Anda di halaman 1dari 58

i

TIM PENYUSUN

1. Devi Astriani 20190350053

2. Jessy Jauza 20190350076

3. Raja Rola Winanda 20190350086

4. Anggi Nopita sari 20190350028

5. Dina Latifah Hanum 20190350068

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmat-Nya sehingga

tersusunlah Buku Formularium Obat Rumah Sakit Umum K.H Sudja Tahun 2022 ini yang

terselesaikan dengan baik dan lancar.

Saat ini kebutuhan akan standar obat-obatan merupakan suatu hal yang sangat penting

khususnya di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Buku ini akan menjadi acuan bagi dokter dalam

meresepkan obat dan acuan bagi Instalasi Farmasi dalam hal penyediaan obat. Disamping itu,

dalam rangka meningkatkan mutu Rumah Sakit dan melaksanakan visi dan misinya,

diperlukan Buku Formularium Rumah Sakit agar senantiasa dapat menjaga mutu pelayanan

khususnya dalam hal penyediaan obat-obatan yang diberikan kepada pasien.

Kepada tim penyusun, kontributor dan semua pihak yang telah memberikan

kontribusi, disampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Buku ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai pihak sangat

kami harapkan untuk revisi dikemudian hari seiring dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi kedokteran demi kesempurnaan Formularium Obat Rumah Sakit.

Yogyakarta, 27 Desember 2022


Ketua Komite Farmasi dan Terapi

Dr. apt. Dina Latifah Hanum, S.Farm, M.Pharm


NIP. 20190350068

3
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
KETENTUAN UMUM........................................................................................................................5
KETENTUAN REDAKSIONAL.......................................................................................................9
PETUNJUK PENGGUNAAN FORMULARIUM OBAT..............................................................11
ANTI TBC..........................................................................................................................................12
ANTI ASMA......................................................................................................................................28
GASTRITIS.........................................................................................................................................1
INDEKS KELAS TERAPI.................................................................................................................6
INDEKS NAMA DAGANG................................................................................................................7
LAMPIRAN.........................................................................................................................................9

4
KETENTUAN UMUM

1. Formularium Obat Rumah Sakit

Formularium Obat Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta

informasinya yang harus diterapkan di RS Umum K.H Sudja. Formularium Obat

Rumah Sakit disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi berdasarkan Daftar Obat

Essensial Nasional (DOEN), Formularium Nasional beserta perubahannya, E-

Catalog, dan disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang diusulkan

oleh SMF/DPJP, yang terbukti secara ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di

rumah sakit. Penyusunan Formularium Obat Rumah Sakit juga mengacu pada

pedoman pengobatan yang berlaku. Penerapan Formularium Obat Rumah Sakit

harus selalu dipantau. Hasil pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan

revisi agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran.

2. Tata cara penulisan resep

2.1. Resep yang berlaku di RS Umum K.H Sudja hanyalah resep yang

didapatkan dari RS Umum K.H Sudja.

2.2. Resep ditulis oleh dokter yang namanya tercantum dalam daftar staf medis

yang berhak menulis resep.

2.3. Resep harus ditulis dengan jelas, dapat terbaca, dan lengkap memuat nama

dokter, tanggal penulisan atau pembuatan resep, paraf dokter serta

informasi spesifik pasien yang meliputi: nama pasien, nomor rekam medik,

umur, berat badan (pasien anak), nama obat, dosis, rute pemberian,

frekuensi/waktu pemberian, dan alergi.

5
2.4. Sebelum menuliskan resep, dokter harus memperhatikan tiga

kemungkinan: kontraindikasi, interaksi obat, dan reaksi alergi.

2.5. Menggunakan istilah dan singkatan yang ditetapkan rumah sakit dan tidak

boleh menggunakan singkatan yang dilarang (tersedia daftar singkatan yang

digunakan dan dilarang di RS Umum K.H Sudja)

2.6. Resep obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan resep asli

dokter dengan mencantumkan nama lengkap dokter, tanda tangan dokter;

nama pasien dan alamat pasien.

2.7. Resep obat sitostatika ditulis oleh dokter disertai protocol resep sitostatika

yang telah disetujui oleh konsultan hematologi/onkologi.

2.8. Resep antibiotik sebagai terapi empirik mengacu pada Pedoman

Penggunaan Antimikroba RS Umum K.H Sudja.

2.9. Untuk pasien rawat inap, tiap resep yang diterima hanya mencakup

pengobatan maksimum selama 3 (tiga) hari.

2.10. Untuk pasien rawat jalan (kronis), tiap resep yang diterima hanya mencakup

pengobatan maksimum selama 30 (tiga puluh) hari.

3. Tata Cara Pengusulan obat di luar formularium obat rumah sakit

3.1. Apabila atas dasar pertimbangan medis untuk seorang pasien ada alasan

yang rasional untuk pemakaian obat yang tidak tercantum dalam

Formularium Obat Rumah Sakit, dapat dimintakan persetujuan dari

Direktur RS Umum K.H Sudja yang dalam hal ini diwakilkan kepada

Komite Farmasi dan Terapi, oleh Ketua SMF yang bersangkutan, dengan

dilengkapi data yang diperlukan untuk pertimbangan.

3.2. Obat yang tidak tercantum dalam Formularium Obat Rumah Sakit dan di

kemudian hari dipandang perlu untuk dicantumkan dalam Formularium

6
Obat Rumah Sakit, dapat diusulkan oleh Ketua SMF kepada Direktur RS

Umum K.H Sudja melalui Komite Farmasi dan Terapi.

4. Pemantauan dan evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mendukung keberhasilan

pengimplementasian formularium dan diharapkan dapat mengidentifikasi potensi

masalah dan strategi penangangan yang efisien. Hal ini dapat dicapai dengan

mengoordinasikan, mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi implementasi

formularium.

5. Revisi Formularium Obat

Formula obat harus ditinjau dan diperbaiki secara teratur. Revisi tersebut

tidak hanya menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga

menyesuaikan kepraktisan dan kemampuan beradaptasi dengan tenaga medis dan

fasilitas kesehatan yang ada. Resepnya terus ditambah berdasarkan usulan materi

dari SMF/DPJP.

