Pembimbing:
Faiqotul Himmah,S.Si.,Apt
Disusun oleh:
Fidurroty Baidho 22004101078
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan..................................................................................................2
3.1 Kesimpulan..........................................................................................30
3.2 Saran....................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA 31
ii
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
RESEP PEDIATRI
R/ Cefixime tab 80 mg
m.f.l.a.pulv.d.t.d No XII
ʃ. 2.d.d pulv 20 I p.o p.c
R/ Trilac ½ tab
Tremenza 1/3 tab
Cetirizine 2 mg
Ranitidine 30 mg
m.f.l.a.pulv.d.t.d. No. XV
ʃ. 3.d.d. pulv I p.o p.c
15
Tabel 2.1 Pengkajian Resep 1 (PEDIATRI)
Nama Pasien : An. I
Usia : 8 tahun 9 bulan Ada
Nama Dokter : dr.A.,Sp.A Permasalahan Solusi
/Tidak
Tgl. Peresepan : 09/12/2022
No. Pengkajian
I. Administratif
A. Identitas dan Legalitas Penulis
16
Problem : -
1. Nama √ Tercantum nama pasien penerima resep Solusi : -
5. Tinggi Badan X Tidak tertulis tinggi badan pasien pada resep Problem : +
Solusi : mengukur tinggi badan pasien dan mengisi pada
resep karena hal ini berhubungan dengan penentuan
BMI pasien yang nantinya akan menentukan pemberian
dosis obat.
C. Tanggal Penulisan Resep
II. Farmasetis
A. Bentuk dan Kekuatan Dosis
1. Nama Obat :
Sanmol Forte
Cefixime
Trilac
Tremenza
Ranitidine
a. Sanmol Forte Problem : -
Solusi : -
17
bentuk sediaan : sirup
- Pada resep telah disebutkan
bentuk sediaan yang diminta
adalah sirup.
a. Cefixime
Problem : +
Solusi : mengkonfirmasi pada dokter penulis resep bentuk
sediaan apa yang diminta, apakah benar tablet.
Problem : +
Solusi : mengkonfirmasi pada dokter penulis resep bentuk
19
sediaan apa yang diminta, apakah benar tablet.
20
a. Sanmol Forte Problem : +
Kekuatan dosis yang tersedia Solusi : mengkonfirmasi pada dokter penulis resep
pada sediaan sirup adalah mengenai kekuatan dosis yang diinginkan.
mengandung 250 mg - Diasumsikan, dokter menyetujui
paracetamol tiap 5 mL
b. Cefixime
Problem : -
Kekuatan dosis yang tersedia
Solusi : -
pada sediaan tablet 100 mg
dan 200 mg
c. Trilac Problem : -
Kekuatan dosis yang tersedia Solusi : -
pada sediaan tablet 4 mg dan
8 mg
d. Tremenza Problem : -
3. Kekuatan Dosis +/- Solusi : -
Kekuatan dosis yang tersedia
pada sediaan tablet yaitu
mengandung pseudoephedrin
60 mg dan triprolidine 2,5 mg
tiap tablet
e. Cetirizine Problem : -
Kekuatan dosis yang tersedia Solusi : -
pada sediaan tablet 10 mg
f. Ranitidine Problem : -
Solusi : -
Kekuatan dosis yang tersedia
pada sediaan tablet 150 mg
dan 300 mg
21
4. Jumlah Obat yang diresepkan Tertera pada resep Problem : -
√ Solusi : -
B. Stabilitas √ Tidak ada masalah pada stabilitas obat
yang diresepkan
C. Kompabilitas √ Tidak ada masalah pada kompabilitas
obat yang diresepkan
22
III. Klinis
A. Ketepatan Indikasi dan Dosis
a. Sanmol Forte (Paracetamol ) :
1. Ketepatan Indikasi
demam, nyeri ringan hingga sedang
b. Cefixime : infeksi saluran kemih,
infksi saluran napas, faringitis,
tonsilitis, otitis media
c. Trilac (Triamcinolone) :
menurunkan inflamasi, gangguan
alergi dan gangguan pada mulut
d. Tremenza (Pseudoephedrin,
Triprolidine) : pilek, alergi saluran
napas
e. Citirizine : common cold, rinitis
menahun ataupun alergi
f. Ranitidine : peningkatan asam
lambung, tukak lambung, refluks
a. Sanmol Forte Problem : -
- Dosis anjuran : 5-10 mL atau 1-2 Solusi : -
sendok takar tiap pemberian, 3-4 kali
sehari
2. Ketepatan Dosis x Menurut perhitungan dosis, dosis
resep sesuai
b. Cefixime Problem : +
- Dosis anjuran : 1,5-3 mg/kgBB/12 Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
jam dosis yang diberikan terlalu tinggi. Diasumsikan dokter akan
- Da 1 : 1,5 x 27kg = 40,5 mg menurunkan dosis pada obat yang diresepkan.
