lagi menjadi kritis. Oleh karena itulah pendekatan etis
dalammenyikapi masalah lingkungan hidup sungguh sangat diperlukan. Pendekatan
tersebutpertama-tama dimaksudkan untuk menentukan sikap, tindakan dan perspektif etis
sertamanejemen perawatan lingkungan hidup dan seluruh anggota ekosistem di dalamnya
dengantepat. Maka, sudah sewajarnyalah jika saat ini dikembangkan etika lingkungan hidup
denganopsi “ramah” terhadap lingkungan hidup.Pada umumnya, paling tidak semenjak jaman
modern, orang lebih suka menggunakanpendekatan etikaberpusat pada manusiadalam
memperlakukan lingkungan hidup. MelaluiPendekatan etika ini, terjadilah keselarasan
hubungan antara manusia dan lingkunganhidup. Dalam kegiatan praktis, alam kemudian
dijadikan “obyek” yang dapat dieksploitasirupanya untuk menjamin memenuhi kebutuhan
manusia. Sangat mengerikan bahwaPendekatan etika tersebut tidak diimbangi dengan usaha-
usaha yang mampu untukmengembalikan fungsi lingkungan hidup dan makhluk-makhluk
lain yang ada di dalamnya.
I. Masalah moral
Dalam kehidupan sehari-hari tindakan moral adalah tindakan yang paling
menentukan kualitas baik buruknya hidup seseorang. Agar tindakan moral seseorang
memenuhi kriteria moral yang baik, ia perlu mendasarkan tindakanya pada prinsip-prinsip
moral secara tepat. Prinsip-prinsip moral yang dimaksud di sini adalah prinsip sikap baik,
keadilan dan hormat terhadap diri sendiri. Prinsip-prinsip moral tersebut disebutkan
rasanya juga perlu untuk dikembangkan lebih jauh. Artinya, prinsip moral semcam itu
diandaikan hanyalah berlaku bagi sesama manusia. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari
seseorang tidak hanya berjumpa dan berinteraksi dengan sesamanya. Bisa saja terjadi
bahwa seseorang lebih sering berinteraksi dan berhubungan dengan makhluknon-
humanatau lingkungan hidup di mana ia tinggal, bekerja dan hidup. Maka rasanya kurang
memadai jika dalam konteks tersebut tidak terdapat prinsip-prinsip moral yang jelas
seperti ketika seseorang menghadapi sesamanya. Dengan kata lain, rasanya akan lebih
baik jika terdapat prinsip-prinsip moral yang menjadi penentu baik buruknya tindakan
seseorang dengan lingkungan hidup dan unsur-unsur kehidupan lain di dalamnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai seorang pelajar kristen, perlu disadari bahwa perilaku dan segala tindak
tanduk tidak terlepas dari pengamatan orang lain. Untuk itu, pelajar kristen harus dapat
memberikan contoh yang baik atau panutan. Pelajar diharapkan dapat menjadi “garam” atau
“pelita” bagi masyarakat disekitarnya.
Menjadi garam artinya seorang pelajar dapat membuat kehidupan sosial masyarakat
menjadi damai dan sejahtera atau dengan kata lain dapat memberikan cita rasa yang lebih
baik. Menjadi pelita artinya sebagai seorang pelajar dapat memberikan contoh atau menjadi
terang sehingga dapat menjadi panutan bagi orang lain agar tidak tersandung dalam
permasalahan-permasalahan yang akan merugikan diri sendiri atau orang lain.
Menjadi terang ataupun garam tersebut perlu didasari oleh ajaran kristen, yaitu
melakukan perbuatan untuk menjadi contoh yang baik bagi orang lain dengan didasarkan
pada kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA