TIM PENYUSUN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmat-Nya sehingga
tersusunlah Buku Formularium Obat Rumah Sakit Umum K.H Sudja Tahun 2022 ini yang
Saat ini kebutuhan akan standar obat-obatan merupakan suatu hal yang sangat penting
khususnya di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Buku ini akan menjadi acuan bagi dokter dalam
meresepkan obat dan acuan bagi Instalasi Farmasi dalam hal penyediaan obat. Disamping itu,
dalam rangka meningkatkan mutu Rumah Sakit dan melaksanakan visi dan misinya,
diperlukan Buku Formularium Rumah Sakit agar senantiasa dapat menjaga mutu pelayanan
Kepada tim penyusun, kontributor dan semua pihak yang telah memberikan
kontribusi, disampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Buku ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai pihak sangat
kami harapkan untuk revisi dikemudian hari seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran demi kesempurnaan Formularium Obat Rumah Sakit.
3
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
KETENTUAN UMUM........................................................................................................................5
KETENTUAN REDAKSIONAL.......................................................................................................9
PETUNJUK PENGGUNAAN FORMULARIUM OBAT..............................................................11
ANTI TBC..........................................................................................................................................12
ANTI ASMA......................................................................................................................................28
GASTRITIS.........................................................................................................................................1
INDEKS KELAS TERAPI.................................................................................................................6
INDEKS NAMA DAGANG................................................................................................................7
LAMPIRAN.........................................................................................................................................9
4
KETENTUAN UMUM
Formularium Obat Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta
Rumah Sakit disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi berdasarkan Daftar Obat
rumah sakit. Penyusunan Formularium Obat Rumah Sakit juga mengacu pada
harus selalu dipantau. Hasil pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan
kedokteran.
2.1. Resep yang berlaku di RS Umum K.H Sudja hanyalah resep yang
2.2. Resep ditulis oleh dokter yang namanya tercantum dalam daftar staf medis
2.3. Resep harus ditulis dengan jelas, dapat terbaca, dan lengkap memuat nama
informasi spesifik pasien yang meliputi: nama pasien, nomor rekam medik,
umur, berat badan (pasien anak), nama obat, dosis, rute pemberian,
5
2.4. Sebelum menuliskan resep, dokter harus memperhatikan tiga
2.5. Menggunakan istilah dan singkatan yang ditetapkan rumah sakit dan tidak
2.6. Resep obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan resep asli
2.7. Resep obat sitostatika ditulis oleh dokter disertai protocol resep sitostatika
2.9. Untuk pasien rawat inap, tiap resep yang diterima hanya mencakup
2.10. Untuk pasien rawat jalan (kronis), tiap resep yang diterima hanya mencakup
3.1. Apabila atas dasar pertimbangan medis untuk seorang pasien ada alasan
Direktur RS Umum K.H Sudja yang dalam hal ini diwakilkan kepada
Komite Farmasi dan Terapi, oleh Ketua SMF yang bersangkutan, dengan
3.2. Obat yang tidak tercantum dalam Formularium Obat Rumah Sakit dan di
6
Obat Rumah Sakit, dapat diusulkan oleh Ketua SMF kepada Direktur RS
masalah dan strategi penangangan yang efisien. Hal ini dapat dicapai dengan
formularium.
Formula obat harus ditinjau dan diperbaiki secara teratur. Revisi tersebut
fasilitas kesehatan yang ada. Resepnya terus ditambah berdasarkan usulan materi
dari SMF/DPJP.
e. Jika ada lebih dari satu opsi dengan efek terapeutik yang serupa, pilihan
7
Mudah didapat; Obat yang teah dikenal luas.
(Evidence Based Medicine) terkait khasiat dan keamanan yang jelas, serta
keterjangkauan harga. Dalam hal ini, obat yang sudah tersedia dengan nama
8
KETENTUAN REDAKSIONAL
1. TATA NAMA
1.1 Nama obat dituliskan dalam nama generik, yaitu nama obat yang sesuai dengan
Farmakope Indonesia Edisi VI Tahun 1995 dan nama dagang yaitu nama obat
yang memiliki kandungan yang sama dengan obat generic namun diproduksi oleh
pabrik lain dan dipatenkan.
1.2 Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak memunyai nama generic, ditulis
dengan nama lazim, misalnya : garam oralit.
1.3 Obat kombinasi yang tidak memiliki nama generic yang disepakati, maka ditulis
dengan nama generiknya masing-masing komponen zat berkhasiatnya, disertai
dengan kekuatan masing-masing komponen.
1.4 Untuk beberapa hal yang dianggap perlu, maka nama sinonim ditulis diantara
tanda kurung.
9
inj : injeksi
inj. dalam minyak : injeksi da;am nyimak
i.a : injeksi intraarteri
i.k : injeksi intrakutan
i.m : injeksi intramuscular
i.v : injeksi intravena
p.v. : injeksi paravertebral
s.k : injeksi subkutan
kaps : kapsul
kapl : kaplet
klg : kaleng
kgt : kantong
lar : larutan
lar rektal : larutan rektal
lar infus : larutan infus
serb : serbuk
serb aktif : serbuk aktif
serb inj : serbuk injeksi
serb inj i.v : serbuuk injeksi intravena
serb kering : serbuk kering
sir : sirup
sir kering : sirup kering
sup : suppositoria
susp : suspensi
tab : tablet
tab scored : tablet dengan tanda belah
tts : tetes
10
PETUNJUK PENGGUNAAN FORMULARIUM OBAT
11
ANTI TBC
12
NO NO F/ NAMA BENTU KEKUATA DOSIS NAMA DAGANG EFEK SAMPING KONTRA
KELAS URU NF GENERIK K N INDIKASI
TERAPI T SEDIAA
OBA N
T
1.1 ANTITUBERKOLOSIS
13
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)
14
visual; ANAK
di bawah 6
tahun
1 TABLET
2KDT/FDC MENGANDUNG :
15
Microparticles
in Solution)
16
maks selama 5 dan Etambutol 275 Ringan : obat
bulan tahap mg) Anoreksia, mual, antiretroviral
lanjutan, nyeri perut, air (non-
diberikan kemih berwarna nucleoside
bersamaan kemerahan reverse
dengan transcriptase
Etambutol, inhibitors dan
pemberian 3x protease
seminggu. inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)
17
sensitivitas
terhadap
pirazinamid,
gout, wanita
hamil dan
menyusui.
f etambutul Tablet 275 mg Berat : hipersensitivit
Gangguan as terhadap
penglihatan zat aktif atau
(singkirkan zat rambahan
penyebab obat, neuritis
lainnya) optik,
gangguan
visual; ANAK
di bawah 6
tahun
2KDT/FDC mengandung :
f rifamicin tablet 150 mg Digunakan 1. PRO TB 2 Berat : penggunaan
pada: (Rifampicin 150 Bingung (curigai dengan
3) pengobatan mg dan gagal hati imbas antasida,
TB tahap awal: Isoniazid 150 obat bila terdapat opiat,
1 tab/15 kgBB, mg) ikterik), syok, antikolinergik
maks selama 3 2. RIWELL-IS purpura, gagal dan
bulan pertama. (Rifampicin 150 ginjal akut ketokonazol,
4) 2) mg dan (sangat jarang berinteraksi
pengobatan TB Isoniazid 150 terjadi, akibat dengan
tahap lanjutan: mg) gangguan kontrasepsi
1 tab/15 kgBB, 3. RIFANH imunologi) hormonal,
maks selama 5 (Rifampicin 150 Ringan : obat
bulan tahap mg dan Anoreksia, mual, antiretroviral
lanjutan, Isoniazid 150 nyeri perut, air (non-
diberikan mg) kemih berwarna nucleoside
reverse
18
bersamaan kemerahan transcriptase
dengan inhibitors dan
Etambutol, protease
pemberian 3x inhibitors).
seminggu. Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)
19
kgBB, maks
selama 3
bulan
pertama.
4) 2)
pengobatan
TB tahap
lanjutan:
1 tab/15
kgBB, maks
selama 5 (Etambutol
bulan tahap 250 mg,
lanjutan, (Etambutol
diberikan 500 mg)
bersamaan 4. LILUNG
dengan (Etambutol
Etambutol, 500 mg) ANAK di
pemberian TIBIGON bawah 6
3x seminggu. (Etambutol 500 mg) tahun
streptomisin Serbuk 1000 mg Berat : oligouria,
inj STEPRTOMYCIN tuli, pusing Kehamilan,
(Streptomisin serbuk vertigo,nystagmu aminoglikosid
1 g) s. a
OAT KDT KATEGORI ANAK
3KDT/FDC MENGANDUNG:
20
hari. ginjal akut berinteraksi
(sangat jarang dengan
terjadi, akibat kontrasepsi
gangguan hormonal,
imunologi) obat
Ringan : antiretroviral
Anoreksia, mual, (non-
nyeri perut, air nucleoside
kemih berwarna reverse
kemerahan transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)
21
F PIRAZINAMID TABLET 150 MG gangguan
fungsi hati
berat,
porfiria ,hiper
sensitivitas
terhadap
pirazinamid,
Ringan : gout, wanita
Anoreksia, mual, hamil dan
nyeri perut menyusui.
2KDT/FDC
MENGANDUNG:
F RIFAMPICIN TABLET 75 MG Digunakan pada Berat : penggunaan
pengobatan TB RIMATAZID PAED Bingung (curigai dengan
tahap lanjutan. (RIFAMPISIN 75 gagal hati imbas antasida,
1 tab/5-8 kgBB, MG & ISONIAZID obat bila terdapat opiat,
maks 4 bulan tahap 50 MG) ikterik), syok, antikolinergik
lanjutan, pemberian purpura, gagal dan
setiap hari. ginjal akut ketokonazol,
(sangat jarang berinteraksi
terjadi, akibat dengan
gangguan kontrasepsi
imunologi) hormonal,
Ringan : obat
Anoreksia, mual, antiretroviral
nyeri perut, air (non-
kemih berwarna nucleoside
reverse
kemerahan
transcriptase
inhibitors dan
protease
22
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)
KOMBIP
AK II
TERDIRI
DARI:
a. F RIFAMPICIN KAPSU 450 MG CORIFAM 450 Tab Berat : penggunaan
L Syok,purpura,ga dengan
gal ginjal akut antasida,
(sangat jarang opiat,
terjadi, akibat antikolinergik
dan
23
gangguan ketokonazol,
imunologi), berinteraksi
bingung( curigai dengan
gagal hati imbas kontrasepsi
obat bila hormonal,
terdapat ikterik) obat
Ringan : antiretroviral
Anoreksia, (non-
mual,nyeri perut, nucleoside
air kemih reverse
berwarna transcriptase
kemerahan. inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)
24
psikis.
c f PIRAZINAMID TABLET 500 MG SANAZET 500 MG Ringan :anoreksia gangguan
, mual,nyeri peut fungsi hati
berat,
porfiria ,hiper
sensitivitas
terhadap
pirazinamid,
gout, wanita
hamil dan
menyusui.
d f ETAMBUTOL TABLET 250 MG ETAMBUTOL 500 MG Berat: gangguan hipersensitivit
penglihatan as terhadap
zat aktif atau
zat rambahan
obat, neuritis
optik,
gangguan
visual; ANAK
di bawah 6
tahun
KOMBIPAK III TERDIRI DARI :
a. f RIFAMPISIN KAPSU 450 MG Digunakan pada Berat : penggunaan
L pengobatan TB tahap Syok,purpura,gag dengan
lanjutan. al ginjal akut antasida,
Kategori 1 : (sangat jarang opiat,
Maks 144 tab selama terjadi, akibat antikolinergik
4 bulan ( 48 blister gangguan dan
kombipak III), imunologi), ketokonazol,
pemberian 3x bingung( curigai berinteraksi
seminggu. gagal hati imbas dengan
obat bila terdapat kontrasepsi
ikterik) hormonal,
25
Ringan : obat
Anoreksia, antiretroviral
mual,nyeri perut, (non-
air kemih nucleoside
berwarna reverse
kemerahan. transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)
26
L pengobatan TB tahap Syok,purpura,gagal dengan
awal. ginjal akut (sangat antasida,
Maks 280 tab (28 jarang terjadi, akibat opiat,
sachet kombipak A) gangguan imunologi), antikolinergik
selama 2 bulan bingung( curigai gagal dan
pertama pemberian hati imbas obat bila ketokonazol,
setiap hari) terdapat ikterik) berinteraksi
Ringan : dengan
Anoreksia, mual,nyeri kontrasepsi
perut, air kemih hormonal,
berwarna kemerahan. obat
antiretroviral
(non-
nucleoside
reverse
transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)
27
dan kaki, rasa isoniazid;
mengantuk. epilepsi;
gangguan
fungsi ginjal
dan gangguan
psikis.
c. f PIRAZINAMID TABLET 200 MG Ringan : Anoreksia, gangguan
mual,nyeri perut. fungsi hati
berat,
porfiria ,hiper
sensitivitas
terhadap
pirazinamid,
gout, wanita
hamil dan
menyusui.
KOMBIPAK B TERDIRI DARI :
a. f RIFAMPISIN KAPSU 75 MG Digunakan pada Berat : penggunaan
L pengobatan TB Syok,purpura,gagal dengan
tahap lanjutan. Maks ginjal akut (sangat antasida,
336 tab selama 4 jarang terjadi, opiat,
bulan lanjutan akibat gangguan antikolinergik
pemberian setiap imunologi), dan
hari bingung( curigai ketokonazol,
gagal hati imbas berinteraksi
obat bila terdapat dengan
ikterik) kontrasepsi
Ringan :Anoreksia, hormonal,
mual,nyeri perut, air obat
kemih berwarna antiretroviral
kemerahan. (non-
nucleoside
reverse
28
transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)
29
30
ANTI ASMA
31
NO NO F/ NAMA BENTUK KEKUATA NAMA EFEK SAMPING KONTRAINDIKA
KELA URU NF GENERIK SEDIAAN N DAGANG SI
S T
TERAP OBA
I T
1 ANTIASMA
1.1 Xantin
1 F Aminofilin Tab 150 mg, Decafil Alergi terhadap
etilendiamin dapat
200 mg Erphafilin menyebabkan urtikaria,
eritema, dan dermatitis
Inj 24 mg/ml Phaminov
eksfoliatif.
1.2 Metilxantin
1.3 Kortikosteroid
32
3. F Budesonid Serb ih 100 Inflammide Nyeri, sakit punggung, Tidak untuk
mcg/dosis* Pulmicort infeksi saluran serangan asma
pernapasan atas, akut.
200 Pulmicort sinusitis, faringitis, Hanya untuk
mcg/dosis batuk, konjungtivitis, serangan asma akut
Cairan ih 0,25 sakit kepala, rhinitis, Hanya untuk
mg/mL; 0,5 epistaksis, otitis media, serangan asma akut
mg/ml infeksi telinga, infeksi
virus, gejala flu,
perubahan suara.
4. F Deksametason tab 0,5 mg* Cellacort, Inhalasi kortikosteroid
dexicorta mempunyai efek
sistemik yang lebih
ringan dibandingkan
kortikosteroid oral, tetapi
telah dilaporkan adanya
efek samping. Dosis
inhalasi yang lebih tinggi
selama periode yang
panjang dapat memacu
supresi adrenal,
sehingga setiap pasien
33
yang menggunakan dosis
tinggi harus dimonitor
secara ketat penggunaan
kortikosteroidnya,
terutama pada kondisi
yang dapat
menyebabkan stres
(misal operasi). Inhalasi
kortikosteroid pada
anak- anak telah
dikaitkan dengan krisis
adrenal dan koma, dosis
yang berlebihan harus
dihindari, terutama
flutikason yang harus
diberikan dalam dosis
50-100 mcg dua kali
sehari dan tidak
boleh melampaui 200
mcg dua kali sehari.
34
inj 5 mg/ml Corsana, Cortidex
5. F Flutikason Cairan ih 0,5 Flixotide Sakit kepala, faringitis, Tidak untuk
propioant mg/dosis kongesti hidung, rumatan terapi
sinusitis, rhinitis, infeksi asma
saluran pernapasan atas,
influenza, kandidiasis
oral, diare, disfonia,
gangguan menstruasi,
hidung berair, rhinitis
alergi dan demam.
Triamsinolon: reaksi
efek samping terjadi
pada 3% atau lebih
pasien seperti faringitis,
sinusitis, sindrom flu,
sakit kepala dan sakit
punggung
MDI/ 50 Flixonase Tidak untuk
aerosol mcg/dosis rumatan terapi
asma
6. F Methylprednisolo tab 4 mg Methylprednisolo Iritasi perineal dapat Maks 10 tab/kasus
35
ne ne Novell diikuti dengan
Methylprednisolo pemberian injeksi
ne Indofarma intravena ester fosfat.
