Anda di halaman 1dari 12

TUGAS REMEDI

FARMASI PRAKTIS II

OLEH: LISTIANA AZIZAH


NIM:48202.03.22007
DOSEN PENGAMPU : Apt.Meivita Yusmala Dewi S.farm., M.farm

FAKULTAS FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

UNIVERSITAS HAFSHAWATY

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini
disusun dengan tujuan melaksanakan tugas remidi “Farmasi praktis II”.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.Saya menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi
penyampaian yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk sempurnanya makalah
ini.

Probolinggo,08 Februari 2024


DAFTAR ISI

Contents
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHALUAN......................................................................................................................................4
A.Latar Belakang................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN........................................................................................................................................8
A. Pengertian dosis obat................................................................................................................8
B. Macam-acam dosis obat............................................................................................................8
C. Ketentuan Dosis.........................................................................................................................9
D. Perhitungan Dosis......................................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................13
BAB 1

PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Obat memegang peran yang penting dalam pelayanan kesehatan karena obat merupakan salah
satu sarana untuk meningkatkan derajat Kesehatan. (Quick, J.D.,1997).Sebagian besar
intervensi medik menggunakan obat dan biaya obat secara mandiri merupakan biaya terbesar
yaitu sekitar 60-70% dari total biaya pengobatan. obat merupakan bagian terbesar dari
anggaran kesehatan. Di beberapa negara maju berkisar antara 10% - 15% dari anggaran
kesehatan dan di negara berkembang biaya ini lebih besar lagi antara 35% - 66%.(Depkes
RI.,2000). Aspek terpenting dari pelayanan farmasi adalah mengoptimalkan penggunaan
obat. Ini harus termasuk perencanaan untuk menjamin ketersediaan, keamanan, dan
keefektifan penggunaan obat. (Hamid, T.B.J.,2005)
Obat ibarat dua sisi mata uang, dimana satu sisi bisa bekerja sebagai obat, sebaliknya
disisi lain juga bisa bekerja sebagai racun, tergantung kepada takaran (dosis) yang digunakan.
Artinya setiap obat memiliki rasio manfaat dan resiko yang berbeda-beda dan batasan ini
menjadi tolak ukur keamanan dari suatu obat. Oleh sebab itu, penggunaan obat harus hati-hati
apalagi untuk anak-anak. Anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa mempunyai respons
yang berbeda terhadap pemberian obat. Hal ini disebabkan oleh organ fisiologis anak belum
berkembang sempurna sehingga kerja obat dan profil farmakokinetika obat pada anak akan
berbeda dengan orang dewasa. Begitu juga dengan masalah bentuk sediaan obat yang tepat
untuk anak tidak tersedia, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemberian dosis obat.
Kesemuanya itu, berpotensi terjadinya insiden obat pada anak (Ylinen et. Al, 2010; Holstein
et. al, 2015).

Pengobatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan. Pemberian obat yang aman merupakan perhatian utama ketika
memberikan obat kepada pasien (Kuntarti, 2005). Kesalahan medikasi adalah setiap kejadian
yang dapat dicegah, yang mengakibatkan penggunaan obat obatan yang tidak seharusnya
diberikan atau yang dapat menimbulkan cedera kepada pasien saat berada dalam kontrol
tenaga kesehatan, pasien dan consumer (World Health Organization, 2016)

Kasus kesalahan obat tidak jarang menjadi tuntutan hukum dan berakhir di
pengadilan. mengingat dampak yang ditimbulkan antara lain bertambahnya biaya perawatan,
hari rawat inap yang memanjang bahkan yang terburuk adalah kehilangan nyawa pasien.
Salah satu aspek yang khas dalam kejadian medication error adalah tingkat kejadiannya yang
cukup sering namun masih bersifat under reportyang diakibatkan oleh sistem pelaporan yang
belum baik (Ramya, 2014)
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan dosis!