Da 2 : 3 x 27 kg = 81 mg
Da : 40,5 – 81 mg/12 jam
Dosis resep : 80 mg, 3x sehari
Menurut perhitungan dosis, dosis
resep overdose
c. Trilac Problem : +
- Dosis anjuran : 0,11-1,6 mg/kgbb/hari Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
terbagi dalam 3 dosis
dosis yang diberikan terlalu tinggi. Diasumsikan dokter akan
- Da 1 : 0,11 x 27 kg : 2,97 mg
Da 2 : 1,6 x 27 kg : 43,2 mg menurunkan dosis pada obat yang diresepkan.
23
Da : 2,97 – 43,2 mg/24 jam terbagi
dalam 3 dosis
Dosis resep : ½ tab (2 mg) tiap
pemberian
Menurut perhitungan dosis, dosis
resep overdose. Problem : +
d. Tremenza
Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
- Dosis anjuran : ½ tablet, 3-4 kali
sehari dosis yang diberikan terlalu rendah. Diasumsikan dokter akan
Menurut perhitungan dosis, dosis menaikkan dosis pada obat yang diresepkan.
resep underdose
e. Cetirizine Problem : +
- Dosis anjuran : 5 mg, 2 kali sehari Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
Menurut perhitungan dosis, dosis dosis yang diberikan terlalu tinggi. Diasumsikan dokter akan
resep overdose menurunkan dosis pada obat yang diresepkan.
f. Ranitidine Problem : +
- Dosis anjuran : 2-4 mg/kgbb/12 jam Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
- Da 1 : 2 x 24 kg :48 mg dosis yang diberikan terlalu rendah. Diasumsikan dokter akan
Da 2 : 4 x 27 kg : 108 mg menaikkan dosis pada obat yang diresepkan.
Da : 48 – 108 mg/12 jam
Dosis resep : 30 mg/pemberian – 90
mg/hari
Menurut perhitungan dosis, dosis
resep underdose
B. Aturan, Cara dan Durasi Penggunaan Obat
a. Sanmol Forte : tidak tertera aturan Problem : +
pakai pada resep, 4x sehari Solusi : mengkonfirmasi pada dokter aturan pakai obat
b. Cefixime : tertera aturan pakai pada yang belum tertera pada resep. Diasumsikan dokter akan
resep, 2x sehari (p.c) menambahkan aturan pakai pada obat yang belum lengkap
c. Racikan (Trilac, Tremenza, aturan pakainya dan dokter akan menjelaskan waktu-waktu
1. Aturan Pakai +/- dimana pasien mengkonsumsi obat, mengingat terdapat
Cetirizine, Ranitidine) : tertera
frekuensi yang berbeda-beda pada tiap obat.
aturan pakai pada resep, 3x sehari
(p.c)
2. Cara Pakai x Tidak tertera mengenai cara pakai obat Problem : +
pada resep Solusi : mengkonfirmasi pada dokter mengenai cara pakai
obat. Diasumsikan dokter akan menambahkan cara pakai
obat pada resep.
3. Durasi Penggunaan Obat x Tidak tertera mengenai durasi pnggunaan Problem : +
obat pada resep Solusi : mengkonfirmasi pada dokter mengenai durasi
penggunaan obat. Diasumsikan dokter akan menuliskan
ataupun menyampaikan secara langsung pada pasien
mengenai durasi penggunaan obat.
C. Duplikasi dan atau Polifarmasi
24
1. Duplikasi √ Tidak didapatkan duplikasi obat pada Problem : -
resep Solusi : -
2. Polifarmasi √ Tidak didapatkan polifarmasi pada resep Problem : -
Solusi : -
D. Reaksi Obat yang Tidak dikehendaki
1. Alergi √ Disebutkan pada resep terkait alergi atau Problem : -
tidaknya pasien penerima resep Solusi : -
2. Efek Samping Obat x Tidak dituliskan mengenai efek samping Problem : +
obat pada resep. Solusi : mengkonfirmasi pada dokter mengenai konseling
Efek samping obat tersering dari beberapa efek samping obat yang mungkin terjadi. Diasumsikan
obat yang ada di resep antara lain: dokter akan menuliskan ataupun menyampaikan secara
a. Sanmol Forte (Paracetamol) : mual langsung pada pasien mengenai efek samping obat yang ada
dan muntah pada resep.
b. Cefixime : Konstipasi
c. Trilac (Triamcinolone) : Agitasi
d. Tremenza (Pseudoephedrin,
triprolidine) : mulut kering
e. Cetirizine : rasa tidak nyaman pada
perut
f. Ranitidine : sakit kepala
E. Kontraindikasi
1. Kontraindikasi x a. Sanmol Forte (Paracetamol) : Problem : +
Gangguan hepar Solusi : mengkonfirmasi pada dokter untuk memastikan
b. Cefixime : Hipersensitivitas terhadap apakah pasien termasuk kontraindikasi pada obat yang
antibiotik golongan sefalosporin diresepkan. Diasumsikan dokter akan mengganti obat jika
c. Trilac (Triamcinolone) : Infeksi terdapat kontraindikasi pada salah satu obat yang
sistemik diresepkan.
d. Tremenza (Pseudoephedrin,
triprolidine) : Hipersensitivitas
tehadap pseudoephedrin
e. Cetirizine : Kehamilan dan menyusui
f. Ranitidine : Hipersensitivitas
tehadap ranitidine
F. Interaksi
1. Interaksi x Tidak ada interaksi obat pada resep
25
RESEP DEWASA
26
Tabel 2.2 Pengkajian Resep 2 Dewasa
Nama Pasien : Ny.S
Usia : 31 tahun
Ada
Nama Dokter : dr.(Tidak diketahui) Permasalahan Solusi
/Tidak
Tgl. Peresepan : 13/8/2020
No. Pengkajian
I. Administratif (Kelengkapan Resep)
Melihat jadwal jaga dokter yang bertugas hari tersebut dan
Tidak tertera nama dokter dan nomor mengingatkan dokter untuk mengisi nama lengkap dan SIP
1. Dokter x
SIP dokter atau tidak perlu mencantumkan SIP karena sudah diwakilkan
ijin operasional klinik
2. Tanggal √ Tertera tanggal pembuatan resep -
Pada penulisan resep terdapat tanda
3. Tanda Tangan Dokter/Paraf Dokter √ -
tangan atau paraf dokter.
4. Nama Pasien √ Tertera nama pasien -
Tidak terdapat kolom alamat pasien
5. Alamat √ pada resep. Tetapi tetap dituliskan -
alamat pada resep.
Menanyakan nomor RM pasien yang bersangkutan kepada
6. No. RM x Tidak tertera nomor RM resepsionis pendaftaran atau melihat pada RM kemudian
melengkapinya.
II. Farmasetik
Berikut bentuk sediaan yang tersedia dari obat pada resep:
Omeprazol : sediaan kapsul 20 mg
Lacbon : sediaan tablet
Obat pada resep telah ditulis bentuk
1. Bentuk Sediaan √ Primperan: sediaan tablet 10 mg , 5 mg
sediaannya.
B Complex : sediaan tablet
27
tercantum, belum terdapat kekuatan mengkonfirmasi dosis resep yang diberikan, serta
obatnya. memberikan saran dosis obat yang sudah disesuaikan dengan
berat badan pasien.
Beberapa dosis obat yang dapat diberikan :
Omeprazol
Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: 20-40 mg/hari, sekali sehari atau dibagi
dalam dua dosis.
*Dosis sudah tepat dengan pemberian kapsul 20 mg 1 kali
1 kapsul
B Complex
Dosis pada resep : 2 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: 1-2 tablet/hari.
