Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK 6

DEFINISI, DISTRIBUSI, PERHITUNGAN, DAN MACAM-MACAM DOSIS

Anggota Kelompok :

Sucipto Moito (22210061) Ramla Talalu (22210054)


Tasya G Damongayo (22210064) Nadya Datu (22210043)
Sukma D.A Abas (22210072) Heify Makasaehe (22210029)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi dasar
keperawatan yang dibimbing oleh Apt.Hamidah Sri Supriati.S.farm.,M.Si

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


TAHUN AKADEMIK 2022/2023

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat dan karunianya kami boleh
menyelesaikan makalah ini dengan judul “DEFINISI, DISTRIBUSI, PERHITUNGAN, DAN
MACAM-MACAM DOSIS” dngan sebagaimana mestinya.
Makalah ini kami susun sebagaimana materi yang terdapat di dalam mata kuliah
FARMAKOLOGI. Materi tersebut kami ambil dari berbagai sumber dan beberapa situs
dari internet. Dengan demikian, para pembaca bisa memperluas wawasannya,
memahami dan mengaplikasikan isi makalah dalam kehidupan sehari-hari.
Kami berharap makalah ini bisa membantu mahasiswa dalam memahami mata kuliah
FARMAKOLOGI. Kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan dalam
pembuatan makalah berikutnya. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
dalam penyusunan makalah ini.

Manado, Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………….…i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………..........ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..…..…..….…1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………..........1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….......................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………………..…….3
2.1 Definisi Dosis………………………………………………………………………………………….…3
2.2 Distribusi………………………………………………………………………………………………….3
2.3 Perhitungan Dosis……………………………………………………………………………………..3
2.4 Macam-macam Dosis…………………………………………………………………………………5
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………..……...….6
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….........................................7
3.2 Saran………………………………………………………………..........................................................8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………..…..9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Peran perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah berkembang dengan
cepat dan luas seiring dengan perkembangan pelayanan Kesehatan. Perawat
diharapkan terampil dan tepat saat melakukan pemberian obat. Tugas perawat tidak
sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pmbuluh darah,
namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian oabt tersebut. Oleh
karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting
untuk dimiliki perawat.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meninkatkan dan mempertahankan
dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan
demikian, perawat membabntu klien membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan menkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama
tenaga Kesehatan lainnya.
Keberhasilan promosi Kesehatan sangat tergantung pada cara pandang klien sebagai
bagian dari pelayanan Kesehatan, yang juga bertanggung jawab terhadap
menetapkan pilihan perawat dan pengobatan, baik itu berbentuk obat alternative,
diresepkan oleh dokter, atau obat bebas tanpa resep dokter. Sehingga tenaga
Kesehatan terutama perawat harus dapat membagi pengetahuan tentang obat-
obatan sesuai dengan kebutuhan klien.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu definisi dosis?
b. Bagaimana distribusi obat?
c. Bagaimana perhitungan dosis obat?
d. Apa saja macam-macam dosis?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa itu definisi dosis
b. Untuk mengetahui bagaimana distribusi obat?
c. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan dosis obat?
d. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dosis?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DOSIS


Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis) yang dapat
mempengaruhi sesuatu organisme secara biologis; makin besar pula dosisnya. Di
bidang kedokteran, istilah ini biasanya diperuntukkan bagi kadar obat atau agen
lain yang diberikan untuk tujuan terapi. Dalam toksikologi, dosis dapat merujuk
kepada julmlah agen berbahaya (seperti racun, karsinogen, mutaen ataupun
teratogen), yang di pajankan kepada organisme.
Bahan kimia merupakan zat paling umum diukur dosisnya, tetapi adapula
lainnya, seperti pajanan radiasi. Untuk manusia, Sebagian besar dosis
mikronutrien dan pengobatan diukur dalam milligram (mg), dan lainnya kadang-
kadang diukur dalam microgram karena potensinya.

2.1 DISTRIBUSI
Mekanisme yang menyebabkan perubahan interaksi obat pada proses distribusi
obat adalah kompetisi pada plasma protein yang terikat, terjadi perpindahan
tempat pengikat jaringan dan perubahan pada jaringan pelindung lokal, contoh
penghambat P-glycoprotein di pelindung darah otak (Katzung 2007).

2.3 PERHITUNGAN DOSIS


Pemilihan dan penetapan dosis memang tidak mudah karena harus
memperhatikan beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor penderita meliputi umur, berat badan, jenis kelamin, luas
permukaan tubuh, toleransi, habituasi, adiksi dan sensitivitas, serta
kondisi penderita.
2. Faktor obat meliputi; sifat fisika kimia obat, sifat farmakokinetik (ADME),
dan jenis obat.
3. Faktor penyakit; meliputi sifat dan jenis penyakit, serta kasus penyakit.
4. Daftar dosis maksimal menurut FI digunakan untuk orang dewasa
berumur 20 - 60 tahun, dengan berat badan 58 – 60 kg. Untuk orang yang
sudah berusia lanjut dan pertumbuhan fisiknya sudah mulai menurun,
maka pemberian dosis lebih kecil dari pada dosis dewasa.
Perhitungan dosis pada kondisi khusus:
 Dosis untuk wanita hamil
Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan sebaiknya diberi
dalam jumlah yang lebih kecil, bahkan untuk beberapa obat yang
dapat mengakibatkan abortus dilarang, juga wanita menyusui, karena
obat dapat diserap oleh bayi melalui ASI. Untuk anak dibawah 20
tahun mempunyai perhitungan khusus.

 Dosis untuk anak dan bayi


Respon tubuh anak dan bayi terhadap obat tidak dapat disamakan
dengan orang dewasa. Dalam memilih dan menetapkan dosis memang
tidak mudah karena harus diperhitungkan beberapa faktor, antara lain
umur, berat badan, jenis kelamin, sifat penyakit, daya serap obat,
ekskresi obat. Faktor lain kondisi pasien, kasus penyakit, jenis obatnya
juga faktor toleransi, habituasi, adiksi dan sensitif.
Aturan pokok untuk memperhitungkan dosis untuk anak tidak ada,
karena itu beberapa tokoh mencoba untuk membuat perhitungan
berdasarkan umur, bobot badan dan luas permukaan (body surface ) .
Sebagai patokan dapat kita ambil salah satu cara sebagai berkut :
Menghitung Dosis Maksimum Untuk Anak
(1) Berdasarkan Umur.
 Rumus YOUNG :
( n / (n + 12) ) x dosis maksimal dewasa,
dimana n adalah umur dari anak 8 tahun kebawah.
 Rumus DILLING :
( n / 20 ) x dosis maksimal dewasa
dimana n adalah umur dari anak 8 tahun kebawah.
 Rumus FRIED :
( n / 150 ) x dosis maksimal dewasa
dimana n adalah umur bayi dalam bulan

(2) Berdasarkan Berat Badan (BB)


 Rumus CLARK (Amerika) :
( Berat badan anak dalam kg x dosis maksimal dewasa ) /
150
 Rumus Thermich ( Jerman ) :
( Berat Badan Anak dalam kg x dosis maksimal dewasa ) /
70
 Dosis maksimum gabungan
Bila dalam resep terdapat lebih dari satu macam obat yang
mempunyai kerja bersamaan/searah, maka harus dibuat dosis
maksimum gabungan. Dosis maksimum gabungan dinyatakan tidak
lampau bila : pemakaian 1 kali zat A + pemakaian 1 kali zat B, hasilnya
kurang dari 100 %, demikian pula pemakaian 1 harinya. Contoh obat
yang memiliki DM gabungan : Atropin Sulfas dengan Extractum
Belladonnae, Pulvis Opii dengan Pulvis Doveri, Coffein dengan
Aminophyllin, Arsen Trioxyda dengan Natrii Arsenas dan lain-lain.
 Penyusuaian dosis
Penyesuaian dosis dilakukan pada beberapa kondisi, diantaranya:
1. Pasien gangguan ginjal
2. Pasien gangguan hati
3. Pasien obesitas
4. Pasien geriatri

2.4 MACAM-MACAM DOSIS


1. Dosis maksimum
Dosis maksimum digunakan untuk pemakaian sekali dalam satu hari. Pada
prakteknya, pemberian obat yang dosisnya melebihi dosis maksimum
masih dibenarkan, dengan syarat membubuhkan tanda seru (!) dan paraf
dokter penulis resep, memberi garis bawah nama obat, dan menuliskan
banyak obat dengan huruf secara lengkap.
2. Dosis lazim
Dosis lazim merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapi digunakan
sebagai pedoman umum. Dosis lazim biasanya ditentukan dalam bentuk
range minimum-maksimum/hari. Sebagai contoh: CTM dosis lazimnya 6-
16 mg/hari, dan dosis maksimum 40 mg/hari.
3. Dosis toksik
Adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang menyebabkan keracunan
pada pasien. Untuk dapat mengukur ukuran dosis toksis suatu obat, perlu
dilakukan pengukuran persentase efek keracunan pada penderita atau
hewan percobaan. Dalam hal ini, yang diukur adalah gejala keracunan
pada hewan uji. Dosis yang dapat menyebabkan keracunan 50% hewan uji
disebut TD50.
4. Dosis letal
Adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang menyebabkan kematian
pada penderita. Terdapat 2 kategori dosis letal yakni:
 L.D 50: takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan
percobaan
 L.D 100: takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan
percobaan
Penentuan dosis obat menjadi hal utama dalam memberikan pengobatan
pada pasien. Setiap obat memiliki efek kerja berbeda serta respon pada
penderita. Seorang apoteker dituntut untuk mampu mengenali dan
mengatasi masalah penggunaan obat, agar setiap pengobatan yang
diberikan menjadi efektif.
5. Dosis letalis
Dosis letalis adalah takaran obat yang apabila diberikan dalam keadaan
biasa dapat menimbulkan kematian pada pasien, dosis letal dibagi menjadi
2:
 Dosis letal 50 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian
50% hewan percobaan
 Dosis letal 100 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian
100% hewan percobaan
6. Dosis minimum
Dosis minimum adalah takaran dosis terendah yang masih dapat
memberikan efek farmakologis (khasiat) kepada pasien apabila
dikonsumsi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dosis obat ialah suatu ukuran bahan atau paduan ukuran bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejalah penyakit luka
atau kelainan badaniah rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok
atau memperindah badan manusia termasuk obat tradisional.
Dalam memberikan dosis obat harus sesuai dengan kondisi dan usia pasien. Dengan
menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk menentukan dosis yang tepat.
Agar pasien merasa puas atas Tindakan keperawatan kepada pasien yang kita
berikan. Dalam memberikan dosis obat yang tepat dan juga akurat. Dibutuhkan
kemampuan untuk mengetahui dan menerapkan rumus perhitungan dosis. Jadi,
sebagai calon apoteker yang professional harus mampu menguasai dosis obat.
Sifat spesifik dan efek suatu paparan secara bersama-sama akan membentuk suatu
hubungan yang lazim disebut sebagai hubungan dosis respon. Hubungan dosis
respon tersebut merupakan konsep dari toksikologi untuk mempelajari bahan
toksik. Penggunaan dosis respon dalam toksikologi harus memperhatikan beberapa
asumsi dasar.

3.2 Saran
Untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada pasien, hendaknya kita selalu
menambah wawasan tentang perkembangan dunia Kesehatan dan obat-obatan .
selain itu, apoteker juga dapat berperan dalam upaya Kesehatan masyarakat,
misalnya dengan melakukan penyuluhan, poster, leaflet, dan KIE. Untuk menjamin
agar obat dapat digunakan secara benar oleh pasien, maka diperlukan KIE pada saat
penyerahan obat minimal mengenai cara penggunaannya, khasiat, lama pemakaian
obat, dan cara penyimpanan untuk obat.
BAB IV
LATIHAN KUIS

 10 soal check point

1. Anak usia 6 bulan, mengalami demam tinggi untuk menurunkan panas anak
tersebut mendapatkan resep obat Paracetamol berapa dosis yang diberikan
untuk anak tersebut?
a. 21 Mg
b. 45 Mg
c. 50 Mg
d. 21 Mg
e. 20 Mg
Jawaban : e. 20 Mg