2. Jelaskan macam-macam dosis obat!

3. Jelaskan ketentuan- ketentuan perhitungan dosis dewasa!

4. Bagaimana cara perhitungan dosis maksimum suatu obat!

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dosis

2. Untuk mengetahui macam – macam dosis obat

3. Untuk mengetahui ketentuan – ketentuan dalam perhitungan dosis

4. untuk mengetahui cara perhitungan dosis maksimum suatu obat


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan efek
farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan dosis dalam terapi dibagi
menjadi dosis lazim dan dosis maksimum/ maksimal. Dosis lazim adalah dosis yang
digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang direkomendasikan dan sering
digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis
maksimum), sedangkan dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh
diberikan kepada pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan
(berefek toksik ataupun over dosis). Untuk terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis
lazim. Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya untuk dosis orang dewasa,
sedangkan untuk anak-anak memerlukan rumus perhitungan khusus tertentu. (Muti &
Octavia, 2018)

Takaran dosis merupakan jumlah kuantitatif yang diperlukan untuk menghantarkan


jumlah obat yang diresepkan dan biasanya diukur dengan satuan bobot, volume, atau dosis.
Jumlah dosis adalah dosis yang tersedia dalam kuantitas tertentu, dan jumlah total adalah
jumlah atau produk yang diperlukan untuk memasok dosis dan regimen dosis yang
diresepkan. Dosis terapeutik merupakan dosis yang mempunyai efck yang diharapkan yang
merupakan alasan suatu obat diberikan. Dosis terapcutik dapat dinyatakan sebagai dosis
minimal (paling keeil yang masih memberi cfek medis), dosis maksimal (dosis paling besar
yang mash member efck medis) dan dosis optimal (dosis yang cukup tepat untuk memberi
efek medis) (Priharjo, 1995).

Berdasarkan Kemenkes (2008) kesalahan dalam pemberian obat menduduki peringkat


pertama (24,8%) dari 10 besar insiden yang dilaporkan. Kesalahan pemberian obat diperkirakan 1
dari 10 pasien diseluruh dunia (Hughes, 2010). Tipe kesalahan yang menyebabkan kematian pada
pasien meliputi 40,9%, salah dosis, 16% salah obat, dan 9,5% salah rute pemberian. Kejadian ini akan
terus meningkat apabila tidak adanya kesadaran perawat dalam melakukan pemberian obat sesuai
dengan prinsip pemberian yang berlaku dirumah sakit (Hughes, 2010). Dalam penerapan prinsip
benar pemberian obat terdapat prinsip 10 benar menurut Kee dan Hayes (2006) yang biasanya
dikenal dengan istilah five plus five rights diterjemahkan sebagai 10 benar yang meliputi right client
(benar pasien), right drug (benar obat), right dose (benar dosis), right time (benar waktu), right route
(benar rute), right assesment (benar pengkajian, right documentation (benar pencatatan), client right
to education (hak klien mendapat pendidikan atau informasi), right evalution (benar evaluasi) dan
client’s right to refuse (hak pasien untuk menolak). Sedangkan menurut Kemenkes (2016), prinsip
pemberian obat yang kepada pasien dengan tujuh benar yaitu klien yang benar, obat yang benar,
dosis yang benar, waktu yang benar, rute yang benar dan dokumentasi yang benar serta informasi
yang benar.

BAB III

PEMBAHASAN
A. Pengertian dosis obat

Dosis atau jumlah takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan
atau diberikan kepada seorang penderita, baik untuk obat dalam ataupun obat luar. Kecuali
dinyatakan lain, dosis adalah dosis maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut,
injeksi subkutan, dan rektal. Selain itu dikenal juga dengan istilah dosis lazim. Dalam
Farmakope Indonesia edisi III tercantum dosis lazim untuk dewasa dan bayi atau anak yang
merupakan takaran petunjuk yang tidak mengikat. (Syamsuni, 2005:51).

Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading
dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan memberikan
dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat
yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal

B. Macam-acam dosis obat

1. Dosis Maksimum adalah takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa
untuk pemakain sekali dan sehari tanpa membahayakan ( saat ini tidak dipergunakan
lagi).
2. Dosis Toksis adalah taaran obat yang menyebabkan keracunan .
3. Dosis Lethalis adalah takaran obat yang menyebabkan kematian .
4. Loading dose / intial dose / dosis awal adalah takaran obat untuk ememulai terapi ,
sehingga dapat mencapai konsentrasi obat dalam darah dan mempunyai efek terapi .
5. Dosis Pemeliharaan : takaran obat yang diperlukan untuk mempertahankan
konsentrasi terapeutik ( = konsentrasi obat dalam darah yang mempunyai efek terapi).
6. Dosis regimen : pengaturan dosis serta jarak waktu antar dosis untuk
mempertahankan konsentrasi obat dalam darah sehingga memberikan efek terapi.

Dosis obat yang akan diberikan kepada pasien untuk menghasilkan efek yang diharapkan
tergantung dari banyaknya faktor seperti : usia , berat badan , jenis kelamin , luas permukaan
badan , berat penyakit dan keadaan si sakit .

Dosis obat dapat dilihat di Farmakope Indonesia III , Alder Hey Book of Children ‘s Doses
(ABCD) dan Extra Pharmacopeae Martindale . Jika dosis dagang biasa dilihat di SO,MIM’S /
IMS dan DOI .

C. Ketentuan Dosis

1. Daftar dosis maksimum menurut Fl digunakan orang dewasa yang berusia 20 - 60


tahun dengan bobot badan 58 - 60 kg. Untuk orang yang sudah berusia lanjut dan
pertumbuhan fisiknya sudah mulai menurun, maka pemberian dosis lebih kecil dari
pada dosis dewasa.
2. Untuk orang lanjut usia dan keadaan fisik yang sudah menurun pemberian dosis harus
lebih kecil dari DM.

3. Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan, sebaiknya dosis diberikan dalam
jumlah yang lebih kecil. Bahkan untuk beberapa obat yang dapat menyebabkan
abortus dan kelainan janin, obat ini dilarang untuk wanita hamil juga wanita menyusui
karena obat dapat diserap olah bayinya melalui ASI.
4. Untuk anak < 20 tahun diperlukan perhitungan khusus, karena respon tubuh anak atau
bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan orang dewasa.
D. Perhitungan Dosis

1. Perhitungan dosis berdasarkan umur


a. Rumus Young (untuk anak di bawah 8 tahun)

b. Rumus Fried

c. Rumus Cowling

(n adalah umur dalam satuan tahun yang digenapkan ke atas). Misalnya, umur
penderita 1 tahun 1 bulan, makan n dihitung 2 tahun

d. Rumus Gaubius Rumus ini berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa.
Aturannya sebagai berikut :

0-1 tahun = 1/12 x dosis dewasa

1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa

2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa

3-4 tahun = ¼ x dosis dewasa

4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa

7-14 tahun = ½ x dosis dewasa

14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa

21-60 tahun = dosis dewasa

e. Rumus Bostedo
2. Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan
a. Rumus Clark (Amerika)

b. Rumus Thremich-Fier (Jerman)

c. Rumus Black (Belanda)

d. Rumus Juncker & Glaubius (paduan umur dan bobot badan)

Dosis = % x dosis dewasa

3. Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh


a. Dari kumpulan kuliah farmakologi UI 1968

b. Rumus Catzel

4. Perhitungan dosis dengan pemakaian berdasarkan jam


a. Menurut FI ed. III
Satu hari dihitung 24 jam sehingga untuk pemakaian sehari dihitung
b. Menurut Van Duin
Pemakaian sehari dihitung untuk 16 jam, kecuali antibiotik dihitung sehari
semalam 24 jam. Untuk contoh, pemakaian sehari dihitung sebagai berikut