*Dosis sudah tepat
28
anjuran dokter. Berikut beberapa craa pemakaian :
- Omeprazol : diberikan 1 jam sebelum makan, per oral
- Lacbon : diberikan bersamaan dengan makanan, per
oral
- Primperan : diberikan 30 menit sebelum makan, per
oral
- B Complex : diberikan setelah makan, per oral
(drugs.com, MIMS)
III. Klinis
Pada resep sudah terdapat keterangan
1. Alergi √ -
bahwa pasien tersebut tidak alergi
Interaksi antara Obat
Tidak ada interaksi mayor antar obat
yang ditemukan
(drugs.com)
-
2. Interaksi x
Interaksi antara Obat dan
Makanan
Tidak ada interaksi mayor antara obat
dengan makanan yang ditemukan
(drugs.com)
KIE efek samping obat (ESO) kepada pasien
Berikut beberapa efek samping yang sering muncul dari
obat yang diberikan:
Omeprazol : nyeri kepala, nyeri abdomen, mual, dan diare
Tidak diketahui efek samping Lacbon : perut kembung (begah)
3. Efek Samping x
obatnya Primperan (Metoclopramide HCl): mengantuk, reaksi
distoia akut
B Complex : reaksi alegi
(drugs.com, MIMS)
Tidak ditemukan duplikasi
4. Duplikasi x -
29
(drugs.com)
30
RESEP GERIATRI
31
Tabel 2.3 Pengkajian Resep Geriatri
Nama Pasien : Tn.K
Usia : (Tidak diketahui)
Ada
Nama Dokter : dr.RAI Permasalahan Solusi
/Tidak
Tgl. Peresepan : 17/11/2020
No. Pengkajian
I. Administratif (Kelengkapan Resep)
Tertera nama dokter dan nomor
1. Dokter √ -
SIP dokter
2. Tanggal √ Tertera tanggal pembuatan resep -
Pada penulisan resep tidak
Menghubungi dokter yang menuliskan resep dan meminta untuk
3. Tanda Tangan Dokter/Paraf Dokter x terdapat tanda tangan atau paraf
melengkapi terkait paraf dan tandatangan yang diperlukan
dokter.
4. Nama Pasien √ Tertera nama pasien -
Tidak terdapat kolom alamat
5. Alamat √ pasien pada resep. Tetapi tetap -
dituliskan alamat pada resep.
6. No. RM √ Tertera nomor RM -
II. Farmasetik
Menghubungi dokter yang menuliskan resep untuk mengkonfirmasi
sediaan masing-masing obat yang diberikan, serta memberikan
saran sediaan obat.
Berikut bentuk sediaan yang tersedia dari obat pada resep:
Micardis : tablet 40 mg
Adalat oros : tablet lepas lambat 30 mg, 20 mg
Obat pada resep tidak ditulis
1. Bentuk Sediaan x Concor : tablet salut selaput 1,25 mg
bentuk sediaannya.
Atorvastatin : tablet 20 mg
Klopidogrel : tablet 75 mg
Harnal Ocas : tablet lepas lambat 0,4 mg
Flexamine gel : tube 30 gram, 15 gram
32
Menghubungi dokter yang menuliskan resep untuk
mengkonfirmasi dosis resep serta kekuatan yang diberikan, serta
memberikan saran dosis obat yang sudah disesuaikan dengan berat
badan pasien.
Beberapa dosis obat yang dapat diberikan :
Karena usia pasien tidak diketahui dianggap 65 tahun
Micardis (Telmisartan)
Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: 40-80 mg/hari. Max 80 mg/hari
*Dosis yang diberikan Dg = Dd – Dd.10% 36 mg – 72 mg
sehingga diberikan 1x40 mg (sudah sesuai )
Atorvastatin
Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: Awal 10-20 mg dosis tunggal. 10-80 mg/hari.