2. Faktor yang mempengaruhi distribusi obat adalah?


a. Derajat pengikatan obat pada protein plasma dan jaringan
b. Besarnya kompartemen lipid
c. Sifat hemodinamika organisme
d. Besarnya kompartemen air tubuh
e. Semua benar
Jawaban : e. semua benar

3. Semua pasien mempunyai resiko untuk mendapatkan efek samping karena


dosisnya?
a. Rendah
b. Sedang
c. Terlalu rendah
d. Tinggi
e. Terlalu tingi
Jawaban : d. tinggi
4. Obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh
jamur, yaitu?
a. Anthelmintik
b. Antifungi
c. Antibiotic
d. Fungiderm
e. Antiamuba
Jawaban : b. antifungi

5. Prinsip injeksi subkutan antara lain, kecuali…..


a. Bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritus tau edema
b. Area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
c. Sudut 45° dan aspirasi tidak boleh ada darah
d. Injeksi pada daerah yang halus
e. Massage pada daerah injeksi setelah injeksi
Jawaban : d. Injeksi pada daerah yang halus

6. Industri farmasi mempunyai fungsi…..


a. Pembuatan obat dan tau bahan obat
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Penelitian dan pengembangan
d. A dan b benar
e. Semua benar
Jawaban : a. Pembuatan obat dan atau bahan obat

7. Takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk


pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan disebut dosis….
a. Letal
b. Lazim
c. Maksimum
d. Terapi
e. Pemeliharaan
Jawaban : c. Maksimum
8. Penyaluran persediaan baik obat maupun bahan obat sesuai dengan
persyaratan merupakan kegiatan….
a. Distribusi
b. Konsumsi
c. Ekspor
d. Orientasi
e. Penyaluran
Jawaban : a. Distribusi

9. Factor yang mempengaruhi transfer suatu obat melalui membran adalah….


a. Kelarutan dalam lipid
b. Derajat ionisasi
c. Massa molekul
d. Kelarutan dalam air
Jawaban : a. Kelarutan dalam lipid

10. Berikut macam-macam dosis, kecuali?


a. Dosis maksimum
b. Dosis lazim
c. Dosis toksik
d. Dosis tak lazim
e. Dosis letal
Jawaban : d. Dosis tak lazim
 3 soal essay

1. Apakah factor yang mengganggu distribusi obat?


Jawaban :
Beberapa factor yang mempengaruhi distribusi obat termasuk
diantaranya adalah kecepatan aliran darah regional, ukuran molekul, polaritas
dan ikatan dengan protein serum.

2. Mengapan dosis obat pada pasien berbeda-beda?


Jawaban :
Dosis atau takaran dan interval dosis obat berbeda karena variasi yang
berkaitan dengan usia dipenyerapan obat (absorbsi), distribusi, metabolism,
dan eliminasi.

3. Apa saja yang menjadi factor penyebab terjadinya kesalahan dalam


pemberian obat?
Jawaban :
Hal yang dapat menyebabkan medication error adalah miskomunikasi
antara dokter dan farmasis yang dapat berupa penulisan resep yang tidak
jelas, nama obat yang mirip, aturan pakai yang tidak jelas, pemberian obat
pada pasien dengan rute dan teknik pemberian yang tidak tetap.
DAFTAR PUSTAKA

https://apotekeranda.com/jenis-dosis-obat-dalam-ilmu-farmasi/

https://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/02/macam-macam dosis.html

https://www.academia.edu/23934710/MA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dosis
LAMPIRAN

NAMA DAN PERAN TIAP ANGGOTA KELOMPOK DALAM PENYUSUNAN MAKALAH

NAMA PERAN

SUCIPTO MOITO KETUA KELOMPOK


TASYA G. DAMONGAYO MENGETIK
HEIFI V. MAKASAEHE MENGATUR SISTEMATIKA MAKALAH
SUKMA AYU ABAS MENCARI MATERI
NADYA DATU MENCARI MATERI
RAMLA TALALU MEMBUAT PPT

Anda mungkin juga menyukai