Dosis maksimum gabungan harus dihitung apabila dalam satu resep ada dua obat atau
lebih yang kerjanya searah dan tidak boleh melampaui jumlah dosis obat-obat tersebut, baik
untuk dosis sekali pakai maupun dosis untuk pemakaian sehari. (Syamsuni, 2005:56).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dalam memberikan obat, penting untuk mengetahui dan menerapkan rumus
perhitungan dosis yang tepat dan akurat. Dosis obat merupakan takaran dari suatu obat yang
dapat memberikan efek farmakologis atau khasiat yang diinginkan. Dosis terbagi menjadi
dosis lazim dan dosis maksimal, dan faktor-faktor seperti usia, berat badan, dan kondisi
kesehatan memengaruhi perhitungan dosis obat. Dosis obat yang diberikan harus sesuai
dengan kondisi dan usia pasien, dan menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk
menentukan dosis yang tepat. Dalam menentukan dosis obat, penting untuk menghindari
kesalahan dalam menghitung dosis, karena hal ini dapat berdampak pada kondisi kesehatan.
Selain itu, aturan minum obat, termasuk jarak minum obat, juga perlu diperhatikan. Setiap
obat memiliki dosis, cara pakai, dan jarak minum obat yang berbeda, dan disarankan untuk
selalu mengonsumsi obat sesuai dengan dosis, cara pakai, dan jarak minum obat yang sesuai
anjuran dokter atau petunjuk pada label kemasan obat. Hindari menggandakan dosis obat
karena obat memiliki dosis maksimal dalam sekali minum. Menggandakan obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius, terutama pada beberapa jenis obat.
B. Saran

Dalam menentukan dosis obat, penting untuk menghindari kesalahan dalam


menghitung dosis, karena hal ini dapat berdampak pada kondisi kesehatan. Selain itu, aturan
minum obat, termasuk jarak minum obat, juga perlu diperhatikan. Setiap obat memiliki dosis,
cara pakai, dan jarak minum obat yang berbeda, dan disarankan untuk selalu mengonsumsi
obat sesuai dengan dosis, cara pakai, dan jarak minum obat yang sesuai anjuran dokter atau
petunjuk pada label kemasan obat

DAFTAR PUSTAKA
 Quick, J.D., Rankin, J.R., Laing, R.O., O’Connor, R.W., Hogerzeil, H.V., Dukes, M.N.G., and
Garnett, A. (editors). Managing Drug Supply 2nd Edition. Kumarian Press. Connecticut. 1997
 Departemen kesehatan RI. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI. Jakarta. 2000.
 Hamid, T.B.J. Elemen Pelayanan Minimum Farmasi di Rumah Sakit, Direktorat Jendral
Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depertemen Kesehatan RI, diambil dari HTTP://
www.yanfar.go.id. Tanggal 10 Juni 2005
 Ylinen S, Hameen-Anttila K, Sepponen K, Lindblad AK, Ahonen R, 2010. The use of
prescription medicines and self-medication among children-a population-based study in
Finland. Pharmacoepidemiol Drug Saf 19 (10): 1000 – 1008
 World Health Organization. (2016). Technical Series on Safer Primary Care.
 Ramya. (2014). Nurses ’ Perceptions of Medication Errors in South India, 4(March), 20–25.
 Muti, A. F., & Octavia, N. (2018). Kajian Penggunaan Obat Berdasarkan Indikator Peresepan
WHO dan Prescribing Errors Di Apotek Naura Medika, Depok. Sainstech Farma, 11(1), 25–30.
 Hughes, V.M. (2010). Teacher Evaluation Practices And Teacher Job Satisfaction. Presentation
for the Faculty of the Graduate School University of Missouri-Columbia. Diaskes 10 April
2018 dari Available FTP
 Kee, J.L & Hayes, E.R. (2006). Pharmacology A Nursing Process Approach, 5th edn, Singapore:
Elsevier.
 Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai