FARMASI PRAKTIS II
UNIVERSITAS HAFSHAWATY
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini
disusun dengan tujuan melaksanakan tugas remidi “Farmasi praktis II”.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.Saya menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi
penyampaian yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya makalah
ini.
Contents
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHALUAN......................................................................................................................................4
A.Latar Belakang................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN........................................................................................................................................8
A. Pengertian dosis obat................................................................................................................8
B. Macam-acam dosis obat............................................................................................................8
C. Ketentuan Dosis.........................................................................................................................9
D. Perhitungan Dosis......................................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................13
BAB 1
PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Obat memegang peran yang penting dalam pelayanan kesehatan karena obat merupakan salah
satu sarana untuk meningkatkan derajat Kesehatan. (Quick, J.D.,1997).Sebagian besar
intervensi medik menggunakan obat dan biaya obat secara mandiri merupakan biaya terbesar
yaitu sekitar 60-70% dari total biaya pengobatan. obat merupakan bagian terbesar dari
anggaran kesehatan. Di beberapa negara maju berkisar antara 10% - 15% dari anggaran
kesehatan dan di negara berkembang biaya ini lebih besar lagi antara 35% - 66%.(Depkes
RI.,2000). Aspek terpenting dari pelayanan farmasi adalah mengoptimalkan penggunaan
obat. Ini harus termasuk perencanaan untuk menjamin ketersediaan, keamanan, dan
keefektifan penggunaan obat. (Hamid, T.B.J.,2005)
Obat ibarat dua sisi mata uang, dimana satu sisi bisa bekerja sebagai obat, sebaliknya
disisi lain juga bisa bekerja sebagai racun, tergantung kepada takaran (dosis) yang digunakan.
Artinya setiap obat memiliki rasio manfaat dan resiko yang berbeda-beda dan batasan ini
menjadi tolak ukur keamanan dari suatu obat. Oleh sebab itu, penggunaan obat harus hati-hati
apalagi untuk anak-anak. Anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa mempunyai respons
yang berbeda terhadap pemberian obat. Hal ini disebabkan oleh organ fisiologis anak belum
berkembang sempurna sehingga kerja obat dan profil farmakokinetika obat pada anak akan
berbeda dengan orang dewasa. Begitu juga dengan masalah bentuk sediaan obat yang tepat
untuk anak tidak tersedia, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemberian dosis obat.
Kesemuanya itu, berpotensi terjadinya insiden obat pada anak (Ylinen et. Al, 2010; Holstein
et. al, 2015).
Pengobatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Pemberian obat yang aman merupakan perhatian utama ketika
memberikan obat kepada pasien (Kuntarti, 2005). Kesalahan medikasi adalah setiap kejadian
yang dapat dicegah, yang mengakibatkan penggunaan obat obatan yang tidak seharusnya
diberikan atau yang dapat menimbulkan cedera kepada pasien saat berada dalam kontrol
tenaga kesehatan, pasien dan consumer (World Health Organization, 2016)
Kasus kesalahan obat tidak jarang menjadi tuntutan hukum dan berakhir di
pengadilan. mengingat dampak yang ditimbulkan antara lain bertambahnya biaya perawatan,
hari rawat inap yang memanjang bahkan yang terburuk adalah kehilangan nyawa pasien.
Salah satu aspek yang khas dalam kejadian medication error adalah tingkat kejadiannya yang
cukup sering namun masih bersifat under reportyang diakibatkan oleh sistem pelaporan yang
belum baik (Ramya, 2014)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan efek
farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan dosis dalam terapi dibagi
menjadi dosis lazim dan dosis maksimum/ maksimal. Dosis lazim adalah dosis yang
digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang direkomendasikan dan sering
digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis
maksimum), sedangkan dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh
diberikan kepada pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan
(berefek toksik ataupun over dosis). Untuk terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis
lazim. Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya untuk dosis orang dewasa,
sedangkan untuk anak-anak memerlukan rumus perhitungan khusus tertentu. (Muti &
Octavia, 2018)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian dosis obat
Dosis atau jumlah takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan
atau diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalam ataupun obat luar. Kecuali
dinyatakan lain, dosis adalah dosis maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut,
injeksi subkutan, dan rektal. Selain itu dikenal juga dengan istilah dosis lazim. Dalam
Farmakope Indonesia edisi III tercantum dosis lazim untuk dewasa dan bayi atau anak yang
merupakan takaran petunjuk yang tidak mengikat. (Syamsuni, 2005:51).
