Oleh :
Kelompok 3
Pembimbing :
dr. Ratna Sofaria Munir., M.S., AFK
ii
DAFTAR ISI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi ruang lingkup dari masalah dosis dalam obat
agar tidak terjadi penyalahgunaan dosis obat dan dapat mengoptimalkan fungsi dari suatu obat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian obat
2. Mengetahui pengertian dosis obat
2
3. Mengetahui macam-macam dosis obat
4. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi dosis obat
5. Mengetahui perhitungan dosis obat
3
BAB 2
PEMBAHASAN
(gram, milligram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit
Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu
sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis
lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi
dosis terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan,
dinyatakan sebagai dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading
dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan memberikan dosis
permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang
dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada
pemberian oral preparat Sulfa (Sulfisoxazole, Trisulfa pyrimidines), diberikan dosis permulaan
2 gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam (Adiana & Maulina, 2022).
4
2.3 Macam-Macam Dosis
Adapun macam-macam dosis, antara lain dosis lazim, dosis terapi, dosis minimum, dosis
maksimum, dosis toksik, dan dosis letal (dosis letal50 dan dosis letal100) (Arianingsih &
Rahman, 2021):
1. Dosis lazim, adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk umum pengobatan yang
biasa digunakan, referensinya bisa berbeda-beda, dan sifatnya tidak mengikat, selagi
ukuran dosisnya diantara dosis maksimum dan dosis minimum obat.
2. Dosis terapi, adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan
pasien.
3. Dosis minimum, adalah takaran dosis terendah yang masih dapat memberikan efek
farmakologis (khasiat) kepada pasien apabila dikonsumsi.
4. Dosis maksimum, adalah takaran dosis tertinggi yang masih boleh diberikan kepada
pasien dan tidak menimbulkan keracunan.
5. Dosis toksik adalah takaran dosis yang apabila diberikan dalam keadaan biasa dapat
menimbulkan keracunan pada pasien (takaran melebihi dosis maksimum).
6. Dosis letalis adalah takaran obat yang apabila diberikan dalam keadaan biasa dapat
menimbulkan kematian pada pasien, dosis letal dibagi menjadi :
• Dosis letal50 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 50% hewan
percobaan
• Dosis letal100 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 100% hewan
percobaan.
5
2.5 Perhitungan Dosis
Perhitungan dosis obat dapat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
Berikut ini beberapa rumus perhitungan dosis obat (Athijah dkk., 2011).
b. Rumus Fried
d. Rumus Cowling
(n adalah umur dalam satuan tahun yang digenapkan ke atas). Misalnya, umur
penderita 1 tahun 1 bulan, makan n dihitung 2 tahun.
e. Rumus Gaubius
Rumus ini berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa. Aturannya sebagai
berikut:
0-1 tahun = 1/12 x dosis dewasa
1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun = 1⁄4 x dosis dewasa
4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
7-14 tahun = 1⁄2 x dosis dewasa
14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
21-60 tahun = dosis dewasa
f. Rumus Bostedo
6
2. Perhitungan dosis berdasarkan berat badan
a. Rumus Clark (Amerika)
b. Rumus Catzel
7
BAB 3
KESIMPULAN
Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat
(gram, milligram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit
Internasional). Adapun macam-macam dosis oabat adalah dosis lazim, dosis terapi, dosis
minimum, dosis maksimum, dosis toksik, dan dosis letal. Dosis obat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain yaitu, faktor penderita, faktor penyakit, dan faktor obat. Dalam pemberian
obat harus sesuai dengan perhitungan dosisnya agar obat dapat bekerja secara optimal bagi
tubuh pasien dan meminimalisir efek samping yang berlebihan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adiana, S., & Maulina, D. (2022). Klasifikasi Permasalahan Terkait Obat (Drug Related
Problem/DRPs). Indonesian Journal of Health Science, 2(2), 54-58.
Al Farisi, M. (2020). Faktor-Faktor yang mempengaruhi ketaatan minum obat pada penyakit
kronik. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(1), 277-280.
Arianingsih, T., & Rahman, L. A. (2021). Penggunaan Smartphone untuk Mendeteksi Panjang
Badan dan Berat Badan Anak Sebagai Dasar Penentu Dosis Obat: Tinjauan
Literatur. Jurnal Keperawatan, 11(1), 35-46.
Athijah, U., Pristianty, L., & Puspitasari, H. P. (2011). Buku Ajar Preskripsi: Obat dan Resep
Jilid 1. Airlangga University Press.
Suherman, H., & Febrina, D. (2018). Pengaruh faktor usia, jenis kelamin, dan pengetahuan
terhadap swamedikasi obat. Viva Medika, 2, 94-108.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Werawati, A., Sayyidah, S., Aulia, G., & Kurnia, F. H. (2022). LITERATURE REVIEW:
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI. Edu
Masda Journal, 6(1), 10-16.