Kriteria penambahan dan pengurangan nama generik dalam formularium obat:

a. Pasien memiliki manfaat-risiko yang paling menguntungkan.

b. Kualitas terjamin, termasuk stabilitas dan penyimpanan.

c. Nyaman untuk penyimpanan dan transportasi.

d. Berguna untuk pemenuhan dan penerimaan penderita.

e. Jika ada lebih dari satu opsi dengan efek terapeutik yang serupa, pilihan

maka pilihan dijatuhkan kepada:

 Obat yang khasiatnya paling dikenal berdasarkan pengetahuan ilmiah.

 Obat dengan sifat farmakokinetik yang paling menuntungjan.

 obat dengan stabilitas yang lebih baik.

7
 Mudah didapat; Obat yang teah dikenal luas.

f. Obat baru yang diusulkan harus memiliki pembuktian ilmiah terkini

(Evidence Based Medicine) terkait khasiat dan keamanan yang jelas, serta

keterjangkauan harga. Dalam hal ini, obat yang sudah tersedia dengan nama

generik mendapat prioritas dalam pemilihan.

8
KETENTUAN REDAKSIONAL

1. TATA NAMA
1.1 Nama obat dituliskan dalam nama generik, yaitu nama obat yang sesuai dengan
Farmakope Indonesia Edisi VI Tahun 1995 dan nama dagang yaitu nama obat
yang memiliki kandungan yang sama dengan obat generic namun diproduksi oleh
pabrik lain dan dipatenkan.
1.2 Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak memunyai nama generic, ditulis
dengan nama lazim, misalnya : garam oralit.
1.3 Obat kombinasi yang tidak memiliki nama generic yang disepakati, maka ditulis
dengan nama generiknya masing-masing komponen zat berkhasiatnya, disertai
dengan kekuatan masing-masing komponen.
1.4 Untuk beberapa hal yang dianggap perlu, maka nama sinonim ditulis diantara
tanda kurung.

2. PENGERTIAN DAN SINGKATAN


A. Pengertian
a. Bentuk sediaan adalah bentuk obat yang disesuaikan dengan proses
pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang akan digunakan,
misalnya : tablet salut enterik.
b. Kekuatan sediaan adalah kadar zat berkhasiat yang terkandung dalam sediaan
obat jadi. Kekuatan sediaan dalam bentuk garam atau esternya, amaka garam
atau esternya dicantumkan dalam tanda kurung, misalnya : amiloroid tablet 5
mg (hidroklorida) sedangkan untuk kekuatan kandungan zat sebagai, misalnya
klorokuin tablet 150 mg (sebagai fosfat)
c. Kemasan adalah wadah kecil baik yang berhubungan langsung dan tidak
langsung dengan obat.
B. Singkatan
Amp : ampul
Btl : botol
ih : inhalasi

9
inj : injeksi
inj. dalam minyak : injeksi da;am nyimak
i.a : injeksi intraarteri
i.k : injeksi intrakutan
i.m : injeksi intramuscular
i.v : injeksi intravena
p.v. : injeksi paravertebral
s.k : injeksi subkutan
kaps : kapsul
kapl : kaplet
klg : kaleng
kgt : kantong
lar : larutan
lar rektal : larutan rektal
lar infus : larutan infus
serb : serbuk
serb aktif : serbuk aktif
serb inj : serbuk injeksi
serb inj i.v : serbuuk injeksi intravena
serb kering : serbuk kering
sir : sirup
sir kering : sirup kering
sup : suppositoria
susp : suspensi
tab : tablet
tab scored : tablet dengan tanda belah
tts : tetes

10
PETUNJUK PENGGUNAAN FORMULARIUM OBAT

Buku Formularium Obat RS KH Sudja tahun 2022 dibagi menjadi 3 bagian :

A. Berisi informasi umum


B. Berisi daftar obat formularium yang terdiri dari:
1. Kolom NO KELAS TERAPI berisi kode kelas terapi yang mengacu pada kode
dalam Formularium Nasional (dengan modifikasi).
2. Kolom NO URUT OBAT, dimaksudkan adalah nomor urut obat dari subkelas terapi
yang sudah disesuaikan dengan masing-masing golongan obat.
3. Kolom F/NF maksudnya adalah:
F = Jenis bentuk sediaan yang masuk ke dalam daftar obat Formularium Nasional
NF = Obat non Fornas
4. Kolom NAMA GENERIK berisi nama generik obat
5. Kolom BENTUK SEDIAAN berisi bentuk sediaan obat
6. Kolom KEKUATAN OBAT berisi kekuatan sediaan obat
7. Kolom EFEK SAMPING berisi efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat
8. Kolom KONTRAINDIKASI berisi kontraindikasi dari suatu obat, pembatasan
pemakaian obat, dan pembatasan jumlah obat yang diresepkan sesuai dengan
formularium nasional
C. Berisi lampiran
- Berisi kode nomer indeks berdasarkan golongan terapi dan nama dagang
- Berisi kode nomer indeks berdasarkan kelas terapi

11
ANTI TBC

12
NO NO F/ NAMA BENTU KEKUATA DOSIS NAMA DAGANG EFEK SAMPING KONTRA
KELAS URU NF GENERIK K N INDIKASI
TERAPI T SEDIAA
OBA N
T
1.1 ANTITUBERKOLOSIS

OAT KDT KATEGORI 1


4KDT FDC
1 1 F RIMFAMPICIN TABLET 150 MG 1. Digunakan 6. Rifastar 4 FDC Berat : peggunaan
pada: (Rifampicin 150 Bingung (curigai dengan
2. pengobatan TB mg, Isoniazid 75 gagal hati imbas antasida,
tahap awal: mg, Pirazinamid obat bila terdapat opiat,
3. 1 tab/15 kgBB, 400 mg, dan ikterik), syok, antikolinergik
maks selama 2 Etambutol 275 purpura, gagal dan
bulan pertama. mg) ginjal akut ketokonazol,
4. pengobatan TB PRO TB 4 (sangat jarang berinteraksi
tahap lanjutan: (Rifampicin 150 mg, terjadi, akibat dengan
5. 1 tab/15 kgBB, Isoniazid 75 mg, gangguan kontrasepsi
maks selama 4 Pirazinamid 400 mg, imunologi) hormonal,
bulan tahap dan Etambutol 275 Ringan : obat
lanjutan, mg)  Anoreksia, mual, antiretroviral
pemberian nyeri perut, air (non-
3x seminggu kemih berwarna nucleoside
reverse
kemerahan
transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan

13
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)

2 F  Isoniazid TABLET 75MG   penyakit hati


yang akut;
hipersensitivit
as terhadap
 Ringan : isoniazid;
Nyeri sendi, rasa epilepsi;
terbakar, kebas gangguan
atau kesemutan di fungsi ginjal
tangan dan kaki, dan gangguan
rasa mengantuk psikis.
F PIRAZINAM tablet 400mg gangguan
ID fungsi hati
berat,
porfiria ,hiper
sensitivitas
terhadap
pirazinamid,
Ringan : gout, wanita
Anoreksia, mual, hamil dan
nyeri perut menyusui.
F etambutol tablet 275mg  Berat : hipersensitivit
Gangguan as terhadap
penglihatan zat aktif atau
(singkirkan zat rambahan
penyebab obat, neuritis
lainnya) optik,
gangguan

14
visual; ANAK
di bawah 6
tahun
1 TABLET

2KDT/FDC MENGANDUNG :

F RIFAMPICIN TABLET 150MG 1. Digunakan 6. PRO TB 2 Berat : penggunaan


pada: (Rifampicin 150 Bingung (curigai dengan
2. pengobatan TB mg dan gagal hati imbas antasida,
tahap awal: Isoniazid 150 obat bila terdapat opiat,
3. 1 tab/15 kgBB, mg) ikterik), syok, antikolinergik
maks selama 2 7. RIWELL-IS purpura, gagal dan
bulan pertama. (Rifampicin 150 ginjal akut ketokonazol,
4. pengobatan TB mg dan (sangat jarang berinteraksi
tahap lanjutan: Isoniazid 150 terjadi, akibat dengan
5. 1tab/15 kgBB, mg) gangguan kontrasepsi
maks selama 4 8. RIFANH imunologi) hormonal,
bulan tahap (Rifampicin 150 Ringan : obat
lanjutan, mg dan Anoreksia, mual, antiretroviral
pemberian 3x Isoniazid 150 nyeri perut, air (non-
seminggu mg) kemih berwarna nucleoside
reverse
kemerahan
transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of

15
Microparticles
in Solution)

F ISONIAZID TABLET 150 MG 10. PRO TB 2 penyakit hati


(Rifampicin 150 yang akut;
mg dan hipersensitivit
Isoniazid 150 as terhadap
mg) isoniazid;
11. RIWELL-IS epilepsi;
(Rifampicin 150 gangguan
mg dan fungsi ginjal
Isoniazid 150 dan gangguan
mg) psikis.
12. RIFANH  Ringan :
(Rifampicin 150 Nyeri sendi, rasa
mg dan terbakar, kebas
Isoniazid 150 atau kesemutan di
mg) tangan dan kaki,
rasa mengantuk
1 tablet
4KDT/FDC mengandung:
f rifampicin Tablet 150 mg Digunakan 7. Rifastar 4 FDC Berat : penggunaan
pada: (Rifampicin 150 Bingung (curigai dengan
1) pengobatan mg, Isoniazid 75 gagal hati imbas antasida,
TB tahap awal: mg, Pirazinamid obat bila terdapat opiat,
1 tab/15 kgBB, 400 mg, dan ikterik), syok, antikolinergik
maks selama 3 Etambutol 275 purpura, gagal dan
bulan pertama. mg) ginjal akut ketokonazol,
2) 2) PRO TB 4 (sangat jarang berinteraksi
pengobatan TB (Rifampicin 150 mg, terjadi, akibat dengan
tahap lanjutan: Isoniazid 75 mg, gangguan kontrasepsi
1 tab/15 kgBB, Pirazinamid 400 mg, imunologi) hormonal,

16
maks selama 5 dan Etambutol 275 Ringan : obat
bulan tahap mg)  Anoreksia, mual, antiretroviral
lanjutan, nyeri perut, air (non-
diberikan kemih berwarna nucleoside
bersamaan kemerahan reverse
dengan transcriptase
Etambutol, inhibitors dan
pemberian 3x protease
seminggu. inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)

f isoniazid Tablet 75 mg penyakit hati


yang akut;
hipersensitivit
as terhadap
 Ringan : isoniazid;
Nyeri sendi, rasa epilepsi;
terbakar, kebas gangguan
atau kesemutan di fungsi ginjal
tangan dan kaki, dan gangguan
rasa mengantuk psikis.
f pirazinamid Tablet 400 mg Ringan : gangguan
Anoreksia, mual, fungsi hati
nyeri perut berat,
porfiria ,hiper

17
sensitivitas
terhadap
pirazinamid,
gout, wanita
hamil dan
menyusui.
f etambutul Tablet 275 mg Berat : hipersensitivit
Gangguan as terhadap
penglihatan zat aktif atau
(singkirkan zat rambahan
penyebab obat, neuritis
lainnya) optik,
gangguan
visual; ANAK
di bawah 6
tahun
2KDT/FDC mengandung :
f rifamicin tablet 150 mg Digunakan 1. PRO TB 2 Berat : penggunaan
pada: (Rifampicin 150 Bingung (curigai dengan
3) pengobatan mg dan gagal hati imbas antasida,
TB tahap awal: Isoniazid 150 obat bila terdapat opiat,
1 tab/15 kgBB, mg) ikterik), syok, antikolinergik
maks selama 3 2. RIWELL-IS purpura, gagal dan
bulan pertama. (Rifampicin 150 ginjal akut ketokonazol,
4) 2) mg dan (sangat jarang berinteraksi
pengobatan TB Isoniazid 150 terjadi, akibat dengan
tahap lanjutan: mg) gangguan kontrasepsi
1 tab/15 kgBB, 3. RIFANH imunologi) hormonal,
maks selama 5 (Rifampicin 150 Ringan : obat
bulan tahap mg dan Anoreksia, mual, antiretroviral
lanjutan, Isoniazid 150 nyeri perut, air (non-
diberikan mg) kemih berwarna nucleoside
reverse

18
bersamaan kemerahan transcriptase
dengan inhibitors dan
Etambutol, protease
pemberian 3x inhibitors).
seminggu. Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)

f isoniazid tablet 150 mg Ringan : penyakit hati


Nyeri sendi, rasa yang akut;
terbakar, kebas hipersensitivit
atau kesemutan di as terhadap
tangan dan kaki, isoniazid;
rasa mengantuk epilepsi;
gangguan
fungsi ginjal
dan gangguan
psikis.
1 tablet
f etambutol tablet 400 mg Digunakan 1. ARISTAM Berat : hpersensitivit
pada: (Etambutol Gangguan as terhadap
3) 500 mg) penglihatan zat aktif atau
2. BACBUTOL (singkirkan zat rambahan
pengobatan (Etambutol penyebab obat, neuritis
TB tahap 500 mg) lainnya) optik,
awal: 3. ETHAMBUT gangguan
1 tab/15 OL visual;

19
kgBB, maks
selama 3
bulan
pertama.
4) 2)
pengobatan
TB tahap
lanjutan:
1 tab/15
kgBB, maks
selama 5 (Etambutol
bulan tahap 250 mg,
lanjutan, (Etambutol
diberikan 500 mg)
bersamaan 4. LILUNG
dengan (Etambutol
Etambutol, 500 mg) ANAK di
pemberian TIBIGON bawah 6
3x seminggu. (Etambutol 500 mg) tahun
streptomisin Serbuk 1000 mg Berat : oligouria,
inj STEPRTOMYCIN tuli, pusing Kehamilan,
(Streptomisin serbuk vertigo,nystagmu aminoglikosid
1 g) s. a
OAT KDT KATEGORI ANAK  
3KDT/FDC MENGANDUNG:

F RIFAMPICIN TABLET 75 MG Digunakan pada RIMCURE Berat : penggunaan


pengobatan TB 3-FDC/RIMCURE Bingung (curigai dengan
tahap awal. 1 tab/ 5- PAED gagal hati imbas antasida,
8 kgBB, maks 2 obat bila terdapat opiat,
bulan pertama, CULTUBE 3 FDC ikterik), syok, antikolinergik
pemberian setiap PAED purpura, gagal dan
ketokonazol,

20
hari.   ginjal akut berinteraksi
  (sangat jarang dengan
terjadi, akibat kontrasepsi
gangguan hormonal,
imunologi) obat
Ringan : antiretroviral
Anoreksia, mual, (non-
nyeri perut, air nucleoside
kemih berwarna reverse
kemerahan transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)

F ISONIAZID TABLET 50 MG Ringan : penyakit hati


Nyeri sendi, rasa yang akut;
terbakar, kebas hipersensitivit
atau kesemutan di as terhadap
tangan dan kaki, isoniazid;
rasa mengantuk epilepsi;
gangguan
fungsi ginjal
dan gangguan
psikis.

21
F PIRAZINAMID TABLET 150 MG gangguan
fungsi hati
berat,
porfiria ,hiper
sensitivitas
terhadap
pirazinamid,
Ringan : gout, wanita
Anoreksia, mual, hamil dan
nyeri perut menyusui.

2KDT/FDC
MENGANDUNG:
F RIFAMPICIN TABLET 75 MG Digunakan pada   Berat : penggunaan
pengobatan TB RIMATAZID PAED Bingung (curigai dengan
tahap lanjutan. (RIFAMPISIN 75 gagal hati imbas antasida,
1 tab/5-8 kgBB, MG & ISONIAZID obat bila terdapat opiat,
maks 4 bulan tahap 50 MG) ikterik), syok, antikolinergik
lanjutan, pemberian purpura, gagal dan
setiap hari. ginjal akut ketokonazol,
(sangat jarang berinteraksi
terjadi, akibat dengan
gangguan kontrasepsi
imunologi) hormonal,
Ringan : obat
Anoreksia, mual, antiretroviral
nyeri perut, air (non-
kemih berwarna nucleoside
reverse
kemerahan
transcriptase
inhibitors dan
protease

22
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)

F ISONIAZID TABLET 50 MG Ringan : penyakit hati


Nyeri sendi, rasa yang akut;
terbakar, kebas hipersensitivit
atau kesemutan di as terhadap
tangan dan kaki, isoniazid;
rasa mengantuk epilepsi;
gangguan
fungsi ginjal
dan gangguan
psikis.
OAT OMBIPAK KATEGORI 1

KOMBIP
AK II
TERDIRI
DARI:
a. F RIFAMPICIN KAPSU 450 MG CORIFAM 450 Tab Berat : penggunaan
L Syok,purpura,ga dengan
gal ginjal akut antasida,
(sangat jarang opiat,
terjadi, akibat antikolinergik
dan

23
gangguan ketokonazol,
imunologi), berinteraksi
bingung( curigai dengan
gagal hati imbas kontrasepsi
obat bila hormonal,
terdapat ikterik) obat
Ringan : antiretroviral
Anoreksia, (non-
mual,nyeri perut, nucleoside
air kemih reverse
berwarna transcriptase
kemerahan. inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)

b f ISONIAZID TABLET 300 MG ISONIAZID 300 MG Ringan : penyakit hati


Nyeri sendi, rasa yang akut;
mengantuk, kebas hipersensitivit
atau kesemutan di as terhadap
tangan dan kaki, isoniazid;
rasa mengantuk. epilepsi;
gangguan
fungsi ginjal
dan gangguan

24
psikis.
c f PIRAZINAMID TABLET 500 MG SANAZET 500 MG Ringan :anoreksia gangguan
, mual,nyeri peut fungsi hati
berat,
porfiria ,hiper
sensitivitas
terhadap
pirazinamid,
gout, wanita
hamil dan
menyusui.
d f ETAMBUTOL TABLET 250 MG ETAMBUTOL 500 MG Berat: gangguan hipersensitivit
penglihatan as terhadap
zat aktif atau
zat rambahan
obat, neuritis
optik,
gangguan
visual; ANAK
di bawah 6
tahun
KOMBIPAK III TERDIRI DARI :
a. f RIFAMPISIN KAPSU 450 MG Digunakan pada Berat : penggunaan
L pengobatan TB tahap Syok,purpura,gag dengan
lanjutan. al ginjal akut antasida,
Kategori 1 : (sangat jarang opiat,
Maks 144 tab selama terjadi, akibat antikolinergik
4 bulan ( 48 blister gangguan dan
kombipak III), imunologi), ketokonazol,
pemberian 3x bingung( curigai berinteraksi
seminggu. gagal hati imbas dengan
obat bila terdapat kontrasepsi
ikterik) hormonal,