8 mg Methylprednisolo
ne Dexa Medica
16 mg Methylprednisolo
ne Mahakam
Inj 125 mg Medixon
1.4 Agonis Beta-2 Kerja Panjang
7. F Procaterol Serb ih 10 mcg Inaproc Tremor, sakit kepala, Hanya untuk
mengantuk, lelah, nocturnal asma
insomnia, gelisah, mual, yang tidak
muntah, mulut kering, respondengan
atau sakit maag, wajah pemberian
memerah, dan tinnitus salbutamol
Cairan ih 30 mcg Meptin
36
diare dan muntah), mual
dan pusing, reaksi
anafilaktik,
hipersensitivitas,
hipokalemia, gugup,
gangguan mental,
tremor, pusing,
gangguan akomodasi
mata, edema kornea,
glaukoma, peningkatan
tekanan intraokular,
midriasis, penglihatan
kabur, nyeri mata,
hiperemia konjungtiva,
halo vision, aritmia,
fibrilasi atrial, iskemia
miokard, palpitasi,
takikardi supraventrikel,
takikardi, penurunan
tekanan darah diastolik
4 mg Salbutamol FM 4
Mg
37
Salbutamol
Sulfate Mulia
Cairan ih 1 mg/ml Salbutamol Hari pertama maks
Sulfate OGB 8 vial/hari,
Dexa Medica selanjtnya maks 4
Salbutamol vial/hari. Kasus di
Pratapa ICU maks 10
vial/hari
Hanya untuk
serangan asma akut
dan/atau
bronkospasme
yang menyertai
PPOK atau SOPT
(Sindrom
Obstruksi Pasca
Tuberkulosis)
sir 2 mg/5 ml Astharol
Ventolin Sirup
MDI/ 100 Suprasma Asma persisten
aerosol mcg/dosis ringan-sedang,
38
SOPT: 1 tbg/bulan.
Asma persisten
berat, PPOK: 2
tbg/bulan.
Hanya untuk
serangan asma akut
dan/atau
bronkospasme
yang menyertai
PPOK atau SOPT
(Sindrom
Obstruksi Pasca
Tuberkulosis).
Serb ih 200
mcg/kaps +
rotahaler
41
1.7 Antikolinergik
12. F Ipratropium aerosol 20 Atrovent Sakit punggung, sakit - Untuk
bromide mcg/sempr dada, bronkhitis, batuk, pasien
ot penyakit paru obstruksi PPOK
kronik yang semakin dengan
parah, rasa lelah eksaserbasi
berlebihan, mulut kering, akut
dispepsia, dipsnea, - Tidak untuk
epistaksis, gangguan jangka
pada saluran pencernaan, Panjang
sakit kepala, gejala
seperti influenza, mual,
cemas, faringitis, rinitis,
sinusitis, infeksi saluran
pernapasan atas dan
infeksi saluran urin
13. F Tiotropium Respiment 2,5 Spiriva Respimat Dehidrasi, pusing, sakit Hanya
ih mcg/sempr kepala, insomnia, digunakan
ot penglihatan kabur, untuk
peningkatan tekanan severe asma
intraokular, glaukoma,
takikardi, palpitasi,
42
takikardi
supraventikular, atrial
fibrilasi,
bronkospasme
1.8 Kombinasi KDT
14. F Budesonide inhalasi 80 mcg Symbicort sakit kepala, agitasi, a)Untuk terapi
Formoterol 4,5 mcg lemah, bingung, pusing, rumatan pada
mual, gangguan tidur, asma; b) untuk
palpitasi, takikardi; terapi pelega pada
tremor, kram; infeksi asma persistein
kandida pada ringan-berat; c)
oropharing, iritasi tidak diindikasikan
tenggorokan, batuk, untuk
serak, spasme bronkus, bronkospasme akut
urtikaria, pruritus.
15. F Ipratropium Br Cairan ih 0,025% Berodual peningkatan tekanan Sesudah rujuk
0,02 mg darah sistolik, batuk, balik, dapat
Fenoterol disfonia, tenggorokan diberikan
hibromida 0,05 kering, bronkospasme, maksimal hingga 3
mg paradoksikal bulan di Faskes Tk.
bronkospasme, 1
43
laringospasme, edema
faringeal, mual, diare,
muntah, konstipasi,
gangguan motilitas
saluran cerna, edema
mulut, stomatitis, ruam,
pruritus, urtikaria,
angioedema,
hiperhidrosis, kram otot,
lemah otot, mialgia,
retensi urin, astenia.
16. F Ipratropim aerosol 2,5 ml Farbivent sakit kepala, iritasi Hanya untuk
bromide 0,5 mg tenggorokan, batuk, a)serangan asma
Salbutamol 2,5 mulut kering, gangguan akut, b)
mg motilitas saluran cerna bronkospasme
(termasuk konstipasi, yangmenyertai
diare dan muntah), mual PPOK, c) SOPT
dan pusing, reaksi (Sindrom
anafilaktik, Obstruksi Pasca
hipersensitivitas, Tuberkulosis), d)
hipokalemia, gugup, sebagai nebulizer
gangguan mental, di UGD dan ruang
44
tremor, pusing, perawatan
gangguan akomodasi
mata, edema kornea,
glaukoma, peningkatan
tekanan intraokular,
midriasis, penglihatan
kabur, nyeri mata,
hiperemia konjungtiva,
halo vision, aritmia
17. F Salmeterol 25 inhalasi 50 mcg/puff Seretide suara serak dan Tidak diberikan
mcg kandidiasis di mulut atau pda kasus asma
Flutikason tenggorokan, reaksi akut
propionate 50 hipersensitif pada kulit,
mcg jarang ditemukan udema
wajah dan oropharingeal,
mungkin menyebabkan
efek sistemik supresi
adrenal, pertumbuhan
terhambat pada anak-
anak, menurunkan
densitas mineral pada
tulang, katarak,
45
glaukoma
inhalasi 100
mcg/puff
inhalasi 250 Seretide
mcg/puff
46
GASTRITIS
47
NO NO
NAMA BENTUK
KELAS URUT F/NF KEKUATAN DOSIS NAMA DAGANG EFEK SAMPING KONTRAINDIKASI
GENERIK SEDIAAN
TERAPI OBAT
GASTRITIS
Antasida
3 1 F Antasida Tablet 200 mg 1-2 tablet Berat : Hindari penggunaan antasida pada
dikunyah Bingung (curigai pasien dengan kondisi
4 x 1 dan gagal hati perdarahan, penyakit hati,
sebelum imbas obat bila penyakit ginjal, atau penyakit
tidur, bila terdapat ikterik), jantung
diperlukan syok, purpura, Penderita nyeri perut parah atau
. Suspensi: gagal ginjal obstruksi usus besar, serta gagal
1-2 sachet akut (sangat ginjal juga tidak disarankan untuk
(7-14 mL), Acitral, Actal, jarang terjadi, mengonsumsi Antasida Doen
3-4 kali Promag. akibat gangguan
sehari, imunologi)
anak > 8 Ringan :
tahun: ½ - Anoreksia, mual,
1 sachet, nyeri perut,
3-4 kali air kemih
sehari. berwarna
kemerahan
H2 Reseptor Antagonis
3 2 F Ranitidine Tablet, 150 mg ; 25 2x1 Anitid, Gastridin, sakit kepala, ruam, Hipersensitif terhadap ranitidine
Injeksi mg/mL tablet 150 Rantag malaise, mual, Riwayat porfiria akut
mg atau konstipasi, pusing, Gangguan fungsi paru-paru
300 mg dan nyeri perut. Gangguan irama jantung
48
menjelang Diabetes
tidur. Gangguan fungsi ginjal
Secara iv 25 Gangguan fungsi hati (liver)
mg/jam
selama 2
jam; dapat
diulang
setiap 6-8
jam.
3 2 NF Simetidin Tablet 300 mg, 4x1 Cimetidine, Cimexol, Diare, pusing, letih, Hipersensitif terhadap simetidine
e 400 mg tablet 300 Licomet ruam, bingung, Pasien imunokompromais
mg atau 2 reaksi alergi, sakit
x 1 400 kepla, myalgia
mg (nyeri otot)
menjelang
tidur
3 NF Famotidin Tablet 20 mg, 40 Famotidin Famocid, Renapepsa, Mulut kering, diare, Obat ini sebaiknya tidak diberikan kepada
mg diberikan nulcefam pusing, konstipasi, pasien penyakit ginjal.
sehari 2 x dan ruam kulit
20mg atau
40mg
menjelang
tidur
4 NF Nizatidin Kapsul 250 mg, Nizatidin Axid berkeringat; nizatidine tidak boleh diberikan pada pasien
300 mg diberikan hiperurisemia dengan riwayat reaksi hipersensitivitas pada
(jarang) obat golongan antagonis reseptor H2 lain
sehari 2 x
150mg karena adanya potensi sensitivitas silang
49
hari. kantuk, Penggunaan bersamaan dengan
peningkatan atazanavir dan nelfinavir.
risiko gastreotitis
akut.
3 F Omepra Kapsul, 20 mg, 30 2x20 mg Lanacer, Losec Sakit perut atau Kontraindikasikan pada pasien yang
zole serbuk mg sehari. perut kembung. memiliki riwayat hipersensitivitas
injeksi 1-3 Mual atau terhadap omeprazole ataupun obat
amp/hari muntah. Diare. penghambat pompa proton lainnya.
maks 3 Sembelit. Kontraindikasikan pada pasien yang
hari. mengonsumsi nelfinavir karena
dapat terjadi penurunan konsentrasi
obat nelfinavir.
F Lanso Kapsul, 30 mg, 30 2x30 mg Gastrolan, Gangguan Penderita yang hipersensitif
prazole serbuk mg sehari. Nufaprazol, pencernaan, terhadap lansoprazole
1-3 Laproton, seperti diare, sakit Pasien yang sedang mengkonsumsi
amp/hari perut, mual, rilpivirine dan atazanavir.
maks 3 kembung, dan
hari juga konstipasi,
Sakit kepala
atau pusing,
Kadar besi darah
rendah, Gatal-
gatal dan ruam,
Insomia,
Hipomagnesemia,
osteoporosis.
50
Sukralfat
Analog prostaglandin
3 5 Misopros Tablet 20 mg, 200 Penggunaa cytotec Diare, nyeri perut, riwayat reaksi alergi terhadap misoprostol dan
tol mcg, atau n sehari 4 x kembung, obat ini hipersensitivitas terhadap prostaglandin. Serta
0,2 mg dikontraindikasikan kontraindikasi diberikan pada ibu hamil,
200 µg
pada wanita hamil walaupun pasien tersebut memiliki risiko
karena dapat mengalami ulkus peptikum akibat obat
merangsang antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
kontraksi uterus
51
INDEKS KELAS TERAPI
52
INDEKS NAMA DAGANG
53
40. Laproton 3.1.3
41. Lasmalin 2.1.5
42. Licomet 3.1.2
43. Losec 3.1.3
44. LILUNG (Etambutol 500 mg) 1.1.1
45. Medixon inj 125 mg 2.1.3
46. Meptin 2.1.4
47. Methylprednisolone 16 mg 2.1.3
48. Methylprednisolone 4 mg 2.1.3
49. Methylprednisolone 8 mg 2.1.3
50. Mucogard 3.1.4
51. Nairet 2.1.5
52. Neosma 2.1.5
53. Nexium 3.1.3
54. Nufaprazol 3.1.3
55. Nulcefam 3.1.2
56. Phaminov 2.1.1
57. Phinev 2.1.6
58. PRO TB 2 (Rifampicin 150 mg dan Isoniazid 150 mg) 1.1.1
59. Promag 3.1.1
60. PRO TB 4 (Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pirazinamid 1.1.1
400 mg, dan Etambutol 275 mg)
61. Pulmicort 2.1.3
62. Rantag 3.1.2
63. Renapepsa 3.1.2
64. Retaphyl 2.1.2
65. RIWELL-IS (Rifampicin 150 mg dan Isoniazid 150 mg) 1.1.1
66. RIFANH (Rifampicin 150 mg dan Isoniazid 150 mg) 1.1.1
67. Rifastar 4 FDC (Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, 1.1.1
Pirazinamid 400 mg, dan Etambutol 275 mg)
68. RIFANH (Rifampicin 150 mg dan Isoniazid 150 mg) 1.1.1
69. RIMCURE 3-FDC/RIMCURE PAED 1.1.2
70. RIMATAZID PAED (RIFAMPISIN 75 MG & ISONIAZID 50 1.1.2
MG)
71. SANAZET 500 MG 1.1.4
72. Seretide 100 mcg/puff 2.1.8
73. Seretide 250 mcg/puff 2.1.8
74. Seretide 50 mcg/puff 2.1.8
75. Spiriva Respimat 2.1.7
76. Sucralfate 3.1.4
77. STEPRTOMYCIN (Streptomisin serbuk 1 g) 1.1.2
78. Symbicort 2.1.8
79. TIBIGON (Etambutol 500 mg) 1.1.2
80. Ventolin Sirup 5 ml 2.1.4
54
55
LAMPIRAN
56
57
58