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading
dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan memberikan
dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat
yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal
1. Dosis Maksimum adalah takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa
untuk pemakain sekali dan sehari tanpa membahayakan ( saat ini tidak dipergunakan
lagi).
2. Dosis Toksis adalah taaran obat yang menyebabkan keracunan .
3. Dosis Lethalis adalah takaran obat yang menyebabkan kematian .
4. Loading dose / intial dose / dosis awal adalah takaran obat untuk ememulai terapi ,
sehingga dapat mencapai konsentrasi obat dalam darah dan mempunyai efek terapi .
5. Dosis Pemeliharaan : takaran obat yang diperlukan untuk mempertahankan
konsentrasi terapeutik ( = konsentrasi obat dalam darah yang mempunyai efek terapi).
6. Dosis regimen : pengaturan dosis serta jarak waktu antar dosis untuk
mempertahankan konsentrasi obat dalam darah sehingga memberikan efek terapi.
Dosis obat yang akan diberikan kepada pasien untuk menghasilkan efek yang diharapkan
tergantung dari banyaknya faktor seperti : usia , berat badan , jenis kelamin , luas permukaan
badan , berat penyakit dan keadaan si sakit .
Dosis obat dapat dilihat di Farmakope Indonesia III , Alder Hey Book of Children ‘s Doses
(ABCD) dan Extra Pharmacopeae Martindale . Jika dosis dagang biasa dilihat di SO,MIM’S /
IMS dan DOI .
C. Ketentuan Dosis
3. Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan, sebaiknya dosis diberikan dalam
jumlah yang lebih kecil. Bahkan untuk beberapa obat yang dapat menyebabkan
abortus dan kelainan janin, obat ini dilarang untuk wanita hamil juga wanita menyusui
karena obat dapat diserap olah bayinya melalui ASI.
4. Untuk anak < 20 tahun diperlukan perhitungan khusus, karena respon tubuh anak atau
bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan orang dewasa.
D. Perhitungan Dosis
b. Rumus Fried
c. Rumus Cowling
(n adalah umur dalam satuan tahun yang digenapkan ke atas). Misalnya, umur
penderita 1 tahun 1 bulan, makan n dihitung 2 tahun
d. Rumus Gaubius Rumus ini berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa.
Aturannya sebagai berikut :
e. Rumus Bostedo
2. Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan
a. Rumus Clark (Amerika)
b. Rumus Catzel
Dosis maksimum gabungan harus dihitung apabila dalam satu resep ada dua obat atau
lebih yang kerjanya searah dan tidak boleh melampaui jumlah dosis obat-obat tersebut, baik
untuk dosis sekali pakai maupun dosis untuk pemakaian sehari. (Syamsuni, 2005:56).
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Quick, J.D., Rankin, J.R., Laing, R.O., O’Connor, R.W., Hogerzeil, H.V., Dukes, M.N.G., and
Garnett, A. (editors). Managing Drug Supply 2nd Edition. Kumarian Press. Connecticut. 1997
Departemen kesehatan RI. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI. Jakarta. 2000.
Hamid, T.B.J. Elemen Pelayanan Minimum Farmasi di Rumah Sakit, Direktorat Jendral
Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depertemen Kesehatan RI, diambil dari HTTP://
www.yanfar.go.id. Tanggal 10 Juni 2005
Ylinen S, Hameen-Anttila K, Sepponen K, Lindblad AK, Ahonen R, 2010. The use of
prescription medicines and self-medication among children-a population-based study in
Finland. Pharmacoepidemiol Drug Saf 19 (10): 1000 – 1008
World Health Organization. (2016). Technical Series on Safer Primary Care.
Ramya. (2014). Nurses ’ Perceptions of Medication Errors in South India, 4(March), 20–25.
Muti, A. F., & Octavia, N. (2018). Kajian Penggunaan Obat Berdasarkan Indikator Peresepan
WHO dan Prescribing Errors Di Apotek Naura Medika, Depok. Sainstech Farma, 11(1), 25–30.
Hughes, V.M. (2010). Teacher Evaluation Practices And Teacher Job Satisfaction. Presentation
for the Faculty of the Graduate School University of Missouri-Columbia. Diaskes 10 April
2018 dari Available FTP
Kee, J.L & Hayes, E.R. (2006). Pharmacology A Nursing Process Approach, 5th edn, Singapore:
Elsevier.
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC: Jakarta.