25
Ringan : obat
Anoreksia, antiretroviral
mual,nyeri perut, (non-
air kemih nucleoside
berwarna reverse
kemerahan. transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)

b. f ISONIAZID TABLET 300 MG Ringan : penyakit hati


Anoreksia, yang akut;
mual ,nyeri perut. hipersensitivit
as terhadap
isoniazid;
epilepsi;
gangguan
fungsi ginjal
dan gangguan
psikis.
OBAT KOMBIPAK KATEGORI ANAK

KOMBIPAK A TERDIRI DARI :


a. f RIFAMPISIN KAPSU 75 MG Digunakan pada Berat : penggunaan

26
L pengobatan TB tahap Syok,purpura,gagal dengan
awal. ginjal akut (sangat antasida,
Maks 280 tab (28 jarang terjadi, akibat opiat,
sachet kombipak A) gangguan imunologi), antikolinergik
selama 2 bulan bingung( curigai gagal dan
pertama pemberian hati imbas obat bila ketokonazol,
setiap hari) terdapat ikterik) berinteraksi
Ringan : dengan
Anoreksia, mual,nyeri kontrasepsi
perut, air kemih hormonal,
berwarna kemerahan. obat
antiretroviral
(non-
nucleoside
reverse
transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)

b. f ISONIAZID TABLET 100 MG Ringan : Nyeri sendi, penyakit hati


rasa mengantuk, yang akut;
kebas atau hipersensitivit
kesemutan di tangan as terhadap

27
dan kaki, rasa isoniazid;
mengantuk. epilepsi;
gangguan
fungsi ginjal
dan gangguan
psikis.
c. f PIRAZINAMID TABLET 200 MG Ringan : Anoreksia, gangguan
mual,nyeri perut. fungsi hati
berat,
porfiria ,hiper
sensitivitas
terhadap
pirazinamid,
gout, wanita
hamil dan
menyusui.
KOMBIPAK B TERDIRI DARI :
a. f RIFAMPISIN KAPSU 75 MG Digunakan pada Berat : penggunaan
L pengobatan TB Syok,purpura,gagal dengan
tahap lanjutan. Maks ginjal akut (sangat antasida,
336 tab selama 4 jarang terjadi, opiat,
bulan lanjutan akibat gangguan antikolinergik
pemberian setiap imunologi), dan
hari bingung( curigai ketokonazol,
gagal hati imbas berinteraksi
obat bila terdapat dengan
ikterik) kontrasepsi
Ringan :Anoreksia, hormonal,
mual,nyeri perut, air obat
kemih berwarna antiretroviral
kemerahan. (non-
nucleoside
reverse

28
transcriptase
inhibitors dan
protease
inhibitors).
Interaksi
laboratorium:
positif palsu
dengan
metode KIMS
(Kinetic
Interaction of
Microparticles
in Solution)

b. f ISONIAZID TABLET 100 MG Ringan : Nyeri sendi, penyakit hati


rasa mengantuk, yang akut;
kebas atau hipersensitivit
kesemutan di tangan as terhadap
dan kaki, rasa isoniazid;
mengantuk. epilepsi;
gangguan
fungsi ginjal
dan gangguan
psikis.

29
30
ANTI ASMA

31
NO NO F/ NAMA BENTUK KEKUATA NAMA EFEK SAMPING KONTRAINDIKA
KELA URU NF GENERIK SEDIAAN N DAGANG SI
S T
TERAP OBA
I T
1 ANTIASMA
1.1 Xantin
1 F Aminofilin Tab 150 mg, Decafil Alergi terhadap
etilendiamin dapat
200 mg Erphafilin menyebabkan urtikaria,
eritema, dan dermatitis
Inj 24 mg/ml Phaminov
eksfoliatif.
1.2 Metilxantin

2. F Teofilin Tab 150 mg Bronsolvan Mual,muntah,diare,sakit


kepala,insomnia,iritabilit
as.
Tab lepas 300 mg Retaphyl
lambat

1.3 Kortikosteroid

32
3. F Budesonid Serb ih 100 Inflammide Nyeri, sakit punggung, Tidak untuk
mcg/dosis* Pulmicort infeksi saluran serangan asma
pernapasan atas, akut.
200 Pulmicort sinusitis, faringitis, Hanya untuk
mcg/dosis batuk, konjungtivitis, serangan asma akut
Cairan ih 0,25 sakit kepala, rhinitis, Hanya untuk
mg/mL; 0,5 epistaksis, otitis media, serangan asma akut
mg/ml infeksi telinga, infeksi
virus, gejala flu,
perubahan suara.
4. F Deksametason tab 0,5 mg* Cellacort, Inhalasi kortikosteroid
dexicorta mempunyai efek
sistemik yang lebih
ringan dibandingkan
kortikosteroid oral, tetapi
telah dilaporkan adanya
efek samping. Dosis
inhalasi yang lebih tinggi
selama periode yang
panjang dapat memacu
supresi adrenal,
sehingga setiap pasien

33
yang menggunakan dosis
tinggi harus dimonitor
secara ketat penggunaan
kortikosteroidnya,
terutama pada kondisi   
yang dapat
menyebabkan stres
(misal operasi). Inhalasi
kortikosteroid pada
anak- anak telah
dikaitkan dengan krisis
adrenal dan koma, dosis
yang berlebihan harus
dihindari, terutama
flutikason yang harus
diberikan dalam dosis
50-100 mcg dua kali
sehari dan tidak
boleh melampaui 200
mcg dua kali sehari.

34
inj 5 mg/ml Corsana, Cortidex
5. F Flutikason Cairan ih 0,5 Flixotide Sakit kepala, faringitis, Tidak untuk
propioant mg/dosis kongesti hidung, rumatan terapi
sinusitis, rhinitis, infeksi asma
saluran pernapasan atas,
influenza, kandidiasis
oral, diare, disfonia,
gangguan menstruasi,
hidung berair, rhinitis
alergi dan demam.
Triamsinolon: reaksi
efek samping terjadi
pada 3% atau lebih
pasien seperti faringitis,
sinusitis, sindrom flu,
sakit kepala dan sakit
punggung
MDI/ 50 Flixonase Tidak untuk
aerosol mcg/dosis rumatan terapi
asma
6. F Methylprednisolo tab 4 mg Methylprednisolo Iritasi perineal dapat Maks 10 tab/kasus

35
ne ne Novell diikuti dengan
Methylprednisolo pemberian injeksi
ne Indofarma intravena ester fosfat.
8 mg Methylprednisolo
ne Dexa Medica
16 mg Methylprednisolo
ne Mahakam
Inj 125 mg Medixon
1.4 Agonis Beta-2 Kerja Panjang
7. F Procaterol Serb ih 10 mcg Inaproc Tremor, sakit kepala, Hanya untuk
mengantuk, lelah, nocturnal asma
insomnia, gelisah, mual, yang tidak
muntah, mulut kering, respondengan
atau sakit maag, wajah pemberian
memerah, dan tinnitus salbutamol
Cairan ih 30 mcg Meptin

8. F Salbutamol tab 2 mg Salbutamol akit kepala, iritasi


Sulfate Graha tenggorokan, batuk,
Salbutamol mulut kering, gangguan
Yarindo motilitas saluran cerna
(termasuk konstipasi,

36
diare dan muntah), mual
dan pusing, reaksi
anafilaktik,
hipersensitivitas,
hipokalemia, gugup,
gangguan mental,
tremor, pusing,
gangguan akomodasi
mata, edema kornea,
glaukoma, peningkatan
tekanan intraokular,
midriasis, penglihatan
kabur, nyeri mata,
hiperemia konjungtiva,
halo vision, aritmia,
fibrilasi atrial, iskemia
miokard, palpitasi,
takikardi supraventrikel,
takikardi, penurunan
tekanan darah diastolik
4 mg Salbutamol FM 4
Mg

37
Salbutamol
Sulfate Mulia
Cairan ih 1 mg/ml Salbutamol Hari pertama maks
Sulfate OGB 8 vial/hari,
Dexa Medica selanjtnya maks 4
Salbutamol vial/hari. Kasus di
Pratapa ICU maks 10
vial/hari

Hanya untuk
serangan asma akut
dan/atau
bronkospasme
yang menyertai
PPOK atau SOPT
(Sindrom
Obstruksi Pasca
Tuberkulosis)
sir 2 mg/5 ml Astharol
Ventolin Sirup
MDI/ 100 Suprasma Asma persisten
aerosol mcg/dosis ringan-sedang,

38
SOPT: 1 tbg/bulan.
Asma persisten
berat, PPOK: 2
tbg/bulan.

Hanya untuk
serangan asma akut
dan/atau
bronkospasme
yang menyertai
PPOK atau SOPT
(Sindrom
Obstruksi Pasca
Tuberkulosis).
Serb ih 200
mcg/kaps +
rotahaler

1.5 Agonis Beta-2 Kerja Pendek

9. F Terbutaline Tab 2,5 mg Nairet Tremor (terutama di


Neosma tangan), ketegangan,
sakit kepala, kram otot,
39
dan palpitasi. Efek
samping lain termasuk
takikardi, aritmia,
vasodilatasi perifer,
gangguan tidur dan
tingkah laku.
Bronkospasme
paradoksikal, urtikaria,
angiodema, hipotensi,
dan kolaps juga telah
dilaporkan. Agonis
adrenoseptor beta-2
menyebabkan
hipokalemi pada dosis
tinggi. Nyeri dapat
terjadi pada pemberian
injeksi intramuskular.
Sir 1.5 mg/5 ml Forasma
Nairet
Lasmalin
Inj. 0,5 mg/ml Bricasma Hanya untuk
serangan asma akut
40
dan/aau PPOK
Cairan 2,5 mg/ml Bricasma Inhaler Hanya untuk
inhalasi serangan asma akut
dan/atau PPOK
Serb ih 0,5 Bricasma
mg/dosis, Turbuhaler
300 dosis
10. F Fenoterol HBr aerosol 100 Berotec, berotec Gemetar, gelisah, Hanya untuk
mcg/puff HFA pusing, sakit kepala, serangan asma akut
batuk
Cairan ih 0,1% Berotec Hanya untuk
serangan asma akut
1.6 Agonis alfa dan beta adregenik

11. F Epinefrin Inj. 1 mg/ml Phinev Ansietas, tremor,


takikardi, sakit kepala,
ekstremitas dingin; pada
dosis berlebih aritmia,
perdarahan otak, edema
paru, mual, muntah,
berkeringat, letih,
hipoglikemia

41
1.7 Antikolinergik
12. F Ipratropium aerosol 20 Atrovent Sakit punggung, sakit - Untuk
bromide mcg/sempr dada, bronkhitis, batuk, pasien
ot penyakit paru obstruksi PPOK
kronik yang semakin dengan
parah, rasa lelah eksaserbasi
berlebihan, mulut kering, akut
dispepsia, dipsnea, - Tidak untuk
epistaksis, gangguan jangka
pada saluran pencernaan, Panjang
sakit kepala, gejala
seperti influenza, mual,
cemas, faringitis, rinitis,
sinusitis, infeksi saluran
pernapasan atas dan
infeksi saluran urin
13. F Tiotropium Respiment 2,5 Spiriva Respimat Dehidrasi, pusing, sakit Hanya
ih mcg/sempr kepala, insomnia, digunakan
ot penglihatan kabur, untuk
peningkatan tekanan severe asma
intraokular, glaukoma,
takikardi, palpitasi,
42
takikardi
supraventikular, atrial
fibrilasi,
bronkospasme
1.8 Kombinasi KDT
14. F Budesonide inhalasi 80 mcg Symbicort sakit kepala, agitasi, a)Untuk terapi
Formoterol 4,5 mcg lemah, bingung, pusing, rumatan pada
mual, gangguan tidur, asma; b) untuk
palpitasi, takikardi; terapi pelega pada
tremor, kram; infeksi asma persistein
kandida pada ringan-berat; c)
oropharing, iritasi tidak diindikasikan
tenggorokan, batuk, untuk
serak, spasme bronkus, bronkospasme akut
urtikaria, pruritus.
15. F Ipratropium Br Cairan ih 0,025% Berodual peningkatan tekanan Sesudah rujuk
0,02 mg darah sistolik, batuk, balik, dapat
Fenoterol disfonia, tenggorokan diberikan
hibromida 0,05 kering, bronkospasme, maksimal hingga 3
mg paradoksikal bulan di Faskes Tk.
bronkospasme, 1

43
laringospasme, edema
faringeal, mual, diare,
muntah, konstipasi,
gangguan motilitas
saluran cerna, edema
mulut, stomatitis, ruam,
pruritus, urtikaria,
angioedema,
hiperhidrosis, kram otot,
lemah otot, mialgia,
retensi urin, astenia.
16. F Ipratropim aerosol 2,5 ml Farbivent sakit kepala, iritasi Hanya untuk
bromide 0,5 mg tenggorokan, batuk, a)serangan asma
Salbutamol 2,5 mulut kering, gangguan akut, b)
mg motilitas saluran cerna bronkospasme
(termasuk konstipasi, yangmenyertai
diare dan muntah), mual PPOK, c) SOPT
dan pusing, reaksi (Sindrom
anafilaktik, Obstruksi Pasca
hipersensitivitas, Tuberkulosis), d)
hipokalemia, gugup, sebagai nebulizer
gangguan mental, di UGD dan ruang

44
tremor, pusing, perawatan
gangguan akomodasi
mata, edema kornea,
glaukoma, peningkatan
tekanan intraokular,
midriasis, penglihatan
kabur, nyeri mata,
hiperemia konjungtiva,
halo vision, aritmia
17. F Salmeterol 25 inhalasi 50 mcg/puff Seretide suara serak dan Tidak diberikan
mcg kandidiasis di mulut atau pda kasus asma
Flutikason tenggorokan, reaksi akut
propionate 50 hipersensitif pada kulit,
mcg jarang ditemukan udema
wajah dan oropharingeal,
mungkin menyebabkan
efek sistemik supresi
adrenal, pertumbuhan
terhambat pada anak-
anak, menurunkan
densitas mineral pada
tulang, katarak,

45
glaukoma
inhalasi 100
mcg/puff
inhalasi 250 Seretide
mcg/puff

46
GASTRITIS

47
NO NO
NAMA BENTUK
KELAS URUT F/NF KEKUATAN DOSIS NAMA DAGANG EFEK SAMPING KONTRAINDIKASI
GENERIK SEDIAAN
TERAPI OBAT

GASTRITIS

Antasida
3 1 F Antasida Tablet 200 mg 1-2 tablet Berat :  Hindari penggunaan antasida pada
dikunyah Bingung (curigai pasien dengan kondisi
4 x 1 dan gagal hati perdarahan, penyakit hati,
sebelum imbas obat bila penyakit ginjal, atau penyakit
tidur, bila terdapat ikterik), jantung
diperlukan syok, purpura,  Penderita nyeri perut parah atau
. Suspensi: gagal ginjal obstruksi usus besar, serta gagal
1-2 sachet akut (sangat ginjal juga tidak disarankan untuk
(7-14 mL), Acitral, Actal, jarang terjadi, mengonsumsi Antasida Doen
3-4 kali Promag. akibat gangguan
sehari, imunologi)
anak > 8 Ringan :
tahun: ½ - Anoreksia, mual,
1 sachet, nyeri perut,
3-4 kali air kemih
sehari. berwarna
kemerahan

H2 Reseptor Antagonis

3 2 F Ranitidine Tablet, 150 mg ; 25 2x1 Anitid, Gastridin, sakit kepala, ruam,  Hipersensitif terhadap ranitidine
Injeksi mg/mL tablet 150 Rantag malaise, mual,  Riwayat porfiria akut
mg atau konstipasi, pusing,  Gangguan fungsi paru-paru
300 mg dan nyeri perut.  Gangguan irama jantung

48
menjelang  Diabetes
tidur.  Gangguan fungsi ginjal
Secara iv 25  Gangguan fungsi hati (liver)
mg/jam
selama 2
jam; dapat
diulang
setiap 6-8
jam.

3 2 NF Simetidin Tablet 300 mg, 4x1 Cimetidine, Cimexol, Diare, pusing, letih,  Hipersensitif terhadap simetidine
e 400 mg tablet 300 Licomet ruam, bingung,  Pasien imunokompromais
mg atau 2 reaksi alergi, sakit
x 1 400 kepla, myalgia
mg (nyeri otot)
menjelang
tidur
3 NF Famotidin Tablet 20 mg, 40 Famotidin Famocid, Renapepsa, Mulut kering, diare, Obat ini sebaiknya tidak diberikan kepada
mg diberikan nulcefam pusing, konstipasi, pasien penyakit ginjal.
sehari 2 x dan ruam kulit
20mg atau
40mg
menjelang
tidur
4 NF Nizatidin Kapsul 250 mg, Nizatidin Axid berkeringat; nizatidine tidak boleh diberikan pada pasien
300 mg diberikan hiperurisemia dengan riwayat reaksi hipersensitivitas pada
(jarang) obat golongan antagonis reseptor H2 lain
sehari 2 x
150mg karena adanya potensi sensitivitas silang

Proton Pump Inhibitor

3 3 F Esomepra Serbuk 40 mg 1 amp/hari Esomax, Nexium, efek samping  Hindari penggunaan Esomeprazole


zole Injeksi (iv) maks 3 lanacer seperti diare, jika hipersensitif (alergi)

49
hari. kantuk,  Penggunaan bersamaan dengan
peningkatan atazanavir dan nelfinavir.
risiko gastreotitis
akut.

3 F Omepra Kapsul, 20 mg, 30 2x20 mg Lanacer, Losec Sakit perut atau  Kontraindikasikan pada pasien yang
zole serbuk mg sehari. perut kembung. memiliki riwayat hipersensitivitas
injeksi 1-3 Mual atau terhadap omeprazole ataupun obat
amp/hari muntah. Diare. penghambat pompa proton lainnya.
maks 3 Sembelit.   Kontraindikasikan pada pasien yang
hari. mengonsumsi nelfinavir karena
dapat terjadi penurunan konsentrasi
obat nelfinavir.
F Lanso Kapsul, 30 mg, 30 2x30 mg Gastrolan, Gangguan  Penderita yang hipersensitif
prazole serbuk mg sehari. Nufaprazol, pencernaan, terhadap lansoprazole
1-3 Laproton, seperti diare, sakit  Pasien yang sedang mengkonsumsi
amp/hari perut, mual, rilpivirine dan atazanavir.
maks 3 kembung, dan
hari juga konstipasi,
Sakit kepala
atau pusing,
Kadar besi darah
rendah, Gatal-
gatal dan ruam,
Insomia,
Hipomagnesemia,
osteoporosis.

