Anda di halaman 1dari 30

TUGAS FARMASI KLINIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

Pembimbing:
Faiqotul Himmah,S.Si.,Apt

Disusun oleh:
Fidurroty Baidho 22004101078

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU FARMASI KEDOKTERAN
RUMAH SAKIT ISLAM UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, saya dapat menyelesaikan laporan farmasi klinis ini yang berjudul “Farmasi
Klinis” dengan baik.
Laporan farmasi klinis kami susun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik
Laboratorium Ilmu Farmasi. Kami berharap laporan farmasi klinis ini dapat
berguna dan digunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun menyampaikan ucapan terimakasih khususnya kepada Ibu Faiqotul
Himmah, S.Si., Apt selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu,
tenaga dan ilmu kepada penyusun, serta teman sejawat yang telah mendukung
penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang
membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran
farmasi.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan farmasi klinis banyak
kekurangan. Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun, sehingga bisa menjadi refleksi dan koreksi pada pembuatan laporan
farmasi klinis selanjutnya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang turut berperan dalam penulisan tugas laporan farmasi klinis
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Malang, 12 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.1 Tujuan..................................................................................................2

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian Obat...................................................................................3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................30

3.2 Saran....................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA 31

ii
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Pelayanan kefarmasian sebagai salah satu unsur dari pelayanan utama di


rumah sakit, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan
di rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian yang dari pelayanan
kefarmasian di rumah sakit yang berorientasi pasien. Praktek pelayanan farmasi
klinik merupakan kegiatan terpadu, dengan tujuan untuk mengidentifikasi,
mencegah dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan obat dan kesehatan
(KEMENKES, 2019).
Obat merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses penyembuhan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan pencegahan terhadap suatu penyakit.
Keputusan penggunaan obat selalu mengandung pertimbangan antara manfaat dan
risiko. Institute of Medicine (IoM) melaporkan bahwa sekitar 10% obat digunakan
oleh masyarakat mengalami kesalahan dan mengakibatkan reaksi obat merugikan
dan 2% dari kejadian tersebut menjalani perawatan di rumah sakit. Laporan
tersebut juga memperkirakan bahwa 44.000 – 98.000 pasien meninggal setiap
tahun akibat kesalahan pengobatan. Konsep keamanan pengobatan mengacu pada
pencegahan, deteksi, pelaporan, dan respons terhadap ke jadikan kesalahan
pengobatan (KEMENKES, 2019).
Kita ketahui bersama bahwa keamanan obat merupakan salah satu komponen
penting dalam sistem regulasi obat, praktik klinik, dan kesehatan masyarakat
secara umum. Pemantauan aspek keamanan obat harus selalu dilakukan untuk
mengevaluasi konsistensi profil keamanannya atau rasio risk benefit, dimana
benefit harus lebih besar dari risk untuk mendukung jaminan keamanan obat yang
beredar. Pengawasan aspek keamanan obat senantiasa dilakukan dengan
pendekatan risk management di setiap tahap perjalanan atau siklus obat (BPOM,
2012).
Penggunaan obat dikatakan tidak rasional jika tidak tepat secara medik.
Artinya, tidak sesuai dengan indikasi, diberikan dalam dosis yang tidak tepat, cara
1
dan lama pemberian yang keliru hingga kurang tepatnya pemberian informasi
sehubungan dengan pengobatan yang diberikan. Lembaga Kesehatan Dunia dan
Kementerian Kesehatan menyatakan pemakaian obat dikatakan rasional dan aman
jika obat yang digunakan masyarakat tidak memberikan bahaya yang dapat
mengakibatkan masalah atau ancaman pada kesehatannya (KEMENKES, 2019).
Tugas ini akan membahas kegiatan pelayanan farmasi klinik terkait
pengkajian resep obat, baik anak, dewasa, maupun geriatri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pengkajian resep ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui, memahami, serta melakukan pengkajian resep pasien.

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian dan Pelayanan Resep


Interpretasi pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan perbekalan farmasi termasuk peracikan
obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap
alur pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan
pemberian obat medication error (KEMENKES, 2019).
Tujuan pengkajian pelayanan dan resep untuk menganalisis adanya
masalah terkait obat. Jika ditemukan masalah terkait obat harus segera
dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Kegiatan pengkajian yang dilakukan
yaitu pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan
persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan
(KEMENKES, 2019).
Persyaratan administrasi meliputi:
a) Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan serta tinggi badan
b) Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter
c) Tanggal resep
d) Ruangan atau unit asal resep

Persyaratan farmasetik meliputi


a) Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan
b) Dosis dan jumlah obat
c) Stabilitas
d) Aturan dan cara peggunaan

Aturan dan cara penggunaan persyaratan klinis meliputi


a) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
b) Alergi, interaksi dan efek samping obat
c) Kontraindikasi

3
RESEP PEDIATRI

KLINIK RAWAT INAP MUSLIMAT


SINGOSARI
Ijin Operasional No.
503/0001/IKRI/35.07.303/2016 Jalan
Ronggolawe 24 Singosari Malang, 65153
Telp. (0341) 458344, 453760 Fax. (0341) 453760 e-mail : rs.muslimatsingosari@gmail.com
No. R/ : 28 Malang, 8/12/2022
Nama Pasien : An. I No. RM 0556**
Dokter : dr. A, Sp.A Umur : 8 th 9 bln
Unit RJ : PU/KIA-KB/PSA/PSI/PSO T/BB : 27 kg
Alergi
: (-)
Ya
() Tidak

R/ Sanmol syr forte fls No. I


ʃ. 4.d.d C.t.h 6ml p.o p.c

R/ Cefixime tab 80 mg
m.f.l.a.pulv.d.t.d No XII
ʃ. 2.d.d pulv 20 I p.o p.c

R/ Trilac ½ tab
Tremenza 1/3 tab
Cetirizine 2 mg
Ranitidine 30 mg
m.f.l.a.pulv.d.t.d. No. XV
ʃ. 3.d.d. pulv I p.o p.c

15
Tabel 2.1 Pengkajian Resep 1 (PEDIATRI)
Nama Pasien : An. I
Usia : 8 tahun 9 bulan Ada
Nama Dokter : dr.A.,Sp.A Permasalahan Solusi
/Tidak
Tgl. Peresepan : 09/12/2022
No. Pengkajian
I. Administratif
A. Identitas dan Legalitas Penulis

Tertera nama dokter


1. Nama Dokter √ Problem : -
Solusi : -
2. Legalitas √ - Nomor SIP boleh tidak dicantumkan Problem : +
- SIP dokter karena dokter bekerja dibawah Solusi : mengkonfirmasi pada institusi terkait masa berlaku
- Ijin operasional institusi pengawasan instansi dan SIP sudah ijin operasional institusi dan memberikan saran untuk
terwakili oleh ijin operasional institusi. segera memperbarui atau mengupdate ijin operasional
- Masa aktif ijin operasional institusi institusi.
sudah tidak berlaku
3. Alamat dan Nomor Telepon - Alamat dan nomor telepon dokter
- Dokter boleh tidak dicantumkan karena Problem : -
- Institusi dokter bekerja dibawah pengawasan Solusi : -
+/- institusi.
- Alamat dan nomor telepon institusi
sudah tercantum pada resep.
3. Validasi resep x - Tidak terdapat obat yang mengandung Problem : +
- Tanda tangan dokter narkotika pada resep tersebut sehingga Solusi : mengingatkan pada dokter penulis resep untuk
- Paraf dokter tidak diwajibkan adanya tanda tangan memberikan paraf pada setiap obat yang diresepkan,
dokter. sehingga terdapat validasi pada obat yang diresepkan.
- Tidak terdapat paraf dokter pada setiap
obat yang diresepkan pada resep tersebut
Pada resep telah tercantum asal unit
4. UPF asal resep √ pelayanan fungsional Problem : -
Solusi : -
B. Identitas Pasien

16
Problem : -
1. Nama √ Tercantum nama pasien penerima resep Solusi : -

2. Jenis Kelamin X Tidak tercantum jenis kelamin pasien pada Problem : +


resep Solusi : melihat nama pasien dan memperkirakan
apakah pasien laki-laki/perempuan atau melihat pada
catatan rekam medis. Asumsi jenis kelamin pasien jika
dilihat dari namanya adalah seorang perempuan.
3. Umur atau Tanggal Lahir √ Tercantum umur pasien pada resep Problem : -
Solusi : -

4. Berat Badan √ Tertulis berat badan pasien pada resep Problem : -


Solusi : -

5. Tinggi Badan X Tidak tertulis tinggi badan pasien pada resep Problem : +
Solusi : mengukur tinggi badan pasien dan mengisi pada
resep karena hal ini berhubungan dengan penentuan
BMI pasien yang nantinya akan menentukan pemberian
dosis obat.
C. Tanggal Penulisan Resep

1. Tanggal Penulisan Resep √ Tertera tanggal penulisan atau pembuatan Problem : -


resep Solusi : -

II. Farmasetis
A. Bentuk dan Kekuatan Dosis
1. Nama Obat :
Sanmol Forte
Cefixime
Trilac
Tremenza
Ranitidine
a. Sanmol Forte Problem : -
Solusi : -

2. Bentuk Sediaan +/-

17
bentuk sediaan : sirup
- Pada resep telah disebutkan
bentuk sediaan yang diminta
adalah sirup.
a. Cefixime
Problem : +
Solusi : mengkonfirmasi pada dokter penulis resep bentuk
sediaan apa yang diminta, apakah benar tablet.

bentuk sediaan : tablet


- pada resep disebutkan
kekuatan dosis yang diminta
adalah 80 mg, sehingga
diasumsikan kemungkinan
bentuk sediaan yang diminta
adalah tablet.
b. Trilac
Problem : +
Solusi : mengkonfirmasi pada dokter penulis resep bentuk
sediaan apa yang diminta, apakah benar tablet.

bentuk sediaan : tablet


18
- pada resep disebutkan
kekuatan dosis yang diminta
adalah ½ tab, sehingga
diasumsikan bentuk sediaan
yang diminta adalah tablet.
c. Tremenza
Problem : +
Solusi : mengkonfirmasi pada dokter penulis resep bentuk
sediaan apa yang diminta, apakah benar tablet.

bentuk sediaan : tablet pada


resep disebutkan kekuatan
dosis yang diminta adalah 1/3
tab, sehingga diasumsikan
bentuk sediaan yang diminta
adalah tablet.
d. Cetirizine
Problem : +
Solusi : mengkonfirmasi pada dokter penulis resep bentuk
sediaan apa yang diminta, apakah benar tablet.

bentuk sediaan : tablet


- pada resep disebutkan
kekuatan dosis yang diminta
adalah 2 mg, sehingga
diasumsikan kemungkinan
bentuk sediaan yang diminta
adalah tablet.
e. Ranitidine

Problem : +
Solusi : mengkonfirmasi pada dokter penulis resep bentuk
19
sediaan apa yang diminta, apakah benar tablet.

bentuk sediaan : tablet


- pada resep disebutkan
kekuatan dosis yang diminta
adalah 30 mg, sehingga
diasumsikan kemungkinan
bentuk sediaan yang diminta
adalah tablet.
(MIMS, drugs.com)

20
a. Sanmol Forte Problem : +
Kekuatan dosis yang tersedia Solusi : mengkonfirmasi pada dokter penulis resep
pada sediaan sirup adalah mengenai kekuatan dosis yang diinginkan.
mengandung 250 mg - Diasumsikan, dokter menyetujui
paracetamol tiap 5 mL
b. Cefixime
Problem : -
Kekuatan dosis yang tersedia
Solusi : -
pada sediaan tablet 100 mg
dan 200 mg
c. Trilac Problem : -
Kekuatan dosis yang tersedia Solusi : -
pada sediaan tablet 4 mg dan
8 mg
d. Tremenza Problem : -
3. Kekuatan Dosis +/- Solusi : -
Kekuatan dosis yang tersedia
pada sediaan tablet yaitu
mengandung pseudoephedrin
60 mg dan triprolidine 2,5 mg
tiap tablet
e. Cetirizine Problem : -
Kekuatan dosis yang tersedia Solusi : -
pada sediaan tablet 10 mg
f. Ranitidine Problem : -
Solusi : -
Kekuatan dosis yang tersedia
pada sediaan tablet 150 mg
dan 300 mg

(MIMS, Medscape, drugs.com)

21
4. Jumlah Obat yang diresepkan Tertera pada resep Problem : -
√ Solusi : -
B. Stabilitas √ Tidak ada masalah pada stabilitas obat
yang diresepkan
C. Kompabilitas √ Tidak ada masalah pada kompabilitas
obat yang diresepkan

22
III. Klinis
A. Ketepatan Indikasi dan Dosis
a. Sanmol Forte (Paracetamol ) :
1. Ketepatan Indikasi
demam, nyeri ringan hingga sedang
b. Cefixime : infeksi saluran kemih,
infksi saluran napas, faringitis,
tonsilitis, otitis media
c. Trilac (Triamcinolone) :
menurunkan inflamasi, gangguan
alergi dan gangguan pada mulut
d. Tremenza (Pseudoephedrin,
Triprolidine) : pilek, alergi saluran
napas
e. Citirizine : common cold, rinitis
menahun ataupun alergi
f. Ranitidine : peningkatan asam
lambung, tukak lambung, refluks
a. Sanmol Forte Problem : -
- Dosis anjuran : 5-10 mL atau 1-2 Solusi : -
sendok takar tiap pemberian, 3-4 kali
sehari
2. Ketepatan Dosis x Menurut perhitungan dosis, dosis
resep sesuai
b. Cefixime Problem : +
- Dosis anjuran : 1,5-3 mg/kgBB/12 Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
jam dosis yang diberikan terlalu tinggi. Diasumsikan dokter akan
- Da 1 : 1,5 x 27kg = 40,5 mg menurunkan dosis pada obat yang diresepkan.
Da 2 : 3 x 27 kg = 81 mg
Da : 40,5 – 81 mg/12 jam
Dosis resep : 80 mg, 3x sehari
Menurut perhitungan dosis, dosis
resep overdose
c. Trilac Problem : +
- Dosis anjuran : 0,11-1,6 mg/kgbb/hari Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
terbagi dalam 3 dosis
dosis yang diberikan terlalu tinggi. Diasumsikan dokter akan
- Da 1 : 0,11 x 27 kg : 2,97 mg
Da 2 : 1,6 x 27 kg : 43,2 mg menurunkan dosis pada obat yang diresepkan.

23
Da : 2,97 – 43,2 mg/24 jam terbagi
dalam 3 dosis
Dosis resep : ½ tab (2 mg) tiap
pemberian
Menurut perhitungan dosis, dosis
resep overdose. Problem : +
d. Tremenza
Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
- Dosis anjuran : ½ tablet, 3-4 kali
sehari dosis yang diberikan terlalu rendah. Diasumsikan dokter akan
Menurut perhitungan dosis, dosis menaikkan dosis pada obat yang diresepkan.
resep underdose
e. Cetirizine Problem : +
- Dosis anjuran : 5 mg, 2 kali sehari Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
Menurut perhitungan dosis, dosis dosis yang diberikan terlalu tinggi. Diasumsikan dokter akan
resep overdose menurunkan dosis pada obat yang diresepkan.
f. Ranitidine Problem : +
- Dosis anjuran : 2-4 mg/kgbb/12 jam Solusi : mengkonfirmasi dan memberi tahu dokter bahwa
- Da 1 : 2 x 24 kg :48 mg dosis yang diberikan terlalu rendah. Diasumsikan dokter akan
Da 2 : 4 x 27 kg : 108 mg menaikkan dosis pada obat yang diresepkan.
Da : 48 – 108 mg/12 jam
Dosis resep : 30 mg/pemberian – 90
mg/hari
Menurut perhitungan dosis, dosis
resep underdose
B. Aturan, Cara dan Durasi Penggunaan Obat
a. Sanmol Forte : tidak tertera aturan Problem : +
pakai pada resep, 4x sehari Solusi : mengkonfirmasi pada dokter aturan pakai obat
b. Cefixime : tertera aturan pakai pada yang belum tertera pada resep. Diasumsikan dokter akan
resep, 2x sehari (p.c) menambahkan aturan pakai pada obat yang belum lengkap
c. Racikan (Trilac, Tremenza, aturan pakainya dan dokter akan menjelaskan waktu-waktu
1. Aturan Pakai +/- dimana pasien mengkonsumsi obat, mengingat terdapat
Cetirizine, Ranitidine) : tertera
frekuensi yang berbeda-beda pada tiap obat.
aturan pakai pada resep, 3x sehari
(p.c)
2. Cara Pakai x Tidak tertera mengenai cara pakai obat Problem : +
pada resep Solusi : mengkonfirmasi pada dokter mengenai cara pakai
obat. Diasumsikan dokter akan menambahkan cara pakai
obat pada resep.
3. Durasi Penggunaan Obat x Tidak tertera mengenai durasi pnggunaan Problem : +
obat pada resep Solusi : mengkonfirmasi pada dokter mengenai durasi
penggunaan obat. Diasumsikan dokter akan menuliskan
ataupun menyampaikan secara langsung pada pasien
mengenai durasi penggunaan obat.
C. Duplikasi dan atau Polifarmasi
24
1. Duplikasi √ Tidak didapatkan duplikasi obat pada Problem : -
resep Solusi : -
2. Polifarmasi √ Tidak didapatkan polifarmasi pada resep Problem : -
Solusi : -
D. Reaksi Obat yang Tidak dikehendaki
1. Alergi √ Disebutkan pada resep terkait alergi atau Problem : -
tidaknya pasien penerima resep Solusi : -
2. Efek Samping Obat x Tidak dituliskan mengenai efek samping Problem : +
obat pada resep. Solusi : mengkonfirmasi pada dokter mengenai konseling
Efek samping obat tersering dari beberapa efek samping obat yang mungkin terjadi. Diasumsikan
obat yang ada di resep antara lain: dokter akan menuliskan ataupun menyampaikan secara
a. Sanmol Forte (Paracetamol) : mual langsung pada pasien mengenai efek samping obat yang ada
dan muntah pada resep.
b. Cefixime : Konstipasi
c. Trilac (Triamcinolone) : Agitasi
d. Tremenza (Pseudoephedrin,
triprolidine) : mulut kering
e. Cetirizine : rasa tidak nyaman pada
perut
f. Ranitidine : sakit kepala
E. Kontraindikasi
1. Kontraindikasi x a. Sanmol Forte (Paracetamol) : Problem : +
Gangguan hepar Solusi : mengkonfirmasi pada dokter untuk memastikan
b. Cefixime : Hipersensitivitas terhadap apakah pasien termasuk kontraindikasi pada obat yang
antibiotik golongan sefalosporin diresepkan. Diasumsikan dokter akan mengganti obat jika
c. Trilac (Triamcinolone) : Infeksi terdapat kontraindikasi pada salah satu obat yang
sistemik diresepkan.
d. Tremenza (Pseudoephedrin,
triprolidine) : Hipersensitivitas
tehadap pseudoephedrin
e. Cetirizine : Kehamilan dan menyusui
f. Ranitidine : Hipersensitivitas
tehadap ranitidine
F. Interaksi
1. Interaksi x Tidak ada interaksi obat pada resep

25
RESEP DEWASA

KOP RUMAH SAKIT


No.R/ : 373 Malang, 13/8/2020
Nama Pasien : Ny.S No RM : xxxxxx
Dokter : dr.E Umur: 31 tahun
Unit RJ : PU/PKIA-KB/PS/PSO T/BB : 60 kg
Alamat : Malang

Riwayat Alergi : □ Ya, sebutkan .... □vTida


k
R/Omeprazol caps. 20 mg No. VI
ʃ 1 d.d. caps. I p.o.1 h.a.c
R/Lacbon tab. No.XV
ʃ 3 d.d. tab. I p.o.d.c No.VI
R/Pimperan tab.10 mg No.X
ʃ 2 d.d. tab. I p.o.½ h.a.c R/B
Complex tab.
ʃ 2 d.d. tab. I p.o.p.c

26
Tabel 2.2 Pengkajian Resep 2 Dewasa
Nama Pasien : Ny.S
Usia : 31 tahun
Ada
Nama Dokter : dr.(Tidak diketahui) Permasalahan Solusi
/Tidak
Tgl. Peresepan : 13/8/2020
No. Pengkajian
I. Administratif (Kelengkapan Resep)
Melihat jadwal jaga dokter yang bertugas hari tersebut dan
Tidak tertera nama dokter dan nomor mengingatkan dokter untuk mengisi nama lengkap dan SIP
1. Dokter x
SIP dokter atau tidak perlu mencantumkan SIP karena sudah diwakilkan
ijin operasional klinik
2. Tanggal √ Tertera tanggal pembuatan resep -
Pada penulisan resep terdapat tanda
3. Tanda Tangan Dokter/Paraf Dokter √ -
tangan atau paraf dokter.
4. Nama Pasien √ Tertera nama pasien -
Tidak terdapat kolom alamat pasien
5. Alamat √ pada resep. Tetapi tetap dituliskan -
alamat pada resep.
Menanyakan nomor RM pasien yang bersangkutan kepada
6. No. RM x Tidak tertera nomor RM resepsionis pendaftaran atau melihat pada RM kemudian
melengkapinya.
II. Farmasetik
Berikut bentuk sediaan yang tersedia dari obat pada resep:
Omeprazol : sediaan kapsul 20 mg
Lacbon : sediaan tablet
Obat pada resep telah ditulis bentuk
1. Bentuk Sediaan √ Primperan: sediaan tablet 10 mg , 5 mg
sediaannya.
B Complex : sediaan tablet

(MIMS, drugs.com, BPOM)


2. Dosis ± Pada resep beberapa dosis obat yang Menghubungi dokter yang menuliskan resep untuk

27
tercantum, belum terdapat kekuatan mengkonfirmasi dosis resep yang diberikan, serta
obatnya. memberikan saran dosis obat yang sudah disesuaikan dengan
berat badan pasien.
Beberapa dosis obat yang dapat diberikan :

Omeprazol
Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: 20-40 mg/hari, sekali sehari atau dibagi
dalam dua dosis.
*Dosis sudah tepat dengan pemberian kapsul 20 mg 1 kali
1 kapsul

Lacbon (Lactobacillus sporogenes)


Dosis pada resep : 2 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: Dosis dewasa 4 tablet yang diberikan
3x/hari
*Dosis kurang tepat, sehingga pemberian untuk Ny S yaitu
3 kali 1 tablet

Primperan (Metoclopramid HCl)


Dosis pada resep : 2 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: Dosis dewasa 10 mg/hari dapat diberikan
hingga 3x/hari. Maksimal 20 mg atau 0,5 mg/kgbb/hari
*Dosis sudah tepat

B Complex
Dosis pada resep : 2 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: 1-2 tablet/hari.
*Dosis sudah tepat

(MIMS, Medscape, drugs.com)


Menghubungi dokter yang menuliskan resep untuk
Cara pemakaian kurang lengkap pada
3. Cara Pemakaian x mengkonfirmasi cara pemakaian obat yang diberikan.
resep tersebut
Melengkapi cara pemakaian obat di resep, sesuai dengan

28
anjuran dokter. Berikut beberapa craa pemakaian :
- Omeprazol : diberikan 1 jam sebelum makan, per oral
- Lacbon : diberikan bersamaan dengan makanan, per
oral
- Primperan : diberikan 30 menit sebelum makan, per
oral
- B Complex : diberikan setelah makan, per oral

(drugs.com, MIMS)
III. Klinis
Pada resep sudah terdapat keterangan
1. Alergi √ -
bahwa pasien tersebut tidak alergi
Interaksi antara Obat
Tidak ada interaksi mayor antar obat
yang ditemukan
(drugs.com)
-
2. Interaksi x
Interaksi antara Obat dan
Makanan
Tidak ada interaksi mayor antara obat
dengan makanan yang ditemukan
(drugs.com)
KIE efek samping obat (ESO) kepada pasien
Berikut beberapa efek samping yang sering muncul dari
obat yang diberikan:
Omeprazol : nyeri kepala, nyeri abdomen, mual, dan diare
Tidak diketahui efek samping Lacbon : perut kembung (begah)
3. Efek Samping x
obatnya Primperan (Metoclopramide HCl): mengantuk, reaksi
distoia akut
B Complex : reaksi alegi

(drugs.com, MIMS)
Tidak ditemukan duplikasi
4. Duplikasi x -

29
(drugs.com)

30
RESEP GERIATRI

KOP RUMAH SAKIT


No.R/ : 021 Malang, 17/11/2020
Nama Pasien Dokter
: Ny.K No RM : 06xxxx Umur: 65 tahun
Unit RJ : dr.RA
: Poli jantung T/BB : 60 kg
Alamat : Malang

Riwayat Alergi : □ Ya, sebutkan .... □vTidak

R/Micardis tab. 40 mg No.XXX


ʃ 1 d.d. tab. I p.o.o.n.p.c
R/Adalat oros tab. 30 mg No.XXX
ʃ 1 d.d. tab. I p.o.o.m.p.c R/Concor tab.1,25 mg
No.XXX No.XXX
ʃ 1 d.d. tab. I p.o.o.m.p.c R/Atorvastatin tab. 20 No.XXX
mg
No.XXX
ʃ 1 d.d. tab. I p.o.o.m.d.c R/Clopidogrel tab. 75 mg
ʃ 1 d.d. tab. I p.o.o.n.p.c
R/Harnal ocas tab. 0,2 mg
ʃ 1 d.d. tab. I p.o.o.m.p.c

R/Flexamine cream ointment tubeNo.I


ʃ u.e

31
Tabel 2.3 Pengkajian Resep Geriatri
Nama Pasien : Tn.K
Usia : (Tidak diketahui)
Ada
Nama Dokter : dr.RAI Permasalahan Solusi
/Tidak
Tgl. Peresepan : 17/11/2020
No. Pengkajian
I. Administratif (Kelengkapan Resep)
Tertera nama dokter dan nomor
1. Dokter √ -
SIP dokter
2. Tanggal √ Tertera tanggal pembuatan resep -
Pada penulisan resep tidak
Menghubungi dokter yang menuliskan resep dan meminta untuk
3. Tanda Tangan Dokter/Paraf Dokter x terdapat tanda tangan atau paraf
melengkapi terkait paraf dan tandatangan yang diperlukan
dokter.
4. Nama Pasien √ Tertera nama pasien -
Tidak terdapat kolom alamat
5. Alamat √ pasien pada resep. Tetapi tetap -
dituliskan alamat pada resep.
6. No. RM √ Tertera nomor RM -
II. Farmasetik
Menghubungi dokter yang menuliskan resep untuk mengkonfirmasi
sediaan masing-masing obat yang diberikan, serta memberikan
saran sediaan obat.
Berikut bentuk sediaan yang tersedia dari obat pada resep:
Micardis : tablet 40 mg
Adalat oros : tablet lepas lambat 30 mg, 20 mg
Obat pada resep tidak ditulis
1. Bentuk Sediaan x Concor : tablet salut selaput 1,25 mg
bentuk sediaannya.
Atorvastatin : tablet 20 mg
Klopidogrel : tablet 75 mg
Harnal Ocas : tablet lepas lambat 0,4 mg
Flexamine gel : tube 30 gram, 15 gram

(MIMS, drugs.com, BPOM)

32
Menghubungi dokter yang menuliskan resep untuk
mengkonfirmasi dosis resep serta kekuatan yang diberikan, serta
memberikan saran dosis obat yang sudah disesuaikan dengan berat
badan pasien.
Beberapa dosis obat yang dapat diberikan :
Karena usia pasien tidak diketahui  dianggap 65 tahun

Micardis (Telmisartan)
Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: 40-80 mg/hari. Max 80 mg/hari
*Dosis yang diberikan  Dg = Dd – Dd.10%  36 mg – 72 mg
sehingga diberikan 1x40 mg (sudah sesuai )

Adalat oros (Nifedipin)


Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Pada resep beberapa dosis obat Dosis seharusnya: Diawali dengan 30-60 mg/hari. Maintenance 30-
yang tercantum, belum terdapat 90 mg/hari. Maksimal 120 mg/hari.
2. Dosis ±
kekuatan obatnya. * Dosis yang diberikan  Dg = Dd – Dd.10% 27 – 54
mgsehingga diberikan 1 x 30 mg (sudah sesuai)

Concor (Bisoprolol hemifumarate)


Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: Awal 1.25 mg 1 x/hr pd minggu pertama &
dosis ditritasi scr bertahap. Pemeliharaan: 10 mg 1 x/hr
*Dosis yang diberikan  Dg = Dd – Dd.10%  1,125 mg dan
dapat dititrasi bertahap sehingga diberikan 1,125 mg x 1 (sudah
sesuai)

Atorvastatin
Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: Awal 10-20 mg dosis tunggal. 10-80 mg/hari.
Maksimal 80 mg/hari
*Dosis yang diberikan  Dg = Dd – Dd.10%  9-72 mg sehingga
diberikan 1 x 20 mg (sudah sesuai)

33
Clopidogrel
Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: Awal 300 mg dilanjutkan 75 mg/hari. Usia ≤ 75
tahun dosis sama dengan dosis dewasa
*Dosis yang diberikan 1 x 75 mg (sudah sesuai)

Harnal Ocas (tamsulosin HCl)


Dosis pada resep : 1 kali 1 tablet
Dosis seharusnya: 0.2-0.4 mg 1 x/hr dapat ditingkatkan hingga 0,8
mg/hari
*Dosis yang diberikan  Dg = Dd – Dd.10%  0,18 – 0,36 mg
sehingga diberikan 1 x 0,2 mg (sudah tepat)

Flexamine Gel
Dosis pada resep : 2 kali 1
Dosis seharusnya: Pemakaian 2-3 kali/hari
*Dosis sudah tepat yaitu 2 kali 1 oles/hari (sudah tepat)

(MIMS, drugs.com)
Menghubungi dokter yang menuliskan resep untuk mengkonfirmasi
cara pemakaian obat yang diberikan. Melengkapi cara pemakaian
obat di resep, sesuai dengan anjuran dokter.
- Micardis : diberikan bersamaan atau tanpa makanan,
diberikan malam hari, per oral
- Adalat oros : diberikan bersamaan atau tanpa makanan, telan
Cara pemakaian kurang lengkap utuh jangan dihancurkan/dikunyah, per oral
3. Cara Pemakaian ± pada resep tersebut - Concor : diberikan bersamaan atau tanpa makanan,
diberikan pagi hari, telan utuh jangan dihancurkan/dikunyah,
per oral
- Atorvastatin : diberikan bersamaan atau tanpa makanan, per
oral
- Klopidogrel : diberikan bersamaan atau tanpa makanan, per
oral
- Harnal Ocas : diberikan bersamaan atau tanpa
makanan, telan utuh jangan dihancurkan/dikunyah, per
oral

34
- Flexamine gel : oleskan untuk pemakaian luar

(drugs.com, MIMS)
III. Klinis
Pada resep tidak terdapat Menanyakan kepada pasien secara langsung jika memungkinkan
1. Alergi X keterangan bahwa pasien alergi kemudian dilengkapi pada resep.
atau tidak (asumsi pasien tidak mengalami alergi)
Interaksi antara Obat
Tidak ada interaksi mayor antar
obat yang ditemukan

(drugs.com)

2. Interaksi X Interaksi antara Obat dan -


Makanan
Tidak ada interaksi mayor
antara obat dengan makanan
yang ditemukan

(drugs.com)
KIE efek samping obat (ESO) kepada pasien
Berikut beberapa efek samping yang sering muncul dari obat yang
diberikan:
Micardis : nyeri pinggang, sinusitis, dan diare,
klaudikasio intermitern dan ulkus kulit
Adalat oros : vertigo, pusing, nyeri kepala
Tidak diketahui efek samping Concor : bradikardi, vertigo, hipotensi
3. Efek Samping x
yang terjadi Atorvastatin : nasofaringitis, atralgia, diare, nyeri di
extremitas, dan infeksi saluran kendcing
Klopidogrel : perdarahan
Harnal ocas : ejakulasi abnormal, gejala mirip flu, nyeri kepala,
vertigo, rhinitis
Flexamine gel : Rasa panas pada kulit

35
(drugs.com, MIMS)
Ditemukan duplikasi :
Cardiovaskular agent
- Micardis (telmisartan)
- Adalat oros (nifedipin)
Dilakukan pengkajian ulang terkait penggunaan obat yang
- Atorvastatin
diberikan dengan manifestasi klinis pasien terutama pada pasien
- Concor (Bisoprolol)
geriatri.
- Harnal Ocas
Perlu dipertimbangkan untuk penggunaan cardiovascular agent
4. Duplikasi √ (Tamsulosin HCl)
diberikan tidak lebih dari 4 dan obat antihipertensi tidak lebih dari
Antihypertensive :
2.
- Micardis (telmisartan)
- Adalat oros (nifedipin)
(drugs.com)
- Concor (Bisoprolol)
- Harnal Ocas
(Tamsulosin HCl)
(drugs.com)

36
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Pembelajaran tentang ilmu kedokteran farmasi di KRI Muslimat Singosari
memberikan manfaat dalam bidang akademis sehingga mahasiswa mampu
melakukan kegiatan dalam mengembangkan kemampuan di bidang farmasi klinis.
Kegiatan tersebut berupa pengkajian dan telaah resep, pelayanan informasi obat
dan pelaporan efek samping obat yang disusun dalam makalah ini.

3.2 Saran
Kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) pada stase ilmu kedokteran
farmasi di KRI Muslimat Singosari dilakukan secara daring. Bagi mahasiswa
perlu meningkatkan kemampuan dalam kemandirian pencarian informasi dan
referensi sehingga tidak mengurangi ilmu yang bisa didapatkan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Drug Interaction Checker (online)


http://www.reference.medscape.com (Diakses tanggal 18 November
2020 pukul 19.00 WIB)

BPOM. 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8915 Tahun 2012 tentang Penerapan
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat
dan Makanan.

Drugs.com. 2005. http://www.drugs.com.html


Drugs.com. 2018. Prescription Drug Information,Interaction & Side effects, [cited
18 november 2020]. http://www.drugs.com/drug_interactions.html
Kementrian Kesehatan RI. 2019.Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.
MIMS Indonesia. Petunjuk Konsultasi. Edisi 9. 2009/2010. Jakarta: Penerbit Asli
(MIMS Pharmacy Guide)
PERMENKES. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.

31

Anda mungkin juga menyukai