Maksimal 80 mg/hari
*Dosis yang diberikan Dg = Dd – Dd.10% 9-72 mg sehingga
diberikan 1 x 20 mg (sudah sesuai)
33
Clopidogrel
Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: Awal 300 mg dilanjutkan 75 mg/hari. Usia ≤ 75
tahun dosis sama dengan dosis dewasa
*Dosis yang diberikan 1 x 75 mg (sudah sesuai)
Flexamine Gel
Dosis pada resep : 2 kali 1
Dosis seharusnya: Pemakaian 2-3 kali/hari
*Dosis sudah tepat yaitu 2 kali 1 oles/hari (sudah tepat)
(MIMS, drugs.com)
Menghubungi dokter yang menuliskan resep untuk mengkonfirmasi
cara pemakaian obat yang diberikan. Melengkapi cara pemakaian
obat di resep, sesuai dengan anjuran dokter.
- Micardis : diberikan bersamaan atau tanpa makanan,
diberikan malam hari, per oral
- Adalat oros : diberikan bersamaan atau tanpa makanan, telan
Cara pemakaian kurang lengkap utuh jangan dihancurkan/dikunyah, per oral
3. Cara Pemakaian ± pada resep tersebut - Concor : diberikan bersamaan atau tanpa makanan,
diberikan pagi hari, telan utuh jangan dihancurkan/dikunyah,
per oral
- Atorvastatin : diberikan bersamaan atau tanpa makanan, per
oral
- Klopidogrel : diberikan bersamaan atau tanpa makanan, per
oral
- Harnal Ocas : diberikan bersamaan atau tanpa
makanan, telan utuh jangan dihancurkan/dikunyah, per
oral
34
- Flexamine gel : oleskan untuk pemakaian luar
(drugs.com, MIMS)
III. Klinis
Pada resep tidak terdapat Menanyakan kepada pasien secara langsung jika memungkinkan
1. Alergi X keterangan bahwa pasien alergi kemudian dilengkapi pada resep.
atau tidak (asumsi pasien tidak mengalami alergi)
Interaksi antara Obat
Tidak ada interaksi mayor antar
obat yang ditemukan
(drugs.com)
(drugs.com)
KIE efek samping obat (ESO) kepada pasien
Berikut beberapa efek samping yang sering muncul dari obat yang
diberikan:
Micardis : nyeri pinggang, sinusitis, dan diare,
klaudikasio intermitern dan ulkus kulit
Adalat oros : vertigo, pusing, nyeri kepala
Tidak diketahui efek samping Concor : bradikardi, vertigo, hipotensi
3. Efek Samping x
yang terjadi Atorvastatin : nasofaringitis, atralgia, diare, nyeri di
extremitas, dan infeksi saluran kendcing
Klopidogrel : perdarahan
Harnal ocas : ejakulasi abnormal, gejala mirip flu, nyeri kepala,
vertigo, rhinitis
Flexamine gel : Rasa panas pada kulit
35
(drugs.com, MIMS)
Ditemukan duplikasi :
Cardiovaskular agent
- Micardis (telmisartan)
- Adalat oros (nifedipin)
Dilakukan pengkajian ulang terkait penggunaan obat yang
- Atorvastatin
diberikan dengan manifestasi klinis pasien terutama pada pasien
- Concor (Bisoprolol)
geriatri.
- Harnal Ocas
Perlu dipertimbangkan untuk penggunaan cardiovascular agent
4. Duplikasi √ (Tamsulosin HCl)
diberikan tidak lebih dari 4 dan obat antihipertensi tidak lebih dari
Antihypertensive :
2.
- Micardis (telmisartan)
- Adalat oros (nifedipin)
(drugs.com)
- Concor (Bisoprolol)
- Harnal Ocas
(Tamsulosin HCl)
(drugs.com)
36
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pembelajaran tentang ilmu kedokteran farmasi di KRI Muslimat Singosari
memberikan manfaat dalam bidang akademis sehingga mahasiswa mampu
melakukan kegiatan dalam mengembangkan kemampuan di bidang farmasi klinis.
Kegiatan tersebut berupa pengkajian dan telaah resep, pelayanan informasi obat
dan pelaporan efek samping obat yang disusun dalam makalah ini.
3.2 Saran
Kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) pada stase ilmu kedokteran
farmasi di KRI Muslimat Singosari dilakukan secara daring. Bagi mahasiswa
perlu meningkatkan kemampuan dalam kemandirian pencarian informasi dan
referensi sehingga tidak mengurangi ilmu yang bisa didapatkan.
30
DAFTAR PUSTAKA
BPOM. 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8915 Tahun 2012 tentang Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat
dan Makanan.
31