50
Sukralfat

3 4 F Sucralfat Tablet, 500mg, 60 Inpepsa, Efek samping  Alergi terhadap sucralfate


Suspense 500mg/5ml tab/bulan. Sucralfate, sucralfat meliputi  Gangguan fungsi ginjal yang berat
Mucogard, konstipasi, mual  Kadar magnesium dalam darah
dan mulut kering. meningkat (hipermagnesia)

Analog prostaglandin

3 5 Misopros Tablet 20 mg, 200 Penggunaa cytotec Diare, nyeri perut, riwayat reaksi alergi terhadap misoprostol dan
tol mcg, atau n sehari 4 x kembung, obat ini hipersensitivitas terhadap prostaglandin. Serta
0,2 mg dikontraindikasikan kontraindikasi diberikan pada ibu hamil,
200 µg
pada wanita hamil walaupun pasien tersebut memiliki risiko
karena dapat mengalami ulkus peptikum akibat obat
merangsang antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
kontraksi uterus

51
INDEKS KELAS TERAPI

INDEX KELAS TERAPI


No. Kelas
Kelas Terapi Halaman
terapi
1 OBAT ANTIINFEKSI KHUSUS 14
1.1 ANTITUBERKULOSIS 13
1.1.1 Oat Kdt Kategori 1 13
1.1.2 Oat Kdt Kategori Anak 19
1.1.3 Oat Kombipak Kategori 1 22
1.1.4 Oat Kombipak Kategori Anak 24
2 OBAT SALURAN NAPAS 28
2.1 ANTIASMA 29
2.1.1 Xantin 29
2.1.2 Metilxantin 29
2.1.3 Kortikosteroid 30
2.1.4 Agonis Beta-2 Kerja Panjang 33
2.1.5 Agonis Beta-2 Kerja Pendek 37
2.1.6 Agonis alfa dan beta adregenik 38
2.1.7 Antikolinergik 39
2.1.8 Kombinasi KDT 40
3 OBAT SALURAN CERNA 44
3.1 GASTRITIS 45
3.1.1 Antasida 45
3.1.2 H2 Reseptor Antagonis 45
3.1.3 Pompa Proton Inhibitor 46
3.1.4 Sukralfat 48
3.1.5 Analog prostaglandin 48

52
INDEKS NAMA DAGANG

INDEX NAMA DAGANG


NO NAMA DAGANG NO. KELAS
TERAPI
1. Acitral 3.1.1
2. Actal 3.1.1
3. Anitid 3.1.2
4. Astharol 2 mg 2.1.4
5. ARISTAM (Etambutol 500 mg) 1.1.1
6. Atrovent 2.1.7
7. Axid 3.1.2
8. BACBUTOL (Etambutol 500 mg) 1.1.1
9. Berodual 2.1.8
10. Berotec 0,1% 2.1.5
11. Berotec 100 mcg 2.1.5
12. Bricasma 2.1.5
13. Bricasma Inhaler 2.1.5
14. Bricasma Turbuhaler 2.1.5
15. Bronsolvan 2.1.2
16. Cellacort 2.1.3
17. Cimetidine 3.1.2
18. Cimexol 3.1.2
19. CORIFAM 450 TAB 1.1.4
20. CULTUBE 3 FDC PAED 1.1.2
21. cytotec 3.1.5
22. Decafil 2.1.1
23. Dexicorta 2.1.3
24. ETAMBUTOL 250 MG 1.1.4
25. ss Erphafilin 2.1.1
26. Esomax 3.1.3
27. Famocid 3.1.2
28. ETHAMBUTOL (Etambutol 250 mg, (Etambutol 500 mg) 1.1.1
29. Farbivent 2.1.8
30. Flixonase 2.1.3
31. Flixotide 2.1.3
32. Forasma 2.1.5
33. Gastridin 3.1.2
34. Gastrolan 3.1.3
35. Inaproc 2.1.4
36. Inflammide Pulmicort 2.1.3
37. Inpepsa 3.1.4
38. ISONIAZID 300 MG 1.1.2
39. Lanacer 3.1.3

53
40. Laproton 3.1.3
41. Lasmalin 2.1.5
42. Licomet 3.1.2
43. Losec 3.1.3
44. LILUNG (Etambutol 500 mg) 1.1.1
45. Medixon inj 125 mg 2.1.3
46. Meptin 2.1.4
47. Methylprednisolone 16 mg 2.1.3
48. Methylprednisolone 4 mg 2.1.3
49. Methylprednisolone 8 mg 2.1.3
50. Mucogard 3.1.4
51. Nairet 2.1.5
52. Neosma 2.1.5
53. Nexium 3.1.3
54. Nufaprazol 3.1.3
55. Nulcefam 3.1.2
56. Phaminov 2.1.1
57. Phinev 2.1.6
58. PRO TB 2 (Rifampicin 150 mg dan Isoniazid 150 mg) 1.1.1
59. Promag 3.1.1
60. PRO TB 4 (Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pirazinamid 1.1.1
400 mg, dan Etambutol 275 mg) 
61. Pulmicort 2.1.3
62. Rantag 3.1.2
63. Renapepsa 3.1.2
64. Retaphyl 2.1.2
65. RIWELL-IS (Rifampicin 150 mg dan Isoniazid 150 mg) 1.1.1
66. RIFANH (Rifampicin 150 mg dan Isoniazid 150 mg) 1.1.1
67. Rifastar 4 FDC (Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, 1.1.1
Pirazinamid 400 mg, dan Etambutol 275 mg)
68. RIFANH (Rifampicin 150 mg dan Isoniazid 150 mg) 1.1.1
69. RIMCURE 3-FDC/RIMCURE PAED 1.1.2
70. RIMATAZID PAED (RIFAMPISIN 75 MG & ISONIAZID 50 1.1.2
MG)
71. SANAZET 500 MG 1.1.4
72. Seretide 100 mcg/puff 2.1.8
73. Seretide 250 mcg/puff 2.1.8
74. Seretide 50 mcg/puff 2.1.8
75. Spiriva Respimat 2.1.7
76. Sucralfate 3.1.4
77. STEPRTOMYCIN (Streptomisin serbuk 1 g) 1.1.2
78. Symbicort 2.1.8
79. TIBIGON (Etambutol 500 mg) 1.1.2
80. Ventolin Sirup 5 ml 2.1.4

54
55
LAMPIRAN

56
57
58

Anda mungkin juga menyukai